_
CENTRAL KALIMANTAN
COLLECTION OF FREE STUDIES
Change to views  Mobile1, 2 Laptop 
Search in Collection of Free Studies   
West Kalimantan  (Previous focus)(NextKaliningrad K-5

Kalimantan Tengah

Kalimantan Tengah
—  Provinsi  —
Lambang Kalimantan Tengah
Lambang
Slogan: Isen Mulang
(Bahasa Sangen: Pantang Mundur)
Peta lokasi Kalimantan Tengah
NegaraIndonesia
Hari sah23 Mei 1957 (hari jadi)
Ibu kotaPalangka Raya
Koordinat3º 50' LS - 1º 10' LU
110º 20' - 116º 0' BT
Pemerintahan
 • GubernurAgustin Teras Narang, SH
Lapang
 • Total157.983 km2 (60,998 mil²)
Populasi (2010)
 • Total2.202.599
 • KepadatanBad rounding here14/km2 (Bad rounding here36/sq mi)
Demografi
 • Suku bangsa
41,24% Dayak
  18,02% Dayak Ngaju
  9,57% Dayak Sampit
  7,51% Dayak Bakumpai
  3,34% Dayak Katingan
  2,80% Dayak Maanyan
24,20% Banjar
18,06% Jawa
3,46% Madura[1]
 • Agama
Islam (69,67%)
Protestan (16,41%)
Hindu (10,69)
Katolik (3,11%)
Buddha (0,12%)
 • BahasaBahasa Banjar, Bahasa Dayak, Bahasa Indonesia
Zona waktuWIB
Kabupaten13
Kota1
Disktrik88
Desa/kelurahan1.136
Lagu kawasan
Kalayar
Naluya
Palu Cempang Pupoi
Saluang Kitik-Kitik
Manasai
Tumpi Wayu [bahasa Maanyan]
Situs webwww.kalteng.go.id

Kalimantan Tengah yaitu salah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibukotanya yaitu Kota Palangka Raya. Kalimantan Tengah memiliki lapang 157.983 km² dan berpenduduk anggar-anggar 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan (hasil Sensus Masyarakat Indonesia 2010).

Provinsi ini telah tersedia 13 kabupaten dan 1 kotamadya.

Daftar inti

Sejarah

Busana Aturan sejak dahulu kala Kotawarigin Barat yang dipengaruh kebiasaan Melayu-Banjar dan Jawa-Surakarta.

Menurut legenda suku Dayak yang berasal dari Panaturan Tetek Tatum yang ditulis oleh Tjilik Riwut mengisahkan orang pertama yang menempati bumi atau menginjakan kakinya di Kalimantan yaitu Raja Bunu.[2] Pada masa zaman ke-14 Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit memerintah di Kerajaan Negara Dipa (Amuntai) yang berfokus di Candi Luhur dengan wilayah mandalanya dari Tanjung Silat sampai Tanjung Puting dengan daerah-daerah yang dinamakan Sakai, yaitu kawasan sungai Barito, Tabalong, Balangan, Pitap, Alai, Amandit, Labuan Amas, Biaju Kecil (Kapuas-Murung), Biaju Luhur (Kahayan), Sebangau, Mendawai, Katingan, Sampit dan Pembuang yang kepala daerah-daerah tersebut dinamakan Mantri Sakai, sedangkan wilayah Kotawaringin pada masa itu yaitu kerajaan tersendiri.[3] Kerajaan Negara Dipa dilanjutkan oleh Kerajaan Negara Daha dengan raja pertamanya Miharaja Sari Babunangan Unro [miharaja= maharaja]. Raja tersebut telah mengantar salah seorang puteranya yang bernama Raden Sira Panji alias Uria Gadung [Uria= Aria] untuk memegang kekuasaan wilayah Tanah Dusun [atau Barito Raya] yang berkedudukan di JAAR – SANGGARWASI.[4]

