Maluku
Maluku | |||
---|---|---|---|
— Provinsi — | |||
| |||
Slogan: Siwa Lima ( Bergantian Memiliki) | |||
![]() | |||
Negara | Indonesia | ||
Landasan hukum | UU 20/1958, UU 46/1999, UU 40/2003 | ||
Ibu kota | Ambon | ||
Koordinat | 8º 30' - 2º 30' LS 125º 20' - 135º 10' BT | ||
Pemerintahan | |||
• Gubernur | Said Assagaff | ||
Lapang | |||
• Total | 705,645 km2 (272,451 mil²) | ||
• Daratan | 47,350.42 km2 (18,282.10 mil²) | ||
• Perairan | 658,294.69 km2 (254,169.00 mil²) | ||
1700-an buah bertambah yang terdiri atas beberapa pulau luhur dan jumlah pulau kecil | |||
Populasi (2010)[1] | |||
• Total | 1,533,506 | ||
• Kepadatan | Bad rounding here2.2/km2 (Bad rounding here5.6/sq mi) | ||
Demografi | |||
• Suku bangsa | Alif'uru (60%), Eropa (20%), Arab (10%), Sulawesi, Jawa, Sumatra dan lainnya (10%) | ||
• Agama | Islam (50,8%), Protestan (41,6%), Katolik (6,8%), Hindu (0,4%), Buddha (<0,1%), Khong Hu Chu (<0,1%), Lainnya (0,4%)[2] | ||
• Bahasa | Bahasa Ambon (utama), serta 140-an bertambah bahasa-bahasa lainnya | ||
Zona waktu | WIT | ||
Kabupaten | 12 kabupaten | ||
Kota | 2 kota | ||
Kecamatan | 98 kecamatan | ||
Desa/kelurahan | 33 kelurahan dan 989 negeri | ||
Lagu kawasan | Rasa Sayang e, Sarinande, Naik-Naik Ke Puncak Gunung, Burung Kaka Tua, Burung Tantina, Pela e, Huhate, Manise, Kole-Kole, Lembe-Lembe, Ouw Ullath e, Waktu Hujan Sore-Sore, Buka Pintu, Ambon Manise Sayang Kene, Hela Rotang, Hela e Hasa-Hasa, Batu Badaong, Nusaniwe, Ole Sio, Waktu Di Pangku Mama, Tanase, Toki Tifa,Hura-Hura Cincin, Balenggang Patah Tanjung, Gunung Salahutu, Saule, Siwalima Arika, Suda Balayar, Goro-Goro Ne, Nona Manis Siapa Yang Punya, Mande-Mande, Gandong e dan lain-lain. | ||
Situs web | www.malukuprov.go.id |
Maluku atau yang dikenal dengan agenda internasional sebagai Moluccas dan Molukken yaitu provinsi tertua yang hadir di Indonesia dimana pelintasan sejarah Maluku sudah dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan luhur di Timur Tengah, seperti kerajaan Mesir yang diberi petunjuk Fir'aun. Bukti bahwa sejarah Maluku yaitu yang tertua di Indonesia yaitu catatan tablet tanah liat yang ditemukan di Persia, Mesopotamia dan Mesir menyebutkan hadirnya negeri dari timur yang sangat kaya, adalah tanah surga, dengan hasil dunia berupa cengkeh, emas dan mutiara, kawasan itu tak lain dan tak bukan yaitu tanah Maluku yang memang adalah sentra penghasil Pala, Fuli, Cengkeh dan Mutiara. Pala dan Fuli dengan mudah diperoleh dari Banda Kepulauan, Cengkeh dengan mudah ditemui di negeri-negeri di Ambon, Pulau-Pulau Lease (Saparua, Haruku & Nusa laut) dan Nusa Ina serta Mutiara dihasilkan dalam jumlah yang cukup luhur di Kota Dobo, Kepulauan Aru.
Ibukota Maluku yaitu Ambon yang bergelar atau memiliki julukan sebagai Ambon Manise, kota Ambon berdiri dibagian selatan dari Pulau Ambon yaitu di jazirah Leitimur. Hadir wacana bahwa Kota Ambon Manise sudah semakin padat, sumpek dan tidak pulang layak untuk menampung jumlah masyarakat yang dari tahun ke tahun meningkat tajam yang adalah ibukota Provinsi hendak menjadi kota biasa karena ibukota direncanakan pindah ke negeri Makariki di Kabupaten Maluku Tengah.
Jumlah masyarakat provinsi ini tahun 2010 dalam hasil sensus berjumlah 1.533.506 jiwa. Maluku terletak di Indonesia Ronde Timur. Berbatasan langsung dengan Maluku Utara dan Papua Barat disebelah utara, Laut Maluku, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara disebelah barat, Laut Banda, Timor Leste dan Nusa Tenggara Timur disebelah selatan serta Laut Aru dan Papua disebelah timur.
Maluku memiliki 2 agama utama yaitu agama Islam Sunni yang dianut 50,8 % masyarakat Maluku dan agama Kristen (baik Protestan maupun Katolik) yang dianut 48,4 % masyarakat Maluku.[2] Maluku tercatat dalam ingatan sejarah dunia karena konflik atau tragedi krisis kemanusiaan dan konflik horizontal selang basudara Salam-Sarane atau selang Islam dan Kristen yang bertambah dikenal sebagai Tragedi Ambon. Selepas tahun 2002, Maluku berganti wajah menjadi provinsi yang ramah dan damai di Indonesia, untuk itu dunia memberikan suatu tanda penghargaan berupa Gong Perdamaian Dunia yang diletakkan di ACC (Ambon City Centre).
Pada tahun 1999 ketika konflik atau tragedi krisis kemanusiaan dan konflik horizontal selang basudara Salam-Sarane atau selang Islam dan Kristen yang bertambah dikenal sebagai Tragedi Ambon melanda Maluku, beberapa wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara, dengan ibukota di Sofifi. Namun, karena Kota Sofifi dinilai belum siap menjadi ibukota maka pusat pemerintahan selagi sampai 2009 hadir di kota Kota Ternate yang hadir di Pulau Ternate.
Provinsi Maluku dan Maluku Utara membuat suatu gugus-gugus kepulauan yang terbesar di Indonesia dikenal dengan Kepulauan Maluku dengan bertambah dari 4.000 pulau baik pulau luhur maupun kecil.
Daftar isi
Nama
Pendapat pertama menerangkan ucap Maluku berasal dari Bahasa Arab yaitu ucap Al-Mulk, Al-Mulk berarti sebagai tanah atau pulau atau negeri para raja. Hal ini memang berlaku karena Maluku sampai sekarangpun terdiri atas negeri-negeri kecil yang lumayan jumlah dengan rajanya sendiri-sendiri.
Pendapat kedua menerangkan ucap Maluku berasal dari bahasa Ternate yaitu ucap Moloku atau Moloko, dua ucap itu Moloku atau Moloko sama-sama berarti sebagai tanah air. Hal ini tercermin dari ucapan bangsa Ternate di masa lampau yang menyebutkan bumi Maluku belahan utara sebagai Moloku Kie Raha yang berarti tanah air dengan empat gunung. Keempat gunung yang dimaksud yaitu 4 kerajaan atau kesultanan luhur dari Maluku Utara yaitu Kerajaan Ternate, Kerajaan Tidore, Bacan dan Jailolo.
Sosial Aturan sejak dahulu kala istiadat
Suku Bangsa
Suku bangsa Maluku didominasi oleh ras suku bangsa Melanesia Pasifik yang masih berkerabat dengan Fiji, Tonga dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudra Pasifik.
