Kota Malang, yaitu sebuah kota di ProvinsiJawa Timur, Indonesia. Kota ini hadir di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang adalah kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, dan dikenal dengan julukan kota pelajar.
Wilayah cekungan Malang telah hadir sejak masa purbakala menjadi kawasan pemukiman. Banyaknya sungai yang mengalir di lebih kurang tempat ini membuatnya sesuai sebagai kawasan pemukiman. Wilayah Dinoyo dan Tlogomas diketahui adalah kawasan pemukiman prasejarah.[1] Selanjutnya, bermacam prasasti (misalnya Prasasti Dinoyo), susunan percandian dan arca-arca, bekas-bekas fondasibatu bata, bekas aliran drainase, serta bermacam gerabah ditemukan dari periode pengahabisan Kerajaan Kanjuruhan (abad ke-8 dan ke-9) juga ditemukan di tempat yang berdekatan.[1][2]
Nama "Malang" sampai saat ini masih diteliti asal-usulnya oleh para ahli sejarah. Para ahli sejarah masih terus menggali sumber-sumber untuk memperoleh jawaban yang tepat atas asal usul nama "Malang". Sampai saat ini telah diperoleh beberapa hipotesa mengenai asal usul nama Malang tersebut.
Malangkuçeçwara (baca: Malangkusheswara) yang tertulis di dalam lambang kota itu, menurut salah satu hipotesa adalah nama sebuah susunan suci. Nama susunan suci itu sendiri diketemukan dalam dua prasasti Raja Balitung dari Jawa Tengah yakni prasasti Mantyasih tahun 907, dan prasasti 908 yakni diketemukan di satu tempat selang Surabaya-Malang. Namun demikian dimana kedudukan sesungguhnya susunan suci Malangkuçeçwara itu, para ahli sejarah masih belum memperoleh kesepakatan. Satu pihak menduga kedudukan susunan suci itu yaitu di kawasan gunung Buring, satu pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang dimana terdapat salah satu puncak gunung yang bernama Malang. Pembuktian atas kebenaran dugaan ini masih terus dilakukan karena ternyata, disebelah barat kota Malang juga terdapat sebuah gunung yang bernama Malang.
Pihak yang lain menduga bahwa kedudukan sesungguhnya dari susunan suci itu terdapat di kawasan Tumpang, satu tempat di sebelah utara kota Malang. Sampai saat ini di kawasan tersebut masih terdapat sebuah desa yang bernama Malangsuka, yang oleh beberapa ahli sejarah, diduga berasal dari ucap Malankuca yang dijelaskan terbalik. Pendapat di atas juga dikuatkan oleh banyaknya bangunan-bangunan purbakala yang berserakan di kawasan tersebut, seperti Candi Jago dan Candi Kidal, yang keduanya adalah peninggalan zaman Kerajaan Singasari.
Dari kedua hipotesa tersebut di atas masih juga belum dapat dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal dengan nama Malang yang berasal dari nama susunan suci Malangkuçeçwara itu. Apakah kawasan di lebih kurang Malang sekarang, ataukah kedua gunung yang bernama Malang di lebih kurang kawasan itu. Sebuah prasasti tembaga yang ditemukan pengahabisan tahun 1974 di perkebunan Bantaran, Wlingi, sebelah barat daya Malang, dalam satu rondenya tertulis sebagai berikut : “………… taning sakrid Malang-akalihan wacid lawan macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I ………”. Arti dari kalimat tersebut di atas adalah : “ …….. di sebelah timur tempat berburu lebih kurang Malang bersama wacid dan mancu, persawahan Dyah Limpa yaitu ………” Dari bunyi prasasti itu ternyata Malang adalah satu tempat di sebelah timur dari tempat-tempat yang tersebut dalam prasasti itu. Dari prasasti inilah diperoleh satu bukti bahwa pemakaian nama Malang telah hadir paling tidak sejak masa abad 12 Masehi.