Pada masa zaman ke-16 Kalimantan Tengah sedang termasuk dalam wilayah Kesultanan Banjar, penerus Negara Daha yang telah memindahkan ibukota ke hilir sungai Barito tepatnya di Banjarmasin, dengan wilayah mandalanya yang lebih meluas meliputi daerah-daerah dari Tanjung Sambar sampai Tanjung Aru. Pada masa zaman ke-16, berkuasalah Raja Maruhum Panambahan yang beristrikan Nyai Siti Biang Lawai, seorang puteri Dayak anak Patih Rumbih dari Biaju. Tentara Biaju kerapkali dibawa-bawa dalam revolusi di istana Banjar, bahkan dengan gerak-gerak yang dibuat pemotongan kepala (ngayau) misalnya beradik-berkakak muda Nyai Biang Lawai bernama Panglima Sorang yang diberi gelar Nanang Sarang membantu Raja Maruhum menumpas pemberontakan anak-anak Kiai Di Podok. Lain daripada itu orang Biaju (sebutan Dayak pada jaman dulu) juga pernah membantu Pangeran Dipati Anom (ke-2) untuk merebut tahta dari Sultan Ri'ayatullah. Raja Maruhum menugaskan Dipati Ngganding untuk memerintah di negeri Kotawaringin. Dipati Ngganding dialihkan oleh menantunya, yaitu Pangeran Dipati Anta-Kasuma putra Raja Maruhum menjadi raja Kotawaringin yang pertama dengan gelar Ratu Kota Waringin. Pangeran Dipati Anta-Kasuma yaitu suami dari Andin Juluk binti Dipati Ngganding dan Nyai Tapu binti Mantri Kahayan. Di Kotawaringin Pangeran Dipati Anta-Kasuma menikahi wanita setempat dan memperoleh anak, yaitu Pangeran Amas dan Putri Lanting.[3] Pangeran Amas yang bergelar Ratu Amas inilah yang menjadi raja Kotawaringin, penggantinya berlanjut hingga Raja Kotawaringin sekarang, yaitu Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah. Perjanjian pertama Kotawaringin dengan VOC-Belanda terjadi pada tahun 1637.[5]Menurut laporan Radermacher, pada tahun 1780 telah terdapat pemerintahan pribumi seperti Kyai Ingebai Suradi Raya kepala kawasan Mendawai, Kyai Ingebai Sudi Ratu kepala kawasan Sampit, Raden Jaya kepala kawasan Pembuang dan kerajaan Kotawaringin dengan rajanya yang bergelar Ratu Kota Ringin[6]

Berdasarkan traktat 13 Agustus 1787, Sunan Nata Dunia dari Banjarmasin menyerahkan daerah-daerah di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, beberapa Kalimantan Barat dan beberapa Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada VOC, sedangkan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa sepanjang kawasan Kuin Utara, Martapura, Hulu Sungai sampai Tamiang Layang dan Mengkatip menjadi kawasan protektorat VOC, Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Tengah beserta daerah-daerah lainnya kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Secara de facto wilayah pedalaman Kalimantan Tengah tunduk kepada Hindia Belanda semenjak Perjanjian Tumbang Anoi pada tahun 1894. Selanjutnya kepala-kepala kawasan di Kalimantan Tengah hadir di bawah Hindia Belanda.[7] Anggar-anggar tahun 1850, kawasan Tanah Dusun (Barito Raya) terbagi dalam beberapa kawasan pemerintahan yaitu: Kiaij Martipatie, Moeroeng Sikamat, Dermawijaija, Kiaij Dermapatie, Ihanjah dan Mankatip.[8][9]

Sejak tahun 1845, Hindia Belanda membikin bangun-bangun pemerintahan untuk kawasan zuid-ooster-afdeeling van Borneo [meliputi kawasan sungai Kahayan, sungai Kapuas Murung, sungai Barito, sungai Negara serta Tanah Laut] lain daripada Residen terdapat juga Rijksbestierder alias mangkubumi Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana. Di dalam hierarki pemerintahan tersebut terdapat nama kepala suku Dayak seperti Tumenggung Surapati dan Tumenggung Ambo Nicodemus Jayanegara. Berdasarkan Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, daerah-daerah di wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling menurut Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8.[10] Daerah-daerah di Kalteng tergolang menjadi negara dependen dan distrik dalam Kesultanan Banjar.[11]