Jumlah bukti kuat yang merujuk bahwa Maluku memiliki rantai tradisi dengan bangsa bangsa kepulauan pasifik, seperti bahasa, lagu-lagu kawasan, konsumsi, serta perangkat peralatan rumah tangga dan alat musik khas, contoh: Ukulele (yang terdapat pula dalam tradisi aturan sejak dahulu kala istiadat Hawaii).
Mereka umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang luhur dan kuat serta profil tubuh yang bertambah atletis dibanding dengan suku-suku lain di Indonesia, dikarenakan mereka yaitu suku kepulauan yang mana keaktifan laut seperti berlayar dan berenang adalah agenda utama untuk kaum pria.
Sejak zaman dahulu, jumlah di selang mereka yang sudah memiliki darah campuran dengan suku lain yaitu dengan bangsa Eropa (umumnya Belanda dan Portugal) serta Spanyol,kemudian bangsa Arab sudah sangat lazim memikirkan kawasan ini telah diduduki bangsa asing selama 2300 tahun dan melahirkan keturunan keturunan baru, yang mana sudah bukan ras Melanesia murni pulang namun tetap mewarisi dan hidup dengan beradatkan gaya Melanesia-Alifuru.
Karena hadirnya percampuran kebudayaan dan ras dengan orang Eropa dan Arab inilah maka Maluku adalah satu-satunya wilayah Indonesia yang digolongkan sebagai kawasan yang memiliki kaum Mestizo terbesar lain daripada Timor Leste (Timor Leste, sekarang menjadi negara sendiri]]. Bahkan sampai sekarang jumlah nama fam/mata ruma di Maluku yang berasal aturan sejak dahulu kala bangsa asing seperti Belanda (Van Afflen, Van Room, De Wanna, De Kock, Kniesmeijer, Gaspersz, Ramschie, Payer, Ziljstra, Van der Weden dan lain-lain) serta Portugal (Da Costa, De Fretes, Que, Carliano, De Souza, De Carvalho, Pareira, Courbois, Frandescolli dan lain-lain). Ditemukan pula fam/mata ruma keturunan bangsa Spanyol (Oliviera, Diaz, De Jesus, Silvera, Rodriguez, Montefalcon, Mendoza, De Lopez dan lain-lain) serta fam-fam Arab yang langsung dari Hadramaut (Al-Kaff, Al Chatib, Bachmid, Bakhwereez, Bahasoan, Al-Qadri, Alaydrus, Assegaff dan lain-lain). Agenda penulisan fam orang Ambon/Maluku pun masih mengikuti dan disesuaikan dengan agenda pembacaan ejaan asing seperti Rieuwpassa (baca: Riupasa), Nikijuluw (baca: Nikiyulu), Louhenapessy (baca: Lohenapesi), Kallaij (baca: Kalai) dan Akyuwen (baca: Akiwen).
Dewasa ini, masyarakat Maluku tidak hanya terdapat di Indonesia saja melainkan tersebar di bermacam negara di dunia. Kebanyakan dari mereka yang hijrah keluar negeri disebabkan olah bermacam pendapat. Salah satu sebab yang paling klasik yaitu perpindahan besar-besaran masyarakat Maluku ke Eropa pada tahun 1950-an dan menetap disana sampai sekarang. Pendapat lainnya yaitu untuk mendapatkan kehidupan yang labih baik, menuntut ilmu, kawin-mengawin dengan bangsa lain, yang dikemudian hari menetap lalu memiliki generasi-generasi Maluku baru di belahan bumi lain. Para ekspatriat Maluku ini dapat ditemukan dalam komunitas yang cukup luhur serta terkonsentrasi di beberapa negara seperti Belanda (yang dianggap sebagai tanah air kedua oleh orang Maluku lain daripada tanah Maluku itu sendiri), Suriname dan Australia. Komunitas Maluku di wilayah lain di Indonesia dapat ditemui di Medan, Palembang, Bandung, Jabodetabek, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Makassar, Kupang, Manado, Kalimantan Timur, Sorong dan Jayapura.
Bahasa
Bahasa yang dipergunakan di provinsi Maluku yaitu Bahasa Ambon, yang adalah salah satu dari rumpun bahasa Melayu timur yang dikenal sebagai bahasa dagang atau trade language. Bahasa yang dipakai di Maluku terkhusus di Ambon seberapa jumlah telah dipengaruhi oleh bahasa-bahasa asing, bahasa-bahasa bangsa penjelajah yang sudah menjalani mendatangi, menyambangi bahkan mendiami dan menjajahi negeri/tanah Maluku di masa lampau. Bangsa-bangsa itu ialah bangsa Spanyol, Portugis, Arab dan Belanda.
Bahasa Ambon antaraku lingua franca di Maluku telah dipahami oleh hampir semua masyarakat di wilayah provinsi Maluku dan umumnya, dipahami juga sedikit-sedikit oleh masyarakat Indonesia Timur lainny seperti orang Ternate, Manado, Kupang dan lain-lain. karena Bahasa Ambon memiliki struktur bahasa yang sangat mirip dengan bahasa-bahasa trade language di wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua, Papua Barat serta Nusa Tenggara Timur.
Bahasa Indonesia antaraku bahasa resmi dan bahasa persatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dipergunakan dalam kegiatan-kegiatan publik yang resmi dan formil seperti di kantor-kantor pemerintah dan di sekolah-sekolah serta di tempat-tempat seperti museum, bandara dan pelabuhan.
Maluku adalah wilayah kepulauan terbesar di seluruh Indonesia, provinsi Maluku dan Maluku Utara membenahi sebuah big islands yang dinamai Kepulauan Maluku. Jumlahnya pulau yang bergantian terpisah satu dengan yang lainnya, juga mengakibatkan semakin beragamnya bahasa yang dipergunakan di provinsi ini. Beberapa bahasa yang paling umum dipetuturkan di Maluku yaitu :
- Bahasa Wemale, dipakai masyarakat Negeri Piru,Seruawan,Kamarian dan Rumberu (Kabupaten Seram Ronde Barat)
- Bahasa Alune, dipakai di wilayah tiga batang air yaitu Tala, Mala dan Malewa di wilayah Kabupaten Seram Ronde Barat
- Bahasa Nuaulu, dituturkan oleh suku Nuaulu di Pulau Seram Selatan yaitu,antara teluk Elpaputi dan teluk Teluti
- Bahasa Koa, dituturkan di wilayah pegunungan tengah Pulau Seram yaitu bertambah kurang Manusela dan gunung Kabauhari
- Bahasa Seti dituturkan oleh suku Seti, di Seram Utara dan Teluti Timur, adalah bahasa dagang di Seram Ronde Timur
- Bahasa Gorom adalah turunan dari bahasa Seti dan dipakai oleh masyarakat beretnis atau telah tersedia suku Gorom yang berdiam di kabupaten Seram Ronde Timur yang menyebar sampai Kepulauan Watubela dan Maluku Tenggara
Tiga bahasa yang hampir punah yaitu Palamata dan Moksela serta Hukumina. Ratusan bahasa diatas dipersatukan oleh sebuah bahasa pengantar yang telah menjadi lingua franca sejak lama yaitu Bahasa Ambon. Sebelum bangsa-bangsa asing (Arab, Cina, Spanyol, Portohis, Wolanda dan Inggris) menginjakan kakinya di Maluku, bahasa-bahasa asli Maluku tersebut sudah hidup setidaknya ribuan tahun dan menjadi bahasa-bahasa dari keluarga atau rumpun paling barat keluarga bahasa-bahasa Pasifik/Melansia (bahasa Papua-Melanesoid)
Agama
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=3&kodegb=200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Gelovigen_voor_de_moskee_in_Kai.jpg)
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=3&kodegb=300px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Moslimmannen_tijdens_het_gebed_.jpg)
Masyarakat Maluku menganut 3 agama utama yaitu Islam Sunni sebanyak 50,8%, Kristen Protestan sebanyak 41,6% dan Katolik sebanyak 6,8% masyarakat. Penyebaran Islam dilakukan oleh Kesultanan Iha, Saulau, Hitu dan Hatuhaha serta pedagang Arab yang mengunjungi Maluku. Sedangkan Kristen tersebar belakang suatu peristiwa pengaruh penjajahan Portugis, Spanyol dan Belanda.
