Liga Primer Indonesia, disingkat LPI (bahasa Inggris: Indonesia Premier League) yaitu kompetisi sepakbola antar klub di Indonesia yang disediakan pada 2011. LPI dimulai pada 8 Januari 2011 dan habis pada bulan Mei 2011 sehabis menamatkan putaran pertama kompetisi. LPI disediakan oleh Konsorsium PT Liga Primer Indonesia yang dimotori oleh pengusaha Arifin Panigoro dan tidak berafiliasi dengan PSSI, sehingga dijadikan area tandingan terhadap Liga Super Indonesia (LSI) yang disediakan oleh PSSI. Seiring dengan kisruh di tubuh PSSI dan diwujudkannya Komite Normalisasi (KN) PSSI oleh FIFA, KN kemudian memutuskan untuk mengakui secara resmi LPI sebagai liga yg berlangsung di bawah pengamatan PSSI.[5] LPI kemudiannya sehabis menamatkan putaran pertama kompetisi dan klub-klub LPI kemudian bergabung ke dalam klub-klub LSI untuk bermain dalam Liga Prima Indonesia.[6]
PSSI menganggap penyelenggaran LPI ilegal karena tidak memiliki izin dari asosiasi sepakbola tersebut.[7] Hendak tetapi pihak LPI mengetengahkan bahwa penyelenggaraan LPI tidak melanggar hukum karena berdasarkan dengan rekomendasi Kongres Sepak Bola Nasional yang dilakukan di Malang pada Maret 2010.[8][9] Konsorsium LPI juga mengetengahkan sudah beberapa kali mencoba berkoordinasi dan meminta izin untuk PSSI,[10][11][12][13] namun PSSI bersikap menutup diri terhadap penyelenggaraan LPI.[14] PSSI memaparkan secara panjang lebar alasan mengapa LPI melawan hukum,[7], namun tidak pernah menerangkan alasan mengapa mereka tidak merestui LPI, kecuali menyebut LPI sebagai "kompetisi ecek-ecek",[15] "tarkam",[16] dan "banci."[17] LPI kemudiannya menemukan izin dari pemerintah merasai Menteri Pemuda dan OlahragaAndi Mallarangeng.[18] Dengan diwujudkannya Komite Normalisasi (KN) oleh FIFA, KN memutuskan PSSI membawahi kompetisi tersebut di bawah PSSI dan LPI secara resmi diakui PSSI sebagai liga yg berlangsung di bawah pengamatan PSSI.[5]
Sanksi PSSI
PSSI mengancam menghukum berat semua klub, pemain, dan perangkat pertandingan yang terlibat di liga ini. Di antara ancaman yang dilontarkan PSSI, klub Liga Super Indonesia yang terlibat LPI hendak didegradasi ke divisi satu.[19] dan dimohon mengembalikan aset-aset PSSI.[20] Empat klub LPI yang diancam mengetengahkan tidak takut dengan ancaman PSSI tersebut.[21][22][23][24]
Pemain yang terlibat LPI juga diancam tidak dapat memperkuat timnas.[25] Keputusan tersebut ditentang oleh beberapa pihak, termasuk Menpora,[26] Anggota Komisi X DPR RIAngelina Sondakh,[27] dan Wakil Ketua DPR Pramono Anung.[25] Meski PSSI mengeluarkan ancaman tersebut, Badan Tim Nasional tetap memanggil beberapa pemain dari klub-klub anggota LPI untuk seleksi timnas U-23 yang disiapkan untuk Sea Games 2011 dan kualifikasi Olimpiade 2012.[28]
Pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl juga mengetengahkan tidak hendak memanggil pemain yang bermain di LPI dengan alasan "pemain yang tampil di kompetisi yang tidak diakui oleh FIFA, tidak dapat tampil di timnas."[29] Padahal statuta FIFA hanya mengetengahkan bahwa "setiap orang yang memegang kewarganegaraan permanen yang tidak tergantung pada masa tinggal di negara tertentu memenuhi syarat untuk bermain mewakili tim nasional asosiasi negara itu."[30]
Tidak cukup dengan klub dan pemain, pelatih klub-klub LPI diancam dicabut lisensinya.[31] Selain itu, PSSI juga mengancam wasit yang terlibat dalam penyelenggaraan LPI dengan sanksi FIFA dan pencabutan lisensi.[32][33][34]
