Kabupaten Balangan![Lambang Kabupaten Balangan.png](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=100px-Lambang_Kabupaten_Balangan.jpg) Lambang Kabupaten Balangan Motto: Sanggam
|
![Lokasi Kalimantan Selatan Kabupaten Balangan.svg](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=300px-Lokasi_Kalimantan_Selatan_Kabupaten_Balangan.jpg) Peta lokasi Kabupaten Balangan Koordinat: 114°50'31 - 115°50'24 BT dan 2°1'31 - 2°35'58 LS |
Provinsi | Kalimantan Selatan |
Dasar hukum | PP No.129 tahun 2000 |
Ibu kota | Paringin |
Pemerintahan |
- Bupati | Sefek Effendie |
- DAU | Rp. 287.613.144.000.-(2013)[1] |
Lebar | 1.878,30 km2 |
Populasi |
- Total | 102.296 jiwa (2008)[2] |
- Kepadatan | 54,46 jiwa/km2 |
Demografi |
Pembagian administratif |
- Kecamatan | 8 |
- Situs web | http://www.balangankab.go.id/ |
Kabupaten Balangan yaitu salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia yang ibukotanya yaitu Paringin.
Cerminan umum
Kabupaten Balangan merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Hulu Sungai Utara yang dikuatkan pas Undang-undang Nomor 2 Tahun 1972 tanggal 20 Maret 1972 tentang Perwujudan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan. Pas undang-undang tersebut, Kabupaten Balangan selamanya merayakan hari berlakunya pada tanggal 20 Maret masing-masing tahunnya. Motto Kabupaten Balangan yaitu "Sanggam": "Sanggup Bagawi Gasan Masyarakat" (bahasa Banjar, berarti: Kesanggupan melaksanakan pekerjaan (pembangunan) yang didasari oleh keikhlasan untuk masyarakat.
Kecamatan
Wilayah ini terdiri atas beberapa kecamatan, yaitu:
Jabatan
Kabupaten Balangan terletak di anggota utara Provinsi Kalimantan Selatan pada garis 114°50'31 - 115°50'24 Bujur Timur dan 2°1'31 - 2°35'58 Lintang Selatan, pas jabatan geografis maka kabupaten Balangan cukup strategis karena dilalui lintas trans Kalimantan dan berpeluang luhur untuk berkembang menjadi kota persinggahan bagi budi pekerti dari Banjarmasin ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Batas wilayah
Secara administrasi Kabupaten Balangan berbatasan dengan:
Lebar Wilayah
Lebar Kabupaten Balangan yaitu 1.878,30 km² yang terdiri 8 kecamatan dan 160 desa. Kecamatan dengan wilayah terluas yaitu kecamatan Halong dengan lebar 659,84 km², sedangkan kecamatan dengan lebar wilayah terkecil yaitu kecamatan Lampihong dengan lebar 96,96 km².
Topografi
Wilayah kabupaten Balangan terdiri dari 179.269 ha dataran/pegunungan. Lebar areal perairan terdiri dari rawa 3.026 ha dan sungai 5.537 ha. Temperatur udara di daerah ini rata-rata 26 °C.
Demografi
Penduduk kabupaten Balangan berjumlah:
- 97.213 jiwa pada tahun 2003
- 96.194 jiwa pada tahun 2004
- 102.296 jiwa pada tahun 2008
Perhubungan
Untuk mencapai kabupaten Balangan dapat ditempuh dengan beberapa prosedur, contohnya melewati jalan darat dengan waktu tempuh bertambah tidak begitu 5 jam menuju utara dari ibukota provinsi Kalimantan Selatan.
Kecuali itu dapat juga dengan pesawat udara dari bandara Syamsuddin Noor di Banjarbaru dengan tujuan penerbangan ke bandara Warukin di Tanjung, lalu dari Tanjung ke Paringin melewati jalan darat. Dengan prosedur ini, waktu tempuh hanya 2 jam dengan biaya yang tentunya sedikit bertambah mahal.