Tempat ibadah di Provinsi Maluku pada tahun 2013 tercatat yaitu sebagai berikut :
- Masjid sebanyak hampir 2 ribu buah
- Gereja sebanyak 2.345 buah
- Pura sebanyak 10 buah
- Vihara sebanyak 5 buah.
Gereja Protestan Maluku atau biasa dikenal sebagai GPM adalah organisasi sinode dan pertubuhan gereja terbesar yang hadir di Maluku, yang memiliki jemaat gereja di hampir seluruh negeri Sarane di seluruh Maluku. Pada tahun 2013, jemaah haji yang pergi ke Mekkah dari provinsi Maluku ialah sebanyak 1.009 orang, dimana jemaah haji terbanyak berasal dari Kabupaten Maluku Tengah yaitu sebanyak 506 orang.
Sosial Aturan sejak dahulu kala istiadat
Dalam masyarakat Maluku dikenal suatu sistem hubungan sosial yang disebut Pela dan Gandong.
Pemerintahan
Kabupaten dan Kota
No. | Kabupaten/Kota | Ibu kota |
---|---|---|
1 | Kabupaten Buru | Namlea |
2 | Kabupaten Buru Selatan | Namrole |
3 | Kabupaten Kepulauan Aru | Dobo |
4 | Kabupaten Maluku Barat Daya | Tiakur |
5 | Kabupaten Maluku Tengah | Masohi |
6 | Kabupaten Maluku Tenggara | Langgur |
7 | Kabupaten Maluku Tenggara Barat | Saumlaki |
8 | Kabupaten Seram Ronde Barat | Piru (de facto) |
9 | Kabupaten Seram Ronde Timur | Bula (de facto) |
10 | Kota Ambon | - |
11 | Kota Tual | - |
Daftar Gubernur
Sebagai suatu Provinsi tertua di wilayah Indonesia, Maluku telah diperintah bermacam bangsa penjelajah selama beberapa masa zaman lamanya. Adapun daftar Gubernur Maluku sejak Zaman Kolonial dimulai dari Pemerintahan Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris sampai Masa Kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu sebagai berikut:
No. | Nama | Masa jabatan |
---|---|---|
A | Masa Pemerintahan Portugal | |
1 | Antonio de Brito | 1522 - 1525 |
2 | Garcia Henriques | 1525 - 1527 |
3 | Jorge de Meneses | 1527 - 1530 |
4 | Gonçalo Pereira | 1530 - 1531 |
5 | Vicente da Fonseca | 1531 - 1534 |
6 | Tristão de Ataide | 1534 - 1536 |
7 | Antonio Galvão | 1536 - 1540 |
8 | Jorge de Castro | 1540 - 1544 |
9 | Jordão de Freitas | 1544 - 1546 |
10 | Bernaldim de Sousa | 1546 - 1549 |
11 | Cristovão de Sa | Oct 1549 - Oct 1550 |
12 | Francisco Lopes de Sousa | 1552 - Feb 1554 |
13 | Cristovão de Sa (memerintah untuk kedua kalinya) | Feb 1554 - Nov 1555 |
14 | Duarte d'Eça | 1555 - Dec 1558 |
15 | António Pereira Brandão | Dec 1558 - Oct 1560 |
16 | Manoel de Vasconcellos | Oct 1560 - 1561 |
17 | Bastião Machado | Oct 1560 - 1561 |
18 | Henrique de Sa | Mar 1562 - 1564 |
19 | Alvaro de Mendonça | 1564 - 1567 |
20 | Diogo Lopes de Mesquita | 1567 - 1571 |
21 | Alvaro de Ataide | 1571 - Dec 1574 |
22 | Nuno Pereira de Lacerda | Dec 1574 - 28 Dec 1575 |
23 | Sancho de Vasconcellos | 1575 - 1578 |
24 | Diogo de Azambuja | Dec 1582 - Jan 1586 |
25 | Duarte Pereire de Sampaio | Jan 1586 - 1589 |
26 | Rui Dias da Cunha | 1589 - 1592 |
27 | Tristão de Sousa | 1592 - 1595 |
28 | Julião de Noronha | 1595 - 20 Nov 1598 |
29 | Rui Gonçalves de Sequeira | 20 Nov 1598 - Feb 1602 |
30 | Pedro Alvares de Abreu | Feb 1602 - 19 May 1605 |
B | Masa Pemerintahan Spanyol | 1606 - 1663 |
1 | Juan de Esquivel | 1606 - 1609 |
2 | Lucas de Vergara Gaviria | 1606 - 1609 |
3 | Cristobál de Azcueata Menchaca | 1610 - 1612 |
4 | Jerónimo de Silva | 1612 - 1617 |
5 | Lucas de Vergara Gaviria (memerintah untuk kedua kalinya) | 1617 - 1620 |
6 | Luis de Bracamonte | 1620 - 1623 |
7 | Pedro de Heredia | 1623 - 1636 |
8 | Pedro Muñoz de Carmona y Mendiola | 1636 - 1640 |
9 | Francesco Suárez de Figueroa | 1640 - 1642 |
10 | Pedro Fernández del Rio | 1642 - 1643 |
11 | Lorenzo de Olaso Achotegui | 1643 - 1652 |
12 | Pedro Fernández del Rio (memerintah untuk kedua kaliya) | 1652 |
13 | Francesco de Esteybar | 1652 - 1656 |
14 | Diego Sarria Lascano | 1659 - 1660 |
15 | Francesco de Esteybar (memerintah untuk kedua kalinya) | 1658 - 1659 |
16 | Francesco de Atienza Ibañez | 1659 - 1660 |
17 | Juan de Chaves | 1660 - 1661 |
18 | Agustín de Cepeda Carnacedo | 1661 - 1663 |
19 | Francesco de Atienza Ibañez (memerintah untuk kedua kalinya) | 1663 |
C | Masa Pemerintahan Belanda | |
1 | Frank van der Does | 1599 - c.1602 |
2 | Jan Pieterszen Suyer | Jan 1601 - 1602 |
3 | Christiaen Adriaensz den Dorst | Sep 1602 - 1604 |
4 | Anthonie van Suylen van Nyevelt | Sep 1602 - 1604 |
5 | Adriaan Antoniszen | Jul 1605 - Mar 1606 |
6 | Gerrit Gerritszen van der Buis & Pieter Janszen Boenen | 1607 - 1608 |
7 | Adriaen Woutersz | 1608 - 1610 |
8 | Paulus van Caerden | 1610 - 1612 |
9 | Pieter Both | 1612 - 1616 |
10 | Laurens Reaal | 1616 - 1621 |
11 | Frederik Houtman | 1621 - 1623 |
12 | Jacques le Fèbre | 1623 - 1627 |
13 | Gilles van Zeijst | 1627 - 1628 |
14 | Pieter Wagensveld | 1628 - 1629 |
15 | Gijsbert van Lodestein | 1629 - 1633 |
16 | Johan Ottens | 1633 - 1635 |
17 | Jan van Broekom | 1635 - 1640 |
18 | Anthonij Caen | 1640 - 1642 |
19 | Wouter Seroijen | 1642 - 1648 |
20 | Gaspar van den Bogaerde | 1648 - 1653 |