Sebelum masa zaman XIV, kawasan Kalimantan Tengah termasuk kawasan yang sedang murni, belum hadir pendatang dari kawasan lain. Kala itu satu-satunya alat transportasi yaitu perahu. Tahun 1350 Kerajaan Hindu mulai memasuki kawasan Kotawaringin. Tahun 1365, Kerajaan Hindu dapat dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Beberapa kepala suku dibawa ke atas menjadi Menteri Kerajaan. Tahun 1520, pada waktu pantai di Kalimantan bagian selatan dikuasai oleh Kesultanan Demak, agama Islam mulai berkembang di Kotawaringin. Tahun 1615 Kesultanan Banjar membangun Kerajaan Kotawaringin, yang meliputi kawasan pantai Kalimantan Tengah. Daerah-daerah tersebut ialah : Sampit, Mendawai, dan Pembuang. Sedangkan daerah-daerah lain tetap lepas sama sekali, diberi petunjuk langsung oleh para kepala suku, bahkan jumlah dari sela mereka yang menarik diri masuk ke pedalaman. Di kawasan Pematang Sawang Pulau Kupang, dekat Kapuas, Kota Bataguh pernah terjadi perang luhur. Perempuan Dayak bernama Nyai Undang memegang peranan dalam peperangan itu. Nyai Undang didampingi oleh para satria gagah perkasa, ditengahnya Tambun, Bungai, Andin Sindai, dan Tawala Rawa Raca. Di kesudahan hari nama pahlawan gagah perkasa Tambun Bungai, menjadi nama Kodam XI Tambun Bungai, Kalimantan Tengah. Tahun 1787, dengan hadirnya perjanjian sela Sultan Banjar dengan VOC, telah tersedia dampak kawasan Kalimantan Tengah, bahkan nyaris seluruh kawasan, dikuasai VOC. Anggar-anggar tahun 1835 misionaris Kristen mulai beraktifitas secara leluasa di selatan Kalimantan. Pada 26 Juni 1835, Barnstein, penginjil pertama Kalimantan tiba dan mulai menyebarkan agama Kristen di Banjarmasin. Pemerintah lokal Hindia Belanda malahan merintangi upaya-upaya misionaris[12] Pada tanggal 1 Mei 1859 pemerintah Hindia Belanda terbuka pelabuhan di Sampit.[13] Tahun 1917, Pemerintah Penjajah mulai mengangkat warga setempat untuk menjadi petugas-petugas pemerintahannya, dengan pengamatan langsung oleh para penjajah sendiri. Sejak masa zaman XIX, penjajah mulai mengadakan ekspedisi masuk pedalaman Kalimantan dengan maksud untuk memperkuat jabatan mereka. Namun masyarakat pribumi, tidak begitu saja mudah dipengaruhi dan dikuasai. Perlawanan kepada para penjajah mereka lakukan hingga masa zaman XX. Perlawanan secara frontal, belakangnya tahun 1905, setelah Sultan Mohamad Seman gugur menjadi kusuma bangsa di Sungai Menawing dan dimakamkan di Puruk Cahu. Tahun 1835, Agama Kristen Protestan mulai masuk ke pedalaman. Hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, para penjajah tidak mampu merebut Kalimantan secara menyeluruh. Masyarakat asli tetap bertahan dan mengadakan perlawanan. Pada Agustus 1935 terjadi pertempuran sela suku Dayak Punan yaitu Oot Marikit dengan kaum penjajah. Pertempuran diakhiri dengan perdamaian di Sampit sela Oot Marikit dengan menantunya Pangenan atau Panganon dengan Pemerintah Belanda. Menurut Hermogenes Ugang , pada masa zaman ke 17, seorang misionaris Roma Katholik bernama Antonio Ventimiglia pernah masuk ke Banjarmasin. Dengan perjuangan gigih dan ketekunannya hilir-mudik mengarungi sungai luhur di Kalimantan dengan perahu yang telah dilengkapi altar untuk mengurbankan Misa, ia sukses membaptiskan tiga ribu orang Ngaju menjadi Katholik. Mata pencaharian beliau dipusatkan di kawasan hulu Kapuas (Manusup) dan pengaruh mata pencaharian beliau terasa sampai ke kawasan Bukit. Namun, atas perintah Sultan Banjarmasin, Pastor Antonius Ventimiglia kesudahan dibunuh. Alasan pembunuhan yaitu karena Pastor Ventimiglia sangat mengasihi orang Ngaju, tidak sementaranya kala itu orang-orang Ngaju telah tersedia hubungan yang belum cukup baik dengan Sultan Surya Alam/Tahliluulah, karena orang Biaju (Ngaju) pendukung Gusti Ranuwijaya penguasa Tanah Dusun-saingannya Sultan Surya Alam/Tahlilullah dalam perdagangan lada.[14] Dengan terbunuhnya Pastor Ventimiglia maka beribu-ribu umat Katholik orang Ngaju yang telah dibapbtiskannya, kembali kepada iman asli milik leluhur mereka. Yang ketertinggalan hanyalah tanda-tanda salib yang pernah dikenalkan oleh Pastor Ventimiglia kepada mereka. Namun tanda salib tersebut telah kehilangan rumusan yang sebenarnya. Tanda salib hanya menjadi benda fetis (jimat) yang berkhasiat magis menjadi penolak bala yang hingga kala ini terkenal dengan sebutan lapak lampinak dalam bahasa Dayak atau cacak burung dalam bahasa Banjar.

