_
Trinity
Change to views  Mobile1, 2 Laptop 
Football   ➤ Sekayu   ➤ Sukabumi   ➤ Table of Content
Search in Collection of Free Studies   
tritium  (Beforehand article)(Next articletropical climate

Tritunggal

Anggota dari seri artikel tentang

Agama Kristen
Yesus Kristus
Kelahiran · Kematian · Perjalanan ·
Natal · Jumat Luhur · Paskah
Dasar
Gereja · Injil · Kerajaan ·
Rasul: Paulus · Petrus
Alkitab
Akad Baru · Akad Lama · Kanon · Deuterokanonika
Teologi
Allah Bapa · Allah Putra · Allah Roh Kudus
Trinitas · Keamanan · Baptisan · Maria ·
Nasihat
Sepuluh Perintah Allah · Hukum Kasih · Amanat Luhur ·
Kotbah di Bukit: Ucapan Berbahagia · Doa Bapa Kami
Sejarah Kekristenan
Gereja mula-mula · Konsili ·
Pengakuan iman · Misi · Skisma Timur-Barat ·
Perang Salib · Reformasi · Kontra Reformasi
Denominasi Kristen
Katolik
Gereja Katolik
Protestan
Lutheran · Calvinis · Anglikan · Anabaptis · Baptis · Methodis · Adventis · Injili · Pentakostal
Ortodoks

Ortodoks Timur · Ortodoks Oriental (Miaphysite) · Asiria

Topik terkait
Khotbah · Doa · Ekumenisme · Gerakan ·
Seni · Musik · Liturgi · Kalender · Simbol · Kritik
P christianity.svg Portal Kristen

Tritunggal atau Trinitas merupakan doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang Esa, tetapi ada dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana ketiganya merupakan sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Kata Tritunggal (Inggris: trinity, Latin: trinitas) mengandung arti tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah. Kata "pribadi" dalam bahasa Yunani merupakan hupostasis, diterjemahkan ke Latin sebagai persona (Inggris: Person).

Sejak awal masa abad ketiga[1] doktrin Tritunggal telah dinyatakan sebagai "Satu keberadaan (Yunani: ousia, Inggris: beeing) Allah di dalam tiga Pribadi dan satu substansi (natur), Bapa, Anak, dan Roh Kudus "

Kamus Oxford Gereja Kristen (The Oxford Dictionary of the Christian Church) menjelaskan Trinitas sebagai "dogma sentral dari teologi Kristen".[2] Doktrin ini diterima oleh mayoritas aliran-aliran Kristen, seperti: Katolik,Protestan, dan Orthodoks.

Alkitab, baik dalam Akad Lama maupun Akad Baru, tidak secara eksplisit menyuratkan kata "Allah Tritunggal", tetapi keberadaan Bapa, Putra dan Roh Kudus tersirat dalam jumlah ayat, baik secara terpisah maupun bersama-sama. Berdasarkan rumusan dalam perintah tentang pembaptisan di Matius 28:19: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (TB-LAI). Doktrin Tritunggal mendapatkan bentuknya seperti sekarang, merupakan berdasarkan Firman Tuhan dalam Injil. Ucapan Yesus: "Diri sendiri di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku", bisa digunakan untuk menjelaskan kata "pribadi", "sifat", "esensi", "subtansi", istilah-istilah yang belum sudah melalui digunakan oleh para Rasul.

Karena kekurangpahaman dalam membaca Injil, beberapa orang atau kelompok menyangkal bahwa doktrin yang dinyatakan pada masa abad ke-4 tersebut didasarkan pada gagasan Kristen, dan bahwa doktrin itu merupakan sebuah penyimpangan dari nasihat Kristen mula-mula tentang Allah. Bahkan aci yang menyatakan bahwa doktrin tersebut meminjam konsep pra-Kristen tentang trinitas ilahi yang dipahami oleh Plato. Tetapi sebenarnya justru konsep trinitas ini muncul dari pembacaan lebih mendalam dari Alkitab itu sendiri.