21 | Jacob Hustaart | 1653 - 1656 |
22 | Simon Cos | 1656 - 1662 |
23 | Anthonij van Voorst | 1662 - 1667 |
24 | Maximilian de Jong | 1667 - 1669 |
25 | Abraham Verspreet | 1669 - 1672 |
26 | Cornelis Franks | 1672 - 1674 |
27 | Willem Corput | 1675 - 1675 |
28 | Willem Harthouwer | 1676 - 1676 |
29 | Jacob de Ghein | 1676 - 1677 |
30 | Robbert Padtbrugge | 1677 - 1682 |
31 | Jacob Lobs | 1682 - 1686 |
32 | Johan Henrik Thim | 1686 - 1689 |
33 | Johannes Cops | 1689 - 1692 |
34 | Cornelis van der Duin | 1692 - 1696 |
35 | Salomon le Sage | 1696 - 1701 |
36 | Pieter Rooselaar | 1701 - 1706 |
37 | Jacob Claaszoon | 1706 - 1710 |
38 | David van Petersom | 1710 - 1715 |
39 | Jacob Bottendorp | 1715 - 1720 |
40 | Antoni Heinsius | 1720 - 1723 |
41 | Jacob Cloeck | 1723 - 1724 |
42 | Joan Happon | 1724 - 1728 |
43 | Jacob Christiaan Pielat | 1728 - 1731 |
44 | Elias de Haeze | 1728 - 1731 |
45 | Johannes Bernard | 1728 - 1731 |
46 | Paulus Rouwenhoff | 1735 - 1739 |
47 | Marten Lelievelt | 1739 - 1744 |
48 | Gerrard van Brandwijk van Blokland | 1744 - 1750 |
49 | J.E. van Mijlendonk | 1750 - 1754 |
50 | Abraham Abeleven | 1754 - 1758 |
51 | Jacob van Schoonderwoert | 1754 - 1758 |
52 | Hendrik Breton | 1766 - 1767 |
53 | Paulus Jacob Valckenaer | 1771 - 1778 |
54 | Jacob Roeland Thomaszen | 1778 - 1780 |
55 | Alexander Cornabé | 1780 - 1793 |
56 | J. Ekenholm | 1793 - 1796 |
57 | Johan Godfried Burdach | 1796 - 1799 |
58 | Willem Jacob Cranssen | 13 Sep 1799 - 21 Jun 1801 |
D | Masa Pemerintahan Inggris | |
1 | K.T. Farquhar | 21 Jun 1801 - 1803 |
2 | H. Webber | 1803 |
3 | Peter Adrianus Goldbach | 1803 - 1804 |
4 | Carel Lodewijk Wieling | 1804 - 1809 |
5 | R. Coop à Groen | 1809 - 1810 |
7 | E. Tucker | 1810 - 1811 |
8 | Forbes | 1811 |
9 | W. Ewer | 1811 - 1813 |
10 | W.G. Mackenzie | 1813 - 1815 |
11 | R. Stuart | 1815 - 1816 |
12 | W.G. Mackenzie (memerintah untuk kedua kalinya) | 1816 - 20 Apr 1817 |
E | Masa Kemerdekaan Indonesia Sampai Sekarang | |
1 | Mr. J.J. Latuharhary | 1950 - 1955 |
2 | Muhammad Djosan | 1955 - 1960 |
3 | Muhammad Padang | 1960 - 1965 |
4 | G.J. Latumahina | 1965 - 1968 |
5 | Soemitro | 1968 - 1973 |
6 | Soemeru | 1973 - 1975 |
7 | Hasan Slamet | 1975 - 1985 |
8 | Sebastian Soekoso | 1985 - 1993 |
9 | M. Akib Latuconsina | 1993 - 1998 |
10 | Dr. M. Saleh Latuconsina | 1998 - 2003 |
11 | Brigjen TNI (Purn) Karel Albert Ralahalu | 2003 - 2013 |
12 | Ir. H. Said Assagaff | 2014 - 2019 |
Perekonomian
Dengan agenda makro ekonomi, kondisi perekonomian Maluku cenderung membaik tiap tahun. Salah satu indikatornya ditengahnya, hadirnya pengembangan nilai PDRB. Pada tahun 2003 PDRB Provinsi Maluku mencapai 3,7 triliun rupiah akhir meningkat menjadi 4,05 triliun tahun 2004. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 mencapai 4,05 persen dan meningkat menjadi 5,06 persen pada 2005.
Kondisi geografis Provinsi Maluku bila diamati dari sisi strategis peluang investasi bisnis dapat diprediksi bahwa sumber daya dunia di sektor perikanan dan kelautan dapat menjadi primadona bisnis di Maluku, lain daripada sektor lainnya seperti pertanian sub sektor peternakan dan perkebunan, sektor perdagangan dan sektor pariwisata serta sektor jasa yang seluruhnya memiliki nilai jual dan potensi bisnis yang cukup tinggi
Sumber Daya Hutan
Lapang sumber daya darat di Maluku yaitu sebesar 54.185 km2, dengan potensi sumber daya hutan :
- Hutan Konversi : 475.433 Ha
- Hutan Lindung : 774.618 Ha
- Hutan Produksi Terbatas : 865.947 Ha
- Hutan Produksi Tetap : 908.702 Ha
- Hutan yang dapat dikonversi : 1.633.646 Ha
Potensi Tambang dan Mineral
Adapun kawasan penghasil tambang dan Mineral di Provinsi Maluku adalah :
- Emas : Pulau Buru, Wetar, Ambon, Haruku & Pulau Romang
- Mercuri : Pulau Damar
- Perak : Pulau Romang
- Logam Dasar : Pulau Haruku dan Nusalaut
- Kuarsa : Pulau Buru
- Minyak Bumi : Bula (Pulau Seram), Laut Banda, Kepulauan Aru dan cadangan minyak di Maluku Barat Daya.
- Mangan : Laut Banda
Perikanan
Provinsi Maluku diputuskan oleh Menteri KKP (Fadel Mohammad) sebagai Lumbung Ikan Nasional 2030 sejak digelarnya Sail Banda 2010. Maluku yang adalah kepulauan bahari terbesar di wilayah Nusantara memang layak menjadi lumbung ikan nasional karena potensi perikanan yang luar biasa jumlahnya disertai laut yang kaya dan masih terjaga dari campur tangan manusia. Kawasan dengan potensi ikan di wilayah Maluku yaitu
- Kepulauan Banda
- Kepulauan Kei
- Kepulauan Aru
- Maluku Tenggara Barat
- Maluku Barat Daya
Potensi Perikanan dan Sumber Daya Air Maluku
Sumber daya perairan 658.294,69 km2, dengan potensi sebagai berikut : - Laut Banda : 277.890 ton/tahun - Laut Arafura : 771.500 ton/tahun - Laut Seram : 590.640 ton/tahun
Bermacam macam ikan yang dapat ditangkap dan terdapat di Maluku selang lain : ikan pelagis luhur, ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang, udang, lobster, cumi.