Nama Malangkuçeçwara terdiri atas 3 ucap, yakni mala yang berarti kecurangan, kepalsuan, dan kebatilan; angkuça (baca: angkusha) yang berarti menghancurkan atau membinasakan; dan Içwara (baca: ishwara) yang berarti "Tuhan". Sehingga, Malangkuçeçwara berarti "Tuhan telah menghancurkan kebatilan".
Hipotesa-hipotesa terdahulu, jangan-jangan berbeda dengan satu pendapat yang menduga bahwa nama Malang berasal dari ucap “Membantah” atau “Menghalang-halangi” (dalam bahasa Jawa berarti Malang). Alkisah Sunan Mataram yang ingin meluaskan pengaruhnya ke Jawa Timur telah mencoba untuk mendiami kawasan Malang. Masyarakat kawasan itu melakukan perlawanan peperangan yang hebat. Karena itu Sunan Mataram menganggap bahwa rakyat kawasan itu menghalang-halangi, membantah atau malang atas maksud Sunan Mataram. Sejak itu pula kawasan tersebut bernama Malang.
Timbulnya Kerajaan Kanjuruhan tersebut, oleh para ahli sejarah dipandang sebagai tonggak awal pertumbuhan pusat pemerintahan yang sampai saat ini, setelah 12 masa abad berselang, telah berkembang menjadi Kota Malang.
Setelah kerajaan Kanjuruhan, di masa emas kerajaan Singasari (1000 tahun setelah Masehi) di kawasan Malang masih ditemukan satu kerajaan yang makmur, banyak masyarakatnya serta tanah-tanah pertanian yang amat subur. Ketika Islam menaklukkan Kerajaan Majapahit lebih kurang tahun 1400, Patih Majapahit melarikan diri ke kawasan Malang. Dia kemudian mendirikan sebuah kerajaan Hindu yang merdeka, yang oleh putranya diperjuangkan menjadi satu kerajaan yang maju. Pusat kerajaan yang terletak di kota Malang sampai saat ini masih terlihat sisa-sisa susunan bentengnya yang kokoh bernama Kutobedah di desa Kutobedah. Yaitu Sultan Mataram dari Jawa Tengah yang pengahabisannya datang menaklukkan kawasan ini pada tahun 1614 setelah mendapat perlawanan yang tangguh dari masyarakat kawasan ini.
Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia biasanya, Kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi kolonial Hindia Belanda. Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya ''Ijen Boullevard'' dan kawasan lebih kurangnya. Pada mulanya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara masyarakat pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang menjadi monumen hidup dan seringkali diikuti oleh keturunan keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim di sana.
Pada masa penjajahan kolonial Hindia Belanda, kawasan Malang menjadi wilayah "Gemente" (Kota). Sebelum tahun 1964, dalam lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang namaku, maju tujuanku” terjemahan dari “Malang nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 1 April1964, kalimat-kalimat tersebut berganti menjadi : “Malangkuçeçwara”. Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena ucap tersebut sangat ketat hubungannya dengan asal usul kota Malang yang pada masa Ken Arok perhitungan 7 masa abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di lebih kurang atau erat candi yang bernama Malangkuçeçwara.
Kota malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta api pada tahun 1879. Bermacam kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan bermacam agenda. Akhir suatu peristiwanya terjadilah perubahan tata guna tanah, kawasan yang terbangun muncul bersambung tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
DPRDGR mengkukuhkan lambang Kotamadya Malang dengan Perda No. 4/1970. Bunyi semboyan pada lambang yaitu "MALANG KUÇEÇWARA"
Logo Kota Malang (Pemerintah Kota Malang)
Motto "MALANG KUÇEÇWARA" berarti Tuhan menghancurkan yang bathil, menegakkan yang berlaku
Arti Warna :
Merah Putih, yaitu lambang bendera nasional Indonesia
Kuning, berarti keluhuran dan kebesaran
Hijau yaitu kesuburan
Biru Muda berarti kesetiaan pada Tuhan, negara dan bangsa
Segilima ada struktur perisai bermakna semangat perjuangan kepahlawanan, kondisi geografis, pegunungan, serta semangat membangun untuk mencapai masyarakat yang sepatutnya dan makmur berdasarkan Pancasila.