Daftar isi

Etimologi

Diagram "Scutum Fidei" atau "Perisai Trinitas" dari simbolisme Kristen Barat tradisional.

Ujar Trinitas berasal dari bahasa Latin "trinus" dan "unitas" yang berarti "tiga serangkai atau tritunggal".[3] Ujar benda niskala ini terbentuk dari ujar sifat trinus (tiga masing-masing, tiga kali lipat),[4] sebagai ujar unitas yang merupakan ujar benda niskala yang dibuat dari unus (satu).

Ujar yang berdasarkan dalam bahasa Yunani merupakan Τριάς, yang berarti "satu set dari tiga" atau "berjumlah tiga".[5]

Penggunaan tercatat pertama dari ujar Yunani ini dalam teologi Kristen (meskipun bukan tentang Trinitas Ilahi) merupakan oleh Teofilus dari Antiokhia pada sekitar 170.[6][7][8]

Tertulianus, seorang teolog Latin yang menulis pada awal masa abad ke-3, yang diasumsikan menggunakan kata-kata "Trinitas",[9] "persona" dan "substansi"[10] menjelaskan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus merupakan "satu dalam esensi - bukan satu dalam Persona"[11]

Sekitar satu masa abad akhir, pada tahun 325, Konsili Nicea meresmikan doktrin Trinitas sebagai ortodoksi dan mengadopsi Pengakuan Iman Nicea, yang menggambarkan Kristus sebagai "Allah dari allah, Terang dari terang, maha Allah dari maha Allah, diperanakkan, bukan diciptakan, satu substansi (homoousios) dengan Bapa".

Sejarah

Pertemuan Nicea diadakan ketika Kaisar Romawi Konstantin memanggil semua uskup ke Nicea, yang saat itu jumlahnya sekitar 1800 uskup. Dari jumlah ini sekitar 1000 orang dari timur dan 800 orang dari barat. Namun, jumlah yang ada lebih sedikit dan tidak dikenal pasti berapa. Eusebius dari Kaisaria melakukan anggaran 250, Athanasius dari Alexandria melakukan anggaran 318, dan Eustatius dari Antiokhia mencatat 270 orang. Mereka bertiga ada pada konsili ini. Belakangan Socrates Scholasticus mencatat lebih dari 300 orang dan Evagrius, Hilarius, Hieronimus dan Rufinus mencatat 318 orang.

Konstantin sumbernya bukan seorang Kristen. Ia menjadikan Kristen sebagai agama resmi, karena percaya kemenangannya merupakan berkat dari Yesus Kristus. Aci dugaan, ia baru dibaptis pada waktu sedang terbaring sekarat. Mengenai dirinya, Henry Chadwick menyebutkan dalam The Early Church: “Konstantin, seperti bapanya, menyembah Matahari Yang Tidak Tertaklukkan;... pertobatannya inginnya tidak ditafsirkan sebagai pengalaman kerelaan yang datang dari batin... Ini merupakan masalah militer. Pengertiannya mengenai doktrin Kristen tidak sudah melalui jelas sekali, tetapi ia yakin bahwa kemenangan dalam pertempuran bergantung pada karunia dari Allah orang-orang Kristen.”

Peranan apa yang dimainkan oleh Konstantin di Konsili Nicea menurut Encyclopaedia Britannica adalah:

“Konstantin sendiri dijadikan ketua, dengan aktif memimpin pertemuan dan secara pribadi mengusulkan... rumusan penting yang menyatakan hubungan Kristus dengan Allah dalam kredo yang dibawa keluar oleh konsili tersebut, ‘dari satu zat dengan Bapa’... Karena sangat segan terhadap kaisar, para uskup, kecuali dua orang saja, menandatangani kredo itu, banyakan dari mereka dengan sangat berat hati.”

