Sumatera Barat

Sumatera Barat
سومترا بارت
—  Provinsi  —
Dari kiri ke kanan: Bandar Udara Internasional Minangkabau, Jam Gadang, Kantor Gubernur Sumatera Barat, Rumah Gadang, Ngarai Sianok dan Danau Maninjau.
Lambang Sumatera Baratسومترا بارت
Lambang
Slogan: Tuah Sakato
Peta lokasi Sumatera Barat
سومترا بارت
NegaraIndonesia
Ibu kotaPadang
Koordinat3º 50' LS - 1º 20' LU
98º 10' - 102º 10' BT
Pemerintahan
 • GubernurProf. DR. Irwan Prayitno, M.Sc (2010-2015)
Lapang
 • Total42.297.30 km2 (16,331.08 mil²)
Populasi (2010)[1]
 • Total4.846.909
 • KepadatanBad rounding here110/km2 (Bad rounding here300/sq mi)
Demografi
 • Suku bangsaMinangkabau (88,35%), Batak (4,42%), Jawa (4,15%), Mentawai (1,28%), Lain-lain (1,8%) [2]
 • AgamaIslam (97.4%), Kristen (2.2%), Buddha (0,26%), Hindu (0,01%)
 • BahasaBahasa Minangkabau, Bahasa Melayu/ Bahasa Indonesia
Zona waktuWIB
Kabupaten12
Kota7
Disktrik147
Desa/kelurahan877
Lagu daerahAyam Den Lapeh, Kampuang Nan Jauah di Mato, Kambanglah Bungo, Minangkabau, Bareh Solok, Tinggalah Kampuang.
Situs webwww.sumbarprov.go.id

Sumatera Barat yaitu salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Sumatera dengan Padang sebagai ibu kotanya. Berlandaskan dengan namanya, wilayah provinsi ini menempati sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.297,30 km² ini berbatasan dengan empat provinsi, yakni Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.

Sumatera Barat berpenduduk sebanyak 4.846.909 jiwa dengan mayoritas beretnis Minangkabau yang seluruhnya beribadat Islam. Provinsi ini terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota dengan pembagian wilayah administratif sesudah disktrik di seluruh kabupaten (kecuali kabupaten Kepulauan Mentawai) dinamakan sebagai nagari.

Sejarah

Kediaman gubernur Westkust van Sumatra atau "pantai barat Sumatera" (litografi berlandaskan lukisan oleh Josias Cornelis Rappard, 1883-1889)

Nama Provinsi Sumatera Barat berasal pada abad Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), dimana sebutan wilayah untuk kawasan pesisir barat Sumatera yaitu Hoofdcomptoir van Sumatra's westkust. Kesudahan dengan lebih menguatnya pengaruh politik dan ekonomi VOC, sampai 100 tahun ke 18 wilayah administratif ini telah mencangkup kawasan pantai barat Sumatera mulai dari Barus sampai Inderapura.[3]

Seiring dengan kejatuhan Kerajaan Pagaruyung, dan keterlibatan Belanda dalam Perang Padri, pemerintah Hindia Belanda mulai merupakan kawasan pedalaman Minangkabau sebagai bagian dari Pax Nederlandica, kawasan yang benar dalam pengawasan Belanda, dan wilayah Minangkabau ini dibagi atas Residentie Padangsche Benedenlanden dan Residentie Padangsche Bovenlanden.[4]

Selanjutnya dalam peningkatan administrasi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, daerah ini tergabung dalam Gouvernement Sumatra's Westkust, termasuk di dalamnya wilayah Residentie Bengkulu yang baru diserahkan Inggris kepada Belanda. Kesudahan diperluas lagi dengan membawa masuk Tapanuli dan Singkil. Tetapi pada tahun 1905, wilayah Tapanuli ditingkatkan statusnya dijadikan Residentie Tapanuli, sedangkan wilayah Singkil diberikan kepada Residentie Atjeh. Kesudahan pada tahun 1914, Gouvernement Sumatra's Westkust, diturunkan statusnya dijadikan Residentie Sumatra's Westkust, dan menambahkan wilayah Kepulauan Mentawai di Samudera Hindia ke dalam Residentie Sumatra's Westkust, serta pada tahun 1935 wilayah Kerinci juga digabungkan ke dalam Residentie Sumatra's Westkust. Pasca pemecahan Gouvernement Sumatra's Oostkust, wilayah Rokan Hulu dan Kuantan Singingi diberikan kepada Residentie Riouw, dan juga dibentuk Residentie Djambi pada periode yang nyaris bersamaan.[3]

Pada masa pendudukan tentara Jepang, Residentie Sumatra's Westkust berubah nama dijadikan Sumatora Nishi Kaigan Shu. Atas landasan geostrategis militer, daerah Kampar dikeluarkan dari Sumatora Nishi Kaigan Shu dan dimasukkan ke dalam wilayah Rhio Shu.[3]

Pada awal kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, wilayah Sumatera Barat tergabung dalam provinsi Sumatera yang berpusat di Bukittinggi. Empat tahun kesudahan, Provinsi Sumatera dipecah dijadikan tiga provinsi, yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Sumatera Barat beserta Riau dan Jambi adalah bagian dari keresidenan di dalam Provinsi Sumatera Tengah. Pada masa PRRI, berlandaskan Undang-undang darurat nomor 19 tahun 1957, Provinsi Sumatera Tengah dipecah lagi dijadikan tiga provinsi yakni Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, dan Provinsi Jambi. Wilayah Kerinci yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci, digabungkan ke dalam Provinsi Jambi sebagai kabupaten tersendiri. Begitu pula wilayah Kampar, Rokan Hulu, dan Kuantan Singingi dikuatkan masuk ke dalam wilayah Provinsi Riau.

