Sumatera Utara
Sumatera Utara | |||
---|---|---|---|
— Provinsi — | |||
| |||
Peta lokasi Sumatera Utara | |||
Negara | Indonesia | ||
Hari sah | 15 April 1948 | ||
Landasan hukum | UU 10/1948, UU 24/1956 | ||
Ibu kota | Ajang | ||
Koordinat | 0º 50' LS - 4º 40' LU 96º 40' - 100º 50' BT | ||
Pemerintahan | |||
• Gubernur | H. Gatot Pujo Nugroho, A.Md, S.T, M.Si | ||
• Wakil Gubernur | Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si | ||
Lapang | |||
• Total | 72.981.23 km2 (28,178.21 mil²) | ||
Populasi (2010)[1] | |||
• Total | 12.982.204 | ||
• Kepadatan | Bad rounding here180/km2 (Bad rounding here460/sq mi) | ||
Demografi | |||
• Suku bangsa | Batak (41,95%), Jawa (32.62%) Nias (6.36%), Melayu (4,92%), Tionghoa (3,07%), Minangkabau (2,66%), Banjar (0.97%), Lain-lain (7,45%) [2] | ||
• Agama | Islam (66,09%),Kristen (Protestan/Katolik) (31%),Buddha (2,34%),Hindu (0,11%), Parmalim, Konghucu[3] | ||
• Bahasa | Indonesia, Batak, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, Mandailing, Nias, Minangkabau, Melayu, Jawa | ||
Zona waktu | WIB | ||
Kabupaten | 25 | ||
Kota | 8 | ||
Disktrik | 325 | ||
Desa/kelurahan | 5.456 | ||
Situs web | www.sumutprov.go.id |
Sumatera Utara yaitu sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia dan beribukota di Ajang.
Daftar pokok
Sejarah
Geografi
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Lapang daratan Provinsi Sumatera Utara 72.981,23 km².
Sumatera Utara pada landasannya dapat dibagi atas:
- Pesisir Timur
- Pegunungan Bukit Barisan
- Pesisir Barat
- Kepulauan Nias
Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat peningkatannya karena persyaratan infrastruktur yang relatif lebih sempurna daripada wilayah pautannya. Wilayah pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi penduduknya dibandingkan wilayah pautannya. Pada masa kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini termasuk residentie Sumatra's Oostkust bersama provinsi Riau.
Di wilayah tengah provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini terdapat beberapa wilayah yang dijadikan kantong-kantong konsentrasi penduduk. Kawasan di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, merupakan kawasan padat penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada danau ini.
Pesisir barat merupakan wilayah yang cukup sempit, dengan komposisi penduduk yang terdiri dari masyarakat Batak, Minangkabau, dan Aceh. Tetapi secara kultur dan etnolinguistik, wilayah ini masuk ke dalam aturan sejak dahulu kala istiadat dan Bahasa Minangkabau.[4]
Batas wilayah
Utara | Provinsi Aceh dan Selat Malaka |
Selatan | Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat, dan Samudera Indonesia |
Barat | Provinsi Aceh dan Samudera Indonesia |
Timur | Selat Malaka |
Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera Utara. Pulau-pulau terluar yaitu pulau Simuk (kepulauan Nias), dan pulau Berhala di selat Sumatera (Malaka).
Kepulauan Nias terdiri dari pulau Nias sebagai pulau utama dan pulau-pulau kecil pautan di sekitarnya. Kepulauan Nias terletak di lepas pantai pesisir barat di Samudera Hindia. Pusat pemerintahan terletak di Gunung Sitoli.
Kepulauan Batu terdiri dari 51 pulau dengan 4 pulau besar: Sibuasi, Pini, Tanahbala, Tanahmasa. Pusat pemerintahan di Pulautelo di pulau Sibuasi. Kepulauan Batu terletak di tenggara kepulauan Nias.
Pulau-pulau pautan di Sumatera Utara: Imanna, Pasu, Bawa, Hamutaia, Batumakalele, Lego, Masa, Bau, Simaleh, Makole, Jake, dan Sigata, Wunga.
Di Sumatera Utara saat ini terdapat dua taman nasional, yakni Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Batang Gadis. Menurut Keputusan Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun 2005, lapang hutan di Sumatera Utara saat ini 3.742.120 hektare (ha). Yang terdiri dari Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha, Hutan Produksi Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi Tetap 1.035.690 ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 52.760 ha.