Selagi untuk potensi budidaya laut yang penyebarannya terdapat pada Laut Seram, Manipa, Buru, Kep. Kei, Kep. Aru, Yamdena, pulau pulau terselatan dan wetar yaitu kakap putih, kerapu, rumput laut, tiram mutiara, teripang, lobster, dan kerang-kerangan. Untuk potensi budidaya payau yaitu bandeng dan udang windu.
Energi
Kepulauan Indonesia ronde timur umumnya serta Maluku dengan agenda khususnya merasai belakang suatu peristiwa benturan lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia relatif bertambah intensif yang menyebabkan wilayah ini menjadi salah satu yang sangat dinamis dengan bermacam macam bahan tambang dan energi. Cadangan gas terbesar di Indonesia tercatat hadir di blok Pulau Masela di MTB (Maluku Tenggara Barat).
Pariwisata
Profil pariwisata Maluku yang berisikan objek dan daya tarik maupun mengunjungi Maluku, adalah kenyataan-kenyataan potensi kepariwisataan yang begitu menjanjikan terutama untuk wisatawan untuk saatnya datang berkunjung menyaksikan keindahan dunia meliputi : Ketersediaan daya tarik bawah laut berdasarkan dengan karakteristik wilayah Maluku sebagai kawasan kepulauan, Gunung api, Gunung api bawah laut, Kawasan perbukitan, Pemandangan dunia, Teluk, Danau dan Keramah-tamahan masyarakat Maluku yang sudah dikenal sejak dahulu dengan tradisi masyarakat yang menganggap Wisatawan Sebagai Raja.
Sejak zaman purba kala, Maluku diakui telah memiliki daya tarik dunia lain daripada daripada rempah-rempahnya. Terdiri dari ratusan kepulauan membikin Maluku memiliki keunikan panorama disetiap pulaunya dan mengundang jumlah turis asing datang untuk mengunjungi bahkan menetap di kepulauan ini. Lain daripada objek wisata dunia, beberapa peninggalan zaman kolonial juga adalah daya tarik tersendiri karena masih dapat terpelihara dengan baik sampai sekarang. Bahkan dibeberapa daerah,pariwisatanya sudah terkenal sampai ke mancanegara. Beberapa dari objek wisata terkenal di Maluku selang lain:
- Taman Laut Manuala
Pemandangan Taman Laut yang indah memikirkan pantai di Maluku masih jumlah yang belum terjamah. Wisata ini dapat dinikmati di Pulau Tiga, Manuala Beach, Pulau Banda.
- Pantai Pasir Panjang
Pantai Pasir Panjang yang di Tual Maluku Tenggara adalah pantai yang sangat menakjubkan dengan pasir putihnya yang sangat panjang dan lembut menyerupai tepung itu membikin mata tak tahan melihatnya disiang hari karena memancarkan cahaya yang menyilaukan.
- Pantai Natsepa, Ambon
Pantai berpasir putih ini terletak di tepi jalan Provinsi dan menghadap ke beberapa Pulau. Sambil menikmati keindahan panorama juga dapat menikmati es kelapa muda dan rujak buah khas Natsepa. Sangat bagus untuk liburan pengahabisan pekan keluarga dan kerabat sayang jikalau tidak menikmatinya
- Pintu Kota, Ambon
Pantai pintu kota yang juga masih hadir di ujung Pulau Ambon ini sangat menarik dengan batu karang khasnya yang sangat luhur dan berlubang seperti pintu dan hadir lorong dibawahnya membikin wisatawan yang datang tak henti-hentinya mengabadikan salah satu wujud kebesaran Tuhan yang sulit ditemui di tempat lain. Pintu kota juga adalah sebuah batu karang luhur telah tersedia wujud gapura yang yang menjorok ke Laut Banda di selang Desa Airlouw dan Desa Seri, sebelah Jazirah Leitimor. Tersedia beberapa fasilitas berteduh terutama untuk menikmati panorama matahari terbit dan bentuk-bentuk batu karang yang spesifik.
- Benteng Duurstede, Saparua
- Benteng Amsterdam, Ambon
- Benteng Victoria, Ambon
- Banda Neira, Banda
- Benteng Belgica, Banda
- Pantai Hunimoa, Ambon (Pantai Liang)
Terletak disebelah timur laut jazirah Leihitu berhadapan dengan Pulau Seram berpasir putih sepajang kurang bertambah 4 km, berjarak 40 km dari pusat kota. Air lautnya bening mengundang tiap pengunjung untuk terjun kelaut. Sebuah restoran dilaut milik masyarakat setempat menyediakan makan khas Malauku, ikan baker dan colo-colo. Bersebelahan dengan pantai ini terdapat Dermaga Feri untuk penyerbangan ke Pulau Seram, bekas lapang terbang Jepang yang dipakai jaman Peperangan Dunia II. Diseberang pantai ini terletak cagar alam/taman laut Pulau Pombo sebuah pulau karang atoll berpasir putih dan dihuni oleh burung-burung Pombo (merpati).
- Pantai Ngur Sarnadan (Pasir Panjang), Kai
- Pantai Ngurtafur, Pulau Warbal, Kai
- Gua Ohoidertavun di Letvuan, Kai
- Sawai, Seram Utara
- Leksula, Buru
- Pantai Latuhalat, Ambon
- Tanjung Marthafons, Ambon
- Taman Nasional Manusela, Seram
- Air Terjun Waihetu, Rumahkay, Seram
- Pantai Hatuurang
- Pantai Lokki, Seram
- Pantai Englas, Seram
- Pantai Labuan Aisele, Seram Utara
- Pantai Ora, Saleman, Seram Utara
- Pulau Kasa, Seram
- Pulau Pombo
- Pulau Tiga
- Pulau Luciapara
- Pulau Ay, Run dan Rozengain (Hatta), Kepulauan Banda
- Weluan, Kep. Tanimbar
- Pulau Bais
- Tanjung Sesar, Seram
- Pulau Panjang, Pulau Lulpus dan Pulau Garogos
- Gunung Booi
- Kilfura, Seram
- Pantai Soplessy, Seram
- Pantai Manuala
Pantai yang tenang dan sejuk dengan jumlahnya pepohonan ditepian pantai didalamnya menyimpan pesona terumbu karang yang masih alami bercanda dengan satwa laut.
- Gua Lusiala, Seram
- Pantai Kobisadar
- Ahuralo, Amahai
- Batu meja masahatu, hualoy-seram
- Gua Hutan Kartenes
- Goa Akohy di Tamilouw, Seram
- Benteng Titaley, Seram
- Danau Binaya, Piliana
- Tawiri, Ambon
- Pemandian Air Panas Tulehu, Ambon
- Sungai kali ama,hualoy-seram
- pantai maruru,hualoy-seram
Wisata Aturan sejak dahulu kala istiadat
Sebagai salah satu kawasan tujuan wisata utama di Indonesia ronde timur, Provinsi Maluku sangat kaya dengan bermacam obyek wisata baik berupa panorama dunia maupun bangunan-bangunan peninggalan sejarah seperti Masjid Lawas Desa Hila dan hasil kerajinan.