Selanjutnya ibu kota provinsi Sumatera Barat yang baru ini masih tetap di Bukittinggi. Kesudahan berlandaskan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat No. 1/g/PD/1958, tanggal 29 Mei 1958 ibu kota provinsi dipindahkan ke Padang.[3]

Geografi

Danau Diatas, salah satu danau di kabupaten Solok
Pulau sikuai, salah satu kawasan wisata bahari di Padang

Sumatera Barat terletak di pesisir barat bagian tengah pulau Sumatera yang terdiri dari dataran rendah di pantai barat dan dataran tinggi vulkanik yang dibentuk oleh Bukit Barisan. Provinsi ini memiliki daratan seluas 42.297,30 km² yang setingkat dengan 2,17% lapang Indonesia. Dari lapang tersebut, lebih dari 45,17% adalah kawasan yang masih ditutupi hutan lindung. Garis pantai provinsi ini seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 2.420.357 km dengan lapang perairan laut 186.580 km².[5] Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera Hindia termasuk dalam provinsi ini.

Seperti daerah pautannya di Indonesia, iklim Sumatera Barat secara umum bersifat tropis dengan suhu udara yang cukup tinggi, yaitu antara 22,6°C sampai 31,5°C. Provinsi ini juga dilalui oleh Garis khatulistiwa, tepatnya di Bonjol, Pasaman. Di provinsi ini berhulu sejumlah sungai akbar yang bermuara ke pantai timur Sumatera seperti Batang Hari, Siak, Inderagiri (disebut sebagai Batang Kuantan di bagian hulunya), dan Kampar. Selagi sungai-sungai yang bermuara ke pesisir barat yaitu Batang Anai, Batang Arau, dan Batang Tarusan.

Terdapat 29 gunung yang tersebar di 7 kabupaten dan kota di Sumatera Barat, dengan Gunung Kerinci di kabupaten Solok Selatan sebagai gunung tertinggi, yang mencapai ketinggian 3.085 m. Pautan daripada Gunung Kerinci, Sumatera Barat juga memiliki gunung giat pautannya, seperti Gunung Marapi, Gunung Tandikat, dan Gunung Talang. Pautan daripada gunung, Sumatera Barat juga memiliki banyak danau. Danau terluas yaitu Singkarak di kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar, disusul Maninjau di kabupaten Agam. Dengan lapang mencapai 130,1 km², Singkarak juga dijadikan danau terluas kedua di Sumatera dan kesebelas di Indonesia. Danau pautannya terdapat di kabupaten Solok yaitu Danau Talang dan Danau Kembar (julukan dari Danau Diatas dan Danau Dibawah).

Sumatera Barat adalah salah satu daerah rawan gempa di Indonesia. Hal ini diakibatkan karena letaknya yang benar pada jalur patahan Semangko, tepat di antara pertemuan dua lempeng benua akbar, yaitu Eurasia dan Indo-Australia.[6] Oleh karenanya, wilayah ini kerap menemui gempa bumi. Gempa bumi akbar yang terjadi akhir-akhir ini di Sumatera Barat di antaranya yaitu Gempa bumi 30 September 2009 dan Gempa bumi Kepulauan Mentawai 2010.

Samudera HindiaSumatera UtaraRiau
Samudera HindiaNorthRiau
West   Sumatera Barat    East
South
Samudera HindiaBengkuluJambi

Keanekaragaman hayati

Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan asal keanekaragaman hayati. Beberapa akbar wilayahnya masih adalah hutan tropis alami dan dilindungi. Bermacam spesies langka masih dapat dijumpai, misalnya Rafflesia arnoldii (bunga terbesar di dunia), harimau sumatera, siamang, tapir, rusa, beruang, dan bermacam jenis burung dan kupu-kupu.

Terdapat dua Taman Nasional di provinsi ini, yaitu Taman Nasional Siberut yang terdapat di pulau Siberut (Kabupaten Kepulauan Mentawai) dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman nasional terakhir ini wilayahnya membentang di empat provinsi: Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.

Pautan daripada kedua Taman Nasional tersebut terdapat juga beberapa cagar lingkungan kehidupan pautannya, yaitu Cagar Lingkungan kehidupan Rimbo Panti, Cagar Lingkungan kehidupan Lembah Anai, Cagar Lingkungan kehidupan Batang Palupuh, Cagar Lingkungan kehidupan Air Putih di daerah Kelok Sembilan, Cagar Lingkungan kehidupan Lembah Harau, Cagar Lingkungan kehidupan Beringin Sakti dan Taman Raya Bung Hatta.

Asal kekuatan lingkungan kehidupan

Asal kekuatan lingkungan kehidupan yang benar di Sumatera Barat yaitu berupa batubara, batu besi, batu galena, timah hitam, seng, mangan, emas, batu kapur (semen), kelapa sawit, kakao, gambir dan hasil perikanan.

Iklim

Kependudukan

Masjid Jami di Agam
Gereja Katholik peninggalan Belanda di Sawahlunto

Berlandaskan sensus penduduk tahun 2010, jumlah populasi Sumatera Barat mencapai 4.846.909 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebanyak 110 jiwa/km2. Kabupaten/kota yang memiliki penduduk paling banyak yaitu Kota Padang, yang mencapai 833.562 jiwa. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kota Bukittinggi, yakni 4.400 jiwa/km2. Mayoritas masyarakat Sumatera Barat beretnis Minangkabau, yang keseluruhannya memeluk Islam.

Pendidikan

Sumatera Barat pernah dijadikan pusat pendidikan di pulau Sumatera, terutama pendidikan Islam dengan surau sebagai basis utamanya.[7] Pada masa kolonial Hindia-Belanda, pautan daripada pendidikan Islam berkembang pula pendidikan model Barat. Di tahun 1856, pemerintah Hindia-Belanda mendirikan Sekolah Raja di Bukittinggi. Pautan daripada sekolah yang diurus oleh pemerintah, banyak pula sekolah yang diurus oleh swasta, seperti Sekolah Adabiah di Padang, INS Kayutanam, Sumatera Thawalib, dan Diniyyah Puteri di Padang Panjang. Sehingga pada saat itu, Sumatera Barat adalah salah satu wilayah Hindia-Belanda yang memiliki jumlah sekolah dan murid cukup akbar.[8]

Sehabis masa kemerdekaan, di Sumatera Barat juga banyak didirikan universitas dan sekolah tinggi.[3] Berasal dari Universitas Andalas pada tahun 1955, selanjutnya juga berdiri IAIN Imam Bonjol, Universitas Negeri Padang, dan IPDN Bukittinggi. Beberapa universitas swasta terkemuka di provinsi ini diantaranya Universitas Bung Hatta dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Kini nyaris disetiap kabupaten dan kota di Sumatera Barat telah memiliki perguruan tinggi, dengan jumlah terbesar benar di Padang.