Karena itu, peran Konstantin penting sekali. Setelah dua bulan saling berargumentasi agama yang sengit tanpa membuahkan hasil yang jelas, maka kaisar yang sekaligus politikus ini campur tangan dan mengambil keputusan demi keuntungan mereka yang menyebutkan bahwa Yesus merupakan Allah. Muncul keraguan bahwa keputusan ini bukan karena kepercayaan apapun dari Alkitab. “Konstantin pada dasarnya tidak nasihat apa-apa tentang pertanyaan pertanyaan yang diajukan dalam teologi Yunani,” ujar A Short History of Christian Doctrine. Yang ia tahu merupakan bahwa perpecahan agama merupakan ancaman bagi kekaisarannya, dan ia ingin memperkuat wilayah kekuasaannya.

Perkembangan seterusnya

Setelah Konsili Nicea, perdebatan mengenai pokok ini terus berlanjut semasa puluhan tahun. Mereka yang percaya bahwa Yesus tidak setara dengan Allah bahkan mendapat angin lagi untuk beberapa waktu. Tetapi belakangan, Kaisar Theodosius mengambil keputusan menentang mereka. Ia meneguhkan kredo dari Konsili Nicea sebagai standar untuk daerahnya dan menyediakan Konsili Konstantinopel pada tahun 381 M. untuk menjelaskan rumus tersebut.

Konsili tersebut membenarkan untuk menaruh Roh Kudus pada tingkat yang sama dengan Allah dan Kristus. Di sinilah diceritakan untuk pertama kalinya, Tritunggal Bangunan Kristen mulai terbentuk dengan jelas. Tetapi, bahkan setelah Konsili Konstantinopel, Tritunggal tidak dijadikan kredo yang diterima secara luas. Jumlah orang menentangnya dan karena itu mengalami penindasan yang kejam.

Baru pada abad-abad belakangan Tritunggal dirumuskan dalam kredo-kredo yang tetap. The Encyclopedia Americana mengatakan:

“Perkembangan penuh dari nasihat Tritunggal dijadikan di Barat, pada pengajaran dari Masa abad Pertengahan, ketika suatu penjelasan dari segi filsafat dan psikologi disetujui.”

Kredo Athanasia

Tritunggal didefinisikan lebih komplit dalam Kredo Athanasia. Athanasius merupakan seorang pendeta yang mendukung Konstantin di Nicea. Kredo yang memakai namanya berbunyi:

“Kami menyembah satu Allah dalam Tritunggal... sang Bapa merupakan Allah, sang Anak merupakan Allah, dan Roh Kudus merupakan Allah; tetapi mereka bukan tiga allah, tetapi satu Allah.”

Sejumlah para sarjana yang meneliti hal ini lebih mendalam berpendapat bahwa Athanasius tidak menyusun kredo ini. The New Encyclopedia Britannica mengomentari: “Kredo itu baru dikenal oleh Gereja Timur pada masa abad ke-12. Sejak masa abad ke-17, para sarjana pada umumnya setuju bahwa Kredo Athanasia tidak ditulis oleh Athanasius (meninggal tahun 373) tetapi mungkin disusun di Perancis Selatan pada masa abad ke-5... Pengaruh kredo itu kelihatannya terutama aci di Perancis Selatan dan Spanyol pada masa abad ke-6 dan ke-7. Ini digunakan dalam liturgi gereja di Jerman pada masa abad ke-9 dan lebih kurang tidak lama setelah itu di Roma.”

Pengertian Pribadi dalam Tritunggal

Allah di dalam Alkitab menyatakan Diri kepada manusia yang diciptakanNya sebagai Bapa, Firman (Anak), dan Roh Kudus. Umat Krisitiani mengetahui Allah sedemikian rupa dan membentuk kata Allah Tritunggal: Allah (Bapa), Allah (Anak), dan Allah (Roh Kudus) merupakan inti nasihat Kristen. Ketiga Pribadi merupakan sama, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Ketiganya satu dalam esensi dan memiliki sifat (bahasa Inggris: attribute) yang sama. Ke-mahakuasa-an, ke-tidak-berubah-an, ke-mahasuci-an, ke-tidak-tergantung-an, dipunyai oleh masing-masing Pribadi Allah.

