_
IDOLS (ISLAM)
COLLECTION OF FREE STUDIES
Change to views  Mobile1, 2 Laptop 
Expert Sites : Animals   ≬ Cikarang   ≬ Football   ≬ National Hero
Search in Collection of Free Studies   
Benzyl  (Previous topic)(NextBeryllium

Berhala (Islam)

Ritual pemujaan berhala sapi emas dibuat oleh Nicolas Poussin: citra yang di tampilkan terpengaruh gaya Romawi Greco bacchanal

Dalam Islam, Berhala yaitu obyek mempunyai bangun-bangun makhluk hidup atau benda yang didewakan, disembah, dipuja dan dibuat oleh tangan manusia. Berdasarkan dengan salah satu surah di dalam Al-Qur'an yang berbunyi:

"Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak dapat membuat sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang." (Al-A'raaf 7:138)

Menurut syariat Islam, pada saat menjelang waktu Yawm al-Qiyāmah, hendak tidak kekurangan pertanda akbar dari Hari Kebangkitan itu ditandai dengan tidak kekurangannya kaum yang hendak kembali melakukan petuah paganisme berdasarkan salah satu hadits shahih Imam Muslim.[1]

Ibnu Katsir dalam kitabnya yang berjudul Qashash al-Anbiyya menyuratkan bahwa, berhala yang pertama kali dibuat yaitu Wadd, Suwâ’, Yaghuts, Ya`uq dan Nasr, kesemuanya yaitu para ulama yang hidup pada masa sela Adam dan Nuh. Mereka semua yaitu anak dari Adam, Wadd anak tertua dan paling berbakti kepada Adam.[2]

Ritual terpenting dari petuah paganisme berkaitan dengan seks dan perang. Segala bangun-bangun penyembahan berhala bertumpu pada pemuasan hawa nafsu dan daya fisik duniawi untuk mencapai surga duniawi. Tidak tidak kekurangan aspek transcendental dalam semua petuah paganisme. Selagi agama samawi menitik beratkan pencapaian tertinggi dalam kehidupan bersifat transcendental, dalam konsep kebahagiaan ruhaniyah yang kekal sesudah mati dialam kehidupan setealh didunia.

Daftar inti

Etimologi

Istilah berhala dalam Kamus Akbar Bahasa Indonesia, menjadi istilah benda memiliki guna patung dewa, kemudian penggunaan istilah berhala meluas menjadi makhluk/benda (matahari, bulan, malaikat, hewan) apa saja yang disembah selain perintah Allah yaitu termasuk dalam kategori berhala.[3]

Sedangkan istilah kerja dari memberhalakan berarti memuja dan mendewakan, dapat pula menjadi dijadikan istilah kerja yang berarti berbedaan kembali, seperti memberhalakan sesuatu tidak selalu berarti bahwa pemujanya menyebutkan “inilah Tuhan yang harus disembah”. Tidak juga berarti bahwa dia mesti bersujud dihadapannya.

Kemudian kalimat memberhalakan pun meluas menjadi dapat diartikan kepada rasa suka seseorang terhadap sesuatu melebihi rasa sukanya kepada Allah. Misalnya, semakin takut kepada seseorang/ benda dibanding rasa takut kepada Allah, atau semakin mencintai seseorang/ benda dibanding cintanya kepada Allah.

Makna berhala dalam Al-Qur'an

Istilah berhala di dalam Al-Qur'an dipakai untuk memberi guna tiga sebutan yang berbedaan, masing-masing istilah tersebut dalam al-Qur'an mempunyai makna yang berbedaan berdasarkan dengan konteks ketika istilah itu disandarkan. Kalimat-kalimat tersebut yaitu menjadi berikut:

  1. Asnam (ال اسنم) yaitu segala sesuatu yang terbuat dari kayu, batu, emas, perak, tembaga dan semua macam bahan berasal dari bumi yang memiliki bangun-bangun menyerupai makhluk hidup seperti manusia, binatang dan tumbuhan serta memiliki bangun-bangun tubuh yang akbar. Selain itu, al-asnam menemui perluasan makna yang dipakai untuk menuding makna majazi dari berhala.
  2. Awsan (آل أوسان) yaitu terbuat dari bahan baku pembuatnya sama dengan al-asnam, tetapi istilah ini semakin umum daripada al-asnam, karena dapat berupa segala sesuatu yang mempunyai bangun-bangun dan tidak mempunyai bangun-bangun, baik kecil maupun akbar. Sehingga, istilah al-asnam dapat dibawa masuk ke dalam kategori al-awsan.
  3. Ansab (الأنصب) yaitu batu yang tidak memiliki bangun-bangun tertentu yang dipakai untuk tempat menyembelih binatang yang hendak dipersembahkan (altar) untuk berhala-berhala. Al-ansab juga dipakai untuk macam batu yang tidak dibentuk yang disembah apabila tidak mampu membikin al-asnam.

Selain itu, tidak kekurangan beberapa kamus-kamus bahasa Arab yang menyamakan ketiga sebutan tersebut sehingga makna dari ketiganya menjadi tidak jelas.

Paganisme dari masa ke masa

Dalam sejarah penyembahan terhadap berhala (paganisme), suatu kaum tak sudah menjalani melakukannya dengan cara langsung, melainkan dengan cara bertahap. Kaum itu mengambil tuhan lain dan menyembah pujaannya atau patung. Di zaman Arab Jahiliyah jumlah yang membikin atau mengadaptasikan keberhalaan dari kaum lain untuk mereka puja. Salah seorang pelopor pembawa petuah keberhalaan di Jazirah Arab yaitu 'Amr bin Luhay dan dia seorang pemimpin dari suku Khuza’ah.

Takkala musim haji tiba, berhala-berhala itu dia berikan kepada kabilah-kabilah yang masuk, lalu mereka membawa balik berhala-berhala tersebut ke negeri mereka, sehingga setiap kabilah bahkan setiap rumah memiliki berhala. Dalam hadits shahih Imam Bukhari dituturkan bahwa berhala-berhala yang tidak kekurangan pada zaman Nuh hendak menjadi berhala bagi Bangsa Arab setelahnya.