Izin penyelenggaraan pertandingan
Pertandingan perdana di Stadion ManahanSolo antara Solo FC melawan Persema hampir tidak dapat diteruskan karena tidak mendapat izin dari Polri.[35] Menurut UU, segala jenis cara yang berpotensi pada kericuhan massa harus mendapat izin tertulis dari Polri, termasuk penyelenggaraan pertandingan sepakbola. Polri beralasan mereka tidak dapat memberi izin pertandingan LPI karena PSSI tidak memberikan rekomendasi.[35] Desakan publik membikin Menpora mengadakan mediasi dengan mengundang PSSI, LPI, dan Polri,[36] hendak tetapi tidak satu pun perwakilan PSSI hadir di perjumpaan tersebut.[37] Menpora kemudian mengetengahkan penyelenggaraan LPI tidak membutuhkan izin PSSI, melainkan hanya membutuhkan izin Badan Olahraga Profesional Indonesia. Polri kemudiannya memberikan izin pertandingan sehabis BOPI memberikan rekomendasi.[18] Belakangan diketahui bahwa PSSI cabang Kota Solo yang dipimpin oleh F.X. Hadi Rudyatmo (sekaligus ketua Persis Solo) memberikan rekomendasi untuk Polresta Surakarta untuk memberikan izin pertandingan LPI, meskipun hal tersebut bertanding dengan pengurus PSSI pusat.[38]
Format kompetisi
LPI menggunakan format kompetisi penuh. Tiap tim hendak menghadapi tim lawan yang sama sebanyak 2 kali dalam 1 musim merasai pertandingan kandang dan tandang. Pemenang hendak ditentukan dari jumlah poin paling banyak selama 36 pertandingan.
Televisi penyiar
LPI pertama kali disiarkan oleh Indosiar.[1] Indosiar hendak menyiarkan secara langsung 68 pertandingan pada tiap hari Sabtu dan Minggu sore.[39]MetroTV juga sempat menyiarkan 1 pertandingan pada pekan pertama.[40] Pada pertengahan Februari 2011, Trans TV dan Trans7 menyusul diumumkan sebagai televisi pemegang hak siar kedua. Trans TV dan Trans7 hendak menyiarkan 68 pertandingan pada tiap hari Sabtu dan Minggu malam. Hendak tetapi pada pertengahan Maret 2011, Trans Corp (Trans TV dan Trans7) memutuskan perjanjian dengan pihak LPI karena alasan persaingan bisnis sponsor LPI dan Transcorp.
Klub
Terdapat 19 klub yang berpartisipasi sebagai peserta.
Kick-off pertama LPI dilakukan pada tanggal 8 Januari 2011 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah antara Solo FC melawan Persema Malang. Pada pertandingan pembukaan tersebut, Solo FC dipaksa tunduk 1-5. Pertandingan yang dikunjungi 22 ribu orang tersebut berlangsung dengan terlindung tanpa insiden. Pertandingan diawali dengan tari-tarian yang dibawakan oleh 1.050 penari dengan mengenakan busana batik dan diretas oleh Joko Widodo dan F.X. Hadi Rudyatmo.[41][42]
Diperbarui sampai pertandingan tanggal 28 Mei 2011. Sumber: LPI, goal.com 1Tim tuan rumah mempunyai di kolom sebelah kiri. Warna: Biru = tim tuan rumah menang; Kuning = seri; Merah = tim tamu menang.
Diperbarui sampai pertandingan tanggal 28 Mei 2011. Sumber: LPI, goal.com, futbol24.com Aturan pengurutan: 1. nilai; 2. selisih gol; 3. jumlah gol yang dicetak. (J) = Juara; (D) = Degradasi; (P) = Promosi; (O) = Pemenang play off; (A) = Maju ke ronde kemudian. Hanya berlangsung ketika musim belum selesai: (Q) = Memenuhi syarat ke tahap turnamen yang diindikasikan; (TQ) = Memenuhi syarat untuk turnamen, tetapi belum sampai ke tahap tertentu yang diindikasikan; (RQ) = Memenuhi syarat untuk turnamen degradasi yang diindikasikan; (DQ) = Didiskualifikasi dari turnamen.