Di masa penjajahan, suku Dayak di kawasan Kalimantan Tengah, sekalipun telah bersosialisasi dengan pendatang, namun tetap hadir dalam sekeliling yang terkaitnya sendiri. Tahun 1919, generasi muda Dayak yang telah mengenyam edukasi formal, mempersiapkan kemajuan untuk warga sukunya dengan membangun Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, yang dipelopori oleh Hausman Babu, M. Lampe , Philips Sinar, Haji Abdulgani, Sian, Lui Kamis, Tamanggung Tundan, dan sedang jumlah lainnya. Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, melakukan usaha giat hingga tahun 1926. Sejak kala itu, Suku Dayak melebihi mengenal kondisi zaman dan mulai melakukan usaha. Tahun 1928, kedua organisasi tersebut dilebur menjadi Pakat Dayak, yang melakukan usaha dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Mereka yang terlibat giat dalam perkara tersebut ialah Hausman Babu, Anton Samat, Loei Kamis. Kesudahan dilanjutkan oleh Pandai Mahar, C. Luran, H. Nyangkal, Oto Ibrahim, Philips Sinar, E.S. Handuran, Amir Hasan, Christian Nyunting, Tjilik Riwut, dan sedang jumlah lainnya. Pakat Dayak meneruskan perjuangan, hingga usainya pemerintahan Belanda di Indonesia. Tahun 1945, Persatuan Dayak yang berfokus di Pontianak, kesudahan telah tersedia cabang di seluruh Kalimantan, dipelopori oleh J. Uvang Uray , F.J. Palaunsuka, A. Djaelani, T. Brahim, F.D. Leiden. Pada tahun 1959, Persatuan Dayak usai, kesudahan bergabung dengan PNI dan Partindo. Belakangnya Partindo Kalimantan Barat meleburkan diri menjadi IPKI. Di kawasan Kalimantan Timur berdiri Persukai atau Persatuan Suku Kalimantan Indonesia dibawah pimpinan Kamuk Tupak, W. Bungai, Muchtar, R. Magat, dan sedang jumlah lainnya.

Tahun 1942, Kalimantan Tengah dinamakan Afdeeling Kapoeas-Barito yang terbagi 6 divisi.[15]

Kondisi dan Asal Daya Dunia

Kondisi Dunia

Bagian Utara terdiri Pegunungan Muller Swachner dan perbukitan, bagian Selatan dataran rendah, rawa dan paya-paya. Bersamaan batasnya dengan tiga Provinsi Indonesia, yaitu Kalimantan Timur, Selatan dan Barat serta Laut Jawa. Wilayah ini beriklim tropis lembap yang dilewati oleh garis equator.

Keanekaragaman Hayati

Jumlah yang belum diketahui, dengan ragam wilayah pantai, gunung/bukit, dataran rendah dan paya, segala jenis vegetasi tropis mendominasi dunia kawasan ini. Orangutan yaitu binatang endemik yang sedang jumlah di Kalimantan Tengah, khususnya di wilayah Taman Nasional Tanjung Puting yang memiliki areal mencapai 300.000 ha di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Seruyan. Terdapat beruang, landak, owa-owa, beruk, kera, bekantan, trenggiling, buaya, kukang, paus cairan tawar (tampahas), arwana, manjuhan, biota laut, penyu, bulus, burung rangkong, betet/beo dan binatang lain yang bervariasi tinggi.

Asal Daya Dunia

Hutan mendominasi wilayah 80%. Hutan primer tersisa anggar-anggar 25% dari lapang wilayah. Lahan yang lapang kala ini mulai didominasi kebun Kelapa Sawit yang mencapai 700.000 ha (2007). Perkebunan karet dan rotan rakyat sedang tersebar hampir diseluruh kawasan, terutama di Kabupaten Kapuas, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas dan Kotawaringin Timur.

Jumlah ragam potensi asal dunia, ditengahnya yang sudah diusahakan berupa tambang batubara, emas, zirkon, besi. Terdapat pula tembaga, kaolin, batu permata dan menjadinya.

