Kabupaten Buton Utara![Coat of arms of Buton utara.jpg](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=150px-Coat_of_arms_of_Buton_utara.jpg) Simbol Kabupaten Buton Utara
|
![Lokasi Sulawesi Tenggara Kabupaten Buton Utara.svg](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=300px-Lokasi_Sulawesi_Tenggara_Kabupaten_Buton_Utara.jpg) Peta lokasi Kabupaten Buton Utara Koordinat: 4,6 LS – 5,15 LS dan 122,59 BT – 123,15 BT |
Provinsi | Sulawesi Tenggara |
Landasan hukum | UU No. 14 Tahun 2007 |
Tanggal | 2 Januari 2007 |
Ibu kota | Buranga |
Pemerintahan |
- Bupati | Drs. H. Muh. Ridwan Zakaria, M.Si |
- DAU | Rp. 329.371.283.000.-(2013)[1] |
Luas | 1.923,03 kilometer2 |
Populasi |
- Total | 48.184 jiwa |
- Kepadatan | 25,06 jiwa/km2 |
Demografi |
Pembagian administratif |
- Disktrik | 6 |
- Kelurahan | 57 |
- Situs web | http://www.butonutarakab.go.id |
Kabupaten Buton Utara yaitu sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibukotanya yaitu Buranga. Kabupaten ini diproduksi berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007. Buton Utara yaitu kawasan yang kaya sumberdaya dunia. Buton Utara memiliki banyak potensi bahan tambang (aspal, minyak bumi, emas dan konon uranium), hasil hutan (jati, damar dan rotan), hasil laut serta kawasan perkebunan yang subur.
Kabupaten Buton Utara yaitu 1 dari 16 usulan pemekaran kabupaten/kota yang disetujui oleh Dewan Agen Rakyat pada tanggal 8 Desember 2006.
Ke-16 kabupaten/kota tersebut adalah:
- Kabupaten Bandung Barat,
- Kabupaten Gorontalo Utara,
- Kabupaten Bolaang Mongondow Utara,
- Kabupaten Minahasa Tenggara,
- Kota Subulussalam,
- Kabupaten Pidie Jaya,
- Kabupaten Kayong Utara,
- Kabupaten Sumba Barat Daya,
- Kabupaten Konawe Utara,
- Kabupaten Buton Utara,
- Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro,
- Kabupaten Empat Lawang,
- Kabupaten Batubara,
- Kabupaten Nagekeo,
- Kabupaten Sumba Tengah dan
- Kota Kotamobagu
Sejarah Singkat
Menurut sejarah, Kulisusu/Kolencusu/Kalingsusu yaitu salah satu dari empat benteng pertahanan Barata Patapalena (cadik penjaga keseimbangan perahu negara) di masa Kesultanan Buton. Barata Kulisusu bersama-sama dengan Barata Muna, Barata Tiworo dan Barata Kaledupa yaitu pintu-pintu pertama pertahanan sebelum musuh turut ke dalam wilayah pusat kekuasaan di Bau-Bau. Oleh karenanya itu mereka memiliki peran yang cukup penting dalam mengawal keselamatan negara. Mereka juga diberi hak otonom untuk menyusun sendiri kawasannya termasuk memiliki tentara sendiri namun dengan batasan-batasan pengaturan yang sudah digariskan oleh pemerintahan pusat yang benar di Baubau. LIPU TINADEAKONO SARA, bahwa berdasarkan sejarah Buton Utara yaitu negeri yang didirikan dan didirikan oleh SARA. Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 Tanggal 2 Januari 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara Di Provinsi Sulawesi Tenggara yang yaitu pemekaran dari Kabupaten Muna, maka pembagian wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Buton Utara meliputi 6 disktrik, yaitu Disktrik Bonegunu, Kambowa, Wakorumba, Kulisusu, Kulisusu Barat dan Disktrik Kulisusu Utara.
