Gunung Kelud

Kelud

Gunung Kelud dengan danau kawah (1980)
Ketinggian1.731 m (5,679 kaki)
DaftarSpesial Ribu
Lokasi
Koordinat
Geologi
JenisStratovolcano
Sirkum gunung apiCincin Api Pasifik
Letusan belakang2014 (masih berlangsung)

Gunung Kelud (sering disalahtuliskan dijadikan Kelut yang berarti "sapu" dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda dinamakan Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) yaitu sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang tergolong aktif. Gunung ini benar di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , persangkaan 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.

Sebagaimana Gunung Merapi, Gunung Kelud adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia.[1] Sejak tahun 1000 M, Kelud telah meletus semakin dari 30 kali, dengan letusan terbesar berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI).[2] Letusan belakang Gunung Kelud jadi pada tahun 2014[3].

Morfologi

Gunung api ini termasuk dalam tipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif. Seperti banyak gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Kelud terbentuk dampak proses subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. Sejak tahun 1300 Masehi, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya untuk manusia.

Kekhasan gunung api ini yaitu hal benar danau kawah, yang dalam kondisi letusan dapat membikin arus lahar letusan dalam jumlah luhur, dan membahayakan penduduk sekitarnya. Letusan freatik tahun 2007 menyembulkan sumbat lava ke permukaan danau, sehingga danau kawah nyaris sirna, menyisakan genangan kecil seperti kubangan air. Sumbat lava ini hancur pada letusan luhur di awal tahun 2014.

Puncak-puncak yang benar sekarang adalah sisa dari letusan luhur masa lalu yang meruntuhkan bagian puncak purba. Dinding di sisi barat daya runtuh terbuka sehingga kompleks kawah membuka ke arah itu. Puncak Kelud yaitu yang tertinggi, berposisi sedikit di timur laut kawah. Puncak-puncak lainnya yaitu Puncak Gajahmungkur di sisi barat dan Puncak Sumbing di sisi selatan.

Catatan keaktifan Gunung Kelud

Gunung Kelud 1901

Sejak 100 tahun ke-15, Gunung Kelud telah mengonsumsi korban semakin dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban semakin dari 10.000 jiwa.[4] Sebuah sistem untuk mengalihkan arus lahar telah dibuat dengan cara ekstensif pada tahun 1926 dan sedang berfungsi sampai kini sehabis letusan pada tahun 1919 mengonsumsi korban sampai ribuan jiwa dampak banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.

Pada 100 tahun ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei[5]), 1951 (31 Agustus), 1966 (26 April), dan 1990 (10 Februari-13 Maret). Pola ini membawa para berbakat gunung api pada siklus 15 tahunan untuk letusan gunung ini. Turut ke dalam 100 tahun ke-21, gunung ini erupsi pada tahun 2007 dan 13-14 Februari 2014. Perubahan frekuensi ini jadi dampak terbentuknya sumbat lava di mulut kawah gunung. Hampir semua erupsi yang tercatat ini berlangsung singkat (2 hari atau kurang) dan bertipe eksplosif (VEI maks. 4), kecuali letusan 1990 dan 2007.

Letusan 1901

Malam hari antara 22 dan 23 Mei 1901 jadi letusan luhur berulang-ulang, dan meningkat pada pukul 03.00 dini hari. Suara letusan dilaporkan terdengar dari Pekalongan dan hujan debu mencapai Bogor. Embusan awan panas dilaporkan mencapai Kediri. Banyaknya korban jiwa diperkirakan cukup banyak, tetapi tidak benar catatan[6]

Letusan 1919

"Pada 20 Mei 1919 siang, tiba-tiba langit gelap. Hilangnya matahari membikin semua yang hidup dijadikan takut dan gentar. Hujan debu dan batu yang turun. Para penduduk desa di lereng gunung berusaha menyelamatkan apapun yang dapat diselamatkan: harta dan jiwa dan hewan peliharaan. Semuanya berlarian menghindari kekerasan alam. Lari! Lari kemanakah dirimu? Bernafas semakin sukar. Udara semakin mencekik semua yang bernafas. Bunyi desiran semakin dekat dan kuat. Arus lahar menghancurkan semuanya dan mengganggu jalan keluar untuk manusia. Susunan dan pepohonan luhur patah dijadikan kecil-kecil bak korek api. Kawah memuntahkan lahar dan debu dan didampingi awan gas beracun. Hutan, tanah dan sawah terselimuti kain berwarna abu-abu. Belasan desa raib dari peta bumi. Ribuan korban jiwa terkubur hidup-hidup".