Tetapi angka ini sifatnya secara de jure saja. Sebab secara de facto, hutan yang ada tidak seluas itu kembali. Terjadi banyak kerusakan dampak perambahan dan pembalakan liar. Sejauh ini, sudah 206.000 ha lebih hutan di Sumut telah menemui perubahan fungsi. Telah berubah dijadikan lahan perkebunan, transmigrasi. Dari lapang tersebut, sebanyak 163.000 ha untuk areal perkebunan dan 42.900 ha untuk areal transmigrasi.
Iklim
Pemerintahan
Daftar kabupaten/kota di Sumatera Utara
Pusat pemerintahan Sumatera Utara terletak di kota Ajang. Sebelumnya, Sumatera Utara termasuk ke dalam Provinsi Sumatra sesaat Indonesia merdeka pada tahun 1945. Tahun 1950, Provinsi Sumatera Utara diwujudkan yang meliputi eks karesidenan Sumatera Timur, Tapanuli, dan Aceh. Tahun 1956, Aceh memisahkan diri dijadikan Kawasan Istimewa Aceh.
Sumatera Utara dibagi kepada 25 kabupaten, 8 kota (dahulu kotamadya), 325 disktrik, dan 5.456 kelurahan/desa.
Pemekaran kawasan
Dengan dimekarkannya kembali Kabupaten Tapanuli Selatan, maka provinsi ini memiliki kabupaten baru, yaitu Kabupaten Padang Lawas yang beribukota di Sibuhuan dengan landasan hukum UURI No. 38/2007 dan Kabupaten Padang Lawas Utara yang beribukota di Gunung Tua dengan landasan hukum UURI No. 37/2007. [5][6]
Pulau Nias diwacanakan akan dimekarkan kembali, yaitu dengan membentuk Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, dan Kota Gunung Sitoli[7]
Daftar gubernur
Perwakilan di Jakarta
Bagian DPR-RI dari Provinsi Sumatera Utara
- H. Iskan Qolba Lubis, MA (Partai Keadilan Sejahtera)
- H. Anshori Siregar, Lc (Partai Keadilan Sejahtera)
- Drs. H. Burhanuddin Napitupulu (Alm) (Golkar)
- Drs. Ir. H. Sutan Bhatoegana, MM (Partai Demokrat)
- H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH (Partai Demokrat)
- Ibrakhin Sakty Batubara (PAN)
- Nasril Bahar (PAN)
- Nurdin Tampubolon (Hanura)
- Sri Novida, SE (Partai Demokrat)
- Panda Nababan (PDIP)
- H. Chairuman Harahap, S.H, M.H (Golkar)
- Neil Iskandar (Golkar)
- Ir. Ali Wongso Sinaga (Golkar))
Perwakilan
DPRD Sumatera Utara hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari 14 partai, dengan perincian sebagai berikut:
Partai | Kursi | % |
---|---|---|
Partai Demokrat | 26 | 34,9 |
Partai Golkar | 13 | 14,7 |
PKS | 11 | 11,9 |
PDI-P | 10 | 13,8 |
PAN | 7 | 4,6 |
PPP | 5 | 7,3 |
PDS | 5 | 4,6 |
Partai Hanura | 4 | 2,8 |
PPRN | 4 | 2,8 |
Partai Gerindra | 3 | 7,3 |
PKB | 2 | 1,8 |
PBB | 1 | 0,9 |
PBR | 1 | 0,9 |
PPIB | 1 | 0,9 |
PPD | 1 | 0,9 |
Total | 93 | 100,0 |
Penduduk
Sumatera Utara merupakan provinsi keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia sehabis Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan sempurna Sensus Penduduk (SP) 1990, penduduk Sumatera Utara berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara telah meningkat dijadikan 12,98 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara pada tahun 1990 yaitu 143 jiwa per km² dan pada tahun 2010 meningkat dijadikan 178 jiwa per km². Dengan Laju Pertumbuhan Penduduk dari tahun 2000-2010 sebesar 1,10 persen.
Kadar Partisipasi Tingkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara tiap tahunnya tidak tetap. Pada tahun 2000 TPAK di kawasan ini sebesar 57,34 persen, tahun 2001 naik dijadikan 57,70 persen, tahun 2002 naik kembali dijadikan 69,45 persen.