Pada tahun 2006, angka melek huruf latin di provinsi ini mencapai 96,35%. Angka partisipasi sekolah untuk usia 19-24 tahun, atau yang mengambil jenjang perguruan tinggi mencapai 27,8%. Angka ini benar di atas rata-rata nasional yang hanya sebesar 16,13%.

Suku bangsa

Mayoritas penduduk Sumatera Barat adalah suku Minangkabau. Di daerah Pasaman pautan daripada etnis Minang, juga berdiam suku Batak dan suku Mandailing. Kedatangan mereka ke Sumatera Barat terutama pada masa Perang Paderi. Di beberapa daerah transmigrasi, seperti di Sitiung, Lunang Silaut, dan Padang Gelugur, terdapat pula suku Jawa. Beberapa diantaranya yaitu keturunan imigran asal Suriname yang memilih kembali ke Indonesia pada belakang tahun 1950-an. Oleh Presiden Soekarno saat itu, diputuskan untuk meletakkan mereka di sekitar daerah Sitiung. Hal ini juga tidak terlepas dari politik pemerintah pusat pasca PRRI.

Di Kepulauan Mentawai yang mayoritas penduduknya beretnis Mentawai, jarang dijumpai masyarakat Minangkabau. Etnis Tionghoa hanya terdapat di kota-kota akbar, seperti Padang, Bukittinggi, dan Payakumbuh. Di Padang dan Pariaman, juga terdapat masyarakat Nias dan Tamil dalam jumlah kecil.[9]

Bahasa

Bahasa yang dipakai dalam keseharian ialah Bahasa Minangkabau yang memiliki beberapa dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pesisir Selatan, dan dialek Payakumbuh. Di daerah Pasaman dan Pasaman Barat yang berbatasan dengan Sumatera Utara, juga dituturkan Bahasa Batak dialek Mandailing. Selagi itu di daerah kepulauan Mentawai banyak dipakai Bahasa Mentawai.

Agama

Lihat pula Islam di Sumatera Barat

Islam yaitu agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 98% penduduk Sumatera Barat. Pautan daripada itu benar juga yang beribadat Kristen terutama di kepulauan Mentawai sekitar 1,6%, Buddha sekitar 0,26%, dan Hindu sekitar 0,01%, yang dianut oleh masyarakat pendatang.

Bermacam tempat ibadah, yang didominasi oleh masjid dan musala, dapat dijumpai di tiap kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Masjid terbesar yaitu Masjid Raya Sumatera Barat di Padang, yang saat ini pembangunannya masih dalam tahap babak, cara, pengolahan. Sedangkan masjid tertua diantaranya yaitu Masjid Raya Ganting di Padang dan Masjid Tuo Kayu Jao di kabupaten Solok. Arsitektur khas Minangkabau mendominasi baik nyata masjid maupun musala. Masjid Raya Sumatera Barat memiliki propertti mempunyai nyata gonjong, dihiasi ukiran Minang sekaligus kaligrafi. Benar juga masjid dengan atap yang terdiri dari beberapa tingkatan yang makin ke atas makin kecil dan sedikit cekung.

Tahun2000200420052006200720092010
Jumlah penduduk4.227.689Green Arrow Up.svg 4.594.961Green Arrow Down.svg 4.566.126Green Arrow Up.svg 4.732.678Green Arrow Up.svg 4.763.130Green Arrow Up.svg 4.795.202Green Arrow Up.svg 4.846.909
Sejarah kependudukan Sumatera Barat
Sumber:[1]

Politik dan pemerintahan

Kantor gubernur Sumatera Barat

Provinsi Sumatera Barat dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa kedudukan 5 tahun. Gubernur pautan daripada sebagai pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2010.

Selagi hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota bukanlah sub-ordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut menata dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Perwakilan

DPRD Sumatera Barat
2009-2014
PartaiKursi
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat14
Lambang Partai Golkar Partai Golkar9
Lambang PAN PAN6
Lambang PKS PKS5
Lambang Partai Hanura Partai Hanura5
Lambang PPP PPP4
Lambang Partai Gerindra Partai Gerindra4
Lambang PDI-P PDI-P3
Lambang PBB PBB3
Lambang PBR PBR2
Total55
Sumber:[10][11]

Berlandaskan Pemilu Legislatif 2009, Sumatera Barat mengirimkan 14 wakil ke DPR RI dari dua daerah pemilihan dan empat wakil ke DPD. Sedangkan untuk DPRD Sumatera Barat tersusun dari perwakilan sepuluh partai, dengan perincian sebagai berikut:[10][12]

Pemerintahan nagari

Sampai tahun 1979 satuan pemerintahan terkecil di Sumatera Barat yaitu nagari, yang sudah benar sebelum kemerdekaan Indonesia. Dengan diberlakukannya Undang-undang nomor 5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa, status nagari dihilangkan diwakili dengan desa, dan beberapa jorong ditingkatkan statusnya dijadikan desa. Kedudukan wali nagari juga dihapus dan administrasi pemerintahan dijalankan oleh para kepala desa. Tetapi sejak bergulirnya reformasi pemerintahan dan otonomi daerah, maka sejak pada tahun 2001, istilah "Nagari" kembali dipakai di provinsi ini.

Aturan sejak dahulu kala istiadat politik yang hidup di pemerintahan desa Sumatera Barat semenjak kebijaksanaan penyeragaman (UU No.5 Tahun 1979) diberlakukan yaitu aturan sejak dahulu kala istiadat politik parokhial. kondisi ini terlihat melewati sistem kekuasaan, sistem pemilihan penguasa, syarat penguasa, dan peranan penguasa di pemerintahan desa.

Sistem kekerabatan dalam membangun aturan sejak dahulu kala istiadat politik partisipan mulai terjadi pergeseran, dalam hal tingkat kepekaan, nyata toleransi dalam kekerabatan, dan peranan senioritas dalam kekerabatan. Berarti berkurangnya kebersamaan dalam sistem kekuasaan kekerabatan.