Masing-masing Pribadi merupakan Allah, tetapi ketiga Pribadi tidak identik ketika orang memanggil-Nya di dalam doa atau ketika Allah mewujudkan karya-Nya bagi penciptaan dan pemeliharaan manusia dan dunia semesta, maka Allah Bapa bukan Allah Anak; Allah Anak bukan Allah Roh Kudus; dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Ketiganya bisa dibedakan, tetapi di dalam esensi tidak terpisahkan.

Yohanes Calvin menjelaskan bahwa ketiga Pribadi tersebut tidak bisa dipisahkan dijadikan tiga sosok yang terpisah.[12] Ketiga gelar tersebut digunakan untuk menunjukkan bahwa aci kekhasan dalam prosedur Allah turun ke dunia ini.[12] Allah yang turun ke dunia, mati dan menderita bukanlah Allah Bapa, melainkan Allah Anak.[12]

Bila ketiga pribadi merupakan satu mengapa satu sama lain mengadakan komunikasi seolah-olah lain eksistensi satu sama lain? Ketiganya saling mengadakan komunikasi untuk mengungkapkan eksistensi-Nya yang hakiki dalam Tritunggal; Ia ingin menunjukkan Diri-Nya. Yesus Kristus bercakap mendukung kemuliaan Allah Bapa, Yesus dijadikan saksi Allah Bapa. Bapa bercakap mendukung kemuliaan Yesus Kristus, Bapa dijadikan saksi Yesus Kristus. Roh Kudus ada mendukung kemuliaan Allah Bapa dan Yesus Kristus, Roh Kudus dijadikan saksi Kemuliaan Allah Bapa dan Putra.

  • Dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Diri sendiri berkenan."[13] (Bapa dan Roh Kudus bersaksi)
  • "Apa yang Diri sendiri katakan kepadamu, tidak Diri sendiri katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dia-lah yang menjalankan pekerjaan-Nya.”[14] (Yesus bersaksi)

Ketiga-Nya saling memberikan kesaksian untuk mengesahkan satu sama lain

  • "Sekiranya Diri sendiri bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak aci."[15]
  • "Dan dalam kitab Tauratmu aci tertulis, bahwa kesaksian dua orang merupakan sah."[16]
  • "Ini merupakan untuk ketiga kalinya diri sendiri datang kepada kamu: Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah"[17]

Allah Bapa

Allah sebagai Bapa yang memelihara, yang memberikan kasih seorang Bapa Sejati yang sangat mesra, begitu penyayang dan begitu tertib penuh ketegasan (disiplin). Bapa Sorgawi tidak sudah melalui sama dengan para bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini dalam hal kasih dan karakter yang tidak bisa terbandingi dengan kasih dan karakter Bapa Sorgawi. Allah sebagai Bapa Sorgawi merupakan Bapa yang lengkap dari segala bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini yang merupakan bayangan dan rupa (duplikat dan bayangan) dari Sang Bapa Sorgawi yang murni.

Bapa (Kepribadian Bapa) tidaklah lebih tinggi daripada Anak ataupun juga dengan Roh Kudus.

Allah Anak

Allah sebagai teladan dengan Ia merendahkan diri-Nya dalam rupa manusia dan mengenakan nama Yesus yang merupakan Kristus (Allah yang datang sebagai manusia), taat pada semua hukum yang telah Ia tetapkan, mati di kayu salib, dikuburkan, lalu bangkit pada hari yang ketiga, dan naik ke surga dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan mati. Ia merupakan teladan iman sejati dan sumber kehidupan bagi orang Kristen. Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang terbesar dengan dijadikan Anak yang mati di kayu salib. Ini merupakan berita Injil yang merupakan daya Allah. Alkitab menyatakan bahwa Anak merupakan yang "Anak Sulung" Allah dari semua anak-anak Allah dimaksudkan bahwa Anak pun merupakan "Sahabat Sejati" yang rela mengorbankan Nyawa-Nya dan tidak menyayangkannya begitu saja untuk manusia bisa diterima sebagai anak-anak Allah.