Arab Jahiliyah (Pra Islam)

Dalam kisah Al-Quran dan riset oleh sejarahwan terhadap sejarah pengembangan petuah paganisme dalam zaman kedua Hijriyah, menyebutkan bahwa sebelum masuknya petuah Islam, petuah paganisme dalam bangun-bangunnya yang beragam macam mempunyai kedudukan/ tempat yang tertinggi dikalangan orang-orang Arab.

Orang-orang Arab untuk mendekatkan diri kepada dewa-dewa dalam bangun-bangun berhala, sering melakukan persembahan kurban berupa binatang ternak terkadang pula manusia. Salah satu contoh dari kasus ini yaitu Abdul Muthalib kakek dari Muhammad, hampir mempersembahkan Abdullah putranya menjadi kurban.

Kepercayaan

Di wilayah Hijaz lainnya seperti Yatsrib dan Thaif disamping menganut paganisme, mereka juga mengenal kepercayaan dalam bangun-bangun lain terlebih diluar wilayah tersebut. Beberapa agama yang dikenal oleh masyarakat tersebut yaitu Yudaisme dan Nashrani. Menurut beberapa pendapat dituturkan bahwa masyarakat Arab yang tinggal di daerah pedalaman, menganut pula animisme dan dinamisme. Kepercayaan ini diperoleh pada syair-syair lawas yang menceritakan beragam macam aspek kehidupan sosial, pikiran budi, ekonomi, politik, gaya berfikir serta agama dan kepercayaan masyarakatnya.[4]

Yudaisme sudah terlebih dahulu tidak kekurangan di beberapa wilayah Jazirah Arab, khususnya Yatsrib sebelum petuah Islam masuk. Para sejarawan menyimpulkan bahwa komunitas Yahudi yang tidak kekurangan di Jazirah Arab atau terlebih khusus di Yatsrib terdiri dari dua kelompokan Yahudi, yaitu: Golongan keturunan Yahudi asli, mereka yaitu pendatang dan Yahudi keturunan Arab yaitu orang Arab yang menganut Yudaisme. Setelah orang-orang Yahudi ini masuk ke Yatsrib telah tersedia pula dua suku Arab yang adalah imigran dari Yaman yaitu Bani Aws dan Bani Khazraj, yang terjadi sekitar tahun 300 M.

Sedangkan menurut Syaikh Sholih al Fauzaan, bangsa Arab terbagi dua golongan. Golongan pertama yang mengikuti agama-agama Yudaisme, Nasrani dan Majusi, kemudian golongan kedua mengikuti agama Hanif (ajaran Ibrahim).[5]

Macam berhala

Sesembahan-sesembahan pada zaman jahiliyah inipun berlainan pula sela sebutan berhala yang satu dengan yang lainnya, sebutan lainnya yaitu menjadi berikut:

  1. Shanam yaitu patung mempunyai bangun-bangun manusia yang terbuat dari logam atau kayu,
  2. Wathan yaitu patung mempunyai bangun-bangun manusia yang terbuat dari batu,
  3. Nushub yaitu batu karang tanpa suatu bangun-bangun tertentu.

Nama-nama berhala

Dikisahkan menjalani hadits bahwa bangsa Arab Jahiliyah telah menempatkan berhala disekitar Kaabah sebanyak 360 berhala.[6] Berhala yang disembah Arab Jahiliyah itu biasanya diberi nama dengan nama-nama perempuan atau lelaki, berhala yang terkenal di selanya adalah:

  • Hubal
    Berhala yang diasumsikan menjadi "Dewa Bulan" ini dibawa oleh 'Amr bin Luhay dari Ma'arib (Moab) suatu daerah di Balqa'. Menurut kisah dari Ibnu Hisyam, dia bercakap bahwa salah seorang dari orang mempunyai ilmu bercakap kepadaku bahwa orang yang pertama mendatangkan Berhala ke Makkah yaitu 'Amr bin Luhay.
  • Lātta
    Berhala berupa batu yang dipahat, bangunan sebuah rumah di atasnya. Zaman dahulu Latta yaitu seorang lelaki yang shalih yang biasa mengadon tepung untuk memberi makan jama’ah haji. Ketika dia wafat, orang-orang pun membangun sebuah rumah di atas kuburannya dan menutupinya dengan tirai-tirai. Berhala ini yaitu sesembahan kaum Tsaqif di Thaif dan pelayannya yaitu dari Bani Muattab.
  • ‘Uzzá
    Berhala pohon samurah dari Sallam yang terletak di lembah Nakhlah yang terletak sela Mekkah dan Tha’if. Di sekitarnya terdapat kontruksi, dan tirai-tirai. Berhala ini juga mempunyai pelayan-pelayan (penjaga-penjaga). Uzza ini yaitu berhala milik suku Quraisy, Sulaim; Gathafan dan Jusyam serta serta suku-suku yang tidak kekurangan di sekitarnya.
  • Manāt
    Berhala berupa batu akbar yang terletak tak jauh di Gunung Qudayd di sela Mekkah dan Madinah. Berhala ini yaitu milik suku Khuza’ah, Aus, dan Khazraj. Bila sedang berhaji (di masa pra-Islam), mereka berihram di sisinya, dan mereka menyembahnya.

Sebenarnya keempat berhala ini hanyalah orang saleh yang sudah menjalani hidup pada zaman Ibrahim. Sesudahnya mereka wafat, beberapa orang membikin berhala untuk menghormati orang-orang soleh itu dengan cara berlebih-lebih. Mereka menganggapnya menjadi anak-anak Tuhan. Tidak cukup dengan berhala-berhala akbar tersebut itu saja buat orang-orang Arab guna menyampaikan sembahyang dan memberikan kurban-kurban dan sesaji, tetapi kebanyakan mereka itu mempunyai pula patung-patung dan berhala-berhala dalam rumah mereka masing-masing.