— Carl Wilhelm Wormser.

Letusan Gunung Kelud tahun 1919 tercatat dalam laporan Carl Wilhelm Wormser (1876-1946), pejabat Pengadilan Landraad di Tulung Luhur (masa kolonial Belanda), yang dijadikan saksi mata bencana alam tersebut[7].

Letusan 1919 ini termasuk di antara yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa, merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena arus lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali Badak telah didirikan bendung penahan lahar pada tahun 1905[8]. Selain itu, Hugo Cool, seorang berbakat pertambangan, pada tahun 1907 juga ditugaskan melakukan penggalian saluran menempuh pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubik[9].

Gunung Kelud 1919.

Karena letusan inilah kesudahan didirikan sistem saluran terowongan pembuangan air danau kawah, dan beristirahat pada tahun 1926. Dengan cara keseluruhan didirikan tujuh terowongan.

Letusan 1951

Letusan Kelud 1951.

Pada tanggal 31 Agustus 1951, pukul 06.15/06.30, Gunung Kelud pulang meletus (erupsi) dengan cara eksplosif. Dampak letusan luhur ini, sejumlah kota di Pulau Jawa terkena hujan debu, termasuk Yogyakarta dan Surakarta dan mencapai Bandung. Suasana gelap melanda kota-kota terdampak, menyebabkan sekolah harus meliburkan siswa-siswanya dan jawatan-jawatan beristirahat beraktivitas.

Letusan 1951 yaitu yang pertama kali jadi sehabis pembuatan terowongan-terowongan pembuangan air kawah beristirahat didirikan. Van Ijzendoorn, Kartograf Kepala Badan Geologi, menyimpulkan bahwa sistem saluran ini sangat membantu menjadikan menjadi kurang dampak kerugian dampak letusan[10].

Tujuh orang tewas dampak letusan ini, tiga di antaranya petugas orang yang mengamati gunung api[10]. Selain itu, 157 orang terluka. Dampak letusan ini pula, landasan danau kawau menurun sehingga volume air meningkat dijadikan 50 juta meter kubik[11].

Letusan 1966

Letusan luhur jadi pada tanggal 26 April 1966 pukul 20.15. Sekitar 210 semakin orang tewas dampak letusan ini[6]. Sistem terowongan rusak berat, sehingga dibuatlah terowongan baru 45 meter di bawah terowongan lama. Terowongan yang beristirahat tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar stabil pada angka 2,5 juta meter kubik[8].

Letusan 1990

Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari, yaitu 10 Februari 1990 sampai 13 Maret 1990. Pada letusan ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik. Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah menempuh 11 sungai yang berhulu di gunung itu.

Letusan ini sempat menutup terowongan Ampera dengan material vulkanik. Proses normalisasi baru beristirahat pada tahun 1994.

Letusan 2007

Letusan pada tahun 2007 diasumsikan "menyimpang" dari perilaku landasan Kelud karena letusan bertipe freatik (leleran dengan letusan-letusan kecil) bukan eksplosif sebagaimana letusan-letusan sebelumnya. Selain itu, letusan ini membikin suatu sumbat lava mempunyai kentara kubah yang menyebabkan "hilang"nya danau kawah.

Keaktifan gunung ini meningkat pada belakang September 2007 dan sedang terus berlanjut sampai November tahun yang sama, ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan dijadikan putih keruh. Status "awas" (tertinggi) dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih belum cukup 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Tetapi letusan tidak jadi.