Jika sedikit mau bertualang, dapat juga dengan melewati jalan sungai, dari sungai mana saja di provinsi Kalimantan Selatan. Untuk melewati jalan sungai ini, sangat disarankan untuk melengkapi diri dengan peta navigasi dan perlengkapan GPS.
Potensi
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=200px-Buah-mantaula.jpg)
Durian Mantaula, buah khas Balangan yang kian langka.
Pertanian
Potensi areal tanaman pangan hortikultura di Kabupaten Balangan yaitu padi, kacang, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, langsat, jagung, pisang kepok dan pisang serta talas dengan lebar areal 1.350 ha, produktivitasnya yaitu 1,6 ton/ha.
Perikanan
Perikanan yang dapat dikembangkan di kabupaten Balangan di sepanjang aliran sungai Balangan yaitu cekdam, baruh (rawa) serta kolam tadah hujan. Komoditas yang dikembangkan selang lain ikan patin, mas dan nila. Budidaya perikanan yang akan dikembangkan untuk menaikkan perolehan masyarakat dan ekspor yaitu ikan betutu yang terdapat di kecamatan Paringin (Baruh Bahinu Dalam).
Perkebunan
Macam komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan selang lain:
- Karet dengan lebar areal tanam 30.591 ha dengan hasil produksi 24.342,31 ton/tahun.
- Kelapa sawit dengan lebar areal tanam 2.280 ha dengan hasil produksi 14.898 ton/tahun.
Peternakan
Peternakan yang tidak kekurangan di daerah ini yaitu sapi, kambing, domba, ayam ras/pedaging, ayam buras dan itik.
Pertambangan
Potensi pertambangan yang tersedia di Kabupaten Balangan yaitu marmer, phospat, kaolin, gambut, lempung, emas, batu gamping dan batu bara. Pertambangan yang tersedia untuk dikembangkan yaitu bijih besi.
Pariwisata
Beragam tempat wisata yang layak untuk dikunjungi adalah:
- Obyek wisata dunia; Gunung Batu Sumsum dan Goa Hantanung di kecamatan Awayan.[3]
- Obyek wisata alam/air; Baruh Bahinu Dalam di kecamatan Paringin.
- Obyek wisata religius; Makam Datuk Kandang Haji di desa Teluk Bayur, kecamatan Juai.
- Obyek wisata sejarah; Benteng Tundakan di kecamatan Awayan, yaitu tempat perjuangan Temenggung Jalil yang bergelar Raja muda Anom Dinding Raja Temenggung Macan Negara.
- Obyek wisata alam; Cairan Terjun Manyandar, Goa Berangin Gunung Belawan di kecamatan Halong, goa dengan terowongan unik yang menghubungkan ke dasar gunung dengan udara yang sejuk.
- Obyek wisata ingatan budi dan upacara norma budaya; Atraksi pesona ingatan budi Pesta Panen Raya, Aruh Norma budaya Baharin, Tarian Gintor dan Balian yang terdapat di kecamatan Halong.
Sejarah
Masa Semasih belum Masehi
Pada sekitar 8000 SM Manusia ras Austrolomelanesia menempati gua-gua di pegunungan Meratus. Fosilnya ditemukan di Gua Babi di Gunung Batu Buli, Desa Randu, Muara Uya, Tabalong, daerah yang berhampiran dengan Kabupaten Balangan. Lalu sekitar 2500 SM terjadi migrasi bangsa Melayu Tua dari Yunan ke pulau Borneo yang menjadi nenek moyang suku Dayak (rumpun Ot Danum). Lalu sekitar 1500 SM terjadi migrasi bangsa Melayu Muda ke pulau Borneo, kemungkinan dari Formosa (Taiwan).
Masa Ratus tahun Pertengahan
Anggar-anggar pada ratus tahun ke-5 terjadi migrasi orang Sumatera yang membawa bahasa Melayu lawas menjadi Bahasa Banjar Hulu. Diperkirakan pada 520 berdirinya Kerajaan Tanjungpuri di Tanjung, Tabalong yang dibangun orang Melayu lawas, daerah yang bertetangga dengan Kabupaten Balangan. Anggar-anggar pada tahun ratus tahun ke-6 Suku Dayak Maanyan menjalankan migrasi ke pulau Bangka selanjutnya ke Madagaskar. Orang Balangan dan orang Pitap yang berbahasa Maanyan dan bahasa Bukit menempati daerah aliran sungai Balangan dan sungai Pitap.