Kondisi Wilayah
Geografi
Kabupaten Buton Utara dengan luas wilayah 1.923,03 km² (belum termasuk wilayah perairan), terletrak di jazirah Sulawesi Tenggara meliputi proses Utara Pulau Buton dan gugusan pulau-pulau di sekitarnya; dengan cara adminiistratif terdiri dari 6 disktrik dan 59 desa/kelurahan/UPT. Ditinjau dari letak geografisnya Kabupaten Buton Utara terletak pada 4,6 LS – 5,15 LS serta membujur dari Barat ke Timur antara 122,59 BT – 123,15 BT, dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah Utara bersamaan batasnya dengan Selat Wawonii
- Sebelah Timur bersamaan batasnya dengan Laut Banda
- Sebelah Selatan bersamaan batasnya dengan Kabupaten Buton
- Sebelah Barat bersamaan batasnya dengan selat Buton dan Kabupaten Muna
Topografi
Kabupaten Buton Utara yaitu dataran rendah dan sebahagian berbukit dengan kondisi tanah yang sangat subur paling utama yang terletak pada pesisir pantai sangat sesuai untuk pertanian baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan. Kabupaten Buton Utara proses utara terdiri dari barisan pegunungan dan seberapa melengkung ke arah utara dan mendatar ke arah selatan dengan ketinggian rata-rata antara 300 – 800 meter di atas permukaan laut, sedangkan proses timur sepanjang arah pegunungan yaitu kawasan berbukit-bukit dan mendatar ke arah pantai timur dengan luas bervariasti. Dataran rendah yang cukup luas yaitu Cekungan Lambale < 29.000 ha sejajar dengan Sungai Lambale dan Sungai Langkumbe.
Luas Wilayah
Kabupaten Buton Utara yang terdiri dari 2 matra darat dan matra laut. Luas wilayah daratan seluas 1.923,03 km² dan luas perairan agak 2.500 km². Pembagian luas wilayah daratan menurut disktrik masing-masing:
- Disktrik Bonegunu: 491,44 km² (25,56%)
- Disktrik Kambowa : 303,44 km² (15,78%)
- Disktrik Wakorumba : 245,26 km² (12,75%)
- Disktrik Kulisusu : 172,78 km² (8,98%)
- Disktrik Kulisusu Barat : 370,47 km² (19,26%)
- Disktrik Kulisusu Utara : 339,64 km² (17,66%)
Pemerintahan
Bupati Kabupaten Buton Utara yaitu Ir. H. M. Ridwan Zakaria, M.si dan Wakil Bupatinya yaitu Harmin Hari, SP, M.Si.
Wilayah Administrasi
Wilayah Administrasi Pemerintahan Kawasan Kabupaten Buton Utara terdiri dari enam disktrik, yakni:
- Disktrik Bonegunu
- Disktrik Kambowa
- Disktrik Kulisusu
- Disktrik Kulisusu Barat
- Disktrik Kulisusu Utara
- Disktrik Disktrik Wakorumba
Definisi Simbol
Keterangan Warna
- Ungu: Ketenangan dan kesehatan
- Putih: Kesucian, Keluhuran dan Kejujuran
- Merah: Keberanian
- Kuning: Keagungan, Kejayaan dan Kemuliaan
- Hijau: Kesejukan,Kesuburan dan Kedamaian
- Biru: Kesegaran
- Coklat: Kesabaran, Penopang dan Kedekatan dengan Sekeliling yang terkait serta tradisi dan budaya
Keterangan Gambar
- Perisai melambangkan selalu mau mempertahankan kebenaran dan keinginan masa depan yang cerah. Dengan lima sudut yang terdapat pada perisai menggambarkan konsistensi mempertahankan Pancasila.
- Telur benar wujud bulat lonjong memberi makna demikianlah keadaanya gagasan, konsep atau cita-cita yang indah, yang nantinya menetas menjadi suatu kesejahteraan hidup rakyat Buton Utara.
- Padi dan kapas yang mengandung makna kemakmuran dan kesejahteraan seperti pada Pancasila. Terdapat 17 (tujuh belas) butir menggambarkan kemerdekaan Indonesia dan bunga kapas berjumlah 8 (delapan) menggambarkan kemerdekaan Indonesia pada bulan 8.
- Kerang raksasa yaitu simbol kebesaran penduduk Buton Utara dan diyakini bahwa tiap orang yang pergi ke Buton Utara belum sampai di Buton Utara sebelum dapat menyentuh kerang tersebut. Kerang raksasa (Tridacna gigas) disamping symbol kebesaran juga dengan cara hukum dan ilmiah yaitu hewan yang dilindungi serta membuat mutiara. Bermakna bahwa kekayaan sumber daya dunia harus dilestarikan, juga kerang bersifat mengfilter/menyaring bermakna bahwa penduduk Buton Utara selalu selektif dan berhati-hati dalam segala perbuatannya.