Sosial kemasyarakatan
Suku bangsa
Sumatera Utara merupakan provinsi multietnis dengan Batak, Nias, dan Melayu sebagai penduduk asli wilayah ini. Kawasan pesisir timur Sumatera Utara, biasanya dihuni oleh orang-orang Melayu. Pantai barat dari Barus sampai Natal, banyak bermukim orang Minangkabau. Wilayah tengah sekitar Danau Toba, banyak dihuni oleh Suku Batak yang beberapa akbarnya beribadat Kristen. Suku Nias berada di kepulauan sebelah barat. Sejak ditanggalkannya perkebunan tembakau di Sumatera Timur, pemerintah kolonial Hindia Belanda banyak mendatangkan kuli perjanjian yang dipekerjakan di perkebunan. Pendatang tersebut banyakan berasal dari etnis Jawa dan Tionghoa. Pusat penyebaran suku-suku di Sumatera Utara, sebagai berikut :
- Suku Melayu : Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Langkat
- Suku Batak Karo : Kabupaten Karo
- Suku Batak Toba : Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir
- Suku Batak Mandailing/Angkola : Kabupaten Tapsel, Kabupaten Mandailing Natal
- Suku Batak Pesisir : Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga
- Suku Batak Simalungun : Kabupaten Simalungun
- Suku Batak Pakpak : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat
- Suku Nias : Pulau Nias
- Suku Minangkabau : Kota Medan, Kabupaten Batubara, Pesisir barat
- Suku Aceh : Kota Ajang
- Suku Jawa : Pesisir timur
- Suku Tionghoa : Perkotaan pesisir timur & barat.
Bahasa
Pada landasannya, bahasa yang dipergunakan secara lapang yaitu Bahasa Indonesia. Suku Melayu Deli mayoritas menuturkan Bahasa Indonesia karena kedekatannya dengan Bahasa Melayu yang dijadikan bahasa ibu masyarakat Deli. Pesisir timur seperi wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu dialek "o" begitu juga di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam. Di Kabupaten Langkat masih menggunakan bahasa Melayu dialek "e" yang kerap juga dinamakan bahasa Maya-maya. Mayarakat Jawa di kawasan perkebunan, menuturkan Bahasa Jawa sebagai pengantar sehari-hari.
Di kawasan perkotaan, orang Tionghoa lazim menuturkan Bahasa Hokkian pautan daripada bahasa Indonesia. Di pegunungan, masyarakat Batak menuturkan Bahasa Batak yang terbagi atas empat logat (Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias oleh suku Nias. Sedangkan orang-orang di pesisir barat, seperti Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Mandailing Natal menggunakan Bahasa Minangkabau.[8]
Agama
Agama utama di Sumatera Utara adalah:
- Islam: terutama dipeluk oleh suku Melayu, Pesisir, Minangkabau,Jawa, Aceh, suku Batak Mandailing, beberapa Batak Karo, Simalungun dan Pakpak
- Kristen (Protestan dan Katolik): terutama dipeluk oleh suku Batak Karo, Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing dan Nias
- Hindu: terutama dipeluk oleh suku Tamil di perkotaan
- Buddha: terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
- Konghucu : terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
- Parmalim: dipeluk oleh beberapa suku Batak yang berpusat di Huta Tinggi
- Animisme: masih ada dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pelebegu Parhabonaron dan keyakinan sejenisnya
Pendidikan
Pada tahun 2005 jumlah anak yang putus sekolah di Sumut mencapai 1.238.437 orang, selama jumlah murid miskin mencapai 8.452.054 orang.
Dari total APBD 2006 yang berjumlah Rp 2.204.084.729.000, untuk pendidikan sebesar Rp 139.744.257.000, termasuk dalam pos ini aturan untuk bidang aturan sejak dahulu kala istiadat.
Jumlah total kelulusan murid yang ikut Ujian Nasional pada tahun 2005 mencapai 87,65 persen atau 335.342 murid dari 382.587 murid tingkat SMP/SMA/SMK sederajat peserta UN . Sedangkan 12,35 persen murid yang tidak lulus itu berjumlah 47.245 murid.