Berikut yaitu beberapa berhala yang tidak begitu terkenal, namanya tidak diistilahkan di dalam Al-Qur'an, hanya diistilahkan di dalam hadits, literatur Arab klasik dan menjadinya. Diantaranya adalah:

  • Manaf
    Berhala yang selalu dipuja oleh kaum wanita, tetapi ketika wanita sedang mendapat haid, mereka dilarang mendekati berhala tersebut. Kaum Quraisy sering menamakan anak mereka dengan Abd al-Manaf (hamba Manaf), terutama di kalangan Bani Hudzail. Manaf memiliki guna "ketinggian" atau "tempat tinggi".
  • Dzu al-Halaas[7]
    Berhala mempunyai bangun-bangun batu api putih yang dipahat dan di atas batu tersebut tidak kekurangan sesuatu yang mempunyai bangun-bangun mahkota. Berhala ini disembah oleh Bani Daws, Bani Khats’am dan Bani Bujailah, di negeri Yaman dan di negeri Tabalah yang terletak sela Mekkah dan Madinah. Pelayan berhala ini yaitu Bani ‘Umamah dari Bahilah bin A’shar.
  • Dzu as-Shara
    Berhala yang mempunyai bangun-bangun batu berwarna hitam dan mempunyai bangun-bangun tak memakai perhitungan, disembah oleh suku Arab keturunan Ismail, yaitu kaum Nebayot dan kaum Duma. Diasumsikan menjadi "anak dari seorang gadis" dan "dewa kesuburan." Nama lain berhala ini yaitu Dusares/Dzu Syura, yang mendapat julukan "Sang Dewa Gunung Shara". Kabilah Bani al-Harits juga memiliki berhala ini.
  • Dzu al-Kaffayn
    Berhala milik Amr bin Hamamah dari Bani Daws, yang dihancurkan oleh Thufayl bin Amr al-Dawsi atas perintah rasulallah. Berhala ini memiliki guna "dia yang memiliki kedua telapak tangan."
  • Al-Fals
    Berhala mempunyai bangun-bangun manusia terbuat dari batu merah yang tidak kekurangan di tengah-tengah Gunung Aja. Pemelihara berhala ini yaitu dari Bani Bawlan, Bawlan sendiri yaitu salah seorang yang memulai penyembahan terhadap berhala ini. Keturunan dari Bani Bawlan pengahabisan yang menyembah berhala ini bernama Sayfi.
  • Al-Ya'bub
    Berhala para kaum Jadilah terletak di Thayyi. Sebelumnya mereka memiliki berhala yang berbedaan, tetapi Bani Asad mengambilnya. Sehingga mereka mengadopsi al-Ya'bub menjadi penggantinya.
  • Asaf Naylah
    Asaf bin Ya'la dan Naylah binti Zayd yaitu berpasangan kekasih dari Yaman, kemudian mereka melakukan ziarah ke Mekkah. Setibanya di Mekkah, mereka turut kedalam Ka'bah dan mereka mengambil kesempatan untuk berzinah di dalamnya, ketika keadaan sepi. Kemudian mereka berubah menjadi 2 batu, yang pada pengahabisannya dikeluarkan dan ditempatkan ditempatnya masing-masing. Kedua batu itu kemudian di sembah oleh Bani Khuza'ah dan Quraisy, serta disembah pula oleh orang-orang yang masuk berziarah ke Rumah Suci. Yang pertama kali mengadopsi berhala-berhala dan memberikan nama masing-masing, berdasarkan dengan tradisi yang sedang berlaku di sela mereka, di sela Bani Ismail dan suku lainnya yaitu Hudhayl bin Mudrikah.[8]
  • At–Thuraiya
    Berhala yang diasumsikan menjadi dewa yang melimpahkan hujan. Thuraiya memiliki guna "yang tidak kekurangan dalam jumlah banyak".
  • Jadd
    Berhala yang sangat dihormati oleh orang-orang semit. Namanya diambil dari prasasti Nabath, tetapi dalam bangun-bangun Gadda.
  • Kuthrā
    Diasumsikan menjadi "dewa terkaya". Biasa dipakai menjadi nama anak lelaki oleh Suku Thai' "Abd Kuthrā".
  • Awf
    Berhala yang diangap menjadi "burung akbar pemangsa".
  • Quzah
    Berhala dewa guntur, diasumsikan dapat meloloskan petir dari busurnya.
  • Duwar
    Berhala gadis yang biasa dikelilingi oleh wanita muda dalam prosesi pemujaan terhadapnya.
  • Ri'am
    Berhala yang mempunyai bangun-bangun rumah pemujaan terletak di San'a milik Bani Rabi’ah bin Ka’ab bin Sa’ad bin Zaid, dan Manat bin Tamim.
  • Rudha
    Berhala yang diasumsikan menjadi dewi "perbuatan baik" atau "kemurahan hati". Berhala ini milik Bani Rabi’ah bin Ka’ab bin Sa’ad bin Zaid bin Manat bin Tamim.
  • Al-Ka’abat
    Berhala milik Kabilah Bakr bin Wail dan Taghib bin Wail, serta kabilah Iyad di daerah Sandad.
  • Sa’ad
    Berhala milik Bani Kinanah, yaitu Bakr bin Kinanah, Malik bin Kinanah dan Mulkan bin Kinanah. Berhala ini mempunyai bangun-bangun batu panjang, terletak di Pantai Juddah.
  • Syams
    Berhala milik suatu kaum dari ‘Udzrah. Sering dipakai menjadi nama Abd Syams (Hamba matahari}
  • 'Amm-Anas
    Berhala milik Kabilah Khawlan. Nama lainnya yaitu ‘Umyanis.
  • Al-Uqaysir
    Berhala miliki Kabilah Qudi’ah, Lakhm, Judzam, ‘Amilah dan Ghathafan, terletak didaerah perbukitan Syria.
  • Nuhm
    Berhala milik Kabilah Muzaynah, mereka biasa menamakan anak mereka dengan nama Abd Nuhm (Hamba Nuhm). Pemelihara berhala ini bernama Khuza'i bin 'Abd Nuhm.
  • Su'ayr
    Berhala milik Kabilah ‘Anazah.
  • Dzu al-Rijl
    Berhala yang berarti "dia yang memiliki kaki".
  • Al-Qalas[9]
    Berhala milik Bani Thayyi’ berhasil dihancurkan oleh pasukan perang dibawah kepemimpinan Ali bin Debu Thalib. Berhala ini juga disembah oleh masyarakat Himyar dan Yaman di San'a.
  • Al-Qais[10]
    Berhala yang diistilahkan dalam prasasti Nabath dari Al Hijr.
  • Shai’ al-Qawm[11]
    Berhala yang tertulis dalam prasasti Nabath dan Palmyra, diasumsikan menjadi dewa perang, sang malam, dan penjaga kafilah. Mendapat julukan "dewa yang tidak sudah menjalani minum anggur."