Pemerintahan nagari adalah suatu yang dibangun pemerintahan yang otonom, milik teritorial yang jelas dan menganut aturan sejak dahulu kala sebagai pengatur atur kehidupan bagiannya[13], sistem ini kesudahan disesuaikan dengan konstitusi yang berlanjut di Indonesia, sekarang pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapakan pemerintah nagari sebagai manajer otonomi daerah terendah untuk daerah kabupaten mengantikan istilah pemerintah desa yang dipakai sebelumnya. Sedangkan untuk nagari yang benar pada sistem pemerintahan kota masih sebagai lembaga aturan sejak dahulu kala belum dijadikan bagian dari yang dibangun pemerintahan daerah.

Peluang yang terjadi pada pemerintahan desa yaitu munculnya pertumbuhan ekonomi yang bersifat individualistik. Kondisi ini sebagai dampak ketergantungan pada pemerintah pusat, sehingga kurang benarnya mandiri. Kondisi ini dapat memperlemah ketahanan wilayah bidang ekonomi itu sendiri. Namun, sekarang desa-desa Sumatera Barat telah mencoba membangun upaya mempermudah kebijaksanaan politik pemerintah desa atau sejak beralih kembali dijadikan nagari, yaitu mengubah yang dibangun dan babak antarstruktur pemerintahan desa yang dibuat berlandaskan UU No. 5 tahun 1979 itu.--ella 21 Mei 2013 01.16 (UTC)

Nagari pada awal mulanya dipimpin secara bersama oleh para penghulu atau datuk di nagari tersebut, kesudahan pada masa pemerintah Hindia-Belanda dipilih salah seorang dari para penghulu tersebut untuk dijadikan wali nagari. Kesudahan dalam menjalankan pemerintahannya, wali nagari ditolong oleh beberapa orang kepala jorong atau wali jorong, tetapi sekarang ditolong oleh sekretaris nagari (setnag) dan beberapa pegawai negeri sipil (PNS) bergantung dengan kebutuhan masing-masing nagari. Wali nagari ini dipilih oleh anak nagari (penduduk nagari) secara demokratis dalam pemilihan langsung untuk 6 tahun masa kedudukan.

Dalam sebuah nagari dibentuk Kerapatan Aturan sejak dahulu kala Nagari, yakni lembaga yang beranggotakan Tungku Tigo Sajarangan. Tungku Tigo Sajarangan adalah perwakilan anak nagari yang terdiri dari Alim Ulama, Cadiak Ahli (kaum intelektual) dan Niniak Mamak para pemimpin suku dalam suatu nagari, sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam sistem administrasi desa. Keputusan keputusan penting yang hendak diambil selalu dimusyawarahkan antara wali nagari dan Tungku Tigo Sajarangan di Balai Aturan sejak dahulu kala atau Balairung Sari Nagari.

Perekonomian

Secara bertahap perekonomian Sumatera Barat mulai bergerak positif sehabis menemui tekanan dampak akibat gempa bumi tahun 2009 yang melanda kawasan tersebut. Dampak bencana ini terlihat pada triwulan IV-2009, dimana pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 0,90%. Tetapi kini perekonomian Sumatera Barat telah membaik, dengan tingkat pertumbuhan di atas rata-rata nasional. Pada tahun 2012 ekonomi Sumatera Barat tumbuh sebesar 6,35%, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6,25%. Dan pada triwulan I-2013 perekonomian Sumatera Barat telah tumbuh mencapai 7,3%. Tingginya pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat dalam tiga tahun terakhir, telah menurunkan tingkat kemiskinan di provinsi ini dari 8,99% (2011) dijadikan 8% (2012). Untuk Perolehan Domestik Regional Bruto (PDRB), pada tahun 2012 provinsi ini memiliki PDRB mencapai Rp 110,104 triliun, dengan PDRB per kapita sebesar Rp 22,41 juta.

Tenaga kerja

Seiring dengan bertumbuhnya perekonomian Sumatera Barat, maka jumlah tenaga kerja yang diperlukan lebih lebih pula. Hal ini telah mendorong turunnya hendak pengangguran di provinsi ini. Sepanjang Februari 2011-Februari 2012, jumlah penduduk yang menganggur menemui penurunan dari 162.500 orang dijadikan 146.970 orang. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun dari 7,14% dijadikan 6,25%. Angka tersebut benar dibawah rata-rata nasional pada periode belakang 2011 yang mencapai 6,56%. Pada Februari 2012, jumlah tingkatan kerja Sumatera Barat mencapai 2.204.218 orang, lebih 90.712 orang dibandingkan dengan jumlah tingkatan kerja pada Februari 2011.

Beberapa akbar penduduk yang bekerja terserap di sektor pertanian. Lapangan mata pencaharian di sektor ini mampu meresap 42,4% dari tenaga kerja yang benar. Tetapi demikian, persentase penyerapan ini makin menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 44%. Selagi itu, persentase penduduk bekerja yang terserap di sektor perdagangan kembali meningkat, dari sebelumnya 18,5% pada Februari 2011 dijadikan 19,8% pada Februari 2012. Demikian pula penyerapan di sektor perbuatan baik menemui kenaikan, dari 16,7% dijadikan 17,4%.

Pertanian

Pada triwulan IV-2012, sektor pertanian menemui pertumbuhan relatif tinggi, didorong oleh menggeliatnya subsektor tanaman bahan makanan. Di triwulan ini pertumbuhan sektor pertanian mencapai 4,14%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,05%. Kinerja sektor perkebunan yang cukup baik pada tahun 2012, telah menopang pertumbuhan industri pertanian sebesar 4,07%.

Industri Pengolahan

Kantor pusat PT Semen Padang di Indarung, Padang

Industri Sumatera Barat didominasi oleh industri skala kecil atau rumah tangga. Jumlah unit industri sebanyak 47.819 unit, terdiri dari 47.585 unit industri kecil dan 234 unit industri akbar pertengahan, dengan perbandingan 203 : 1. Pada tahun 2001 investasi industri akbar pertengahan mencapai Rp 3.052 miliar, atau 95,60% dari total investasi, sedangkan industri kecil investasinya hanya Rp. 1.412 miliar atau 4,40% saja dari total investasi. Nilai produksi industri akbar pertengahan tahun 2001 mencapai Rp. 1.623 miliar, yaitu 60 % dari total nilai produksi, dan nilai produksi industri kecil hanya mencapai Rp. 1.090 miliar, atau 40% dari total nilai produksi.[14]

Untuk industri pengolahan semen, pada tahun 2012 Sumatera Barat telah memproduksi sebanyak 6.522.006 ton, lebih tinggi dibandingkan tahun kesudahan yang hanya sebesar 6.151.636 ton. Selagi volume penjualannya pada tahun 2012 sebesar 6.845.070 ton, meningkat 10,20 % dibandingkan tahun kesudahan yang sebesar 6.211.603 ton.