Sosial Kemasyarakatan

Suku Bangsa

Suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Tengah terdiri atas Dayak Hulu dan Dayak Hilir. Dayak Hulu terdiri atas : Dayak Ot Danum, Dayak Siang, Dayak Murung, Dayak Taboyan, Dayak Lawangan, Dayak Dusun dan Dayak Maanyan. Sedangkan Dayak Hilir (Rumpun Ngaju) terdiri atas: Dayak Ngaju, Dayak Bakumpai, Dayak Katingan, dan Dayak Sampit. Suku Dayak yang dominan di Kalimantan Tengah yaitu suku Dayak Ngaju, suku asal Kalimantan lainnya yang tinggal di pesisir yaitu Banjar Melayu Pantai yaitu ¼ populasi Kalteng. Disamping itu hadir pula suku Jawa, Madura, Bugis dan menjadinya. Gabungan suku Dayak (Ngaju, Sampit, Maanyan, Bakumpai) mencapai 37,90%.[16]

Komposisi Sukubangsa di Kalimantan Tengah
Suku BangsaCentral Borneo 1930 (termasuk beberapa Kalbar)[17][18]Kalteng 2000[16]2010
Total393,282--
Dayak63,49%--
Dayak Ngaju(Dayak)18,02%-
Dayak Sampit(Dayak)9,57%-
Dayak Bakumpai(Dayak)7,51%-
Dayak Katingan(Dayak)3,34%-
Dayak Maanyan(Dayak)2,80%-
Melayu26,64%(Melayu Banjar)-
Melayu Banjar5,95%24,20%-
Jawa2,51%18,06%-
Bugis1,09%--
Madura-3,46%-
Suku lainnya0,32%...%-

Bahasa

Menurut Dinas Edukasi dan Aturan sejak dahulu kala istiadat Kalimantan Tengah, bahasa kawasan (lokal) terdapat pada 11 Kawasan Aliran Sungai (DAS) yang meliputi 9 bahasa dominan dan 13 bahasa minoritas, yaitu:

  • Bahasa dominan :
  1. Bahasa Melayu
  2. Bahasa Banjar
  3. Bahasa Ngaju
  4. Bahasa Manyan
  5. Bahasa Ot Danum
  6. Bahasa Katingan
  7. Bahasa Bakumpai
  8. Bahasa Tamuan
  9. Bahasa Sampit[19]

  • Bahasa kelompok minoritas :
  1. Bahasa Mentaya
  2. Bahasa Pembuang
  3. Bahasa Dusun Kalahien
  4. Bahasa Balai
  5. Bahasa Bulik
  6. Bahasa Mendawai
  7. Bahasa Dusun Bayan
  8. Bahasa Dusun Tawoyan
  9. Bahasa Dusun Lawangan
  10. Bahasa Dayak Barean
  11. Bahasa Dayak Bara Injey
  12. Bahasa Kadoreh
  13. Bahasa Waringin
  14. Bahasa Kuhin (bahasa kawasan pedalaman Seruyan Hulu)

Agama

Seperti kawasan lain di Indonesia, di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat bermacam jenis agama dan keyakinan yang menyebar diseluruh kawasan ini, sela lain :

  1. Islam
  2. Kristen Protestan
  3. Katolik
  4. Hindu Bali
  5. Budha
  6. Hindu Kaharingan

Kaharingan yaitu keyakinan masyarakat asli Kalimantan Tengah yang hanya terdapat di kawasan Kalimantan sehingga untuk dapat diakui menjadi agama maka digabungkan dalam agama Hindu. Pengikut Agama Hindu Kaharingan tersebar di kawasan Kalimantan Tengah dan jumlah terdapat di bagian hulu sungai, ditengahnya hulu sungai Kahayan, sungai Katingan dan hulu sungai lainnya.[20]

Edukasi

Geliat dunia edukasi di Kalimantan Tengah sekarang baru saja berkembang dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan bermunculannya bermacam lembaga edukasi serta keberadaan beberapa Universitas dan Sekolah Tinggi di Kalimantan Tengah.

Universitas Negeri Palangka Raya dan Untama yaitu Universitas-universitas Negeri yang hadir di Kalimantan Tengah, lain daripada itu terdapat Universitas Muhammadiyah serta beberapa sekolah tinggi lainnya yang ikut memberikan sumbangan dalam menaikkan mutu edukasi di Kalimantan Tengah, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tambun Bungai serta Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Palangka Raya. Tak di luar jalan melakukan sesuatu pula bermacam Universitas maupun Sekolah Tinggi rintisan yang terdapat di Kabupaten yang hadir di Kalimantan Tengah.