Anak (Kepribadian Anak) aci di dalam Bapa dan Bapa aci di dalam Anak.

Allah Roh Kudus

Allah sebagai Pembimbing, Pendamping, Penolong, Penyerta, dan Penghibur yang tidak terlihat, tetapi tidak kekurangan dalam hati tiap manusia yang mengaku bahwa Yesus Kristus merupakan Tuhan dan hidup di dalam-Nya.

Roh Kudus bukanlah tenaga aktif. Roh Kudus bukanlah kebijaksanaan (pikiran) tertinggi dari seluruh dunia jagad kosmik. Roh Kudus bukanlah manusia tokoh pendiri suatu agama baru. Roh Kudus tidak sudah melalui berbau hal yang mistik. Memang aci bahwa Allah itu Maha kuasa, tetapi Roh Kudus itu bukan sekedar kuasa atau daya, tetapi Roh Kudus merupakan Allah, sebab Allah itu Roh. Dengan demikian Roh Kudus merupakan Pribadi Allah itu sendiri dan merupakan anggota yang tidak terpisahkan dari Allah.

Kepribadian Roh Kudus tidak sudah melalui lebih rendah daripada Bapa maupun Anak.

Dasar-dasar Alkitabiah Tritunggal

  • Pada saat penciptaan dalam Kitab Kejadian Allah berkata: "Marilah Kami ...", ujar "Kita" merupakan subjek jamak.
  • Saat Yesus dibaptis di sungai Yordan, Ia menunjukkan kepribadian-Nya pada saat yang sama dan muncul bersambung bersama-sama dengan Roh Kudus (dalam manifestasi burung merpati) turun ke atas Anak, dan Bapa berfirman dengan lantang penuh kasih.
  • Saat penciptaan, dimana Bapa mencipta, Anak berfirman, dan Roh Kudus yang memulihkan (melayang-layang) lengkap.
  • Saat Pencurahan Pentakosta, dimana Bapa mengutus, Anak yang memberikan Roh Kudus, dan Roh Kudus tercurah pada murid-murid Yesus yang aci di atas loteng.
  • Saat Yesus tidak kekurangan di atas gunung, setelah Ia meneladani manusia dengan berdoa, Ia menunjukkan kemuliaan-Nya dan menampakkan kepribadian-Nya dengan wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya dijadikan putih bersinar seperti terang, akhir Roh Kudus turun, dan awan yang terang menaungi 3 orang murid Yesus. Bapa dari dalam awan itu memperdengarkan suara-Nya dan berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Diri sendiri berkenan, dengarkanlah Dia."

Antitritunggal

Tidak aci pemeluk Kristen yang mengusir doktrin Tritunggal, tetapi sebagian menganggap suatu hal yang tidak begitu penting untuk mendiskusikannya. Seseorang atau satu komunitas yang berasal dari agama lain tidak kekurangan pada jabatan menyebut diri mereka sebagai "Antitritunggal", tetapi bervariasi sesual gagasan mereka mengusir Tritunggal dan berdasarkan bagaimana mereka mendeskripsikan Tuhan.