- Benteng yaitu simbol pertahanan dan keselamatan mempertahankan harkat dan martabat kemanusiaan dan moral, mempertahankan jati diri terhadap pengaruh negatif dari luar, dan keselamatan harus terlindung supaya pembangunan dapat berjalan dinamis, menjaga/melestarikan kekayaan dunia di darat dan di laut. Tanpa semua kawasan benar benteng karenanya pencitraan atau watak ini harus dipertahankan.
- Gunung dengan tiga puncak yang bergantian berhubungan menggambarkan bahwa filosofi landasan penduduk Buton Utara benar tiga prinsip yakni Bolimo karo somanamo lipu, Bolimo lipu somanamo sara, dan Bolimo sara somanamo bersifat adat agama. Dalam kandungan gunung mesti mengandung kekayaan dunia tidak samanya.
- Pita benar makna hasrat penduduk Buton Utara untuk meresap, merekam dan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Rantai benar makna demikianlah keadaanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika. Rantai benar makna demikianlah keadaanya kebersamaan, persatuan dalam wilayah Kabupaten Buton Utara. Terdapat enam rantai yang bergantian berkaitan menggambarkan bahwa diawal pemekaran Buton Utara 6 wilayah disktrik yang bersatu padu.
- Riak ombak terdapat 2 gelombang dan tiap gelombang terdapat 7 riak, memperlihatkan bahwa Buton Utara mekar pada tanggal 2 tahun 2007. Riak ombak menggambarkan kekayaan dunia pada matra laut beserta segala isinya.
- Buku yang terbuka melambangkan hasrat penduduk untuk siap meraih prestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman dan taqwa dengan cara tetap berlangsung menerus dengan memperkembangkan sumber daya manusia.
- Perahu, terdapat satu perahu bahwa Buton Utara mekar pada bulan 1 (Januari) dan dimana pun kami benar kami tanpa berganti tanpa kehilangan identitas sebagai bangsa.
- Bintang mengandung makna global, bila dikaitkan dengan cita-cita yang tinggi “gantungkan cita-cita setinggi bintang di langit”. Bintang yaitu simbol keagamaan, sehingga selaras dengan filosofi “ kebiasaan bersendikan sara, sara bersendikan kitabullah”.
- Tulisan LIPU TINADEAKONO SARA, bahwa berdasarkan sejarah Buton Utara yaitu negeri yang didirikan dan didirikan oleh SARA.
Kependudukan
Banyak Masyarakat
Masyarakat Kabupaten Buton Utara berjumlah 48.184 jiwa dengan luas wilayah sebesar 1.923,03 km² benar kepadatan masyarakat rata-rata 25 jiwa/km². Disktrik yang paling padat masyarakatnya yaitu Disktrik Kulisusu sebesar 81 jiwa/km², menyusul Disktrik Wakorumba sebesar 25 jiwa/km², Disktrik Kulisusu Utara rata-rata 20 jiwa/km², Disktrik Kambowa sebesar 18 jiwa/km², Disktrik Kulisusu Barat 17 jiwa/km² dan yang paling jarang masyarakatnya yaitu Disktrik Bonegunu sebesar 15 jiwa/km².
Perekonomian
PDRB Kabupaten Buton Utara Tahun 2007 berdasarkan harga konstan Rp. 281.132,49 juta meningkat 5,03 % dibanding tahun sebelumnya. Perkembangan dari setiap sektornya yaitu sebagai berikut:
Pertanian
Sektor pertanian meningkat 4,03 persen dengan nilai tambah sebesar Rp.138.395,06 juta dengan pertumbuhan terbesar terjadi pada subsektor perikanan yaitu sebesar 6,88 persen dengan nilai tambah sebesar 48.991,67 persen. Yang belakang sekali disusul pertumbuhan pada subsektor tanaman pangan sebesar 6,62 persen dan subsektor kehutanan sebesar 6,52 persen. Pertumbuhan yang paling rendah terjadi pada subsektor perkebunan dan subsektor peternakan dengan pertumbuhan setiap sebesar 1,84 persen dan 1,83 persen,serta nilai tambah. Setiap sebesar Rp.34.505,92 juta dan Rp. 26.823,52 juta.