Kesehatan
- Secara umum, angka penemuan kasus baru tuberculosis (TBC) di Sumatera Utara menemui peningkatan. Pada tahun 2005 kasus TBC dianggarkan berkisar 160/100.000 penduduk. Jika jumlah penduduk Sumatera Utara tercatat 12 juta jiwa, maka penderita TBC di kawasan ini sebanyak 19.000.
- Jumlah penderita HIV/AIDS di Sumatera Utara sampai Oktober 2005 tercatat 301 orang, yakni 26 orang asing dan 276 warga negara Indonesia. Selama jumlah korban yang HIV/AIDS yang meninggal alam sampai Agustus 2005 berjumlah 34 orang.
Tenaga kerja
- Tingkatan Kerja. Pada tahun 2002 tingkatan kerja di Sumut mencapai 5.276.102 orang. Jumlah itu naik 4,72% dari tahun sebelumnya. Kondisi tingkatan kerja itu juga disertai dengan naiknya pencari mata pencaharian. Jumlah pencari kerja pada 2002 mencapai 355.467 orang. Menemui kenaikan 57,82% dari tahun sebelumnya.
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Jumlah TPT di Sumut naik dari 4,47% pada 2001 dijadikan 6,74% pada 2002. TPT tertinggi terjadi di Kota Ajang mencapai 13,28%, disertai Kota Sibolga (11,71%), Kabupaten Langkat (11,06%), dan Kodya Tebing Tinggi (10,91%).
- Tingkatan Kerja. Penduduk yang tergolong tingkatan kerja berjumlah 5,1 juta jiwa. Sekitar 34% berstatus sebagai majikan, bekerja sendiri (20%), dan pekerja keluarga (23%). Skala usaha tergambar pada komposisi yang didominasi oleh usaha kecil sekitar 99,8% dan hanya sekitar 0,2% yang tergolong usaha akbar.
- Pendidikan Pekerja. Tingkat pendidikan beberapa akbar tenaga kerja. Pekerja yang berpendidikan tidak tamat sekolah landasan (SD) atau sampai tamat SD mencapai 48,96%. Lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) mencapai 23%. Sedangkan lulusan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) mencapai 24,08%. Selama itu, lulusan perguruan tinggi hanya 3,95%.
Perekonomian
Energi
Sumatera Utara kaya akan asal kekuatan alam berupa gas alam di kawasan Tandam, Binjai dan minyak bumi di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat yang telah dijajaki sejak abad Hindia Belanda.
Pautan daripada itu di Kuala Tanjung, Kabupaten Asahan juga terdapat PT Inalum yang melakukan usaha di bidang penambangan bijih dan peleburan aluminium yang merupakan satu-satunya di Asia Tenggara.
Sungai-sungai yang berhulu di pegunungan sekitar Danau Toba juga merupakan asal kekuatan alam yang cukup berpotensi untuk dieksploitasi dijadikan asal kekuatan pembangkit listrik tenaga air. PLTA Asahan yang merupakan PLTA terbesar di Sumatra terdapat di Kabupaten Toba Samosir.
Pautan daripada itu, di kawasan pegunungan terdapat sangat banyak titik-titik panas geotermal yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai asal energi panas maupun uap yang selanjutnya dapat ditransformasikan dijadikan energi listrik.
Pertanian dan perkebunan
Provinsi ini tersohor karena lapang perkebunannya, sampai kini, perkebunan tetap dijadikan primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut diurus oleh perusahaan swasta maupun negara. BUMN Perkebunan yang arealnya terdapat di Sumatera Utara, diantaranya PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II), PTPN III dan PTPN IV.
Pautan daripada itu Sumatera Utara juga tersohor karena lapang perkebunannya. Sampai kini, perkebunan tetap dijadikan primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut diurus oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara membikin karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan.
- Lapang pertanian padi. Pada tahun 2005 lapang areal panen tinggal 807.302 hektare, atau turun sekitar 16.906 hektare dibanding lapang tahun 2004 yang mencapai 824.208 hektare. Produktivitas tanaman padi tahun 2005 sudah dapat ditingkatkan dijadikan berkisar 43,49 kwintal perhektar dari tahun 2004 yang masih 43,13 kwintal per hektare, dan tanaman padi ladang dijadikan 26,26 kwintal dari 24,73 kwintal per hektare. Tahun 2005, surplus beras di Sumatera Utara mencapai 429 ton dari sekitar 2.1.27 juta ton total produksi beras di kawasan ini.