Berhala-berhala kecil seperti Dzu al-Halaas, Dzu as-Shara, Dzu al-Kaffayn dan Dzu al-Rijl biasanya diberi nama berdasarkan dengan nama tempat berhala itu tidak kekurangan.

Ninawa (Yunus)

Sebuah berhala yang berhasil digali oleh para arkeologis di Iraq.

Yunus diutus Allah untuk berdakwah di sebuah kota bernama Ninawa di kerajaan Asiria, dimana masyarakatnya menyembah berhala Marduk, Ishtar, Nabu, Syamas dan lainnya, berdasarkan dengan petuah turun-temurun sejak zaman nenek moyang mereka. Ajaran-ajaran Yunus itu bagi para masyarakat Ninawa adalah hal yang baru yang belum sudah menjalani mereka dengar sebelumnya. Karenanya mereka tidak dapat menyambutnya untuk menggantikan petuah dan kepercayaan nenek moyang mereka, yang sudah menjadi adat adat mereka. Mereka menantang Yunus untuk menimpakan azab terhadap mereka, pada pengahabisannya Yunus pergi dengan marah sambil memohon Allah menghukum mereka.

Sepeninggal Yunus, kaum Ninawa gelisah, karena cuaca dikota mendung gelap, binatang peliharaan gelisah, wajah mereka pucat pasi, dan angin bertiup kencang yang membawa suara bergemuruh. Mereka takut ancaman Yunus benar-benar terjadi menimpa mereka. Pengahabisannya mereka mengingat bahwa Yunus yaitu orang yang telah tersedia dan petuahnya berasal dari Allah, kemudian menyesali akhlak mereka. Mereka lari tunggang langgang dari kota mencari Yunus sambil berteriak memohon pengampunan Allah atas dosa mereka. Allah pengahabisannya mengampuni mereka dan segera seluruh keadaan pulih seperti sedia saat. Masyarakat Ninawa kemudian tetap berusaha mencari Yunus supaya dia dapat mengajari agama dan menuntun mereka di jalan yang telah tersedia.

Bangsa Funisia & Bani Israel (Ilyas)

Patung Ba'al dari zaman ke 14 SM-12 SM

Menurut buku yang berjudul Atlas Al-Quran karya Syauqi Debu Khalil, Ilyas diutus oleh Allah kepada Bangsa Funisia di daerah Ba'albek kota Funisia (Phoenisia), yang terletak di daerah sebalah barat Damaskus, yang kini turut wilayah Libanon. Kaumnya menyembah berhala bernama Ba'al, yang mempunyai bangun-bangun wanita. Ilyas berulang kali memperingatkan kaumnya, tetapi mereka tetap ingkar. Karena itulah Allah menurunkan musibah kekeringan sementara bertahun-tahun, sehingga mereka baru tersadar. Setelah kaumnya mengingat, Ilyas berdoa kepada Allah supaya musibah kekeringan itu dibubarkan. Tetapi setelah musibah itu berjeda dan perekonomian mereka memulih, mereka kembali mempraktekkan politeisme. Pengahabisannya kaum Ilyas kembali ditimpa musibah yang semakin berat daripada sebelumnya, yaitu dengan azab kekeringan yang panjang.

Kemudian pada tahun 323 SM – 64 SM oleh Bangsa Yunani nama kota Ba'albek diubah menjadi “Heliopolis” (Kota Matahari). Pada tahun 64 SM, kota ini menjadi koloni Bangsa Romawi pada masa pemerintahan Julius Caesar. Dalam masa pendudukan bangsa ini, kuil-kuil batu didirikan didedikasikan untuk dewa mereka, yaitu Jupiter.

Kaum Saba' (Sulayman)

Kisah penyembahan Kaum Saba' terhadap matahari dan bulan, berdasarkan berita yang dibawa oleh burung hud hud, yang sudah menjalani melalui daerah Yaman Selatan. Saba yaitu nama kerajaan di zaman dahulu, dengan ibu kotanya Ma'rib yang letaknya akrab kota Shan'â ibu kota Yaman sekarang. Kisah tersebut tercantum dalam Surat An Naml 20-44.

Burung Hud bercakap kepada Sulayman bahwa dia melihat kaum Saba' menyembah matahari, selain Allah; kemudian syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka. Kemudian Sulayman tidak lantas mempercayai kabar burung Hud tersebut, lalu memerintahkan burung Hud supaya membawa surat dan menjatuhkan surat tersebut kepada Ratu Balqis.

Surat itu berisikan ajakan untuk berserah diri kepada Sulayman untuk tunduk dan meyakini Allah menjadi Sang Penguasa lingkungan kehidupan semesta. Setelah tidak kekurangan pertemuan sela Balqis dan para pembesar istana Saba, mereka berencana untuk mengirimkan hadiah kepada Sulayman.

Riset yang diterapkan terhadap reruntuhan mengungkapkan bahwa seorang ratu yang sudah menjalani tidak kekurangan di kawasan ini hidup sela 1000 - 950 SM dan dia sudah menjalani melakukan pergerakan ke Utara menuju Jerusalem. Pada pengahabisannya Ratu Balqis pun berserah diri kepada Sulayman, menurut kisah lain dituturkan bahwa Balqis pada pengahabisannya menjadi istri Sulayman. Tetapi di kalangan masyarakat Quraisy tidak tidak kekurangan catatan khusus tentang kepercayaan penyembahan terhadap matahari dan bulan tersebut.

Bani Israel (Musa)

Patung Hathor menjadi seekor sapi.