Lihat pula

Acuan

  1. ^ Tertullian, Against Praxeas, chapter II
  2. ^ The Oxford Dictionary of the Christian Church (Oxford University Press, 2005 ISBN 978-0-19-280290-3), article Trinity, doctrine of the
  3. ^ Lewis and Short: trinitas
  4. ^ Lewis and Short: trinus
  5. ^ Liddell & Scott, A Greek-English Lexicon. entry for Τριάς, retrieved December 19, 2006
  6. ^ Theophilus of Antioch, To Autolycus, II.XV (retrieved on December 19, 2006).
  7. ^ W.Fulton in the "Encyclopedia of Religion and Ethics"
  8. ^ Theandros, an online Journal of Orthodox Christian Theology and Philosophy, vol. 3, Fall 2005. http://www.theandros.com/htrinity.html "In like manner also the three days which were before the luminaries, are types of the Trinity Τριάδος, of God, and His Word, and His wisdom. And the fourth is the type of man, who needs light, that so there may be God, the Word, wisdom, man."
  9. ^ Against Praxeas, chapter 3
  10. ^ Against Praxeas, bab 2 and in other chapters
  11. ^ History of the Doctrine of the Trinity.
  12. ^ a b c (Indonesia)Yohanes Calvin. 1980. Institutio. Jakarta:PT BPK Gunung Mulia.
  13. ^ Lukas 3:22
  14. ^ Yohanes 14:10
  15. ^ Yohanes 5:31
  16. ^ Yohanes 8:17
  17. ^ 2 Korintus 13:1

Pranala luar

Umum

  • Doctrine of the Trinity Overview of history, doctrinal statements and critics of the doctrine of the Trinity.
  • Pengantar Bahasa Ibrani oleh DR.D.L Baker, DR.S.M.Siahaan,Dr.A.A.Sitompul (ISBN 978-979-415-328-4)
  • Kamus Singkat Ibrani - Indonesia oleh D.L.Baker dan A.A.Sitompul (ISBN 978-979-415-978-1)

Tritunggal

  • The Trinity — Historic Christian Essays by Jonathan Edwards, John Owen, Athanasius, Augustine and more. Extensive resource arguing for the doctrine's biblical nature from a conservative Calvinist POV.
  • [1] Andrei Rublev's icon of the Trinity, with discussion of the history of the Trinity in iconography.
  • Jesus Christ our Creator: A Biblical Defence of the Trinity
  • Catechism of the Catholic Church, chapter on the Creed.
  • The Trinity, the Definition of Chalcedon, and Oneness Theology (defending the Trinity against Modalism)
  • Jesus: God's Wisdom
  • The Divine Claims of Jesus
  • What does the Bible say about the Trinity?
  • Comprehending God — Part 1 mp3 sermon/study from Hope Video Ministries
  • Comprehending God — Part 2 mp3 sermon/study from Hope Video Ministries
  • Amazing Facts Questions Answers about trinity
  • One God in three Persons

Anti-Tritunggal

  • "The Oneness of God" by David K. Bernard (Series in Pentecostal Theology, Volume 1)
  • Christology Series of articles and essays on a Christadelphian discussion forum.
  • Should you believe in the Trinity? — pandangan Saksi Yehovah.
  • Comparing scripture with the Trinity doctrine — Includes a forum.
  • "Trinity" in the Forerunner Commentary — Scriptural evidence against the Trinity belief.
  • Is the Trinity a biblical doctrine? from Iglesia ni Cristo



Sumber :
id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), pasar.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dll-nya.



eduNitas.com
Toll-free service
0800 1234 000
 Encyclopedists
 Job Vacancies
 Psychological Test Practice
 Various Sponsorship

 Morning Tuition
 Executive Class
 Tuition Scholarships
 Online College Programs in the Best 168 PTS
 Online Registration
 Download Brochures / Catalogs
 Waivers Cost of Education Application
Site Advanced School
UNKRIS Jakarta
Online Registration
Profile UNKRIS Jakarta
Student Admission
Study Program
Postgraduate (MM, S2)
Prospects Alumnus
UNKRIS Jakarta web list
Employee Class Web
Main Websites
Quality Portal
 ➤ Animals
 ➤ Astronomy
 ➤ Biography
 ➤ Biology
 ➤ Brazil
 ➤ Chemistry
 ➤ Culture
 ➤ Economics
 ➤ Mexico
 ➤ National Hero
 ➤ Serdang Bedagai
 ➤ Sidikalang
 Various Debate
 Al Qur'an Online
 Sholat Schedule
 Informatics Science Reference


Collection of Free Studies
_