- Lapang perkebunan karet. Tahun 2002 lapang areal tanaman karet di Sumut 489.491 hektare dengan produksi 443.743 ton. Selama tahun 2005, lapang areal karet menurun atau tinggal 477.000 hektare dengan produksi yang juga anjlok dijadikan hanya 392.000 ton.
- Irigasi. Lapang irigasi teknis seluruhnya di Sumatera Utara seluas 132.254 ha meliputi 174 Kawasan Irigasi. Sebanyak 96.823 ha pada 7 Kawasan Irigasi menemui kerusakan sangat kritis.
- Produk Pertanian. Sumatera Utara membikin karet, cokelat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor ke bermacam negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat akbar untuk Indonesia. Pautan daripada komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan); misalnya Jeruk Ajang, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang diproduksi oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura.
Perbankan
Pautan daripada bank umum nasional, bank pemerintah serta bank internasional, saat ini di Sumut terdapat 61 unit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 7 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Data dari Bank Indonesia menunjuk, pada Januari 2006, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diserap BPR mencapai Rp 253.366.627.000 dan kredit mencapai Rp 260.152.445.000. Sedangkan aktiva mencapai Rp 340.880.837.000.
Fasilitas dan prasarana
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara juga sudah membangun bermacam prasarana dan infrastruktur untuk memperlancar perdagangan baik antar kabupaten maupun antar provinsi. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan bermacam properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan sebagainya. Tentu saja sektor pautan, seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan. Untuk memudahkan koordinasi pembangunan, maka Sumatera Utara dibagi ke dalam empat wilayah pembangunan.
Pertambangan
Ada tiga perusahaan tambang terkemuka di Sumatera Utara:
- Sorikmas Mining (SMM)
- Newmont Horas Nauli (PTNHN).
- Dairi Prima Mineral
Transportasi
Di Sumatera Utara terdapat 2.098,05 kilometer jalan negara, yang tergolong mantap hanya 1.095,70 kilometer atau 52,22 persen dan 418,60 kilometer atau 19,95 persen dalam adanya sedang, selebihnya dalam adanya rusak. Selama dari 2.752,41 kilometer jalan provinsi, yang dalam adanya mantap panjangnya 1.237,60 kilometer atau 44,96 persen, selama yang dalam adanya sedang 558,46 kilometer atau 20,29 persen. Halnya jalan rusak panjangnya 410,40 kilometer atau 14,91 persen dan yang rusak berat panjangnya 545,95 kilometer atau 19,84 persen.
Dari sisi kendaraan, terdapat lebih 1,38 juta kendaraan roda dua dan empat di Sumatera Utara. Dari jumlah itu, sebanyak 873 ribu lebih berada di Kota Medan.
Bandar Udara
Di Sumatera Utara terdapat 7 bandar udara[9], terdiri dari 1 bandar udara berstatus internasional dan 6 bandara domestik, seperti berikut ini :
- Bandar Udara Aek Godang
- Bandar Udara Binaka
- Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing
- Bandar Udara Internasional Kuala Namu
- Bandar Udara Lasondre
- Bandar Udara Sibisa
- Bandar Udara Silangit
Ekspor & impor
Kinerja ekspor Sumatera Utara cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 tercatat perolehan devisa mencapai US$4,24 milyar atau naik 57,72% dari tahun sebelumnya dari sektor ini.
Ekspor kopi dari Sumatera Utara mencapai rekor tertinggi 46.290 ton dengan negara tujuan ekspor utama Jepang tidak selamanya lima tahun terakhir. Ekspor kopi Sumut juga tercatat sebagai 10 akbar produk ekspor tertinggi dengan nilai US$3,25 juta atau 47.200,8 ton periode Januari sampai Oktober 2005.
Dari sektor garmen, ekspor garmen cenderung turun pada Januari 2006. Hasil industri khusus pakaian sah turun 42,59 persen dari US$ 1.066.124 pada tahun 2005, dijadikan US$ 2.053 pada tahun 2006 pada bulan yang sama.