Sehabis sempat sedikit mereda, keaktifan Gunung Kelud pulang meningkat sejak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal. Pada tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak. Getaran gempa tremor dengan amplitudo luhur (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi, tetapi pulang tidak jadi letusan.

Dampak keaktifan tinggi tersebut jadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih dari tengah danau kawah didampingi dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007 dan terus "tumbuh" sampai mempunyai ukuran selebar 100 m. Para berbakat menganggap kubah lava inilah yang menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak segera jadi. Energi untuk letusan dipakai untuk menghalau kubah lava sisa letusan tahun 1990.

Sejak peristiwa tersebut keaktifan pelepasan energi semakin menjadi kurang dan pada tanggal 8 November 2007 status Gunung Kelud diturunkan dijadikan "siaga" (tingkat 3).

Danau kawah Gunung Kelud praktis "hilang" karena kemunculan kubah lava yang berdiameter 469 m[12] dan volume sebesar 16,2 juta meter kubik. Yang tersisa hanyalah kolam kecil memuat air keruh berwarna kecoklatan di sisi selatan kubah lava.

Letusan 2014

Debu vulkanik dari letusan tahun 2014 yang menjangkau Yogyakarta.

Letusan Kelud 2014 diasumsikan semakin dahsyat daripada tahun 1990.[13] meskipun hanya berlangsung tidak semakin daripada dua hari dan mengonsumsi 4 korban jiwa dampak peristiwa ikutan, bukan dampak langsung letusan[14].

Peningkatan keaktifan sudah dideteksi di belakang tahun 2013 [15]. Tetapi demikian, situasi pulang tenang. Baru kesudahan diumumkan peningkatan status dari Normal dijadikan Waspada sejak tanggal 2 Februari 2014[16].

Pada 10 Februari 2014, Gunung Kelud dinaikkan statusnya dijadikan Siaga dan kesudahan pada tanggal 13 Februari pukul 21.15 diumumkan status bahaya tertinggi, Awas (Level IV)[17], sehingga radius 10 km dari puncak harus dikosongkan dari manusia. Hanya dalam waktu belum cukup dari dua jam, pada pukul 22.50 telah jadi letusan pertama tipe ledakan (eksplosif). Erupsi tipe eksplosif seperti pada tahun 1990 ini (pada tahun 2007 tipenya efusif, yaitu berupa arus magma) menyebabkan hujan kerikil yang cukup lebat dirasakan warga di wilayah Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur, lokasi tempat gunung berapi yang terkenal aktif ini benar, bahkan sampai kota Pare, Kediri[18]. Wilayah Kecamatan Wates dijadikan tempat tujuan pengungsian warga yang tinggal dalam radius sampai 10 kilometer dari kubah lava, berdasarkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG).[19] Suara ledakan dilaporkan terdengar sampai kota Solo dan Yogyakarta ( berjarak 200 km dari pusat letusan)[20], bahkan Purbalingga (lebih belum cukup 300 km), Jawa Tengah[21].

Benarnya di wilayah Bantul, DIY, saat hujan debu vulkanik Gunung Kelud melanda wilayah ini pada pagi hari tanggal 14 Februari 2014

Dampak berupa debu vulkanik pada tanggal 14 Februari 2014 dini hari dilaporkan warga telah mencapai Kabupaten Ponorogo. Di Yogyakarta, teramati hampir seluruh wilayah tertutup debu vulkanik yang cukup pekat, melebihi debu vulkanik dari Merapi pada tahun 2010. Ketebalan debu vulkanik di kawasan Yogyakarta dan Sleman bahkan diperkirakan semakin dari 2 centimeter.[22] Dampak debu vulkanik juga mengarah ke arah Barat Jawa, dan dilaporkan sudah mencapai Kabupaten Ciamis, Bandung dan beberapa daerah lain di Jawa Barat.[23][24] Di daerah Madiun dan Magetan jarak pandang untuk pengendara kendaraan bermotor atau mobil hanya sekitar 3-5 meter karena turunnya debu vulkanik dari letusan Gunung Kelud tersebut sehingga banyak kendaraan bermotor yang berjalan sangat pelan.

