Pengakuan Iman Rasuli
Pengakuan Iman Rasuli (Latin: Symbolum Apostolorum atau Symbolum Apostolicum), adakalanya disebut Kredo Rasuli atau Kredo Para Rasul, adalah salah satu dari kredo yang dengan cara lebar diterima dan diakui oleh Gereja-gereja Kristen, khususnya Gereja-gereja yang berakar dalam tradisi Barat. Di kalangan Gereja Katolik Roma, kredo ini disebut Syahadat Para Rasul.
Menurut Katekismus Heidelberg, Pengakuan Iman Rasuli terbagi atas tiga anggota utama adalah pertama mengenai Allah Bapa dan penciptaan kami. Yang kedua mengenai Allah Anak dan penebusan kami. Yang ketiga mengenai Allah Roh Kudus dan pengudusan kami. [1]
Daftar isi
Asal-usul
Menurut sejarah, para rasul (murid-murid Yesus) sendirilah yang menulis kredo ini pada hari ke-10 (Hari Pentakosta) sehabis kenaikan Yesus Kristus ke sorga. Karena isinya mengandung 12 butir, tidak kekurangan kepercayaan bahwa setiap siswa Yesus menuliskan satu pernyataan di bawah bimbingan Roh Kudus. Namun, beberapa sejarawan berpendapat bahwa kredo ini bermula dari Gaul, Perancis, pada zaman ke-5.
Bukti historis konkret yang tertua tentang keberadaan kredo ini adalah sepucuk surat dari Konsili Milano (390 M) kepada Paus Siricius yang bunyinya demikian:
- "Bila engkau tidak memuji ajaran-ajaran para imam ... .. biarlah pujian itu setidak-tidaknya diberikan kepada Symbolum Apostolorum yang selalu dilestarikan oleh Gereja Roma dan akan tetap dipertahankan supaya tidak dilanggar."
Kredo ini paling banyak digunakan dalam ibadah orang-orang Kristen di Barat. Catholic Encyclopedia memuat pembahasan terinci tentang asal-usul Pengakuan Iman Rasul ini.
Kredo ini adalah rumusan nasihat dasar Gereja perdana, yang dibuat bentuk berdasarkan amanat luhur Yesus bagi menjadikan segala bangsa siswanya, membaptiskan mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus (Matius 28:18-20). Karena itu, dari kredo ini kelihatan bahwa doktrin sentralnya adalah Tritunggal dan Allah sang Pencipta.
Pada masa ketika kebanyakan umat Kristen sedang buta huruf, pengulangan dengan cara lisan Pengakuan Iman Rasul ini seiring dengan Doa Bapa Kami dan Sepuluh Perintah Tuhan (Dasa Titah) membantu melestarikan dan menyebarkan iman Kristiani dari gereja-gereja Barat. Pengakuan Iman Rasul tidak memiliki peran di Gereja Ortodoks Timur.
Versi tertulis yang paling permulaan kemungkinan adalah Kredo Tanya Jawab Hipolitus (sekitar 215 M). Versi yang sekarang pertama kali ditemukan di dalam tulisan-tulisan Caesarius dari Arles (wafat 542). Pengakuan Iman Rasul ini agaknya digunakan menjadi ringkasan nasihat Kristen bagi calon-calon baptisan di gereja-gereja Roma. Oleh karenanya dikenal juga menjadi Symbolum Romanum (Roman Symbol). Dalam versi Hipolitus, Pengakuan Iman ini diberikan dalam bentuk tanya jawab dengan yang akan menjadi baptisan yang lalu mengakui bahwa mereka percaya tiap pernyataan.
Teks Indonesia
Teks dalam bahasa Indonesia menurut Versi Katolik Roma dan Protestan
Versi Katolik Roma
Syahadat Para Rasul |
Diri sendiri percaya akan Allah, |
Bapa yang mahakuasa, |
pencipta langit dan bumi; |
dan akan Yesus Kristus, |
Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita, |
yang dikandung dari Roh Kudus, |
dilahirkan oleh Perawan Maria; |
yang menderita sengsara |
dalam pemerintahan Pontius Pilatus |
disalibkan, wafat, dan dimakamkan; |
yang turun ke tempat penantian |
pada hari ketiga melakukan usaha dari selang orang mati; |
yang naik ke surga, |
duduk di sebelah kanan Allah Bapa |
yang mahakuasa; |
dari situ Dia akan datang |
mengadili orang yang hidup dan yang mati. |
Diri sendiri percaya akan Roh Kudus, |
Gereja katolik² yang kudus, |
persekutuan para kudus, |
pengampunan dosa, |
kebangkitan badan, |
kehidupan abadi. |
Amin. |
Versi Protestan
Pengakuan Iman Rasuli |
Diri sendiri percaya kepada Allah, |
Bapa yang Mahakuasa, |
Khalik langit dan bumi. |
Dan kepada Yesus Kristus, |
Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan kami |
Yang dikandung dari Roh Kudus, |
lahir dari anak dara Maria |
Yang menderita sengsara¹ |
di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, |
disalibkan, mati dan dikuburkan, |
turun ke dalam kerajaan maut |
Pada hari yang ketiga melakukan usaha pula |
dari selang orang mati |
Naik ke surga, |
duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa, |
Dan dari sana Dia akan datang |
bagi menghakimi orang yang hidup dan yang mati. |
Diri sendiri percaya kepada Roh Kudus, |
Tidak kekurangannya satu gereja yang kudus dan am,² |
persekutuan orang kudus |
pengampunan dosa |
kebangkitan daging³ |
dan hidup yang abadi. Amin |
¹Beberapa versi hanya memberitahukan "Yang menderita", tanpa "sengsara", dengan pertimbangan bahwa sengsara dengan sendirinya mengandung manfaat penderitaan.
²Katolik di sini berarti semesta dan universal, manfaat yang sama dengan sebutan am yang digunakan dalam versi Protestan.
³Versi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), yang adalah terjemahan harafiah dari "carnis resurrectionem" (bahasa Latin) atau "σαρκος ανάστασιν" (sarkos anastasin) (bahasa Yunani). Beberapa gereja menggunakan terjemahan "kebangkitan tubuh" atau "kebangkitan orang mati" (versi Gereja Kristen Indonesia (GKI). Versi ini berdasarkan Pengakuan Iman Rasuli di Kidung Jemaat terbitan Yamuger PGI.
Lihat pula
- Credo
- Doa Syahadat Nicea
- Credo Sirmium I
- Credo Damasus
- Credo Athanasius
- Credo Rheims
- Credo Lateran IV
- Credo Lyon II
- Credo Trente
- Credo Gregorius XIII
- Credo Urbanus VIII
- Peneguhan Sidi
- Katekisasi
- Daftar sebutan agama Kristen
Referensi
- Madah Bakti perihal. 130-132
- Puji Syukur
- Kidung Jemaat
- Nyanyikanlah Kidung Baru
- ^ (Indonesia)Katekismus Heidelberg (1563)
Pranala luar
- (Inggris) Pengakuan Iman Rasuli
|
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, pasar.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dsb.