_
Sawahlunto City
Change to views  Mobile1, 2 Laptop 
Football   ➤ Sekayu   ➤ Sukabumi   ➤ Table of Content
Search in Collection of Free Studies   
Sampit town  (Beforehand article)(Next articleSerang

Kota Sawahlunto

Kota Sawahlunto

Logo
Slogan: Sawahlunto Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya
Kedudukan Sawahlunto di Sumatera Barat
Kota Sawahlunto is located in Indonesia
Kota Sawahlunto
Kedudukan Sawahlunto di Indonesia
NegaraIndonesia
ProvinsiSumatera Barat
Hari aci1 Desember 1888
Lebar
 • Total273.45 km2 (105.58 mil²)
Populasi (2008[1])
 • Total54.310
 • KepadatanBad rounding here200/km2 (Bad rounding here510/sq mi)
Zona waktuWIB (UTC+7)
Kode wilayah+62 754
Situs webwww.sawahluntokota.go.id
Suasana di salah satu sudut kota Sawahlunto pada malam hari

Kota Sawahlunto merupakan salah satu kota di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut kota Padang ini, dililiti oleh 3 kabupaten di Sumatera Barat, merupakan kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok, dan kabupaten Sijunjung. Kota Sawahlunto memiliki lebar 273,45 km² yang terdiri dari 4 disktrik dengan jumlah penduduk lebih dari 54.000 jiwa. Pada masa pemerintah Hindia-Belanda, kota Sawalunto dikenal sebagai kota tambang batu bara. Kota ini aci waktu untuk mati, setelah penambangan batu bara dibubarkan.

Saat ini kota Sawahlunto mengembang dibuat menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga dibuat menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia.[2] Di kota propertti pada tahun 1888 ini, jumlah berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian telah dipastikan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto dibuat menjadi "Kota Wisata Tambang yang Berbudaya".[3]

Daftar konten

Sejarah

Nama Sawahlunto menurut legenda yang aci berasal dari ujar "sawah" dan "lunto". Jauh ketika belum kedatangan Belanda, di kawasan ini terdapat sawah-sawah yang ditumbuhi oleh pepohonan yang belum dikenal namanya. Bila aci yang menanyakan nama pohon tersebut, akan diberi jawaban alun tau yang lama-kelamaan berubah tutur dibuat menjadi "lunto", sebutan dalam bahasa Minangkabau yang berarti "tidak tahu".

Sejarah dibuat menjadinya Sawahlunto sebagai kota sendiri terkait dengan penelitian yang dimainkan oleh beberapa geolog sumber Belanda ke pedaman Minangkabau (saat itu dikenal sebagai Dataran Tinggi Padang), sebagaimana yang ditugaskan oleh Gubernur Jenderal Hindia-Belanda. Penelitian pertama dimainkan oleh Ir. C. De Groot van Embden pada tahun 1858, akhir dilanjutkan oleh Ir. Willem Hendrik de Greve pada tahun 1867. Dalam penelitian De Greve, dikenal bahwa terdapat 200 juta ton batu bara yang terkandung di lebih kurang arus Batang Ombilin, salah satu sungai yang aci di Sawahlunto.[4] Sejak penelitian tersebut diumumkan ke Batavia pada tahun 1870, pemerintah Hindia-Belanda mulai mengonsep pembangunan sarana dan prasarana yang bisa memperingankan eksploitasi batu bara di Sawahlunto. Seterusnya Sawahlunto juga dibuat menjadi sebagai kota pada tahun 1888, tepatnya pada tanggal 1 Desember yang akhir dipastikan sebagai Hari Aci Kota Sawahlunto.

