Masjid Tuo Kayu Jao

Masjid Tuo Kayu Jao
20072011230600msjd.jpg

Masjid Tuo Kayu Jao sesudah dipugar

LetakJorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Disktrik Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Indonesia
Afiliasi agamaIslam
Deskripsi arsitektur
Jenis arsitekturMasjid
Gaya arsitekturMinangkabau
Pembukaan tanahSeratus tahun ke-16
Spesifikasi
Panjang15 meter[1]
Lebar10 meter[1]
KubahTidak mempunyai
MenaraTidak mempunyai

Masjid Tuo Kayu Jao yaitu salah satu masjid tertua di Indonesia yang terletak di Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Disktrik Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.[2] Masjid yang tercatat telah berdiri sejak tahun 1599 ini yaitu masjid tertua di Kabupaten Solok dan tertua kedua di Indonesia yang masih berdiri sampai kala ini.[3][2]

Masjid Tuo Kayu Jao juga yaitu salah satu cagar budaya di Sumatera Barat yang dijaga oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala.[4] Masjid ini telah beberapa kali merasai pemugaran, seperti pemugaran salah satu tiang dan penggantian atap ijuk yang lama dengan yang baru karena telah lapuk. Meskipun telah beberapa kali dipugar, keaslian masjid ini masih tetap dipertahankan.[2] Tetapi dalam pemugaran terakhir, warna cat masjid ini yang ketika belumnya putih diganti dijadikan coklat kehitaman.[4]

Kala ini selain dipergunakan untuk aktivitas ibadah umat Islam, masjid satu lantai ini juga dipergunakan sebagai sarana edukasi agama bagi masyarakat, bahkan telah dijadikan salah satu kekuatan tarik wisata terkenal di Sumatera Barat terutama di Kabupaten Solok.[5]

Sejarah

Tidak dikenal mesti tahun berapa sebetulnya masjid ini berdiri. Berdasarkan sejumlah catatan masjid ini didirikan pada tahun 1599,[6][7] tidak selamanya catatan lain juga mempunyai yang menyebutnya lebih tua dari itu.[4] Tetapi terlepas dari perbedaan tersebut, pengembangan masjid ini dilaksanakan menyusul dimulainya perkembangan agama Islam di kawasan Solok pada seratus tahun ke-16.[3] Nagari tempat masjid ini mempunyai maupun sekitarnya juga telah dibuat ketika belumnya komplet dengan tiga unsur kepemimpinan yang dikenal oleh masyarakat Minangkabau, yaitu alim ulama, cerdik bijak, dan ninik mamak.[6][7] Menurut pemuka masyarakat satu tempat, terdapat dua orang yang berperan dalam pengembangan masjid ini, yakni Angku Musaur dan Angku Labai, yang keduanya dimakamkan tidak jauh dari lingkungan masjid.[4]

Arsitektur

Arsitektur yang dimiliki masjid ini dengan cara keseluruhan dipengaruhi oleh corak Minangkabau. Masjid ini memiliki tatanan atap sebanyak tiga tingkat yang terbuat ijuk dengan ketebalan sekitar 15 cm[4] dan permukaan dibuat tidak datar melainkan seberapa cekung; permukaan atap yang cekung cocok untuk kawasan beriklim tropis karena dapat lebih cepat mengalirkan air hujan ke bawah.[8][6] Antara angkatan atap yang satu dengan yang lain terdapat celah yang dibuat untuk pencahayaan dengan angkatan teratas yaitu atap mempunyai bentuk limas. Anggota mihrab memiliki atap dengan bentuk berbedaan, yaitu mempunyai bentuk gonjong layaknya Rumah Gadang. Di sisi lain, corak Islam terlihat pada masing-masing puncak atap yang dilengkapi mustaka.

Atap masjid ini disangga oleh 27 tiang, simbolisasi dari enam suku di sekitar masjid ini yang masing-masing terdiri dari empat unsur pemerintahan ditambah dengan tiga unsur dari agama yakni khatib, imam, dan bilal.[2][7] Simbolisasi lain juga terdapat dalam banyak jendela yang sebanyak 13, yang mengisyaratkan banyak rukun salat.[3]

Ketika belum pengeras suara mempunyai, masjid-masjid di Indonesia umumnya menggunakan bedug sebagai penananda masuknya waktu salat dan dipukul ketika waktu untuk salat tiba selanjutnya akan dilanjutkan dengan kumandang azan. Seperti masjid tua lainnya di Indonesia, masjid ini juga memiliki bedug atau dinamakan tabuah dalam bahasa Minang. Bedug yang dianggarkan berusia sama dengan masjid ini diletakkan di susunan tersendiri di lingkungan masjid.[8] Sebagai salah satu budaya Islam di Indonesia, keberadaan bedug tersebut masih tetap dipertahankan.

Lihat pula

Rujukan

Catatan kaki
Daftar pustaka

Pranala luar

Masjid akbar dan bersejarah di Indonesia
 
Sumatera
 
Jawa
 
Kalimantan
 
Sulawesi
 
Nusa Tenggara
 
Aibku
 
Papua


Sumber :
ilmuwan.web.id, pasar.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan lain-lain.