Menyusul luas dan tebalnya hujan debu, Kementerian Perhubungan Indonesia menutup selagi bandar-bandar udara di Pulau Jawa, seperti Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya, Bandar Udara Abdul Rachman Saleh Malang, Bandar Udara Achmad Yani Semarang, Bandar Udara Adi Sutjipto Yogyakarta, Bandar Udara Adi Sumarmo Surakarta, Bandar Udara Tunggul Wulung Cilacap, dan Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung[25]. Selain itu, Bandar Udara Nusawiru di Pangandaran[26] dan Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun, juga ditutup[27].

Kondisi gunung sehabis letusan satu malam tersebut berangsur tenang dan pada tanggal 20 Februari 2014 status keaktifan diturunkan dari Awas dijadikan Siaga (level III) oleh PVMBG[28]. Selanjutnya pada tanggal 28 Februari 2014 status pulang turun dijadikan Waspada (Level II)[29].

Dampak letusan ini, kubah yang menyumbat jalur keluarnya lava hancur dan Kelud memiliki kawah kering[12][30]. Dimungkinkan terbentuk danau kawah pulang sehabis beberapa tahun.

Obyek wisata Gunung Kelud

Gunung Kelud 2012. Kubah lava 2007 tampak di tengah, dengan latar belakang Puncak Kelud. Di sebelah kiri yaitu bagian dari Puncak Gajahmungkur.

Menuju kawasan puncak Gunung Kelud sejak tahun 2004 hubungan jalan darat telah diperbaiki untuk mempermudah para wisatawan serta penduduk. Gunung Kelud telah dijadikan obyek wisata Kabupaten Kediri dengan atraksi utama yaitu kubah lava. Di puncak Gajahmungkur didirikan gardu pandang dengan tangga dibuat dari semen. Pada malam belakang pekan, kubah lava diberi penerangan lampu berwarna-warni[31]. Selain itu, telah disediakan pula jalur panjat tebing di puncak Sumbing, pemandian air panas, serta flying fox.

Tingkah laku yang dibuat Kabupaten Kediri membangun kawasan wisata ini mendapat protes dari Kabupaten Blitar, yang menganggap wilayah puncak Kelud adalah wilayahnya[32]. Sengketa wilayah ini terutama meruncing sehabis turunnya Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/113/KPTS/013/2012 yang mengemukakan bahwa kawasan puncak Kelud adalah wilayah Kabupaten Kediri.