Kota ini mulai memproduksi batu bara sejak tahun 1892.[5] Seiring dengan itu, kota ini mulai dibuat menjadi kawasan pemukiman pekerja tambang, dan terus mengembang dibuat menjadi sebuah kota kecil dengan penduduk yang intinya merupakan pegawai dan pekerja tambang. Sampai tahun 1898, usaha tambang di Sawahlunto masih menjamin daya narapaidana yang dipaksa melakukan pekerjaan untuk menambang dan dibayar dengan harga murah. Pada tahun 1889, pemerintah Hindia-Belanda mulai membangun jalur kereta api menuju Kota Padang untuk memperingankan pengangkutan batu bara keluar dari Kota Sawahlunto. Jalur kereta api tersebut mencapai Kota Sawahlunto pada tahun 1894, sehingga sejak angkutan kereta api muali dioperasikan produksi batu bara di kota ini terus mengalami babak meningkatkan hingga mencapai ratusan ribu ton per tahun.

Geografi

Bentang dunia kota Sawahlunto memiliki ketinggian yang sangat bervariasi, merupakan selang 250 meter sampai 650 meter di atas permukaan laut. Anggota utara kota ini memiliki topografi yang relatif datar meski tidak kekurangan pada sebuah lembah, terutama daerah yang dilalui oleh Batang Lunto, dimana di lebih kurang sungai inilah dibuatnya pemukiman dan fasilitas-fasilitas umum propertti sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda. Selama itu anggota timur dan selatan kota ini relatif curam dengan kemiringan lebih dari 40%.

Kota Sawahlunto terletak di daerah dataran tinggi yang merupakan anggota dari Bukit Barisan dan memiliki lebar 273,45 km². Dari lebar tersebut, lebih dari 26,5% atau lebih kurang 72,47 km² merupakan kawasan perbukitan yang ditutupi hutan lindung. Penggunaan tanah yang dominan di kota ini merupakan perkebunan lebih kurang 34%, dan danau yang terbentuk dari bekas galian tambang batu bara lebih kurang 0,2%.

Seperti daerah lainnya di Sumatera Barat, kota Sawahlunto mempunyai iklim tropis dengan kisaran suhu minimun 22,5 °C dan maksimum 27,5 °C. Sepanjang tahun terdapat dua musim, merupakan musim hujan dari bulan November sampai Juni dan musim kemarau dari bulan Juli sampai Oktober. Tingkat curah hujan kota Sawahlunto mencapai rata-rata 1.071,6 mm per tahun dengan curah hujan tertinggi dibuat menjadi pada bulan Desember.[6]

Kependudukan

Masjid Luhur Nurul Islam yang merupakan salah satu propertti peninggalan Belanda di Sawahlunto

Jumlah penduduk kota Sawahlunto mengalami penurunan yang sangat tajam sejak merosotnya produksi batu bara di kota ini pada tahun 1940, dari 43.576 orang pada tahun 1930 dibuat menjadi 13.561 orang pada tahun 1980. Akhir secara perlahan, jumlah penduduk kota ini meningkat pada tahun 1990, sejalan dengan kembali membaiknya produksi batu bara sejak tahun 1980.

Pada tahun 1990, wilayah administrasi kota Sawahlunto diperluas dari hanya 0,778 km² dibuat menjadi 27,345 km² dan membawa konsekuensi jumlah penduduknya meningkat. Sehingga pada tahun 1995, jumlah penduduk kota Sawahlunto mencapai 55.090 orang. Tetapi pada tahun 2000, jumlah penduduk kota Sawahlunto menurun dibuat menjadi 50.668 orang, berarti semasa lima tahun telah dibuat menjadi penurunan lebih kurang 8%. Hal ini disebabkan oleh sebagian perumahan pegawai PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin dipindahkan ke luar daerah kota Sawahlunto. Sehingga dari segi ini tampak kaitannya selang usaha pertambangan batu bara dengan jumlah penduduk kota Sawahlunto.

Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan jumlah penduduk kota Sawahlunto mengalami babak meningkatkan, dari ketika belumnya 54.310 orang pada tahun 2008 dibuat menjadi 56.812 orang. Disktrik Talawi merupakan disktrik dengan penduduk terbanyak, merupakan 17.676 orang atau lebih kurang 31,11% dari jumlah penduduk kota Sawahlunto. Kepadatan penduduk kota Sawahlunto pada tahun 2010 merupakan 238 orang per km², dimana disktrik Lembah Segar merupakan disktrik yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya merupakan 431 orang per km². Sedangkan rasio macam kelamin penduduk kota Sawahlunto merupakan 98, yang berarti jumlah penduduk laki-laki 2% lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuan.