Kinerja ekspor impor beberapa hasil industri menunjuk penurunan. Yakni furniture turun 22,83 persen dari US$ 558.363 (2005) dijadikan US$ 202.630 (2006), plywood turun 24,07 persen dari US$ 19.771 dijadikan US$ 8.237, misteric acid turun 27,89 persen yakni dari US$ 115.362 dijadikan US$ 291.201, stearic acid turun 27,04 persen dari US$ 792.910 dijadikan US$ 308.020, dan sabun noodles turun 26 persen dari AS.689.025 dijadikan US$ 248.053.
Kinerja ekspor impor hasil pertanian juga menemui penurunan yakni minyak atsiri turun 18 persen dari US$ 162.234 dijadikan US$ 773.023, hasil laut/udang, minyak kelapa dan kopi robusta juga menemui penurunan cukup drastis sampai mencapai 97 persen. Beberapa komoditi yang menemui kenaikan (nilai di atas US$ Juta) yaitu biji kakao, hortikultura, kopi arabica, CPO, karet alam, hasil laut (non udang). Untuk hasil industri yakni moulding, ban kendaraan dan sarung tangan karet.
APBD
Dari tahun ke tahun, Aturan Perolehan dan Belanja Kawasan (APBD) Sumatera Utara terus meningkat.
| APBD 2006 memberikan alokasi Belanja publik Rp 1.577.946.416.580 (71,59%), sedangkan belanja aparatur Rp 626.138.312.420 (28,41%). Pos aturannya antara lain:
|
Pada tahun 2006 ditargetkan Rp2,087 triliun. Angka tersebut diperoleh dari Perolehan Asli Kawasan (PAD) Rp1,354 triliun, dana perimbangan Rp723,65 miliar, dan Lain-lain. Perolehan yang sah sebesar Rp23,915 miliar. Khusus sektor PAD terdiri dari pajak kawasan Rp 1,270 triliun, retribusi kawasan Rp 10,431 miliar, laba BUMD sebesar Rp 48,075 miliar, dan sebagainya perolehan Rp 25,963 miliar. Perolehan dari dana perimbangan meliputi Untuk Hasil Pajak dan Untuk Hasil Bukan Pajak sebesar Rp 183,935 miliar dan Dana Alokasi Umum Rp 539,718 miliar. Sedangkan perolehan dari Lain-lain Perolehan yang Sah diperoleh dari Iuran Jasa Air Rp 8,917 miliar.
Seni dan aturan sejak dahulu kala istiadat
Musik
Musik yang biasa dimainkan,cenderung tergantung dengan upacara-upacara aturan sejak dahulu kala yang dipersiapkan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti pada Etnis Pesisir terdapat serangkaian alat musik yang dinamakan Sikambang.
Arsitektur
Dalam bidang seni rupa yang menonjol yaitu arsitektur rumah aturan sejak dahulu kala yang merupakan perpaduan dari hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur rumah aturan sejak dahulu kala terdapat dalam bermacam nyata ornamen.Biasanya nyata bangunan rumah aturan sejak dahulu kala pada kelompok aturan sejak dahulu kala batak melambangkan "kerbau berdiri tegak". Hal ini lebih jelas kembali dengan menghias pucuk atap dengan kepala kerbau.
Rumah aturan sejak dahulu kala etnis Batak, Ruma Batak, berdiri kokoh dan megah serta masih banyak ditemui di Samosir.
Rumah aturan sejak dahulu kala Karo tampak akbar dan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah aturan sejak dahulu kala pautannya. Atapnya dibuat dari ijuk dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang lebih kecil mempunyai nyata segitiga yang dinamakan "ayo-ayo rumah" dan "tersek". Dengan atap menjulang berlapis-lapis itu rumah Karo memiliki nyata khas dibanding dengan rumah tradisional pautannya yang hanya memiliki satu lapis atap di Sumatera Utara.
Nyata rumah aturan sejak dahulu kala di kawasan Simalungun cukup memikat. Kompleks rumah aturan sejak dahulu kala di desa Pematang Purba terdiri dari beberapa bangunan yaitu rumah bolon, balai bolon, jemur, pantangan balai butuh, dan lesung.
Bangunan khas Mandailing yang menonjol dinamakan "Bagas Gadang" (rumah Namora Natoras) dan "Sopo Godang" (balai musyawarah adat).