Pemerintahan

Kabupaten dan Kota

Provinsi Kalimantan Tengah dibagi menjadi beberapa Kawasan Tingkat II, yaitu:

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten Barito SelatanBuntok
2Kabupaten Barito TimurTamiang
3Kabupaten Barito UtaraMuara Teweh
4Kabupaten Gunung MasKuala Kurun
5Kabupaten KapuasKuala Kapuas
6Kabupaten KatinganKasongan
7Kabupaten Kotawaringin BaratPangkalan Bun
8Kabupaten Kotawaringin TimurSampit
9Kabupaten LamandauNanga Bulik
10Kabupaten Murung RayaPurukcahu
11Kabupaten Pulang PisauPulang Pisau
12Kabupaten SukamaraSukamara
13Kabupaten SeruyanKuala Pembuang
14Kota Palangka Raya-


Daftar gubernur

NoFotoNamaMulai JabatanBelakang JabatanKeterangan
1.RTA Milono.jpgR.T.A. Milono1 Januari 195730 Juni 1958Gubernur Pembentuk Propinsi Kalteng
2.Tjilik Riwut.jpgTjilik Riwut30 Juni 1958Februari 1967Gubernur Kalteng Pertama - Babat Alas
3.ReynouldSilvanus1.jpgReinout SylvanusFebruari 19673 Oktober 1978 
4.WA Gara.jpgWilly Annania Gara3 Oktober 19787 Oktober 1983 
5.Eddy Sabara.jpgEddy Sabara7 Oktober 198323 Januari 1984 
6.Gatot Amrih.jpgGatot Amrih23 Oktober 198421 Januari 1989 
7. Suparmanto23 Januari 198922 Januari 1993 
8. Warsito Rasman17 Juli 1994Juli 1999 
9. Rappiudin HamarungJuli 19998 Maret 2000 
10. Asmawi Agani8 Maret 200023 Maret 2005 
11.Sodjuangan-situmorang-060809.jpgSodjuangan Situmorang23 Maret 20054 Agustus 2005Penjabat Gubernur
12.Agustin-teras-narang.jpgAgustin Teras Narang4 Agustus 20053 Agustus 2010periode pertama
4 Agustus 2010sekarangperiode kedua


Unsur Musyawarah Pimpinan Kawasan

  • Gubernur : Agustin Teras Narang, S.H.
  • Wakil Gubernur : Ir. H. Achmad Diran
  • Sekretaris Daerah : DR. Siun Jarias, S.H, M.H.
  • Ketua DPRD : R. Atu Narang
  • Kapolda : Brigjend. Pol. Drs. Bachtiar Hasanudin Tambunan, SH


Perekonomian

Tenaga Kerja

Masyarakat Usia 15 Tahun Lebih Menurut Perkara[21]

Perkara UtamaFebruari 2006Agustus 2006Februari 2007Februari 2008
Masyarakat Usia 15 Tahun Lebih1.387.2441.398.3071.411.5681.438.271
Angkatan Kerja991.764944.2661.100.4301.077.831
Bertugas991.764944.2661.045.1861.026.211

Potensi Perikanan

Potensi perikanan di Kalimantan Tengah sangat luhur, khususnya perikanan cairan tawar. Hal itu diakibatkan lapangnya wilayah perairan tawar seperti sungai, danau dan rawa di Kalimantan Tengah.

Pertambangan

Beberapa luhur masyarakat di wilayah Katingan, Khususnya Disktrik Katingan Tengah bermata pencaharian menjadi petani dan penambang. Hasil tambang utama yang diperoleh yaitu emas dan puya (pasir zirkon) yang berwarna merah. Warga dalam melakukan penambangan sedang bersifat tradisional sehingga hasil yang diperoleh tidak optimal.

Transportasi

Bandar udara Tjilik Riwut Palangka Raya telah dapat melayani penerbangan dari dan ke Surabaya dan Jakarta direct, menggunakan pesawat jet berbadan lebar jenis Boeing 737-200, 737-300 dan 737-400. Penerbangan ini dilayani oleh 4 maskapai, yaitu: Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Lion Cairan dan Batavia Air. Bandar udara kesayangan warga Palangka Raya ini memiliki pcn 29 fczu, dapat dilewati dengan mobil maupun taksi.