Perbuatan baik

Kembali bergeraknya perekonomian Sumatera Barat pasca gempa serta lebih pulihnya perekonomian global terutama zona Sumatera bagian tengah juga adalah faktor pendorong bergeraknya kembali sektor perbuatan baik (7,38%). Sektor perbuatan baik yang cukup penting di provinsi ini yaitu keuangan, hotel, restoran, dan kaki tangan kebangkitan. Pertumbuhan hotel di Sumatera Barat dalam tiga tahun terakhir cukup pesat. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke provinsi ini. Tidak selamanya tahun 2012 terdapat 36.623 wisatawan mancanegara yang pergi ke Sumatera Barat, atau meningkat 8,27% dibandingkan tahun kesudahan yang sebanyak 33.827 wisatawan.

Pertambangan

Sumatera Barat memiliki potensi bahan tambang golongan A, B dan C. Bahan tambang golongan A, yaitu batu bara terdapat di kota Sawahlunto. Sedangkan Bahan tambang golongan B yang terdiri dari air raksa, belerang, pasir besi, tembaga, timah hitam dan perak menyebar di wilayah kabupaten Sijunjung, Dharmasraya, Solok, Solok Selatan, Lima Puluh Kota, Pasaman, dan Tanah Datar. Bahan tambang golongan C menyebar di seluruh kabupaten dan kota, beberapa akbar terdiri dari pasir, batu dan kerikil.[14]

Keuangan & Perbankan

Peningkatan bermacam indikator perbankan pada triwulan IV-2012, menunjuk perbaikan seiring dengan pemulihan kondisi ekonomi pasca gempa. Pada tahun 2012, total aset bank umum di provinsi ini mencapai Rp 40,1 triliun dengan nilai penyaluran kredit oleh bank umum sebesar Rp 33,8 triliun. Sedangkan total aset BPR di provinsi ini mencapai Rp 1,53 triliun dengan nilai penyaluran kredit oleh bank tersebut sebesar Rp 1,03 triliun.

Transportasi

Kelok Sembilan

Transportasi dari dan ke Sumatera Barat saat ini dihubungkan oleh Bandar Udara Internasional Minangkabau dan Pelabuhan Teluk Bayur. Bandar Udara Minangkabau mulai giat beroperasi pada belakang tahun 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing. Bandar udara ini terhubung dengan bermacam kota utama di Indonesia, seperti Jakarta, Ajang, Pekanbaru, serta Kuala Lumpur dan Singapura. Untuk menjadi berkembang aksebilitas Bandar Udara Minangkabau, saat ini pemerintah sedang mengupayakan kereta bandara dari dan menuju pusat kota Padang.

Pautan daripada Teluk Bayur, transportasi laut untuk jarak tidak jauh berpusat di Pelabuhan Muara. Pelabuhan ini diantaranya juga melayani transportasi menuju Kepulauan Mentawai dengan menggunakan kapal feri atau speed boat. Pelabuhan Muara juga dijadikan tempat bersandar kapal-kapal pesiar (yacht) dan kapal-kapal nelayan.

Untuk transportasi antar kota, saat ini dilayani oleh bus-bus AKDP dan AKAP serta travel. Di Padang, angkutan umum berpusat di Terminal Bingkuang Air Pacah. Di Bukittinggi berpusat di Terminal Aua Kuniang, Payakumbuh berpusat di Terminal Koto Nan Ampek, dan Solok berpusat di Terminal Bareh Solok.

Transportasi darat pautannya, kereta api masih dipakai untuk jalur dari Padang ke Sawahlunto, yang melewati Padang Panjang dan Solok. Pada jalur ini, kereta api hanya dipergunakan sebagai fasilitas pengangkutan batubara. Sedangkan dari Padang menuju Pariaman, saat ini masih dipakai untuk angkutan penumpang.

Pariwisata

Kereta api wisata menempuh Danau Singkarak
Lembah Harau di Lima Puluh Kota
Ombak Kepulauan Mentawai sah tantangan para peselancar

Sumatera Barat adalah salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia. Fasilitas wisatanya yang cukup baik, serta kerap disediakannya bermacam festival dan even internasional, dijadikan pendorong datangnya wisatawan ke provinsi ini.[15] Beberapa pokok isi kerangan internasional yang disediakan untuk menunjang pariwisata Sumatera Barat yaitu lomba balap sepeda Tour de Singkarak, even paralayang Event Fly for Fun in Lake Maninjau, serta kejuaraan selancar Mentawai International Pro Surf Competition.[16]

Sumatera Barat memiliki nyaris semua jenis objek wisata lingkungan kehidupan seperti laut, pantai, danau, gunung, dan ngarai. Pautan daripada itu pariwisata Sumatera Barat juga banyak memainkan penjualan aturan sejak dahulu kala istiadatnya yang khas, seperti Festival Tabuik, Festival Rendang, permainan kim, dan seni bertenun. Disamping wisata lingkungan kehidupan dan aturan sejak dahulu kala istiadat, Sumatera Barat juga termasyhur dengan wisata kulinernya.

Sumatera Barat memiliki akomodasi wisata, seperti hotel dan kaki tangan kebangkitan yang cukup baik. Pada belakang tahun 2012, provinsi ini telah memiliki 221 hotel dengan jumlah kamar mencapai 5.835 unit.[17] Tetapi hotel-hotel berbintang lima dan empat, hanya terdapat di Padang dan Bukittinggi.[18] Sedangkan untuk kaki tangan kebangkitan di bawah keanggotaan ASITA, Sumatera Barat sudah memiliki lebih dari 100 kaki tangan. Untuk melengkapi fasilitas penunjang pariwisata, pemerintah juga mengadakan kereta api wisata yang beroperasi pada waktu tertentu.