Industri
Sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 5,66 persen dengan nilai tambah sebesar Rp.22.099,47 juta. Pertumbuhan terbesar terjadi pada industri barang tidak samanya 9,73 persen disusul barang dari dari kayu dan hasil hutan sebesar 8,90 persen. Sedangkan industri yang mangalami pertumbuhan paling kecil yaitu industri alat angkutan, mesin dan peralatannya deng pertumbuhan setiap sebesar 3,29 persen dan 3,89 persen. Yang belakang sekali untuk nilai tambah sektor industri, jenis industri makanan, miniman dan tembakau memberikan kontribusi terbesar dalam nilai tambah PDRB sektor industri yaitu sebesar Rp. 14.126,43 juta, disusul industri barang dari kayu dan hasil hutan tidak samanya
Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian menemui pertumbuhan 7,25% dengan nilai tambah menjadi Rp. 1.517,17 juta. Sektor listrik, gas dan air minum tumbuh sebesar 5,59% dengan nilai tambah menjadi sebesar Rp. 1.086,20 juta. Untuk sektor ini bersumber dari sub sektor listrik dengan pertumbuhan sebesar 5,71 persen dan sub sektor air bersih sebesar 2,56 persen dengan nilai tambah setiap sebesar Rp. 1.045,67 juta dan Rp. 40,53 juta.
Konstruksi dan Yang didirikan
Sektor kontruksi/bangunan tumbuh 8,49% dengan nilai tambah Rp. 20.938,97. Sektor angkutan dan komunikasi tumbuh 8,49% dengan nilai tambah Rp. 7.823,19 juta. Pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi berasal dari sub sektor pengangkutan tumbuh sebesar 2,00% dengan nilai tambah sebesar Rp. 6.566,63 juta dan pertumbuhan sub sektor komunikasi sebesar 3,82% dengan nilai tambah Rp. 1.256,56 juta.
Perdagangan
Sektor perdagangan tumbuh 3,79% dengan nilai tambah sebesar Rp. 31.159,77 juta. Pertumbuhan sektor perdagangan berasal dari 3 (tiga) sub sektor, yaitu sub sektor perdagangan akbar dan enceran yang tumbuh sebesar 17,94 % dan restoran tumbuh sebesar 1,55% dengan nilai tambah setiap Rp. 30.746,23 juta, Rp. 4,47 juta dan Rp. 409,07 Juta.
Keuangan, Penyewaan, dan Jasa Perusahaan
Sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan tumbuh 6,19% dengan nilai tambah sebesar Rp. 11.375,53 juta. Pertumbuhan sektor keuangan bersumber dari pertumbuhan sub sektor bank sebesar 11,81% disusul sub sektor jasa perusahaan sebesar 6,19%, sewa yang didirikan sebesar 4,86 % dan lembaga keuangan tanpa bank sebesar 1,68%.
Jasa
Sektor jasa tumbuh 5,61% dengan nilai tambah sebesar Rp. 46.737,134 juta, yang berasal dari pertumbuhan sub sektor jasa pemerintahan umum 5,61% dengan nilai tambah Rp. 44.315,78 juta dan sub sektor jasa swasta tumbuh sebesar 6,47% dengan nilai tambah Rp. 2.421,35 juta.
Sosial
Persentase masyarakat Kabupaten Buton Utara yang berhasil memperoleh ijazah SD yaitu agak 32,79 persen, masyarakat laki-laki yang memiliki ijazah SD sebanyak 32,41 persen dan masyarakat perempuan yang memiliki ijazah SD sebanyak 33,19 persen. Yang belakang sekali persentase masyarakat berdasarkan ijazah yang dimiliki yaitu untuk tingkat SLTP/MTs/Kejuruan yaitu 17,37 persen, SMU/MA/SMK 13,32 persen, DI/DII/DIII sebanyak 0,92 persen, dan DIV/Universitas 1,67 persen.
Referensi
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15.
Pranala luar
- Situs web resmi Pemerintah Kabupaten Buton
- Situs web resmi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
- Situs web resmi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
- Great Buton
Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, pasar.andrafarm.com, dsb-nya.