Komunikasi:
Ambon Cyber City
Pada pertengahan tahun 2008, kota Ambon diputuskan sebagai Cyber City. Pekerjaan proyek Ambon Cyber City yang dilakukan Pemkot Ambon untuk memberikan kemudahan berakses internet telah selesai sampai pengahabisan Desember tahun tersebut. Pelaksanaan proyek ini semata-mata guna memberikan kemudahan untuk masyarakat untuk berakses dengan mudah dan murah ke "dunia maya", tanpa harus antri di "warung internet" atau berlangganan telepon dengan biaya mahal untuk berinternet. Hanya dengan modal laptop atau komputer yang memiliki fasilitas wireless, masyarakat sudah dapat menikmati internet dengan mudah bermacam tempat di pusat kota Ambon. Pemkot Ambon pun telah menjalin kerja sesuai dengan perusahaan telekomunikasi Telkomsel untuk meminjam tower perusahaan seluler itu, di mana peralatan Cyber hendak dipasang pada menara tower milik perusahaan itu, sehingga dapat memancarkan sinyalnya dan menjangkau seluruh wilayah Kota Ambon. Kota Ambon termasuk dalam kota-kota pertama di Indonesia yang telah menjadi Cyber City.
Stasiun Televisi Lokal
Maluku juga telah tersedia televisi lokal yang berbasis dikota Ambon yaitu Moluccas Tv dan Ambon Tv.
Stasiun Televisi Jaringan Kabel (CATV)
Maluku juga telah tersedia Stasiun Televisi Berjaringan Kabel resmi yaitu Amboina Multimedia Channel atau AMC oleh PT. Amboina Multimedia
Surat Kabar Harian
- Ambon Express
- Suara Maluku
- Metro Maluku
- Siwalima
- Radar Ambon
- Titah Siwalima
- Maluku Expose
- Marinyo
- Seram Pos
- Suara Ekspresi
Tabloid/ Koran Mingguan
- Dhara Pos
- Bela Reformasi
- Maluku Media
- Door
- Tribun Maluku
- Lacak
- Radar Pos
- Sinar Maluku
- Media Nusantara
- Gosepa
- Maluku Baru
- Moria
- Maluku News
- Pelangi Maluku
- Suara Rakyat
- Utusan Rakyat
Stasiun Radio Lokal
- Suara Pelangi
- DMS
- Rock FM
- Binaya
- G-Tavlul
- Dian Dapat berdiri sendiri
- Sangkakala
- Baku-Bae
- Resthy Mulya
- Arika Polnam
- Manusela FM
- Kabaresi
Media Citizen Journalism
Maluku Online alamat situs: www.malukuonline.co.id
Edukasi
Perguruan Tinggi[3]
Negeri
Nama Perguruan Tinggi | Tahun Pendirian | Pemimpin | Lokasi | Situs Web |
---|---|---|---|---|
Universitas Pattimura (UNPATTI) | 1962 | Prof. Dr. Tommy Pentury.Msi | Ambon | www.unpatti.ac.id |
Politeknik Negeri Ambon (POLNAM) | 1985 | Ir. H. D. Nikijuluw, M.T. | Ambon | www.polnam.ac.id |
Politeknik Perikanan Negeri Tual (POLIKANT) | 2004 | Ir. P. Beruatwarin, M.Si. | Tual | [4] |
Institut Agama Islam Negeri Ambon (IAIN) | 1980 | Prof Dr H Dedi Djubaedi, M.Ag. | Ambon | |
Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Ambon(STAKPN) | 1999 | Dr .A. Ch. Kakiay, M.Si | Ambon | www.stakpn-ambon.ac.id |
Swasta
Nama Perguruan Tinggi | Pemimpin | Lokasi |
---|---|---|
Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) | DR. A.M.L. Batlayeri | Ambon |
Universitas Darussalam (UNIDAR) | Prof. Drs. Ismail Tahir | Ambon |
Universitas Iqra | Drs. R. Suyatno S. Kusuma, M.Si. | Buru |
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Ambon | F.C. Renyut. S.Sos. M.Si. | Ambon |
STIA Abdul Aziz Kataloka | Drs. J. Madubun. M.Si. | Ambon |
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Said Perimtah | Dr. A. Wattiheluw, S.Sos., M.Si. | Masohi |
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Darul Rachman | Drs. Muuti Matloan | Tual |
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Langgur | P.C. Renwarin, S.E. M.Si. | Tual |
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Saumlaki | Semuel Luturyali, S.H. | Saumlaki |
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Umel | Asyara Rumkei, S.E. | Tual |
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Saumlaki | Drs. M.M. Lololuan | Saumlaki |
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Manajemen (STIEM) Rutu Nusa | Drs. G.M.B.K. Dahaklory | Ambon |
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial (STIS) Mutiara | Cilifius Reyaan, S.Sos. | Tual |
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Kebangsaan | Drs. J. Kapressy | Masohi |
Sekolah Tinggi Perikanan Hatta Sjahrir | Prof. Dr. Hamadi B. Husein | Banda |
STKIP Gotong Royong | Drs. Autan Sahib Patty | Masohi |
Akademi Maritim Maluku (AMM) | Drs. P.P. Rahaor. M.Pd. | Ambon |
Akademi Kebidanan (AKBID) Aru | Yonita E.O. Uniplaita, A.Kp., M.Kes. | Dobo |
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada | Sahrir Sillehu, S.KM., M.Kes | Kairatu, SBB |
Seni dan Aturan sejak dahulu kala istiadat
Musik
Alat musik yang terkenal yaitu Tifa (sejenis gendang) dan Totobuang. Masing-masing alat musik dari Tifa Totobuang memiliki fungsi yang bereda-beda dan bergantian mendukung satu sesuai lain sampai melahirkan warna musik yang sangat khas. Namun musik ini didominasi oleh alat musik Tifa. Terdiri dari Tifa yaitu, Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas, ditambah sebuah Gong telah tersedia ukuran luhur dan Toto Buang yang adalah serangkaian gong-gong kecil yang di taruh pada sebuah meja dengan beberapa lubang sebagai penyanggah. Adapula alat musik tiup yaitu Kulit Bia (Kulit Kerang).
Dalam kebudayaan Maluku, terdapat pula alat musik petik yaitu Ukulele dan Hawaiian seperti halnya terdapat dalam kebudayaan Hawaii di Amerika Serikat. Hal ini dapat diamati ketika musik-musik Maluku dari dahulu sampai sekarang masih memiliki ciri khas dimana terdapat penggunaan alat musik Hawaiian baik pada lagu-lagu pop maupun dalam mengikuti tarian tradisional seperti Katreji.
Musik lainnya ialah Sawat. Sawat yaitu perpaduan dari aturan sejak dahulu kala istiadat Maluku dan aturan sejak dahulu kala istiadat Timur Tengah. Pada beberapa masa zaman silam, bangsa Arab datang untuk menyebarkan agama Islam di Maluku, akhir terjadilah campuran aturan sejak dahulu kala istiadat termasuk dalam hal musik. Terbukti pada beberapa alat musik Sawat, seperti rebana dan seruling yang mencirikan alat musik gurun pasir.
Diluar daripada beragamnya alat musik, orang Maluku terkenal handal dalam bernyanyi. Sejak dahulu pun mereka sudah kerap bernyanyi dalam mengikuti tari-tarian tradisional. Tak ayal bila sekarang terdapat jumlah penyanyi terkenal yang lahir dari kepulauan ini. Sebut saja para legenda seperti Broery Pesulima, Harvey Malaihollo, Masnait Group dan Yopie Latul. Belum pulang para penyanyi kaliber dunia lainnya seperti Daniel Sahuleka, Ruth Sahanaya, Monica Akihary, Eric Papilaya, Danjil Tuhumena, Romagna Sasabone, Harvey Malaihollo, Glen Fredly, Ello Tahitu, Webster Manuhutu Moluccas dsb-nya.