Semboyan tersebut dipakai sejak hari peringatan 50 tahun berdirinya KOTAPRAJA MALANG 1964, sebelum itu yang dipergunakan adalah : "MALANG NAMAKU, MAJU TUJUANKU", yang adalah terjemahan dari "MALANG NOMINOR, SURSUM MOVEOR"
Yang disahkan dengan "Gouvernement besluit dd. 25 April 1938 N. 027". Semboyan baru itu diusulkan oleh Prof.DR. R.Ng.Poerbatjaraka, dan ketat hubungannya dengan asal mula Kota Malang pada zaman Ken Arok.
Jumlah masyarakat Kota Malang 753.422 (2013), dengan tingkat pertumbuhan 3,7% per tahun.
Beberapa luhur yaitu suku Jawa, serta sejumlah suku-suku minoritas seperti Madura, Arab, dan Tionghoa.
Agama mayoritas yaitu Islam, diikuti dengan Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu. Susunan tempat ibadah banyak yang telah berdiri semenjak zaman kolonial diantaranya Masjid Jami (Masjid Agung), Gereja Hati Kudus Yesus, Gereja Kathedral Ijen (Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel), Klenteng di Kota Lama serta Candi Badut di Kecamatan Sukun dan Pura di puncak Buring. Malang juga menjadi pusat edukasi keagamaan dengan banyaknya Pesantren, yang terkenal ialah Ponpes Al Hikam pimpinan KH. Hasyim Muzadi, dan juga hadirnya pusat edukasi Kristen berupa Seminari Alkitab yang sudah terkenal di seluruh Nusantara, salah satunya yaitu Seminari Alkitab Asia Tenggara.
Bahasa Jawa dengan dialek Jawa Timuran yaitu bahasa sehari-hari masyarakat Malang. Kalangan minoritas Suku Madura menyebutkan Bahasa Madura.
Malang dikenal memiliki dialek khas yang disebut Boso Walikan, yaitu agenda pengucapan ucap secara terbalik, misalnya Malang menjadi Ngalam, bakso menjadi oskab' burung menjadi ngurub, dan contoh lain seperti aku bangga arema menang-ayas bangga arema nganem . Gaya bahasa masyarakat Malang terkenal egaliter dan blak-blakan, yang menunjukkan sikap masyarakatnya yang tegas, lugas dan tidak mengenal basa-basi.
Geografis
Terletak pada ketinggian selang 429 - 667 meter diatas permukaan air laut. 112,06° - 112,07° Bujur Timur dan 7,06° - 8,02° Lintang Selatan, dengan dikelilingi gunung-gunung :
Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2006 tercatat rata-rata suhu udara berkisar selang 22,2 °C - 24,5 °C. Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,3 °C dan suhu minimum 17,8 °C . Rata kelembaban udara berkisar 74% - 82%. dengan kelembaban maksimum 97% dan minimum mencapai 37%. Seperti umumnya kawasan lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Desember. Sedangkan pada bulan Juni, Agustus, dan Nopember curah hujan relatif rendah.
Keadaan Geologi
Keadaan tanah di wilayah Kota Malang selang lain :
Ronde selatan adalah dataran tinggi yang cukup luas, sesuai untuk industri
Ronde utara adalah dataran tinggi yang subur, sesuai untuk pertanian
Ronde timur adalah dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang subur
Ronde barat adalah dataran tinggi yang amat luas menjadi kawasan edukasi
Edukasi
Perguruan Tinggi
Malang juga dikenal sebagai Kota Edukasi, karena memiliki sejumlah perguruan tinggi ternama, Sebagai kota edukasi, banyak mahasiswa berasal dari luar Malang yang kemudian menetap di Malang, terutama dari wilayah Indonesia Timur seperti Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua, bahkan dari luar negeri sekalipun. berikut yaitu nama-nama perguruan tinggi di Malang :
Selain itu hadir SMK yang berstatus sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang menjadi andalan kota Malang yaitu SMK Negeri 4 Malang. Sekolah ini sudah terkenal di dunia Internasional dan Nasional karena prestasi dan Kualitasnya yang sangat baik. Selain itu hadir SMK Negeri 8 Malang SMK Negeri 5 Malang, SMK Cor Jesu. yang berstatus SMK Bertaraf Internasional. Adapun sekolah swasta yang menjadi pesaing yaitu SMK Telkom Sandhy Putra Malang dan SMK PGRI 3 Malang.