Salah seorang umat Musa yang memiliki ilmu sihir Samiri, sudah menjalani membikin patung anak sapi betina terbuat dari emas. Samiri telah membikin berhala itu untuk bani Israel, sementara Musa pergi untuk mendapatkan wahyu. Oleh Samiri dibawa masuk segumpal tanah, diyakini tanah itu bekas dilintasi tapak kaki kuda malaikat Jibril ketika Musa dan pengikutnya menyeberangi Laut Merah. Sehingga mulut sapi betina itu dapat mengeluarkan suara.

Samiri membikin patung tersebut terpengaruh oleh agama/pikiran budi Mesir Lawas, dia meniru dewa Hathor, yaitu salah satu dewi Mesir lawas, disembah menjadi sapi dewata dari pengahabisan 2700 S.M. sementara dinasti kedua.[12]

Masyarakat Rass, Madyan & Aykah (Syu'aib)

Kaum Rass yaitu kaum penyembah berhala, nama kaum ini diambil dari nama sebuah telaga, yaitu "Rass" yang sudah kering cairannya. Mereka yaitu masyarakat salah sebuah kampung yang terletak di sebuah daerah di Yamamah yang bernama Falaj, Tsamud. Mereka menyembah pohon sanobar, yang diberi nama Syah Dirakht, dengan cara bahasa memiliki guna "Raja Pohon." Orang yang pertama kali menanam pohon itu yaitu Yafith bin Nuh pasca badai topan di tepian mata cairan yang diberi nama Rowsyan Oub.

Mereka telah diutus seorang nabi yang bernama Hanzalah bin Sofuan, tetapi mereka mendustakannya, hingga mereka berhasil membunuhnya dan dicampak ke dalam telaga. Setelah mereka berhasil membinasakan nabi itu, maka kampung ini menjadi kemarau yang dahsyat, sehingga kaum ini lenyap dari muka bumi.

Dalam Al-Qur'an, Ashab al-Rass atau masyarakat Rass ini diistilahkan sebanyak dua kali. Masing-masing terdapat pada surah Al-Furqan (25) ayat 38 dan surah Qaf (50) ayat 12.

Sedangkan masyarakat Madyan dan Aykah yaitu kaum yang tinggal di pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai. Aykah ialah sebuah tempat yang berhutan di daerah Madyan, kemudian tempat itu menjadi sesembahan oleh mereka, mereka menyembah sebidang tanah gurun yang ditumbuhi pepohonan. Dewa yang mereka sembah selain Aykah yaitu Ba'al serta Asyera. Dituturkan bahwa Syu'aib diutus oleh Allah kepada tiga kaum tersebut, yang kemudian dalam kisahnya mereka telah hancur karena bencana menjalani do'a Syu'aib.

Bangsa Kaldeā (Ibrahim)

Nabu karya Lee Lawrie (1939). Gedung John Adams Amerika.

Pada zaman kerajaan Babilonia yang diberi ajaran oleh Namrudz menganut politeisme dan disimbolkan dengan jumlahnya berhala-berhala untuk di sembah. Berhala paling terkenal yang disembah oleh Bangsa Kaldeā pada zaman ini, yaitu Marduk dan Nabu, yang diasumsikan menjadi anak Marduk. Berhala itu terletak di Gunung Namrudz di Debu al-Gharab, Iraq.[13]

Kemudian tidak kekurangan pula berhala Tuhan yang mereka anggap paling penting, Śïn yaitu dewa bulan. Tuhan mereka ini digambarkan menjadi seorang manusia yang berjenggot panjang, memakai pakaian panjang membawa bulan sabit diatasnya. Mereka membikin hiasan gambar-gambar dengan cara timbul dan pahatan-pahatan (patung) dari tuhan mereka dan itulah yang mereka sembah. Kemudian Syamas dewa matahari dan Ishtar dewi kesuburan, cinta, perang, dan seks.[14]

Hal ini adalah sistem kepercayaan yang tersebar lapang ketika itu, yang mendapatkan tempat persemaiannya di Timur Dekat, dimana keberadaannya terpelihara dalam jangka waktu yang lama. Orang-orang yang tinggal di wilayah tersebut terus menyembah tuhan-tuhan tersebut hingga sekitar tahun 600 M. Berakibatan dari kepercayaan itu, jumlah kontruksi yang dikenal dengan nama ziggurat yang dahulu saat dipakai menjadi observatorium (tempat riset bintang-bintang) sekaligus menjadi kuil, tempat peribadatan bangunan terbentang sejak dari Mesopotamia hingga ke kedalaman Anatolia, disinilah beberapa tuhan, terutama dewa(i) rembulan yang bernama "Sin" disembah oleh orang-orang ini.

Pada saat itu Ibrahim menghancurkan berhala dengan kapaknya. Ironisnya ayah Ibrahim yang bernama Azar yaitu seorang pembuat berhala. Risalah Ibrahim di Kaldeā ini bertujuan menyebarkan paham tauhid dan mengikis praktik-praktik pemujaan terhadap dewa-dewa. Dalam buku Sejarah Nabi-nabi Allah, Ahmad Bahjat, mengungkapkan bahwa saat itu Ibrahim menghadapi tiga kelompokan penyembah berhala. Kelompokan penyembah berhala itu menurut Ahmad Bahjat di selanya adalah:

  • Penyembah patung-patung yang terbuat dari kayu dan batu,
  • Penyembah benda-benda langit dan,
  • Penyembah raja-raja atau penguasa.

ʿĀd (Hud)

Hud di utus di tengah suku ʿĀd, mereka suka membikin patung-patung dan mereka beri nama Shamud dan Al-Hattar. Patung-patung itu yang disembah menjadi tuhan mereka, yang menurut kepercayaan mereka, dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menyorongkan kejahatan, kerugian dan segala musibah. Kenikmatan hidup yang mereka terima, diasumsikan menjadi karunia dari berhala tersebut. Tanah yang subur dan memproduksi hasil tanaman yang melimpah ruah. Karenanya mereka tidak putus-putus bersujud kepada berhala itu dan mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.