Jarak Palangka Raya (0 km Jalan Nasional) dengan ibukota kabupaten[22]

ibukota kabupatenDarat (km)Keterangan
Batas Kalteng-Kalsel-(Anjir Serapat)
KLK142 km 
TML418 km 
BNT511 km 
MTW605 km-
PRC702 km-
KKN180 km-
KSN88 km-
SPT227 km-
KLP702 km-
PBU449 km-
SKR686 km-
Batas Kalteng-Kalbar-(Kudangan)

Seni dan Kebiasaan

Seni Musik

Arsitektur Rumah Betang di Tumbang Anoi yaitu rumah panjang hunian komunal warga suku Dayak Ot Danum di perhuluan sungai Kahayan.
Arsitektur Rumah Balai Bini di Kumai, salah satu tipe Rumah Baanjung yang yaitu hunian keluarga inti dalam rumah sendiri-sendiri pada warga pesisir Kalimantan Tengah.

Seni musik yang dikenal di kawasan ini sela lain:

Chordophone

  • Kacapi
  • Rebab

Idiophone

  • Bermacam jenis Gong
  • Kangkanung

Membranophone

  • Bermacam jenis Kendang (Gandang)
  • Katambung

Seni Vokal

Seni vokal yang terkenal di wilayah ini adalah:

  • Karungut
  • Kandan
  • Mansana
  • Kalalai Tidak mengindahkan
  • Ngendau
  • Natum
  • Dodoi
  • Marung

Tarian

Jenis-jenis tarian yang terdapat di kawasan ini sela lain:

  • Tari Hugo dan Huda
  • Tari Putri Malawen
  • Tari Tuntung Tulus dari Barito Timur
  • Tari Giring-giring
  • Manasai
  • Tari Balian Bawo
  • Tari Balian Dadas
  • Manganjan

Seni Kriya

Seni kriya yang berkembang di wilayah ini adalah:

  • Seni Pahat patung Sapundu
  • Seni lukis
  • Tatto
  • Anyaman
  • Seni dari bahan Getah Nyatu

Seni bela diri

1. Kuntau

Upacara Aturan sejak dahulu kala

  • Wadian
  • Upacara Tiwah (upacara memindahkan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
  • Wara (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
  • Balian (upacara atau prosesi pengobatan)
  • Potong Pantan (upacara peresmian atau penyambutan tamu kehormatan)
  • Mapalas (upacara membuang sial atau membuat agar bersih diri dari malapetaka)
  • Ijambe (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)

Pakaian Pengantin

Pengantin pria Kalimantan Tengah memakai celana panjang sampai lutut, selempit perak atau tali pinggang dan tutup kepala. Perhiasan yang dipakai yaitu inuk atau kalung panjang, cekoang atau kalung pendek dan kalung yang terbuat gigi binatang. Pengantin wanita memakai kain berupa rok pendek, rompi, ikat kepala dengan hiasan bulu enggang, kalung dan subang.

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
  • (Indonesia) Informasi Komplet Seputar Kalimantan Tengah
  • Profil Demografi Kalteng
  • Profil Ekonomi Kalteng
  • Profil Wisata Kalteng
  • Ekonomi Regional Kalteng
  • Statistik Regional Kalteng
  • (Indonesia) Situs Lembaga Studi Dayak 21
  • (Indonesia) Situs Orang Palangka Raya
  • (Indonesia) Situs Komunitas Warga Kalimantan Tengah
  • (Indonesia) Portal Daring Mengenai Kalimantan Tengah
  • (Indonesia) Dayak Art Music
  • (Indonesia) www.nila-riwut.com
  • (Indonesia) Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
  • (Indonesia) Situs Pemerintah Kota Palangka Raya