Madrasah Aliyah (MA)
Selain sekolah menengah umum. Di Kota Malang juga terdapat Madrasah Aliyah (MA) Negeri dan Swasta. Berbeda dengan SMA dan SMK yang hadir di bawah naungan Dinas Pendidikan, Madrasah Aliyah hadir di bawah naungan Kementerian Agama. Madrasah Aliyah Negeri hadir tiga, yakni MAN 1 Malang, MAN 2 Malang, dan MAN 3 Malang (MAN 3 Malang lebih dikenal dengan Madrasah Terpadu karena hadir dalam satu kompleks bersama MIN 1 Malang dan MTsN 1 Malang). Sebagai sekolah yang berbasis Edukasi Agama Islam, Madrasah Aliyah di Kota Malang ini juga mampu bersaing dengan sekolah umum lainnya, bahkan mampu meraih prestasi nasional. Madrasah Aliyah Swasta lebih banyak didirikan dan dikembangkan oleh yayasan dan organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah
Budaya
Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang hadir. Salah satunya yang terkenal yaitu Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang), namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini yaitu wujud perjumpaan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger). Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-kultur budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi, sub-kultur Madura di lereng gunung Arjuna, dan sub-kultur Tengger sisa budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-Semeru. Etnik masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka melakukan pekerjaan keras, lugas dan bangga dengan identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA) serta menjunjung tinggi kebersamaan dan setia kepada malang.
Di kota Malang juga terdapat tempat yang adalah fasilitas apresiasi budaya Jawa Timur yaitu Taman Krida Budaya Jawa Timur, di tempat ini sering ditampilkan aneka budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda Lumping, Sendra tari, saat ini bertambah kesenian baru yang kian berkembang pesat di kota Malang yaitu kesenian "Bantengan" kesenian ini adalah hasil dari kreatifitas masyarakat asli malang, sejak dahulu sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh masyarakat malang namun baru sekaranglah "Bantengan" lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya masyarakat lokal namun juga luar kawasan bahkan mancanegara. Khusus di Malang sering diadakan pergelaran bantengan hampir setiap perayaan hari luhur baik keagamaan maupun peringatan hari kemerdekaan.
Festival tahunan yang menjadi event ikon kota juga sering diadakan setiap tahunnya. Beberapa festival kota tahunan diantaranya adalah:
Festival Malang Kembali: Diadakan untuk mengingatkan HUT Kota Malang, biasa digelar pada tanggal 21 Mei. Festival ini mengusung situasi kota pada masa lalu, mengubah jalan-jalan protokol kota menjadi museum hidup selama kurang lebih 1 minggu festival ini diadakan.
Karnaval Bunga
Karnaval Lampion: Biasa diadakan untuk merayakan hari raya imlek.
Skyline Kawasan Malang Barat
Transportasi
Transportasi Udara
Bandara Kota Malang yang dikenal dengan Bandara Abdul Rachman Saleh mulai berkembang sejak Lumpur Lapindo menghambat perbuatan dari Malang ke Bandara Juanda, Surabaya. Sebelumnya bandara ini yaitu bandara militer yang sesekali dipergunakan untuk event-event tertentu, seperti balap mobil drag race yang memerlukan pelintasan yang panjang. Saat ini hadir 7 penerbangan, Malang-Jakarta (vice versa) setiap hari dilayani oleh Sriwijaya Air (3 penerbangan), Citilink Garuda (1 penerbangan) dan Garuda Indonesia (2 penerbangan). Serta Malang-Denpasar dilayani oleh Wings Air (1 penerbangan)
Trasportasi Darat
Kereta Api
Kota Malang dilalui jalur kereta api Surabaya-Malang-Blitar-Kediri-Kertosono. Kereta api harian kelas ekonomi (Penataran) melayani jalur Surabaya-Malang via Bangil. Selain itu juga terdapat kereta api Gajayana (eksekutif) jurusan Malang-Jakarta, kereta api Malabar (eksekutif-bisnis-ekonomi) jurusan Malang-Bandung, dan yang terbaru kereta api Malioboro Express (eksekutif) jurusan Malang-Yogyakarta kereta api Tawang Alun (ekonomi) jurusan Malang-Banyuwangi serta Matarmaja (ekonomi) juga dengan jurusan Malang-Jakarta(Pasar Senen),Kereta api Tumapel (ekonomi) jurusan Malang-Surabaya. Stasiun utama yaitu Stasiun Malang (Kotabaru) (+444 M). 2 Stasiun lainnya yaitu Stasiun Malang Kotalama (+429 M) dan Stasiun Blimbing (+460 M).