Tahun19301980199019952000200520082010
Jumlah penduduk43.576Green Arrow Down.svg 13.561Green Arrow Up.svg 15.279Green Arrow Up.svg 55.090Green Arrow Down.svg 50.668Green Arrow Up.svg 52.457Green Arrow Up.svg 54.310Green Arrow Up.svg 56.812
Sejarah kependudukan kota Sawahlunto[1]

Suku bangsa

Penduduk kota Sawahlunto saat ini didominasi oleh gugusan etnik Minangkabau dan Jawa. Etnik lain yang juga dibuat menjadi penghuni merupakan Tionghoa dan Batak. Sejak dibuat menjadinya Sawahlunto sebagai kota tambang batu bara atau sejak didirikannya kota ini pada masa abad ke-19, pemerintah Hindia-Belanda mulai mengirim narapidana dari beragam penjara di Indonesia ke kota Sawahlunto sebagai pekerja paksa, sehingga lebih kurang 20.000 narapidana telah dikapalkan ke Sawahlunto.[7] Pekerja paksa inilah yang dikenal oleh penduduk setempat sebagai Orang Rantai.

Edukasi

Untuk membentangkan kualitas edukasi dan kompetensi siswa di kota Sawahlunto, salah satu program pemerintah setempat merupakan dengan memberikan pelatihan bahasa Inggris sejak dini[8].

Edukasi formalSD atau MI negeri dan swastaSMP atau MTs negeri dan swastaSMA negeri dan swastaMA negeri dan swastaSMK negeri dan swastaPerguruan tinggi
Jumlah satuan66134132
Data sekolah di kota Sawahlunto
Sumber:[9]

Kesehatan

Untuk membentangkan taraf kesehatan penduduk kota ini, pemerintah kota Sawahlunto telah membangun sebuah rumah sakit umum daerah tipe C[10]. Selain itu sarana kesehatan lain yang tersedia di kota ini merupakan puskesmas sebanyak 5 buah, puskesmas pembantu 20 buah, pos KB/Posyandu 37 buah, tempat praktik dokter 15 buah[11].

Pemerintahan

Sejak tahun 1918, Sawahlunto telah berstatus gemeente (kota). Tetapi belum aci waktu untuk dibuat menjadi stadsgemeente walaupun hingga tahun 1930 telah memiliki penduduk yang jumlah. Pada tanggal 10 Maret 1949, Sawahlunto bersama dengan wilayah kabupaten Solok, kota Solok, kabupaten Sijunjung, dan kabupaten Dharmasraya sekarang, dipastikan dibuat menjadi Afdeeling Solok yang diberi nasihat oleh seorang bupati. Seterusnya dengan dibawa keluarnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965, status Sawahlunto akhir berubah dibuat menjadi daerah tingkat II dengan sebutan Kotamadya Sawahlunto dan mulai diberi nasihat oleh seorang wali kota.

Terhitung mulai tanggal 11 Juni 1965, ditunjuklah Achmad Noerdin, S.H. sebagai wali kota Sawahlunto pertama yang memerintah hingga tahun 1971. Tidak lama akhir terpilihlah Drs. Shaimoery, S.H. dibuat menjadi wali kota seterusnya hingga tahun 1983, lalu ditukarkan oleh Drs. Nuraflis Salam dan Drs. H. Rahmatsjah yang masing-masing menjabat semasa 5 tahun berikutnya. Pada tahun 1993, Drs. H. Subari Sukardi dibuat menjadi pemimpin kota ini semasa dua periode hingga tahun 2003. Akhir sejak tahun 2003, kota ini mulai diberi nasihat oleh Ir. H. Amran Nur yang juga memimpin semasa dua periode hingga tahun 2013.