Bani Rasib (Nuh)

Menurut kisah dari Ibnu Abbas, awal mula timbulnya penyembahan terhadap berhala terjadi pada zaman Nuh. Asal muasal nama-nama berhala itu diambil dari nama-nama ulama mereka yang sudah menjalani hidup bersama mereka sebelumnya. Dengan dalih untuk mengenang keshalihan dan jasa-jasa mereka serta untuk memacu semangat peribadatan umat ketika itu, maka dibuatlah patung, gambar, simbol-simbol visualisasi fisik mereka. Tetapi lambat laun dengan berubahnya generasi, patung-patung itu justru disembah dan menjadi menjadi sosok tuhan.

Pada masa Nuh berhala yang disembah adalah:[15]

  • Wadd
    Bani Kayb mengadopsi berhala ini, yang diasumsikan menjadi tuhan lelaki di Dimât al-Jandal.
  • Suwâ
    Bani Hudzail mengadopsi berhala ini[16] kemudian ditempatkan di daerah sekitar Yanbû'[17] akrab Madinah. Suwâ diasumsikan menjadi tuhan perempuan, di Ruhat[18] Sedangkan pemelihara berhala ini yaitu Bani Lihyan.[19]
  • Yaghūts
    Berhala Bani Murad yang diasumsikan menjadi tuhan singa, kemudian untuk Bani Ghuthoif dilereng bukit yang terletak di kota Saba dan masyarakat Huras di Madzhaj, Yaman, serta Bani An’um di Thayyi’. Menurut yang disampaikan oleh Ibnu Kalbi berhala ini disembah pula oleh Bani Madzhij dan Bani Jurasy.
  • Ya`ûq
    Berhala untuk Bani Hamdân dan Bani Kinânah yang diasumsikan menjadi tuhan kuda. Ditempatkan disebuah desa yang bernama Khaywan,[20] dengan jarak sementara 2 malam pergerakan menuju Mekkah.
  • Nasr
    Berhala untuk Bani Himyar di Balkha,[21] Yaman, yang diasumsikan menjadi tuhan hering, sesembahan keluarga Dzi Kila.
Dan mereka bercakap, “Tidak usah sekali-kali kamu membiarkan bebas (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan tidak usah pula sekali-kali kamu membiarkan bebas (penyembahan) Wadd, dan tidak usah pula Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr.” (Nuh 71:23).

Tiap-tiap kabilah mempunyai berhala yang mereka sembah, hendak tetapi berhala-berhala itu mempunyai kedudukan yang berlainan. Penyembahan berhala-berhala itu kemudian turun, yakni berpindah kepada bangsa Arab. Maka terdapat pulalah pada bangsa Arab berhala-berhala yang dinamai dengan nama-nama yang sudah menjalani dipakai oleh kaum Nuh itu.

Penyembahan lainnya

Penyembahan bintang

Bintang-bintang adalah unsur yang sangat penting bagi masyarakat di Jazirah Arab, khususnya membantu mereka dalam menuding arah dalam pergerakan di malam hari. Namun, pada pergerakannya, bintang-bintang ini menjadi sesuatu yang diasumsikan sakral dan memiliki unsur-unsur ketuhanan. Setelah hal tersebut maka lahirlah agama penyembahan terhadap bintang ini dan menyebar di beberapa wilayah di Jaziran Arab. Agama ini umumnya dianut oleh kaum Haran, Bahrain dan beberapa wilayah pedalaman.

Petuah tersebut dibawa oleh Debu Kabsyah ke Mekkah, dia menyembah bintang Syara. Petuahnya disertai oleh Bani Lakhm dan Bani Khuza’ah. Tetapi orang-orang Quraisy dengan cara umum tidak amat sangat tertarik dan hanya seberapa saja yang menganutnya.

Berkaitan dengan hal ini, Muhammad sudah menjalani diejek dengan julukan Ibnu Debu Kabsyah (putra Debu Kabsyah) karena petuah Islam diasumsikan sama menyimpangnya dengan petuah Debu Kabsyah tersebut, dan bertentangan dengan kepercayaan masyarakat Quraisy dengan cara keumuman.

Penyembahan api

Simbol dari agama Majusi (Mazdaisme).

Petuah ini adalah petuah yang lahir dari negeri Persia, sekitar 1700 SM[22] - 500 SM[23] yang bernama Majusi atau yang semakin terkenal dengan sebutan Zoroastrianisme. Petuah ini meyakini daya keseimbangan yang memengaruhi lingkungan kehidupan semesta, dan daya yang tertinggi dalam petuah tersebut yaitu daya kebenaran, yang dilambangkan dengan api menjadi cahaya, dan daya kejahatan yang dilambangkan dengan kegelapan. Pada praktiknya, mereka memuja api menjadi tuhan mereka dan memiliki api kekal yang selalu dijaga supaya tidak padam.

Petuah Majusi arus zindiq menyebar di Makkah dari daerah Hirah. Orang Quraisy yang dikenal menganut petuah ini yaitu Arqa’ bin Selesai dan Debu Suud. Selagi penganut Majusi di wilayah Tamim yang cukup dikenal yaitu Zurarah at-Tamimi dan anaknya yang bernama Hajib bin Zurarah. Petuah ini menyebar pula di wilayah Hajar dari Bahrain.

Penyembahan hewan

Sang banteng Apis, yang diasumsikan menjadi perwujudan dari Ptah oleh bangsa Mesir lawas.

Bangsa Mesir lawas menyembah beberapa hewan yang mereka yakini menjadi perwujudan dari tiap-tiap dewa tertentu. Hewan-hewan itu ditunjuk berdasarkan dari tanda-tanda suci tertentu yang diyakini menuding peran tepat untuk hewan tersebut. Beberapa hewan yang dikultuskan hendak dipertahankan menjadi dewa sampai pengahabisan hidupnya, seperti banteng Apis yang disembah di Memphis dan diasumsikan menjadi perwujudan dari Ptah. Sedangkan hewan lainnya ditunjuk untuk periode yang jauh semakin singkat.