Bus
Untuk jalur bus, Terminal Arjosari yang adalah terminal terbesar di Malang melayani rute ke seluruh jurusan kota-kota utama di pulau Jawa, Bali, NTB dan Sumatera baik kelas ekonomi, Bisnis maupun eksekutif. Untuk proses keberangkatan tujuan luar kota Malang terminal Arjosari tidak siaga 24 jam. Proses keberangkatan bus penghabisan ke Surabaya selesai pukul 22.30 WIB dan Baru hadir pagi hari pukul 03.00 WIB. Sedangkan untuk kedatangan bus dari luar kota ke Arjosari siaga 24 jam. Terminal Arjosari relatif terlindung dari calo yang sering memaksa penumpang. Saat ini biaya peron/jasa ruang tunggu Terminal Arjosari telah dihapuskan (gratis).Terminal Gadang melayani rute Malang-Lumajang, Malang-Blitar-Tulungagung-Trenggalek. Namun, saat ini keberadaan Terminal Gadang telah digantikan oleh Terminal Hamid Rusdi yang terletak kurang lebih 2 KM di sebelah timur Terminal Gadang. Sedangkan Terminal Landungsari melayani rute Malang-Kediri, Malang-Jombang dan Malang-Tuban.
Adapun 2 sub terminal lainnya yaitu Sub-Terminal Madyopuro di ronde timur Kota Malang, tepatnya di kawasan Madyopuro (dekat Sawojajar) dan Sub-Terminal Mulyorejo yang terlatak di sebelah barat daya Kota Malang, tepatnya di kawasan Mulyorejo Kecamatan Sukun. Terminal tersebut hanya disinggahi oleh angkutan kota.
Angkutan Kota
Kelima terminal yang hadir di Kota Malang terhubung dengan bermacam angkutan kota (biasa disebut angkota atau mikrolet). Angkota atau mikrolet ini hadir 2 macam, yakni mikrolet untuk jalur dalam kota dan mikrolet untuk jalur luar kota. Mikrolet jalur dalam kota berwarna biru tua dengan kode garis warna yang beragam untuk membedakan jalurnya, contoh: Arjosari-Gadang (AG) dengan garis warna oranye (saat ini huruf G diwakili dengan huruf H untuk Hamid Rusdi), Landungsari-Dinoyo-Hamid Rusdi (LDG, sebelumnya LDH)dengan garis warna putih, Arjosari-Landungsari (AL)dengan garis putih-merah, dan lain sebagainya. Termasuk juga dengan angkot yang menuju sub-terminal. Sedangkan mikrolet untuk jalur luar kota (dari Kota Malang ke Kabupaten Malang atau Kota Batu) berwarna selain biru tua, contoh: LA (Lawang-Arjosari) berwarna hijau, TA (Tumpang-Arjosari) berwarna putih atau putih-hijau, BL (Batu-Landungsari) berwarna ungu muda, dan lain sebagainya.