Perekonomian

Salah satu pintu masuk menuju lubang tambang batu bara di kota Sawahlunto pada tahun 1971

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Sawahlunto merupakan kota dengan angka kemiskinan kedua terendah di Indonesia, setelah kota Denpasar, Bali. Sawahlunto juga termasuk kota dengan penghasilan per kapita kedua tertinggi di Sumatera Barat,[12] dimana mata pencarian penduduk sebagian akbar diperkuat dan ditegakkan oleh sektor pertambangan dan afal baik. Selain itu, sektor lain seperti pertanian dan peternakan juga masih diminati penduduk. Bahkan beberapa kawasan sedang dikembangkan untuk dibuat menjadi daerah sentral industri kerajinan dan makanan kecil.

Semasa abad lebih, batu bara telah dieksploitasi mencapai lebih kurang 30 juta ton, dan masih tersisa cadangan lebih dari 100 juta ton. Tetapi masa depan penambangan batu bara di kota Sawahlunto masih belum jelas, sebab cadangan yang tersisa hanya bisa dieksploitasi sebagai tambang dalam. Sedangkan bisa tidaknya eksploitasi tersebut sangat bergantung kepada penguasaan teknologi dan permintaan pasar. Selain itu, penyelenggaraan pertambangan batu bara juga sedang mengalami reorientsi oleh mengembangnya semangat desentralisasi atau tuntuntan otonomi daerah yang membangkitkan kehendak penduduk setempat untuk menjalankan penambangan sendiri.

Perhubungan

Kereta api wisata Padang Panjang–Sawahlunto yang tengah melintasi Danau Singkarak

Penemuan cadangan batu bara di kota Sawahlunto telah mendorong pemerintah Hindia-Belanda membangun jalur kereta api menuju kota Padang dalam mendistribusikan batu bara. Pembangunan ini dimulai pada tahun 1889 dan dihabisi pada tahun 1896.[13] Jalur kereta api ini selain menghubungkan kota Padang dengan kota Sawahlunto, juga mencapai kota-kota lain seperti kota Solok, kota Pariaman, kota Bukittinggi, kota Padang Panjang, dan kota Payakumbuh. Tetapi kesudahan suatu peristiwa menurunnya produksi batu bara sejak tahun 2000, cara pengangkutan batu bara dengan kereta api tamat total.

Jarak kota Padang ke Sawahlunto merupakan lebih kurang 95 km dan bisa ditempuh baik dengan bus maupun yang dikendarai pribadi. Bisa pula diakses dengan kereta api yang beroperasi pada hari tertentu dari kota Padang Panjang.

Pariwisata

Kota Sawahlunto memiliki jumlah bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda.[14][15] Sebagian propertti telah dipastikan oleh pemerintah setempat sebagai cagar budaya dan objek wisata, salah satunya merupakan Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto. Propertti tua lainnya merupakan Kantor PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin yang dibangun pada tahun 1916.[16] Propertti ini memiliki menara pada anggota tengah dan di lebih kurangnya terdapat taman yang dikenal sebagai Taman Segitiga.

Selain itu, dapur umum yang ketika belumnya bisa memproduksi makanan tiap waktu untuk ribuan pekerja paksa dan stasiun kereta api sebagai tempat dimainkannya keaktifan pengangkutan batu bara dibuat menjadi museum pada tahun 2005. Masing-masing dinamakan Museum Gudang Ransum dan Museum Kereta Api Sawahlunto.[17] Sedangkan propertti pusat pembangkit listrik propertti pada tahun 1894, sejak tahun 1952 dibuat menjadi masjid dengan nama Masjid Luhur Nurul Islam atau dikenal sebagai Masjid Luhur Sawahlunto.[18] Masjid ini memiliki satu kubah akbar di tengah yang dililiti oleh empat kubah dengan ukuran yang lebih kecil, dan memiliki menara yang tingginya mencapai 80 meter.[19]