Tarian
Tari yang terkenal dari negeri Maluku yaitu tari Cakalele yang menggambarkan keperkasaan orang Maluku. Tari ini kebanyakan dipamerkan oleh para pria dewasa sambil memegang Parang dan Salawaku (Perisai).
Hadir pula Tarian lain seperti Saureka-Reka yang menggunakan pelepah pohon sagu. Tarian yang dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat membutuhkan ketepatan dan kecepatan sambil diikuti irama musik yang sangat menarik.
Tarian yang adalah penggambaran pergaulan anak muda yaitu Katreji. Tari Katreji dilakukan dengan agenda sepasang selang wanita dan pria dengan gerak-gerak yang dibuat bervariasi yang enerjik dan menarik. Tari ini hampir sesuai dengan tari-tarian Eropa kebanyakan karena Katreji juga adalah suatu akulturasi dari aturan sejak dahulu kala istiadat Eropa (Portugis dan Belanda) dengan aturan sejak dahulu kala istiadat Maluku. Hal ini bertambah nampak pada tiap aba-aba dalam perubahan pola lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis dan Belanda sebagai suatu pengolahan biligualisme. Tarian ini diikuti alat musik biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar, dengan pola rithm musik barat (Eropa) yang bertambah menonjol. Tarian ini masih tetap hidup dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang.
Lain daripada Katreji, pengaruh Eropa yang terkenal yaitu Polonaise yang kebanyakan dilakukan orang Maluku pada saat kawinan oleh tiap anggota pesta tersebut dengan sepasang, membuat formasi lingkaran serta melakukan gerakan-gerakan ringan yang dapat diikuti tiap orang baik tua maupun muda.
Lain daripada itu, adapula Tarian Bambu Gila. Tarian bambu gila yaitu tarian khusus yang bersifat magis, berasal dari desa Suli. Keunikan tarian ini yaitu para penari seakan-akan dibebani oleh bambu yang dapat melakukan usaha tidak terkendali dan tarian ini dapat diikuti oleh siapa saja.
Sejarah
Maluku memiliki sejarah yang panjang memikirkan kawasan ini telah diduduki bangsa asing selama kurang bertambah 2300 tahun lamanya dengan didominasi dengan agenda bersambung oleh bangsa Arab, Portugis, Spanyol dan Belanda serta menjadi kawasan pertempuran sengit selang Jepang dan Sekutu pada era Peperangan Dunia ke II.
Para masyarakat asli Banda berdagang rempah-rempah dengan negara-negara Asia lainnya, seperti Cina, paling tidak sejak zaman Kekaisaran Romawi. Dengan hadirnya kedatangan agama Islam, perdagangan didominasi oleh para pedagang Muslim. Salah satu sumber lawas Arab menggambarkan lokasi dari pulau ini berjarak bertambah kurang lima belas hari berlayar dari Timur 'pulau Jaba' (Jawa) namun perdagangan langsung hanya terjadi sampai pengahabisan tahun 1300an. Para pedagang Arab tidak hanya membawa agama Islam, tetapi juga sistem kesultanan dan mewakili sistem lokal yang dimana didominasi oleh Orang Kaya, yang disamping itu bertambah efektif dipergunakan jika berurusan dengan pihak luar.
Melewati perdagangan dengan para pedagang Muslim, bangsa Venesia akhir datang untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah dari Eropa selang 1200 dan 1500, melewati dominasi atas Mediterania ke kota pelabuhan seperti Iskandariyah (Mesir), setelah jalur perdagangan tradisional mulai terganggu oleh Mongol dan Turki. Dalam menunjang monopoli ini akhir mereka ikut serta dalam Masa zaman Eksplorasi Eropa. Portugal mengambil langkah awal penjelajahan dengan berlayar ke bertambah kurang tanjung selatan benua Afrika, melindungi rute-rute penting perdagangan, bahkan tanpa sengaja menemukan pantai Brazil dalam pencarian ke arah selatan. Portugal pengahabisannya sukses dan pembentukan kawasan monompolinya sendiri dan memancing keukasaan maritim lain seperti Spanyol-Eropa, Perancis, Inggris dan Belanda untuk mengganggu kedudukannya.
Karena tingginya nilai rempah-rempah di Eropa dan luhurnya pemasukan yang dihasilkan, Belanda dan Inggris segera terlibat dalam konflik untuk mendapatkan monopoli atas wilayah ini. Persaingan untuk memiliki kontrol atas kepulaiuan ini menjadi sangat intensif bahakn untuk itu Belanda bahkan memberikan pulau Manhattan (sekarang New York), di pihak lain Inggris memberikan Belanda kontrol penuh atas kepulauan Banda. Bertambah dari 6.000 jiwa di Banda telah gugur dan mati syahid dalam peperangan memperebutkan rempah-rempah ini. Dan dikemudian hari, kemenangan atas kepulauan ini dikantongi Kerajaan Belanda.
Arkeologi
Bukti arkeologi paling awal hadirnya okupasi manusia di wilayah ini ditemukan bertambah kurang tiga puluh dua ribu tahun, tetapi bukti hadirnya permukiman yang bertambah tua di Australia mungkin mengindikasikan bahwa Maluku telah memiliki pengunjung sebelumnya. Bukti bahwa semakin meluasya hubungan perdagangan jarak jauh dan frekuensi okupasi terhadap kepulauan lain yang menjadi semakin tinggi, dimulai bertambah kurang sepuluh ribu sampai lima belas tahun akhir. Batu permata dan perak yang kebanyakan dipergunakan sebagai mata uang di semenanjung India bertambah kurang 200 sebelum Masehi telah ditemukan pada beberapa pulau. Maluku pada saat itu mengembang menjadi kawasan kosmopolitan di mana para pedagang rempah-rempah dari seluruh wilayah menetap disana, termasuk para pedagang Arab dan Cina yang mengunjungi atau berniat untuk tinggal di kawasan tersebut. Kemungkinan lainnya yaitu Maluku telah menjadi rumah untuk jumlah bangsa-bangsa semi-nomadik Ras Melanesia. Gua-gua prasejarah masih dapat anda temukan didaerah Seram ronde Utara dan diwilayah Taniwel dapat dijumpai jumlah fosil-fosil yang belum terungkap
Era Portugis dan Spanyol
Lain daripada dari hadirnya pengaruh kebudayaan hal yang paling signifikan dari efek kehadiran Portugis yaitu gangguan dan disorganisasi perdagangan Asia namun disamping itu yaitu hadirnya penyebaran Agama Kristen di Indonesia Timur termasuk Maluku. Portugis yang telah menaklukkan Malaka pada awal masa zaman keenambelas dan pengaruh mereka terasa sangat kuat di Maluku dan kawasan lain di timur Indonesia. Setelah penaklukan Portugis atas Malaka pada bulan Agustus 1511, Afonso de Albuquerque pelajari rute ke Kepulauan Banda dan Kpulauan Rempah-Rempah lainnya dengan mengirim sebuah penjelajahan tiga kapal ekspedisi di bawah pimpinan António de Abreu, Simao Afonso Bisigudo dan Francisco Serrano. Di tengah perbuatan untuk pulang, Francisco Serrao yang terdampar di pulau Hitu (Ambon utara) pada 1512. Dia membangun hubungan dengan penguasa lokal yang terkesan dengan kemampuan militer. Hadirnya pertikaian selang Kerajaan Ternate dan Tidore juga melibatkan Portugis.