Jalur Angkutan Kota Malang
Terdapat lebih kurang 25 trayek angkota di Kota Malang. Tidak semua angkota di Malang beroperasi 24 jam hanya angkot yang melewati jalur tengah saja yang melayani penumpang 24 jam seperti angkot AG dan GA (Arjosari-Gadang) via alun-alun. Sejak penyesuaian subsidi BBM, mulai tanggal 26 Juni 2013, tarif angkota di Kota Malang ini (sesuai Peraturan Walikota Malang No. 24 Tahun 2013 tentang Tarip Angkutan) sebesar Rp 3.000,- (untuk umum) dan Rp 2.000,- (untuk pelajar).
Berikut ini trayek angkutan kota yang melewati jalur dalam Kota Malang
Nama Jalur
Trayek yang Dilalui
Keluar
Masuk
Identitas Khusus
AL
Term. Arjosari - Term. Landungsari
Terminal Arjosari - Jl. R. Panji Suroso - Jl. Laksda Adi Sucipto - Jl. Tenaga - Jl. Karya Timur - Jl. Mahakam - Jl. W. R. Supratman - Jl. Panglima Sudirman - Jl. Patimura - Jl. Trunojoyo - Jl. Kertanegara - Jl. Tugu - Jl. Kahuripan - Jl. Semeru - Jl. Ijen - Jl. Retawu - Jl. Bondowoso - Jl. Jombang - Jl. Surabaya - Jl. Jakarta - Jl. Bogor - Jl. Veteran - Jl. Sumbersari - Terminal Landung Sari
APK Polowijen - Jl. Cakalan - Jl. Ikan Tombro Timur - Jl. Ikan Tombro - Jl. Ikana Piranha Atas - Jl. Ters Ikan Paus - Jl. Ikana Paus VI - Jl. Ikan Paus - Jl. Simpang Borobudur - Jl. A. Yani - Jl. Laksda Adisucipto - Jl. Simp LA Sucipto - Jl. Warinoi - Jl. Membrono - Jl. Sisingamanganraja - Jl. R. Patah - Jl. APK Pasar Bunul
APK Pasar Bunul - Jl. Membrono - Jl. Wirinoi - Jl. Simp LA. Sucipto - Jl. Laksda Adi Sucipto - Jl. A. Yani - Jl. Borobudur - Jl. Ikan Paus - Jl. Ikan Paus VII - Jl. Ters Ikan Paus - Jl. Ikan Piranha Atas - Jl. Ikan Tombro Timur - Jl. Cakalan - Jl. APK Polowijen
TST
Tlogowaru - Sarangan - Tasikmadu
Sub Term Tlogowaru - Jl. Perum Puri Cempaka Putih - Jl. Raya Arjowinangun - Jl. Wonorejo - Jl. K. Parseh Jaya - Jl. Mayjend. Sungkono - Jl. Muharto - Jl. Puntodewa - Jl. Kalimasada - Jl.M. Wiyono - Jl. Kesatrian - Jl. Untung Suropati Utara - Jl. P. Sudirman - Jl. WR. Supratman - Jl. Letjend. Sutoyo - Jl. Sarangan - Jl. Sarangan Atas - Jl. Selorejo - Jl. Selorejo Blok A - Jl. Selorejo Blok B - Jl. Mawar - Jl. Setaman - Jl. Melati - Jl. Bungur - Jl. Cengger Ayam - Jl. Cengger Ayam I - Jl. Ters Kendalsari - Jl. Bukirsari - Jl. Ters. C. Mendut - Jl. C. Bima - Jl. C. Badut - Jl. C. Sari Utara - Jl. Sudimoro - Jl. Ikan Kakap - Jl. Ikan Tombro - Jl. Ikan Tombro Barat - JL. KH.Yuuf Timur - Jl. KH Yusuf Barat - Jl. Ds Jeruk - Jl. Joyo Utama - APK Tasik Madu
APK Tasik Madu - Jl. Joyo Utomo - Jl. KH.Yusuf Timur Jl. Ikan Tombro Barat - Jl. Ikan Tombro - Jl. Kakap - Jl. C. sari - Jl. C. Mendut - Jl. Ters .C. Mendut - Jl. Bukit Sari - Jl. Cengger Ayam I - Jl. Cengger Ayam - Jl. Melati - Jl. Setaman - Jl. Mawar - Jl. Selorejo Blok B - Jl. Selorejo Blok A - Jl. Sarangan Atas - Jl. Sarangan - Jl. Letjend. Sutoyo - Jl. WR. Supratman - Jl. P. Sudirman - Jl. Untung Suropati Utara - Jl. Kesatrian - Jl. M. Wiyono - Jl. Kalimasodo - Jl. Puntodewo - Jl. Muharto - Jl. Mayjend. Sungkono - Jl. K. Parseh Jaya - Jl. Wonorejo - Jl. Arjowinangun - Jl. Perum. Puri Cempaka Putih - Sub . Term . Tlogowaru.