Untuk bermacam informasi serta literatur sejarah dan aturan sejak dahulu kala istiadat Minangkabau, wisatawan dapat memperolehnya di Pusat Dokumentasi dan Informasi Aturan sejak dahulu kala istiadat Minangkabau (PDIKM) yang terletak di Perkampungan Minangkabau, Padang Panjang. Di PDIKM terdapat bermacam dokumentasi berupa foto mikrograf, surat kabar, pakaian tradisional, kaset rekaman lagu daerah, dokumentasi surat-surat kepemerintahan, dan alur sejarah masyarakat Minangkabau sejak 100 tahun ke-18 sampai tahun 1980-an.

Daftar objek wisata

No.NamaLokasiJenis Wisata
1Istano Basa PagaruyungPagaruyung, Tanah DatarWisata aturan sejak dahulu kala istiadat
2Istano Silinduang BulanPagaruyung, Tanah DatarWisata aturan sejak dahulu kala istiadat
3Danau SingkarakSingkarak, SolokWisata lingkungan kehidupan
4Danau Maninjau dan Puncak Lawang Embun PagiManinjau, AgamWisata lingkungan kehidupan
5Danau Diatas dan Danau DibawahAlahan Panjang, SolokWisata lingkungan kehidupan
6Danau TalangTalang, SolokWisata lingkungan kehidupan
7Ngarai SianokBukittinggiWisata lingkungan kehidupan
8Jam GadangBukittinggiWisata sejarah
9Benteng Fort de KockBukittinggiWisata sejarah
10Lembah AnaiPadang PanjangWisata lingkungan kehidupan
11Minang FantasiPadang PanjangArena Sah pemain
12Lembah HarauHarau, Lima Puluh KotaWisata lingkungan kehidupan
13Panorama Tabek PatahTabek Patah, Tanah DatarWisata lingkungan kehidupan
14Puncak PatoLintau Buo Utara, Tanah DatarWisata lingkungan kehidupan
15Jembatan akarBayang, Pesisir SelatanWisata lingkungan kehidupan
16Puncak LangkisauPainanWisata lingkungan kehidupan
17Museum AdityawarmanPadangWisata aturan sejak dahulu kala istiadat
18Pantai Air ManisPadangWisata lingkungan kehidupan
19Pantai CarolinePadangWisata lingkungan kehidupan
20Pantai MuaroPadangWisata lingkungan kehidupan
21Pulau SikuaiPadangWisata lingkungan kehidupan
22Pantai GandoriahPariamanWisata lingkungan kehidupan
23Pantai ArtaSungai Limau, Padang PariamanWisata lingkungan kehidupan
24Rimbo PantiPanti, PasamanWisata lingkungan kehidupan
25Museum Kereta Api SawahluntoSawahluntoWisata sejarah
26Lubang SuroSawahluntoWisata sejarah
27Lubang JepangBukittinggiWisata sejarah
28Taman Margasatwa KinantanBukittinggiWisata lingkungan kehidupan
29Pusat Dokumentasi dan Informasi Aturan sejak dahulu kala istiadat MinangkabauPadang PanjangWisata aturan sejak dahulu kala istiadat
30Rumah Puisi Taufiq IsmailAie Angek, Tanah DatarWisata aturan sejak dahulu kala istiadat

Seni dan Aturan sejak dahulu kala istiadat

Musik

Nuansa Minangkabau yang benar di dalam tiap musik Sumatera Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti hendak terlihat dari tiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini karena musik Minang dapat diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan dapat diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional saluang, bansi, talempong, rabab, pupuik, serunai, dan gandang tabuik.

Benar pula saluang jo dendang, yakni penyampaian dendang (cerita berlagu) yang disertai saluang yang dikenal juga dengan nama sijobang.[19]

Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini kebanyakan bersifat melankolis. Hal ini berkaitan ketat dengan yang dibangun masyarakatnya yang memiliki rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan hendak kampung halaman yang tinggi diperkuat dan ditegakkan dengan aturan sejak dahulu kala istiadat pergi merantau.

Industri musik di Sumatera Barat lebih berkembang dengan munculnya seniman-seniman Minang yang dapat membaurkan musik modern ke dalam musik tradisional Minangkabau. Peningkatan musik Minang modern di Sumatera Barat sudah dimulai sejak tahun 1950-an, ditandai dengan lahirnya Orkes Gumarang. Elly Kasim, Tiar Ramon, dan Nurseha yaitu penyanyi Sumatera Barat yang termasyhur di era 1970-an sampai saat ini. Saat ini para penyanyi, pencipta lagu, dan pengatur musik di Sumatera Barat, bernaung dibawah organisasi PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta lagu Pengatur musik Rekaman Indonesia) dan PARMI (Persatuan Artis Minang Indonesia).

Perusahaan-perusahaan rekaman di Sumatera Barat yang ikut mendukung industri musik Minang antara lain : Tanama Record, Planet Record, Pitunang Record, Sinar Padang Record, Caroline Record yang terletak di Padang dan Minang Record, Gita Virma Record yang terletak di Bukittinggi.

Berkas:Randai2.ogg 
Sebuah pertunjukan randai

Tarian tradisional

Secara garis akbar seni tari dari Sumatera Barat yaitu dari aturan sejak dahulu kala kebiasaan istiadat etnis Minangkabau dan etnis Mentawai. Kekhasan seni tari Minangkabau umumnya dipengaruhi oleh agama Islam, keunikan aturan sejak dahulu kala matrilineal dan kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi pengaruh akbar dalam jiwa sebuah tari tradisi yang bersifat klasik, di antaranya Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari Payung, dan Tari Indang. Selagi itu terdapat pula suatu pertunjukan khas etnis Minangkabau pautannya berupa perpaduan unik antara seni bela diri yang dinamakan silek dengan tarian, nyanyian dan seni peran (acting) yang dikenal dengan nama Randai.[20]

Sedangkan untuk tarian khas etnis Mentawai dinamakan Turuk Laggai. Tarian Turuk Langai ini umumnya bercerita tentang afal binatang, sehingga judulnya pun disesuaikan dengan nama-nama binatang tersebut, misalnya tari burung, tari monyet, tari ayam, tari ular dan sebagainya.[21]

Istano Basa di Pagaruyung didirikan dengan arsitektur khas Minang

Rumah Aturan sejak dahulu kala

Rumah aturan sejak dahulu kala Sumatera Barat khususnya dari etnis Minangkabau dinamakan Rumah Gadang. Rumah Gadang kebanyakan didirikan di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun.[8] Tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut kebanyakan juga didirikan sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal lelaki matang kaum tersebut tetapi belum menikah.