Rumah aturan sejak dahulu kala di pesisir barat tampak lebih megah dan lebih indah dibandingkan dengan rumah aturan sejak dahulu kala pautannya. Rumah aturan sejak dahulu kala ini masih berdiri kokoh di halaman Gedung Nasional Sibolga.
Tarian
Perbendaharaan seni tari tradisional meliputi bermacam macam. Ada yang bersifat magis, berupa tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di samping tari aturan sejak dahulu kala yang merupakan bagian dari upacara aturan sejak dahulu kala, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu. Termasuk macam tari ini yaitu tari orang yang mengajar dan tari tungkat. Datu menarikannya sambil mengayunkan tongkat sakti yang dinamakan Tunggal Panaluan.
Tari profan biasanya ialah tari pergaulan muda-mudi yang ditarikan pada pesta gembira. Tortor ada yang ditarikan saat cara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin termasuk pengantin dan juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah, parakut, sipajok, patam-patam kerap dan kebangkiung. Tari magis misalnya tari tortor nasiaran, tortor tunggal panaluan. Tarian magis ini biasanya dimainkan dengan penuh kekhusukan.
Pautan daripada tarian Batak terdapat pula tarian Melayu seperti Serampang XII.
Kerajinan
Pautan daripada arsitektur,tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh tenunan ini yaitu kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain aturan sejak dahulu kala Batak yang dipakai dalam upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos dibuat dari benang kapas atau rami. Warna ulos biasanya yaitu hitam, putih, dan merah yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna pautan merupakan lambang dari variasi kehidupan.
Pada suku Pakpak ada tenunan yang dikenal dengan nama oles. Dapatnya warna landasan oles yaitu hitam kecokelatan atau putih.
Pada suku Karo ada tenunan yang dikenal dengan nama uis. Dapatnya warna landasan uis yaitu biru tua dan kemerahan.
Pada masyarakat pesisir barat ada tenunan yang dikenal dengan nama Songket Barus. Biasanya warna landasan kerajinan ini yaitu Merah Tua atau Kuning Emas.
Makanan khas
Makanan Khas di Sumatera Utara sangat bervariasi, tergantung dari kawasan tersebut. Saksang dan Babi panggang sangat familiar untuk mereka yang melaksanakan pesta maupun masakan rumah. Misalkan seperti didaerah Pakpak Dairi, Pelleng yaitu makanan khas dengan bumbu yang sangat pedas.
Di tanah Batak sendiri ada dengke naniarsik yang merupakan ikan yang digulai tanpa menggunakan kelapa. Untuk cita rasa, tanah Batak yaitu surga untuk pecinta makanan santan dan pedas. Pasituak Natonggi atau uang beli nira yang manis yaitu sebutan yang sangat erat disana, menggambarkan betapa tidak jauhnya tuak atau nira dengan kehidupan mereka.
Rujukan
- ^ Sensus Penduduk 2010
- ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003.
- ^ Sensus Penduduk 2010 Provinsi Sumatera Utara
- ^ Wulan, Y.C.,Yasmi, Y.,Purba, C.,Wollenberg, E., Analisis Konflik : Sektor Kehutanan di Indonesia 1997-2003, p.27, Center for International Forestry Research, 2004
- ^ Belakangnya Tapsel Mekar, Waspada
- ^ Depdagri tunggu rekomendasi Gubsu, Seputar Indonesia
- ^ Pansus DPRD Sumut Dukung Pemekaran Tiga Kawasan Otonom di Nias, Nias Online
- ^ Setiana Simorangkir, Susunan bahasa Pesisir Sibolga, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1986
- ^ Bandara Per Provinsi, 2012, diakses 2012-08-03
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi pemerintah provinsi Sumatera Utara
- Profil Demografi Sumut
- Profil Ekonomi Sumut
- Profil Wisata Sumut
- Ekonomi Regional Sumut
- Statistik Regional Sumut
- (Indonesia) Dinas Aturan sejak dahulu kala istiadat dan Pariwisata Sumut
- (Indonesia) Informasi Sempurna Seputar Sumatera Utara
Provinsi Aceh & Selat Malaka | ||||
Samudera Indonesia & Provinsi Aceh | Selat Malaka | |||
Kota Ajang | ||||
Provinsi Riau & Provinsi Sumatera Barat |
|
|
|
|
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, pasar.kelas-karyawan.co.id, dan sebagainya.