TAT
Tlogowaru - Arjowinangun - Tirtosari
APK Tlogowaru - Jl. Raya Tlogowaru - Jl. Istiqomah - Jl. Raya Arjowinangun - Jl. Babatan V - Jl. Wonorejo - Jl. Jembatan lori - Jl. Kol Sugiono - Jl. Satsui Tubun - Jl. S. Supriyadi - Jl. APK Tirtosari
APK Tirtosari - Jl. S. Supriayadi - Jl. S. Tubun - JL. Kol Sugiyono - Jl. Jembatan Lori - Jl. Wonorejo - Jl. Babatan V - Jl. Babatan - Jl. Raya Arjowinangun - Jl. Istiqomah - Jl. Raya Tlogowaru - APK Tlogowaru
Kota Malang memiliki pola pertumbuhan industri yang unik, dimana beberapa luhur industrinya disangga oleh sektor industri kecil dan mikro. Hanya terdapat beberapa industri manufaktur luhur yang terdapat di Kota Malang beberapa disusun atas industri manufaktur padat karya.
Industri Manufaktur
Industri Rokok
Industri Tekstil & Garmen
Industri Persenjataan Pesawat Tempur (Pabrikan Sari Bahari, Malang)
Industri Kecil dan Mikro
Industri Tempe dan Keripik Tempe
Industri Makanan & Minuman
Industri Kerajinan Kaos Arema
Industri Kerajinan Sarung Bantal Dekorasi
Industri Kerajinan Rotan
Industri Kerajinan Mebel
Industri Kerajinan Topeng Malangan
Industri Kerajinan Lampion
Industri Kerajinan Patung & Taman
Industri Kerajinan Keramik & Gerabah
Industri Advertising dan Percetakan
Kompleks Industri Manufaktur & Sentra Industri Mikro
Kompleks Industri Karya Timur
Kompleks Industri Karanglo
Kompleks Industri Pandanwangi
Sentra Industri Keripik Tempe Sanan
Sentra Industri Mebel Blimbing
Sentra Industri Rotan Arjosari
Sentra Industri Keramik Dinoyo
Sentra industri sarang burung
Pusat Rekreasi, Perbelanjaan & Fasilitas Umum
Taman Kota & Ruang Buka Hijau
Tarekot (Taman Rekreasi Kota), terletak di belakang kantor Walikota/ Balai kota
Alun-Alun Kota (depan Masjid Jami' Kota Malang & Gedung Pemkab Malang)
Alun-Alun Tugu (depan Balai Kota Malang)
Hutan Kota Malabar
Museum & Perpustakaan
Museum Brawijaya Malang
Museum Bentoel
Museum Mpu Purwa
Museum zoologi Frater Vianney
Perpustakaan Kota Malang (Jalan Ijen)
Taman Rekreasi & Pasar Wisata
Kebun Raya Purwodadi (kebun raya kedua di Indonesia)}
Taman Rekreasi Senaputra
Taman Wisata Tlogomas
Pasar Minggu Semeru (Jalan Semeru)
Pasar Minggu Vellodrome (lingkar luar arena Velodrome Sawojajar)
Wisata Kuliner Pulosari
Taman Kridha Budaya Jawa Timur
Taman Rekreasi Lembah Dieng
Playground
Malang Tempoe Doeloe 1 tahun sekali dan di adakan saat pertengahan tahun.