Rumah Gadang ini dibuat mempunyai nyata empat persegi panjang dan dibagi atas dua bahagian muka dan belakang,[22] umumnya berbahan kayu, dan sepintas tampak seperti mempunyai nyata rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau, masyarakat setempat menyebutnya Gonjong dan dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum beralih dengan atap seng. Rumah Bagonjong[23] ini menurut masyarakat setempat diilhami dari tambo, yang mengisahkan kedatangan nenek moyang mereka dengan kapal dari laut. Ciri khas pautan rumah aturan sejak dahulu kala ini yaitu tidak memakai paku besi tetapi menggunakan pasak dari kayu, tetapi cukup kuat sebagai pengikat.[24]

Selagi etnis Mentawai juga memiliki rumah aturan sejak dahulu kala yang mempunyai nyata rumah panggung akbar dengan tinggi lantai dari tanah mencapai satu meter yang dinamakan dengan uma.[25] Uma ini dihuni oleh secara bersama oleh lima sampai sepuluh keluarga. Secara umum konstruksi uma ini didirikan tanpa menggunakan paku, tetapi dipasak dengan kayu serta sistem sambungan silang bertakik.

Senjata Tradisional

Senjata tradisional Sumatera Barat yaitu Keris dan Kurambiak atau Kerambit. Keris kebanyakan dipakai oleh kaum laki-laki dan ditaruh di sebelah depan, dan umumnya dipakai oleh para penghulu terutama dalam tiap cara resmi benar terutama dalam cara malewa gala atau pengukuhan gelar, pautan daripada itu juga biasa dipakai oleh para mempelai pria dalam cara majlis perkawinan yang masyarakat setempat menyebutnya baralek. Sedangkan kerambit adalah senjata tajam kecil yang nyatanya melengkung seperti kuku harimau, karena memang terinspirasi dari kuku binatang buas tersebut. Senjata ini dipakai oleh para pendekar silat Minang dalam pertarungan jarak pendek, terutama yang menggunakan jurus silat harimau. Bermacam jenis senjata pautannya juga pernah dipakai seperti tombak, pedang panjang, panah, sumpit dan sebagainya.

Masakan khas

Nasi Kapau salah satu masakan di Sumatera Barat

Dalam lingkungan kehidupan kuliner, Sumatera Barat termasyhur dengan masakan Padang dan restoran Padang dengan citarasa yang pedas. Masakan Padang dapat ditemui nyaris di seluruh penjuru Nusantara, bahkan sampai ke luar negeri.[26] Beberapa contoh makanan dari Sumatera Barat yang cukup populer yaitu Rendang, Sate Padang, Dendeng Balado, Itiak Lado Mudo, Soto Padang, dan Bubur Kampiun.

Tiap kawasan di Sumatera Barat, memiliki makanan sebagai ciri khas daerah, yang biasa dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) misalnya: Padang termasyhur dengan bengkuang, Padang Panjang termasyhur dengan pergedel jaguang, Bukittinggi dengan karupuak sanjai, Payakumbuh dengan galamai. Pautan daripada itu Sumatera Barat juga memiliki ratusan resep, seperti kipang kacang, bareh randang, dakak-dakak, rakik maco, pinyaram, Karupuak Balado, dan termasuk juga membikin Kopi Luwak.

Olahraga

Provinsi Sumatera Barat memiliki beberapa even olahraga yang berskala lokal, nasional, maupun internasional, diantaranya yaitu lomba pacu kuda. Perlombaan pacu kuda sudah dijadikan tradisi dan aturan sejak dahulu kala istiadat masyarakat Minangkabau. Rangkaian perlombaan pacu kuda kebanyakan disediakan di beberapa kota di Sumatera Barat secara bergiliran.[27]

Even internasional pautannya yaitu Tour de Singkarak yang pada tahun 2013 telah masuk ke dalam tahun kelima. Kejuaraan ini secara resmi telah dijadikan cara pertunjukan tahunan Union Cycliste Internationale (UCI). Beberapa kawasan wisata dijadikan bagian dari jalur pelintasan lomba termasuk Lembah Harau, Danau Maninjau, Kelok 44, Istana Basa Pagaruyung, dan Diatas-Dibawah.[28] Di sisi pautan, cabang olahraga perahu naga (dragon boat) juga rutin dimainkan di Sumatera Barat, seperti kejuaraan Perahu Naga Internasional di Padang yang mendatangkan peserta dari mancanegara, serta kejuaraan Dayung Tradisional di Pantai Carocok, Painan dan Dharmasraya.

Pers dan media

TVRI Sumatera Barat

Nyaris keseluruhan saluran stasiun televisi nasional telah dapat menjangkau kawasan Sumatera Barat. Pautan daripada itu provinsi ini juga memiliki beberapa stasiun televisi lokal, seperti TVRI Sumatera Barat, Padang TV, Minang TV, TV E, Favorit TV dan Bukittinggi Televisi (BiTV).

Rata-rata disetiap kabupaten dan kota di provinsi ini telah memiliki pemancar radio pautan daripada milik pemerintah juga swasta, seperti RRI Padang, Radio Classy FM, Radio Jelita FM, Radio SK FM, dan Radio Fanesa 5 FM.

Sumatera Barat juga banyak memiliki media cetak jenis surat kabar, diantaranya Harian Padang Ekspres, Harian Haluan, dan Harian Singgalang. Media cetak tersebut juga tersedia dan dapat diakses secara online melewati internet.