Pengkultusan ini kemudian tumbuh semakin terkenal di kemudian waktu, dan jumlah tempat peribadatan mulai menaikkan saham dari hewan-hewan tersebut yang ditunjuk menjadi penjelmaan dewa. Praktek yang terpisah dikembangkan dalam Dinasti ke-dua puluh enam, ketika orang mulai memumikan setiap anggota suatu spesies hewan tertentu menjadi korban kepada dewa yang mewakili spesies tersebut. Jutaan mumi kucing, burung, dan hewan lain dimakamkan di kuil-kuil untuk menghormati para dewa Mesir. Untuk mendapatkan mumi dari hewan yang terkait dengan dewa tersebut, para penyembah biasa membayar kepada pendeta dari dewa tertentu, yang kemudian mumi itu hendak ditempatkan dalam pemakaman akrab pusat kultus dewa.

Patung Bastet terbuat dari perunggu dalam bangun-bangun kucing.

Penyembahan terhadap kucing yang diasumsikan oleh Bangsa Mesir lawas menjadi Dewi Kucing Bastet terjadi pada Dinasti kedua Mesir. Hal ini terbukti saat ditemukan 300.000 mumi di kuil Bast. Bastet dilambangkan dengan tubuh wanita dengan kepala kucing yang diartikan menjadi dewi kesuburan, kehidupan dan kematian. Bangsa Mesir lawas juga percaya, bahwa kucing memiliki daya magis untuk melihat kebenaran dan kehidupan.

Menurut seorang mahir kucing, Bangsa Mesir lawas itu menganggap kucing menjadi orang yang menyelamatkan wabah yang disebar-luaskan oleh tikus. Setelah tikus musnah karena dimangsa oleh kucing, maka wabah menjangkiti kawasan tersebut lenyap. Berkat jasa kucing, masyarakat Mesir yang masih menyembah berhala menganggap kucing menjadi dewa penolong bagi mereka.[24]

Penyembahan makanan

Suku Baduy yang hidup nomaden, biasa membikin berhala dari kue atau roti, sebagaimana yang sudah menjalani diterapkan oleh klan Bani Hanifah. Mereka membikin patung dari kurma yang dicampur dengan minyak samin. Lalu mereka menyembahnya hingga waktu yang lama, tetapi ketika mendapat musibah, mereka menganggap Tuhan mereka telah gagal. Lalu mengonsumsi berhala itu, beberapa untuk diri mereka beberapa kembali dipersembahkan kepada berhala lain.

Tetapi ketika mereka merasa lapar, mereka hendak kembali dan mengonsumsinya sambil bercakap bahwa berhala itu tidak mampu melindungi anggotanya. Adat ini sering pula diterapkan oleh Umar bin Khattab ketika dia belum memeluk Islam.[25]

Kepercayaan para pagan di dalam Al Qur'an

Allah mengumpamakan kepercayaan orang-orang musyrik terhadap daya berhala-berhala yang disembahnya sama dengan kepercayaan laba-laba terhadap daya sarangnya, seperti termaktub dalam surah Al 'Ankabuut (laba-laba) pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada daya rumahnya menjadi tempat dia berlindung dan tempat dia menjerat mangsanya, jikalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu benda/barang yang kecil saja, sarang itu hendak hancur. Surah Al 'Ankabuut: 41.

Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah yaitu seperti laba-laba yang membikin rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah yaitu rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (Al Ankabuut:41)

Catatan kaki

  1. ^ Hadits shahih riwayat Imam Muslim No. 5173. Kisah dari Debu Hurairah, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak hendak terjadi sebelum pinggul-pinggul kaum wanita Suku Daus bergoyang di sekitar Dzu al-Khalashah, yaitu sebuah berhala yang disembah Suku Daus di Tabalah pada zaman Jahiliyah. (Tabalah yaitu nama daerah di Yaman)
  2. ^ Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Uwah bin az-Zubayr, bahwa dia berkata: "Wadd, Suwâ’, Yaghuts, Ya`uq dan Nasr yaitu anak-anak Adam. Sedangkan Wadd yaitu yang paling tua dan yang paling berbakti kepada Adam." Qashash al-Anbiyya (Kisah Para Nabi & Rasul) karya Ibnu Katsir, Kisah Nabi Nuh, Hal. 105.
  3. ^ "Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu yaitu berhala,..." (Az-Zumar 39:38)
  4. ^ http://lppbi-fiba.blogspot.com/2009/02/agama-bangsa-arab-jahiliyah-dalam-syiir.html Agama Bangsa Arab Jahiliyah dalam Syair.
  5. ^ asy Syaikh Sholih al Fauzaan: “Adapun bangsa `Arab terbagi kepada dua golongan: Golongan yang pertama mereka mengikuti agama-agama terdahulu seperti agama Yahudi, Nashraniy dan al Majuusiyah. Sedangkan golongan yang kedua yaitu mereka yang tidak kekurangan di atas al Hanafiyyah (Din/Agama yang lurus), Din/Agama Nabi Ibraahim `Alaihis Sholaatu was Salaam, apalagi di negeri al Hijaaz di bumi Makkatul Mukarramah.”
  6. ^ Hadis riwayat Imam Muslim No.3333, kisah dari Abdullah bin Mas`ud, dia berkata: Ketika Nabi saw. turut ke dalam Mekkah, di sekitar Kakbah terdapat patung berhala sebanyak tiga ratus enam puluh buah. Mulailah Nabi saw. merobohkannya dengan tongkat kayu ditangannya seraya membaca ayat: Telah masuk kebenaran dan musnahlah kebatilan, karena sesungguhnya kebatilan itu yaitu sesuatu yang pasti musnah. Kebenaran telah masuk dan yang batil itu tidak hendak memulai dan tidak pula hendak mengulangi. Ibnu Debu Umar menambahkan: Peristiwa itu terjadi pada saat penaklukan kota Mekah.
  7. ^ Buku Kisah-kisah berhala musyrikin jahiliyah, Penerbit Gema Ilmu Yogyakarta tahun 2008, Hal. 69-70
  8. ^ Ishtiqaq, p. 108.
  9. ^ Buku Kisah-kisah berhala musyrikin jahiliyah, Penerbit Gema Ilmu Yogyakarta tahun 2008, Hal. 68-69
  10. ^ Kitab Al-Atsnam min Abi al-Mundzir Hisyam bin Muhammad bin Al-Sa’b al-Kalbi (Cairo: Al-Dar al-Qaumiyah lil thaba’ah wa al-Nasyr, 1965),h.9.
  11. ^ Penggunaan Bahasa Arab, Khususnya Istilah Allah, di lingkungan Kristen
  12. ^ Cerita mendalam tentang Kabbalah
  13. ^ Majalah Hidayah tahun 3-edisi 32-maret 2004, "Menengok Peninggalan Raja Namrud" hal. 54-57.
  14. ^ Wilkinson, p. 24
  15. ^ Menurut Imam Bukhari, Ibnul Munzir, Ibnu Mardawaih dari Ibnu `Abbas "Kemudian berpindahlah berhala-berhala itu kepada bangsa Arab, maka jadilah Wad, nama kabilah Kalb; Suwa, nama berhala kabilah Huzail; Yagus, nama berhala kabilah Gutaif; Ya'uq nama berhala kabilah Hamdan dan Nasr yaitu nama kabilah berhala kabilah Himiar". Hadits riwayat Imam Bukhari no. 4920.
  16. ^ G. Ryckmans, Les Nom Profres Sud-Semitiques, Louvain, 1934, vol. 1, p.23; Wellhausen, pp.18-19.
  17. ^ ibid., vol. iv, pp.1038-1039.
  18. ^ Buldan, vol. ii, p. 878.
  19. ^ Ishtiqaq, p.109.
  20. ^ Buldan, Vol.II, p. 512.
  21. ^ Buldan, vol.1, p. 714, vol. iv, pp.780-781.
  22. ^ Boyce (1979), p. 2
  23. ^ Verlag (2008), p. 80
  24. ^ "Memilih dan Merawat Kucing Kesayangan", Tangerang: Agromedia Pustaka,tahun 2006 karya Ir. Yuliana Susanty.
  25. ^ Al-Allamah Ali Al-Qari berkata: “Makna “saling melantunkan syair” yaitu syair yang memuat tauhid, targhib (mendorong ketaatan) dan tarhib (mencela kemaksiatan) seperti syair Ibnu Rawahah.” Beliau juga berkata: “Di sela “perkara jahiliyah” yang diceritakan yaitu bahwa di sela mereka tidak kekurangan yang berkata: “Tidak tidak kekurangan berhala yang memberi guna selain berhalaku.” Yang lainnya bertanya: “Mengapa?” Dia berkata: “Saya membikin berhala dari roti. Ketika paceklik masuk maka saya makan berhala itu seberapa demi seberapa.” Yang lain menimpali: “Tidak kekurangan 2 musang yang naik ke atas kepala berhalaku lalu mengencinginya. Maka saya berkata: “Masa tidak kekurangan berhala yang kepalanya dikencingi oleh binatang. Maka saya masuk kepadamu wahai Nabi! Dan saya turut islam.” Maka mereka semua tertawa dan rasuallah pun tersenyum.” (Mirqatul Mafatih: 14/17).