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ "Kelut Eruptive History". Global Volcanism Rancangan. Smithsonian Institution. Diakses 2006-12-19. 
  2. ^ Thouret, et al., "Origin, Characteristics, and Behavior of Lahars Following the 1990 Eruption of Kelud Volcano, Eastern Java (Indonesia)," Bulletin of Volcanology, June 1998.
  3. ^ Gunung Kelud Meletus
  4. ^ Indonesian volcano set to erupt, The Age
  5. ^ Letusan ini menelan 5000 korban jiwa dari 104 dusun. (http://www.brainyhistory.com/events/1919/may_1_1919_79946.html)
  6. ^ a b Catatan 100 Tahun Letusan Gunung Kelud. PosKota Daring. Edisi Selasa, 18 Februari 2014 - 18:09
  7. ^ Sutrisno Budiharto: [Erupsi Kelud 2014 Mirip Erupsi 1919].
  8. ^ a b Nazrul Alam Aziz. Merekayasa Gunung Kelud. Kompas 15 Okt 2007.
  9. ^ Bambang Setiawan. Kemelut Gunung Kelud. Kompas daring edisi Senin, 30 Januari 2012 Diakses 1 Juli 2012
  10. ^ a b Ijzendoorn, M.J. van, Padmokesumo, G.M.M.S. Letusan Gunung Kelud Pada 31 Agustus 1951 Membuktikan Gunanya Susunan Terowongan. Berita Gunung Berapi I no. 3-4, Januari-Februari, Maret-April 1953. Dinas Gunung Berapi Republik Indonesia.
  11. ^ The Kelud ... .. or the tribulations of a crater lake. Earth of Fire. Blog.
  12. ^ a b Pascaletusan Gunung Kelud Kentara Kawah Baru. LampungPost Daring edisi 2014-02-23 16:44:00
  13. ^ Kepala Pos Pemantauan: Letusan Kelud Kali Ini Paling Dahsyat
  14. ^ Update Kelud: 4 Tewas dan 56.089 Jiwa Mengungsi dari Erupsi Kelud PUSAT DATA, INFORMASI DAN HUMAS BNPB• 15 Februari 2014 18:07
  15. ^ Pra erupsi Gunung Kelud sekarang mirip 1990 & 2007
  16. ^ Peningkatan Status G. Kelud Dari Normal Dijadikan Waspada. PVMBG 2 Februari 2014
  17. ^ Status Gunung Kelud Meningkat Jadi Awas: Daerah Merah Beradius 10 Kilometer
  18. ^ Gunung Kelud Erupsi, Kediri Hujan Kerikil
  19. ^ Gunung Kelud Erupsi
  20. ^ Dentuman Kelud terdengar sampai Yogyakarta
  21. ^ Letusan Gunung Kelud Terdengar di Purbalingga
  22. ^ Hujan Debu di Yogyakarta Semakin Parah Dibanding Letusan Merapi
  23. ^ Debu Gunung Kelud Sampai Ciamis
  24. ^ Debu Vulkanik Kelud Sampai ke Bandung
  25. ^ Letusan Kelud, Kemenhub Tutup 7 Bandara
  26. ^ Gunung Kelud Meletus. Bandara Nusawiru Pangandaran Ditutup 3 Hari. DetikNews, 14 Februari 2014.
  27. ^ Kelud Erupsi, Lima Bandara Ditutup. Berita Partai Nasdem. Edisi 14 Februari 2014.
  28. ^ PVMBG. Penurunan Status G. Kelud Dari Awas (level IV) Dijadikan Siaga (level III), 20 Februari 2014
  29. ^ PVMBG. Penurunan Status G. Kelud Dari Siaga (level III) Dijadikan Waspada (level II), 28 Februari 2014
  30. ^ Letusan Gunung Kelud Kentara Kawah Baru Diameter 400 Meter. Warta Kota Daring. Edisi Minggu, 2 Maret 2014 07:16 WIB
  31. ^ Kelud Bermandi Cahaya 30.000 Watt. JPNN edisi Rabu, 09 Mei 2012. Diakses 1 Juli 2012
  32. ^ Blitar Kehilangan Tiga Gunung. Kompas daring edisi Kamis, 8 Maret 2012. Diakses 1 Juli 2012.

Pranala luar

 
 
 
Aceh
 
Sumatera Utara
 
Sumatera Barat
 
Bengkulu
 
Riau
 
Kepulauan Riau
 
Jambi
 
Sumatera Selatan
 
Lampung
 
Kepulauan Bangka Belitung
 
 
 
Jakarta
 
Jawa Barat
 
Banten
 
Jawa Tengah
 
Yogyakarta
 
Jawa Timur
 
 
 
Kalimantan Barat
 
Kalimantan Tengah
 
Kalimantan Selatan
 
Kalimantan Timur
 
Kalimantan Utara
 
 
 
Bali
 
Nusa Tenggara Barat
 
Nusa Tenggara Timur
 
 
 
Sulawesi Barat
  • Gunung Gandang Dewata
 
Sulawesi Utara
 
Sulawesi Tengah
 
Sulawesi Selatan
 
Sulawesi Tenggara
 
Gorontalo
 
 
Gunung-gunung di Kepulauan Aibku dan Papua
 
Aibku
 
Aibku Utara
 
Papua Barat
 
Papua
 


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, pasar.nomor.net, dan sebagainya.