Referensi

  1. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003. 
  2. ^ http://sejarah.kompasiana.com/2012/07/17/suku-dayak-adalah-leluhur-bangsa-indonesia-part-1-478447.html
  3. ^ a b (Melayu)Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diartikan oleh Siti Hawa Salleh. Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405. ISBN 983-62-1240-X
  4. ^ HUBUNGAN RAJA-RAJA BANJAR DAN PENGETUA KAMPUNG JAAR-SANGGARWASI
  5. ^ (Belanda) L. C. van Dijk, Ne©erland's vroegste betrekkingen met Borneo, den Solo-Archipel, Camobdja, Siam en Cochin-China, Scheltema, 1862
  6. ^ (Inggris) The New American Encyclopaedia (1865). The New American Encyclopaedia: a popular dictionary of general knowledge 2. D. Appleton. 
  7. ^ (Inggris)Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië (1861). Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië 23 (1-2). Nederlandsch-Indië. p. 205. 
  8. ^ Borneo in 1850
  9. ^ Borneo 1800-1857
  10. ^ (Belanda) Nederlandisch Indië (1849). Staatsblad van Nederlandisch Indië. s.n. 
  11. ^ (Inggris)Royal Geographical Society (Great Britain) (1856). A Gazetteer of the world: or, Dictionary of geographical knowledge, compiled from the most recent authorities, and forming a complete body of modern geography -- physical, political, statistical, historical, and ethnographical 5. A. Fullarton. 
  12. ^ (Indonesia) Ukur, Fridolin (2000). Tuaiannya sungguh banyak: sejarah Gereja Kalimantan Evanggelis sejak tahun 1835. BPK Gunung Mulia. p. 42. ISBN 9789799290588.  ISBN 979-9290-58-9
  13. ^ (Inggris)Cilacap (1830-1942): struktur dan runtuhnya suatu pelabuhan di Jawa. Kepustakaan Terkenal Gramedia. 2002. ISBN 9789799023698. ISBN 979-9023-69-6
  14. ^ http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf
  15. ^ Borneo in 1942
  16. ^ a b (Indonesia) Riwanto Tirtosudarmo, Berupaya menemukan Indonesia: demografi-politik pasca-Soeharto, Yayasan Obor Indonesia, 2007, ISBN 979-799-083-4, 9789797990831
  17. ^ (Inggris) A. J. Gooszen, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Netherlands), A demographic history of the Indonesian archipelago, 1880-1942, KITLV Press, 1999 ISBN 90-6718-128-5, 9789067181280
  18. ^ Administrative subdivisions in Dutch Borneo and Sarawak, 1930
  19. ^ Bahasa Sampit
  20. ^ (Perancis)Sevin, Olivier (1983). Les Dayak du centre Kalimantan: étude géographique du Pays ngaju, de la Seruyan � la Kahayan. IRD Editions. ISBN 9782709907002. ISBN 2-7099-0700-3
  21. ^ Sumber: Badan Pusat Statisktik, Provinsi Kalimantan Tengah
  22. ^ PROFIL DAERAH KALIMANTAN TENGAH STRUKTUR, LUAS, DAN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI
Compass rose pale.svgKalimantan BaratKalimantan TimurCompass rose pale.svg
Kalimantan BaratUtaraKalimantan Selatan
Barat   Kalimantan Tengah    Timur
Selatan
Laut JawaKalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
 
Pusat pemerintahan: Kota Palangka Raya
 
Kabupaten
Lambang Kalimantan Tengah
 
Kota
 
 
Ibu kota: DKI Jakarta
 
Sumatera
National emblem of Indonesia Garuda Pancasila.svg
 
Jawa
 
Kalimantan
 
Nusa Tenggara
 
Sulawesi
 
Nodaku
 
Papua
 

Koordinat



Asal :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, pasar.program-reguler.co.id, dsb.



Tags / tagged: central kalimantan, central, kalimantan, 2 pada abad, ke 14, maharaja, suryanata gubernur majapahit, daerah daerah, lain, tetap bebas dipimpin, langsung oleh, para, muller swachner perbukitan, bagian selatan, dataran, rendah, pertama babat, alas 3, reinout, sylvanus februari 1967, 3, collection, of, free studies s, vroegste betrekkingen, met, borneo den solo, archipel central
Toll-free service
0800 1234 000
 Job Exchange
 Diverse Discussion
 Online Tuition in the Best 168 PTS
 Online Registration
eduNitas.com
Stay Link
 ☂ Agriculture
 ☂ Astronomy
 ☂ Education
 ☂ Electronic
 ☂ Environment
 ☂ Gabon
 ☂ Geography
 ☂ History
 ☂ Kabanjahe
 ☂ Kendari
 ☂ Language
 ☂ Law
 ☂ Liechtenstein
Site
Afternoon / Evening School
UNKRIS Jakarta
Profile UNKRIS Jakarta
Admission
Department
Postgraduate (MM, S2)
Prospectus
UNKRIS Jakarta web list
Graduate Program Web
Main Websites
 Prayer Times
 Alqur'an Online
 Tutorial book
 Psychotest Practice
 Center Encyclopedia
 Many Kinds Publication
 Waivers Cost Study Submission
 Download Brochures / Catalogs
 Free Tuition
 Advanced School Program
 Master S2 School Program
 Regular College
 Regular Night Course Program
 Try Out Exam Schedule


_