Kabupaten Lima Puluh Kota yaitu sebuah kabupaten di ProvinsiSumatera Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sarilamak. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.354,30 km2 dan berpenduduk sebanyak 348.555 jiwa (Sensus Penduduk 2010)[2]. Kabupaten ini terletak di babak timur wilayah provinsi Sumatera Barat atau 124 km dari Kota Padang, ibu kota provinsi.
Disktrik Kapur IX yaitu penghasil tanaman gambir terbesar di Indonesia. Gambir bersama dengan karet, semen dan kayu lapis termasuk dalam 10 komoditas utama ekspor Sumatera Barat. Tanaman gambir mengandung zat katechine dan tanin, yang dipergunakan sebagai bahan baku industri farmasi, kosmetik, penyamak kulit dan industri batik. Volume ekspor gambir provinsi Sumatera Barat tahun 2000 besarnya 1.339.860 kg. Meskipun gambir yaitu salah satu komoditas perkebunan andalan kabupaten 50 Kota, namun yang dijadikan tulang punggung perekonomian kabupaten ini yaitu tanaman bahan makanan. Perkebunan dan tanaman bahan makanan, keduanya tergolong dalam sektor pertanian, dijadikan penyumbang kegiatan ekonomi utama kabupaten ini.
Kabupaten ini tergolong kawasan paling makmur di Sumatera Barat. Bahkan penduduk di Disktrik Kapur IX disebut-sebut memiliki penghasilan yang setingkat dengan gaji bulanan para menteri. Hal ini karena warga Kapur IX memiliki mata pencaharian sebagai penghasil gambir yang langsung diekspor ke Singapura, India, Jepang dan Pakistan. Sayangnya pemerintah kawasan ini tidak dapat menyediakan sarana infrastruktur yang memadai seperti bursa gambir itu sendiri dan sarana telekomunikasi, jalan, cairan bersih, sehingga potensi disktrik yang dijuluki negeri "Petro Dollar" ini tidak tergarap optimal.
Di pelosok desa Mahat, disktrik Suliki Gunung Mas, jumlah ditemukan peninggalan kebudayaan megalitikum. Di desa ini dapat disaksikan pemandangan kumpulan batu-batu menhir dengan latar belakangan perkebunan tanaman gambir yang menyerupai panorama perkebunan teh di kawasan Puncak, Jawa Barat. Karena pemandangan inilah, pada tahun 1981 desa Mahat dimasukkan dalam salah satu obyek wisata dari 73 obyek wisata di kabupaten ini.
Menurut beberapa sejarawan, Minanga Tamwan tidak kekurangan di hulu sungai Kampar, di sebelah timur kabupaten Lima Puluh Kota. Kawasan ini tercantum dalam Prasasti Kedukan Bukit sebagai kawasan asal Dapunta Hyang Sri Jayanasa, pendiri Kerajaan Sriwijaya. Dalam prasasti tersebut Dapunta Hyang membawa 20.000 tentara dengan perbekalan sebanyak dua ratus peti jadi dengan perahu, dan yang jadi kaki sebanyak seribu tiga ratus dua belas orang. Tambo Minangkabau mencatat bahwa Dapunta Hyang turun dari Gunung Marapi ke Minanga Tamwan dan keturunannya memperluas rantau ke selatan Sumatera.[3] Minanga Tamwan atau Minanga Kabwa diperkirakan yaitu asal usul nama Minangkabau.
Tags (tagged): regency of lima, puluh kota, kode, area telepon 0752, pembagian administratif, andalan, kabupaten 50 kota, namun menjadi, tulang, punggung, peninggalan sejarah, pelosok desa, mahat, kecamatan, ke minanga, tamwan keturunannya, meluaskan, rantau ke, collection, of free, studies, lima puluh kota, sumatera barat, akabiluru bukit regency, of lima, puluh, kota, regency of, lima puluh