Sumber acuan

  • Makna berhala di KKBI
  • Berhala dalam Al-Qur'an (Studi Ma'ani al-Qur'an atas Istilah al-Asnam, al-Ausan dan al-Ansab)
  • El Roi, “Dewa” Cairan dan Allah: Dari Ismael hingga Bangsa Arab Sekarang oleh Bambang Noorsena
  • Berhala di Globalfreemasonry.com
  • Aneka Berhala & Kesyirikan.
  • 'Amr bin Luhay yaitu Orang Yang Pertama Mendatangkan Berhala ke Makkah.
  • Kisah Dakwah Nabi Nuh.
  • Penyimpangan terhadap petuah tauhid, pertama kali terjadi dikalangan umat nabi Nuh.
  • Arab pra-Islam
  • Oudtestamentische Dhu al-Shara Halaman 290
  • Kaum Saba dan Banjir Arim di Harun Yahya.com
  • Nabi Sulaiman dan Ratu Saba di Harun Yahya.com
  • "Muhammad Sang Nabi - Penelusuran Sejarah Nabi Muhammad Dengan cara Detail" karya Omar Hashem, Januari 2005.
  • Quranic society: menelusuri konsep masyarakat ideal dalam Al-Qur'an By Arum Titisari
  • Hukum Memajang Foto Orang Shalih?

Pranala luar

  • Penghancuran berhala
  • Asal-usul Hubal
  • Ashab Al-Rass Kehancuran Kaum Penyembah Patung di Koran.Republika
  • Kaum-kaum yang 'dibinasakan' oleh Allah....muhamadarifazali.blogspot.com
  • The Book of Idols (Kitab Al-Asnam) by Hisham Ibn Al-Kalbi
  • Tersebarnya Berhala-berhala Lain Pada Bangsa Arab

Lihat pula



Sumber :
andrafarm.com, pasar.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.



Tags (tagged): idols, islam, , semua ajaran paganisme, sementara agama, samawi, menitik, terletak lembah, nakhlah terletak, antara, mekkah, seluruh keadaan, pulih seperti, sedia, kala penduduk ninawa, mereka menurut, kepercayaan, mereka memberi, collection, of free, studies, ketika ia belum, memeluk islam, 25, kepercayaan para paga
Toll-free service
0800 1234 000
 Online Tuition Programs in the Best 168 PTS
 Online Registration
 Job Exchange
 Diverse Information
eduNitas.com
Site
Employee International Program
UNKRIS Jakarta
Online Registration
Profile UNKRIS Jakarta
New Student Admission
Study Program
Postgraduate (MM, S2)
Career Prospects
UNKRIS Jakarta web list
Graduate Program Web
Main Websites
Expert Sites
 ≬ Agriculture
 ≬ Astronomy
 ≬ Biography
 ≬ Biology
 ≬ Buol
 ≬ Buton Utara
 ≬ Chemistry
 ≬ Culture
 ≬ Economics
 ≬ Education
 ≬ Switzerland
 ≬ Taiwan
 Free Tuition Fee Program
 Employee School
 S2 Degree
 Day College Program
 Regular Night Course
 Try Out Practice Questions
 Sholat Times
 Al-Quran Online
 Technical Information Books
 Psychological Test Questions
 All Knowledge
 All Forums
 Waivers money Education Submission
 Download Brochures


Collection of Free Studies
_