Pantai Sendang Biru
Tempat Wisata Keluarga Selecta
Pemandian Kendedes (peninggalan jaman kerajaan Singosari)
Tugu Kota Malang dan Balaikota Malang Pada Malam hari
Paris van East Java, karena kondisi dunianya yang indah, iklimnya yang sejuk dan kotanya yang bersih, bagaikan kota "Paris"-nya Jawa Timur.
Kota Wisata, kondisi dunia yang baik dan menawan, bersih, sejuk, tenang dan fasilitas wisata yang memadai adalah ciri-ciri sebuah kota tempat berlibur.
Kota Edukasi Internasional, situasi kota yang tenang, masyarakatnya ramah, harga makanan yang relatif murah dan fasilitas edukasi yang memadai sangat sesuai untuk belajar/menempuh edukasi. Seberapanya hadir lima universitas negeri yang berdiri di Malang: Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri Malang, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Kesehatan Malang dan puluhan atau mungkin ratusan PTS.
Kota Militer, terpilih sebagai Kota Kesatrian. Di kota Malang ini didirikan tempat pelatihan militer, asrama dan mess perwira di lebih kurang lapangan Rampal, dan pada zaman Jepang didirikan lapangan terbang "Sundeng" di kawasan Perumnas sekarang, selain itu juga hadir pabrik amunisi, senjata & kendaraan tempur, Pindad, di Turen, Kabupaten Malang .
Kota Sejarah, sebagai kota yang menyimpan misteri embrio tumbuhnya kerajaan-kerajaan luhur seperti Tumapel, Kanjuruhan, Singosari, Kediri (Dhoho), Mojopahit, Demak dan Mataram. Di kota Malang juga terukir awal kemerdekaan Republik bahkan kota Malang tercatat masuk nominasi akan menjadi Ibukota Negara Republik Indonesia.
Kota Bunga, cita-cita yang merebak di hati setiap warga kota senantiasa menyemarakkan sudut kota dan tiap jengkal tanah warga dengan warna-warni bunga.
Kota Olahraga, Banyak lahir bibit-bibit olahragawan yang berasal dari malang, yang paling terkenal dengan olah raga sepak bolanya terbukti dengan berdirinya 2 team sepak bola seperti Persema dan Arema yang ada prestasi cukup baik di tingkat regional dan nasional,di tambah kembali supporter yang sangat fanatik dan atraktif Ngalamania serta Aremania.
Kota Apel, ada produksi apel yang melimpah berpusat di wilayah Kota Batu dan Poncokusumo sehingga banyak di ekspor ke dalam dan luar negeri. Disana apel diolah menjadi bermacam-macam makanan maupun minuman, Misalnya Sari apel, Keripik Apel, Manisan dan lain-lain.
Kota Susu, ada produksi susu skala nasional dan internasional yang produksinya terletak di wilayah Pujon Kabupaten Malang. Susu yang didapatkan berasal dari sapi luar negeri sehingga susu yang diperoleh ada kualitas bagus.
Kota Dingin, karena memiliki kedudukan geografis yang dikelilingi pegunungan, a.l. Gunung Arjuno Welirang, Gunung Kawi-Panderman, Gunung Bromo-Semeru.
Kota Pelajar, karena malang memiliki banyak universitas negeri ataupun swsta yang cukup terkenal sehingga banyak orang dari luar pulau yang pindah ke Malang untuk berusaha menemukan edukasi yang lebih baik dari kota lain.
Kota Kuliner, Di malang sangat banyak macam makanan khas yang menggugah selera banyak wisatwan.
Tags (tagged): malang city, malang, city, balai kota malang, lambang slogan, ku e wara, dll zona, waktu, wib utc 7, kode telepon, 0341, situs web situs, dikenal julukan, kota, pelajar daftar isi, 1, udara, 11, 2 trasportasi darat, 11 2, kereta, api 11 2, 2 bus, collection, of free studies, rekreasi pasar, wisata, 13 4 sarana, olahraga 13, 5, mall malang city, program kuliah, pegawai, kelas weekend, pasar, pts, ptn, net, of free, studies, kelas eksekutif, indonesian, encyclopedia