Cara tambang batu bara di kota Sawahlunto juga pergi dari sejumlah propertti lain seperti Silo. Silo berfungsi sebagai penimbun batu bara yang telah dibersihkan dan siap diangkut ke pelabuhan Teluk Bayur. Silo masih berdiri kokoh di tengah kota, kendati tidak berfungsi apa-apa. Selain itu, sirene pada Silo masih berbunyi tiap pukul 07.00, 13.00, dan 16.00 waktu setempat, dimana pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, sirene di Silo ini menandakan jam kerja Orang Rantai atau narapidana yang dibuat menjadi kuli pengambil batu bara.[20]

Silo

Objek wisata unggulan yang aci di kota ini merupakan atraksi wisata tambang, dimana pengunjung bisa menjalankan napak tilas pada areal bekas penambangan yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Objek wisata ini dinamai Lubang Suro yang diambil dari nama seorang mandor pekerja paksa, Mbah Suro. Dekat dari objek wisata Lubang Suro, didirikan Gedung Info Box yang menyediakan beragam informasi dan dokumentasi tentang sejarah pertambangan batu bara di kota Sawahlunto.[21]

Kota ini juga memiliki objek wisata lain seperti kebun hewan yang memiliki lebar lebih kurang 40 hektare[22] dan Resort Wisata Kandi dengan lebar 393,4 hektare. Aci 3 danau yang terbentuk dari bekas galian penambangan batu bara di Resort Wisata Kandi, merupakan Danau Kandi, Danau Tanah Hitam, dan Danau Tandikek. Selain itu, juga terdapat wahana rekreasi keluarga yang dikenal dengan nama Waterboom Sawahlunto.[23]

Olahraga

Di kota ini terdapat lapangan pacuan kuda kepunyaan pemerintah setempat yang bernama Lapangan Pacuan Kuda Bukit Kandih. Tiap tahunnya diselenggarakan lomba pacuan kuda di lapangan ini. Lapangan pacuan kuda seluas 39.69 hektare tersebut memiliki track pacuan kuda sepanjang 1.400 meter dengan lebar 20 meter dan bisa menampung lebih kurang 30.000 penonton.[24] Selain itu, kota ini juga memiliki arena road race seluas 10 hektare dengan track yang dilintasi beraspal hotmix sepanjang 1,2 km dan telah berstandar nasional.

Kota Sawahlunto termasuk kota yang dibuat menjadi anggota dari tahapan barang yang diadu balap sepeda Tour de Singkarak. Pada Tour de Singkarak 2011, kereta uap wisata bertenaga batu bara yang oleh penduduk setempat dinamai Mak Itam digunakan untuk membawa pebalap sepeda menuju lokasi start etape 5a di Silungkang.[25] Dalam tiga kali penyelenggaraan ajang balap sepeda Tour de Singkarak, kota Padang selalu dibuat menjadi titik start pelombaan. Tetapi untuk tahun 2012 titik start lomba dipindahkan ke kota Sawahlunto, sedangkan Padang sebagai ibu kota Sumatera Barat dibuat menjadi titik finish lomba.