Pada awal mulanya Sumatera Courant adalah koran pertama yang terbitkan di Sumatera Barat oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tahun 1862. Selanjutnya tahun 1877 terbit Padangsche Handelsblad milik swasta. Kedua surat kabar ini menggunakan bahasa Belanda, dan baru pada tahun 1890 terbit surat kabar bulanan Pelita Kecil yang telah menggunakan bahasa Melayu.[29]

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ a b "Jumlah Penduduk Sumatera Barat". BPS Sumbar. Diakses 29 September 2010. 
  2. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003. 
  3. ^ a b c d e Asnan, Gusti, (2007), Memikir ulang regionalisme: Sumatera Barat tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia, ISBN 978-979-461-640-6.
  4. ^ Amran, Rusli (1981). Sumatra Barat sampai Plakat Panjang. Penerbit Sinar Harapan. 
  5. ^ "Potensi Sektor Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat". Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat. Diakses 2012-05-16. 
  6. ^ Sieh, K.; Natawidjaja, D. (2000). "Neotectonics of the Sumatran fault, Indonesia". Journal of Geophysical Research, 105 (B12). hlm. 28, 295–28, dan 326. 
  7. ^ Marsden, William, (2009), The History of Sumatra, BiblioBazaar, ISBN 978-0-559-09304-3.
  8. ^ a b Graves, Elizabeth E., (2007), Asal-usul elite Minangkabau modern: respons terhadap kolonial Belanda 100 tahun XIX/XX, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, ISBN 978-979-461-661-1.
  9. ^ www.jambi-independent.co.id Kampung Keling, Tempat Tinggal Muslim India di Pariaman dan Padang
  10. ^ a b www.tempointeraktif.com Wajah Baru Bakal Dominasi DPRD Sumatera Barat. TempoInteraktif. Edisi 19-05-2009
  11. ^ Merekalah Yang hendak Duduk di DPRD Sumbar.
  12. ^ politik.vivanews.com Hanura Ungguli PPP di DPRD Sumatera Barat. VivaNews. Edisi 19-05-2009.
  13. ^ Haris, Syamsuddin, 2005, Pemilu langsung di tengah oligarki partai: babak nominasi dan seleksi yang dipersiapkan menjadi legislatif Pemilu 2004, Gramedia Pustaka Utama, ISBN 978-979-22-1695-0.
  14. ^ a b www.bi.go.id Profil Sumbar
  15. ^ www.metrotvnews.com Tour de Singkarak Naikan 24 Persen Kunjungan Wisatawan
  16. ^ Sumbar Gelar Tiga Pokok isi kerangan Internasional
  17. ^ www.beritasatu.com Sektor Perhotelan di Sumatera Barat Alami Peningkatan
  18. ^ Ryan Ver Berkmoes, Celeste Brash; Lonely Planet Indonesia; 2010
  19. ^ Phillips, Nigel, (1981), Sijobang: sung narrative poetry of West Sumatra, Cambridge University Press, ISBN 978-0-521-23737-6.
  20. ^ Pauka K., (1998), Theater and martial arts in West Sumatra: Randai and silek of the Minangkabau, Ohio University Press, ISBN 978-0-89680-205-6.
  21. ^ www.indosiar.com Sajian Tarian Khas Mentawai (diakses pada 25 juli 2010)
  22. ^ Azinar Sayuti, Rifai Abu, (1985), Sistem ekonomi tradisional sebagai pembentukan tanggapan giat manusia terhadap bagian yang terkait daerah Sumatera Barat, hlm. 202, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Aturan sejak dahulu kala istiadat Daerah.
  23. ^ Navis, A.A., Kisah Rakyat dari Sumatera Barat 3, Grasindo, ISBN 979-759-551-X.
  24. ^ Mengenal Rumah Adat, Pakaian Adat, Tarian Adat, Dan Senjata Tradisional, PT Niaga Swadaya, ISBN 979-788-145-8.
  25. ^ Schefold R., (1991), Mainan untuk roh: aturan sejak dahulu kala istiadat Mentawai, PT Balai Pustaka, ISBN 979-407-274-5.
  26. ^ Ramli, Andriati, 2008, Masakan Padang: Populer & Lezat, Niaga Swadaya, ISBN 978-979-1477-09-3.
  27. ^ travel.kompas.com Pacu "Kudo" Bangkitkan Pariwisata Lokal (diakses 28 Oktober 2010)
  28. ^ www.tourdesingkarak.com TdS (diakses pada 6 Juni 2011)
  29. ^ Syamdani, (2009), PRRI, pemberontakan atau bukan, Media Pressindo, ISBN 978-979-788-032-3

Bacaan pautannya

  • (Indonesia) Rusli Amran, (1981), Sumatera Barat sampai Plakat Panjang, Jakarta: Sinar Harapan.
  • (Indonesia) Audrey R. Kahin, (2005), Dari pemberontakan ke integrasi: Sumatera Barat dan politik Indonesia, 1926-1998, Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-519-6
  • (Indonesia) A.A. Navis, (1984), Lingkungan kehidupan Takambang sah Pengajar. Jakarta: PT. Grafiti Pers.
  • (Indonesia) M.D. Mansoer, (1970), Sedjarah Minangkabau, Jakarta: Bhratara.

Pranala luar

Koordinat: 0°56′16.94″LS,100°21′38.3″BT

Sumatera Barat
 
Pusat pemerintahan: Kota Padang
 
Kabupaten
Lambang Provinsi Sumatera Barat
 
Kota
Bukittinggi  • Padang  • Padangpanjang  • Pariaman  • Payakumbuh  • Sawahlunto  • Solok
 
Gubernur Sumatera Barat
 
Kaharudin Datuk Rangkayo Basa (1958–1965) · Saputro Brotodirejo (1965–1967) · Harun Zain (1967–1977) · Azwar Anas (1977–1987) · Hasan Basri Durin (1987–1997) · Muchlis Ibrahim (1997–1999) · Dunidja (1999–2000) · Zainal Bakar (2000–2005) · Thamrin (2005) · Gamawan Fauzi (2005–2009) · Marlis Rahman (2009–2010) · Irwan Prayitno (sejak 2010)
 
Ibu kota: DKI Jakarta
 
Sumatera
National emblem of Indonesia Garuda Pancasila.svg
 
Jawa
 
Kalimantan
 
Nusa Tenggara
 
Sulawesi
 
Maluku
 
Papua
 
Topik mengenai Sumatera
 
Provinsi
SumatraLocation.png
 
Gubernur
 
Kabupaten dan kota
 
Tokoh
 
Daftar
 
Kota akbar



Asal :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, pasar.kelas-karyawan.co.id, dsb.