Setelah bergabung dengan Ternate, Serrão akhir membangun benteng di pulau tersebut dan menjadi kepala duitan dari para serdadu Portugis di bawah pelayanan satu dari dua sultan yang berkuasa mengelola perdagangan rempah-rempah. Namun dengan hadirnya penyebaran agama Kristen mengakibatkan terjadinya ketegangan dengan Penguasa Ternate yang yaitu Muslim. Ferdinand Magellan Serrão mendorong dia untuk bergabung di Maluku dan memberikan informasi para penjelajah tentang Kepulauan rempah-rempah. Hendak tetapi, keduanya wafat sebelum sempat berjumpa satu sesuai lain. Pada tahun 1535 Raja Tabariji diberhantikan dan dikirim ke Goa oleh Portugis. Dia kemudaun menganut Kristen serta mengubah namanya menjadi Dom Manuel. Setelah dijelaskan bersalah, dia dikirim pulang ke takhtanya pulang, tetapi wafat dalam perbuatan di Melaka pada 1545. Meskipun begitu, dia mewariskan pulau Ambon kepada Ayah Baptisnya yang yaitu seorang Portugis, Jordão de Freitas. Setelah kejadian pembunuhan Sultan Hairun oleh Portugis, Ternate keudian mengusir mereka pada tahun 1575 setelah pengepungan selama 5 tahun.
Pendaratan Portugis yang pertama di Ambon terjadi pada tahun 1513, yang dikemudian hari hendak menjadi pusat agenda Portugal di Maluku setelah pengusiran dari Ternate. Daya Eropa didaerah tersebut pada saat itu lemah dan Ternate makin menyebarkan kekuasaannya sebagai Kerajaan Islam anti Portugis dibawah pimpinan Sultan Baab Ullah dan anaknya Sultan Said. Di Ambon, Portugis mendapat perlawanan dari masyarakat muslim lokal di kawasan utara pulau tesebut terutama di Hitu yang telah lama menjalin hubungan kerjasama perdagangan dan agama dengan kota-kota pelabuhan di pantai utara Jawa.Sesungguhnya, Portugis tidak sudah menjalani sukses mengelola perdagangan rempah-rempah lokal dan gagal dalam upaya untuk membangun otoritas mereka atas kepulauan Banda, pusat produksi pala.
Spanyol akhir mengambil kontrol atas Ternate dan Tidore. Misionaris dan saah satu dari Orang Suci Katholik, Santo Fransiscus Xaverius (Saint Francis Xavier), tiba di Maluku pada tahun 1546-1547 kepada orang Ambon, Ternate dan Morotai serta menaruh landasan untuk misi permanen disana. Dengan tibanya beliau disana, 10.000 orang telah dibaptis menjadi Katholik, dengan persentase terbanyak di pulau Ambon dan bertambah kurang tahun 1590 terdapat 50.000 bahkan 60.000 orang telah dibaptis, walaupun beberapa kawasan bertambah kurangnya tetap menjadi kawasan Muslim.
Selama pekerjaan Misionaris, telah terdapat komunitas Kristen dalam jumlah luhur di kawasan timur Indonesia selama beberapa waktu, serta telah berkontribusi terhadap kepentingan bersama dengan Eropa, khususnya di selang orang Ambon. Pengaruh lainnya termasuk sejumlah luhur ucap berasal dari Indonesia Portugis yang di samping Melayu adalah bahasa pergaulan sampai awal masa zaman kesembilanbelas. Kata-kata dalam Bahasa Indonesia seperti pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, semua berasal dari bahasa Portugis. Jumlah pula nama-nama keluarga di Maluku berasal dari Portugis seperti de Lima, Waas, da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendosa, Rodrigues dan da Silva.
Bangsa Belanda
Orang Belanda tiba pada tahun 1599 dan melaporkan hadirnya usaha Portugis untuk memonopoli perdagangan tradisional mereka. Setelah Orang Ambon sukses membantu Belanda dalam membangun benteng di Hitu Lama, Portugis memulai kampanye memerangi bantuan terhadap Ambon dari Belanda.
Setelah 1605 Frederik Houtman menjadi gubernur Belanda pertama Ambon. VOC adalah perusahan perdagangan Belanda yang terhambat oleh tiga faktor daam menjalankan usahanya yaitu: Portugis, masyarakat lokal dan Inggris. Sekali pulang, penyelundupan adalah satu-satunya agenda untuk monopoli Eropa. Selama masa zaman ke-17, Banda melakukan perdagangan merdeka dengan Ingris. Upaya Belanda yaitu dengan mengurangi jumlah masyarakat asli Banda lalu mengirim lainnya ke luar pulai serta membangun instalasi budak kerja.
Walaupun lainnya pulang menetap di Kepulauan Banda, sisa wilayah Maluku lainnya tetap sangat sulit untuk hadir dibawah kontrol asing bahkan setelah Portugis membangun stasiun perdagangannya di Makassar, terjadi pemberontakan masyarakat lokal pada tahun 1636 dan 1646. Dibawah kontrol kompeni Maluku teradministrasi menjadi residen Belanda yaitu Ternate di Utara dan Amboyna (Ambon) di selatan.
Peperangan Dunia II
Pecahnya Peperangan Pasifik tanggal 7 Desember 1941 sebagai ronde dari Peperangan Dunia II mencatat era baru dalam sejarah penjajahan di Indonesia. Gubernur Jendral Belanda A.W.L. Tjarda van Starkenborgh , melewati radio, menerangkan bahwa pemerintah Hindia Belanda dalam perihal peperangan dengan Jepang.
Tentara Jepang tidak jumlah kesukaran mendiami kepulauan di Indonesia. Di Kepulauan Maluku, pasukan Jepang masuk dari utara melewati pulau Morotai dan dari timur melewati pulau Misool. Dalam waktu singkat seluruh Kepulauan Maluku dapat diduduki Jepang. Perlu dicatat bahwa dalam Peperangan Dunia II, tentara Australia sempat bertempur memerangi tentara Jepang di desa Tawiri. Dan untuk mengingatkannya didirikan monumen Australia di negeri negeri Tawiri (tidak jauh dari Bandara Pattimura).
Dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maluku dijelaskan sebagai salah satu provinsi Republik Indonesia. Namun pembentukan dan kedudukan Provinsi Maluku saat itu terpaksa dilakukan di Jakarta, sebab segera setelah Jepang menyerah, Belanda (NICA) langsung memasuki Maluku dan menghidupkan pulang sistem pemerintahan kolonial di Maluku. Belanda terus berupaya menguasai kawasan yang kaya dengan rempah-rempahnya ini, bahkan sampai setelah keluarnya pengakuan kedaulatan pada tahun 1949 dengan mensponsori terbentuknya Republik Maluku Selatan (RMS).
Lihat pula
Sumber acuan
- ^ Sensus Masyarakat 2010
- ^ a b Data Sensus Masyarakat 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=8100000000)
- ^ Daftar Perguruan Tinggi Swasta di Provinsi Maluku
- ^ Statuta Peliteknik Perikanan Negeri Tual
Pranala Luar
Wikidata: Maluku (province)
- (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
- (Indonesia) Informasi Lengkap Seputar Maluku
- (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Maluku
- (Inggris) World International Library Of UNESCO About Maluku
|
|
|
|
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ensiklopedia.web.id, pasar.program-reguler.co.id, dsb.