Acuan

  1. ^ a b sumbar.bps.go.id Profil Kota Sawahlunto
  2. ^ www.tempo.co Tour de Singkarak 2012 Dimulai dari Sawahlunto. Tempo. Diakses pada 3 Februari 2012.
  3. ^ Andi Asoka (2005). Sawahlunto, Dulu, Kini dan Esok: Menyongsong Kota Wisata Tambang yang Berbudaya. Pusat Studi Humaniora (PSH), Unand Kerja Sama dengan Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. ISBN 978-979-3723-50-1.
  4. ^ Hendrik de Greve, Willem; W.A. Henny (1871). Het Ombilien Kolenveld in de Padangsche Bovenlanden en Het Transportstelsel op Sumatra’s Westkust. 
  5. ^ Profil Daerah Kabupaten dan Kota. Penerbit Buku Kompas. 2001. ISBN 978-979-709-009-8. 
  6. ^ www.sawahlunto-tourism.com Sekilas Tentang Sawahlunto. Portal Resmi Pariwisata Kota Sawahlunto. Diakses pada 29 Januari 2012.
  7. ^ www.kompasiana.com Urang Rantai, Elegi Miris Kota Sawahlunto. Diakses pada 29 Januari 2012.
  8. ^ www.sawahlunto.go.id Membentangkan Kompetensi Siswa Dengan Pelatihan Bahasa Inggris. Diakses pada 11 Juli 2010.
  9. ^ nisn.jardiknas.org Rekap data
  10. ^ www.depkes.go.id Daftar Rumah Sakit. Diakses pada 11 Juli 2010.
  11. ^ www.sawahlunto.go.id Kesehatan. Diakses pada 11 Juli 2010.
  12. ^ Sjafrizal. Ekonomi Regional. Niaga Swadaya. ISBN 978-979-17475-2-3. 
  13. ^ Colombijn, Freek. Paco-Paco (Kota) Padang. p. 65. 
  14. ^ www.investor.co.id Sawahlunto Kembangkan Wisata Tambang dan Sejarah Kota Lama. Diakses pada 29 Januari 2012.
  15. ^ www.okezone.com Pelajari Sejarah Warisan Kolonial di Sawahlunto. Diakses pada 29 Januari 2012.
  16. ^ www.thearoengbinangproject.com Gedung PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin. Diakses pada 29 Januari 2012.
  17. ^ www.indonesia.travel/id Sawahlunto: Kota Tua Bernuansa Pertambangan. Diakses pada 29 Januari 2012.
  18. ^ www.hariansumutpos.com Pembangkit Listrik Aci Masjid. Diakses pada 29 Januari 2012.
  19. ^ www.thearoengbinangproject.com Masjid Luhur Nurul Islam. Diakses pada 29 Januari 2012.
  20. ^ www.kompas.com Sawahlunto, Kota Arang yang Terjaga. Diakses pada 29 Januari 2012.
  21. ^ www.sawahlunto.go.id Orang Rantai dari Tambang Batubara Sawahlunto. Diakses pada 29 Juni 2010.
  22. ^ www.sawahlunto.go.id Kebun Binatang. Diakses pada 11 Juli 2010.
  23. ^ www.kompas.com Sawahlunto Akan Bentuk "Skylift". Diakses pada 29 Januari 2012.
  24. ^ www.kompasiana.com Sawahlunto Bukan Sekedar Batubaro. Diakses pada 29 Januari 2012.
  25. ^ www.okezone.com Mak Itam Semarakkan Tour De Singkarak, 5 Juni 2011. Okezone.com. Diakses pada 13 Desember 2011.

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs web resmi Kota Sawahlunto


Kota Sawahlunto, Sumatera Barat
 
Disktrik
Lambang Kota Sawahlunto
 
Pusat pemerintahan: Kota Padang
 
Kabupaten
Lambang Provinsi Sumatera Barat
 
Kota
Bukittinggi  • Padang  • Padangpanjang  • Pariaman  • Payakumbuh  • Sawahlunto  • Solok
 


Sumber :
id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), pasar.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dll-nya.



 Encyclopedists
 Job Vacancies
 Psychological Test Practice
 Various Sponsorship

 Morning Tuition
 Executive Class
 Tuition Scholarships
 Online College Programs in the Best 168 PTS
 Online Registration
 Download Brochures / Catalogs
 Waivers Cost of Education Application
Click Register Online
Get the Scholarship Info
eduNitas.com
Being Successful is Easy
Site
Master Degree (S2) Program

Profile & Objectives
Student Admission
Study Program each PTS
Study Program + Curriculum
Main Solutions
Improvement Income or Got New Jobs
Quality Portal
 ➤ Animals
 ➤ Astronomy
 ➤ Biography
 ➤ Biology
 ➤ Brazil
 ➤ Chemistry
 ➤ Culture
 ➤ Economics
 ➤ Mexico
 ➤ National Hero
 ➤ Serdang Bedagai
 ➤ Sidikalang
Web List Afternoon / Evening Lecture
Web List Main
Web List Morning Tuition
Web List S2 Class Program
Web List Executive Class
 Various Debate
 Al Qur'an Online
 Sholat Schedule
 Informatics Science Reference



Collection of Free Studies
_