Sama keadaan Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365, wilayah Barito (= Tanah Dusun), Tabalong dan Sawuku sudah menjadi daerah taklukan Gajah Mada, mahapatih mangkubumi Kerajaan Majapahit. Daerah-daerah tersebut berhampiran dengan wilayah Kabupaten Balangan. Pada tahun 1387[4], Ampu Jatmaka/Jatmika, saudagar dari negeri Keling (India Selatan atau Jawa Timur) membangun kerajaan Negara Dipa dan dia memakai gelar Maharaja di Candi. [5]. Semula ibukota mempunyai jabatan di Candi Laras (Margasari) pada daerah aliran sungai Tapin, lalu dipindahkan ke hulu di Candi Luhur/Negara Dipa (sekarang Amuntai) dekat muara sungai Tabalong tetapi pelabuhan perdagangan yang resmi tetap di Muara Rampiau dekat Candi Laras. Ampu Jatmika lalu dilantik menjadi penerus raja Kuripan (Danau Panggang) sehingga dia menjadi penguasa empat negeri : Candi Laras, Candi Luhur, Kuripan dan daerah Batung Batulis dan Baparada. [6]Batung Batulis dan Baparada merupakan julukan Kabupaten Balangan dahulu dimana terdapat lokasi yang dikeramatkan, yaitu Gunung Batu Piring (Kampung Pahajatan) tempat mengambil buluh betung (batung batulis) yang dipakai menjadi tiang mahligai/istana bagi Putri Junjung Buih.
Sama keadaan Hikayat Banjar Resensi I, ketika ibukota di Negara Dipa/Candi Agung, Ampu Jatmaka memerintahkan menteri penganan Aria Magatsari mudik untuk menaklukan daerah-daerah di hulu, yaitu batang Tabalong, batang Balangan, batang Pitap serta bukit-bukitnya. Maka diangkatlah ketua daerah setempat menjadi menteri-menteri sakai mengepalai daerah tersebut di bawah kekuasaan Aria Magatsari. Selagi itu menteri pengiwa Tumenggung Tatahjiwa diperintahkan menaklukan batang Alai, batang Amandit, batang Labuan Amas serta bukit-bukitnya. Mula-mula Lambung Mangkurat menjabat menjadi pemangku raja Negara Dipa, penerus Maharaja di Candi, tetapi lalu menjadi raja dilanjutkan oleh anak naikkannya Putri Junjung Buih (Bhre Tanjungpura) bersama suaminya Pangeran Suryanata I dari Majapahit. Lambung Mangkurat dengan sukarela mengambil jabatan menjadi mangkubumi Negara Dipa karena sebenarnya dia bukanlah berdarah biru.
Pada masa kekuasaan Raden Sekar Sungsang, wilayah Balangan termasuk dalam wilayah Kerajaan Negara Daha, nama negeri dengan ibukota yang baru di sebelah hilir di Muara Hulak, yaitu perpindahan dari Negara Dipa (Candi Agung) sampai masa kekuasaan Pangeran Tumenggung. Lokasi Muara Hulak tersebut pada mulanya timbul menjadi pelabuhan bayangan kerajaan Negara Dipa, sedangkan pelabuhan perdagangan yang resmi yaitu Muara Rampiau. Dengan berdirinya Negara Daha, maka pelabuhan perdagangan dipindah ke hilir dari Muara Rampiau ke Muara Bahan. Pada tahun 1526, wilayah Balangan menjadi anggota dari Banua Lima, sebuah provinsi dari Kesultanan Banjar, nama negeri dengan ibukota yang baru yang dibangun oleh Sultan Suriansyah (keponakan Pangeran Tumenggung) di lokasi yang jauh bertambah ke hilir dekat muara sungai Barito, yaitu Banjarmasin, merupakan perpindahan dari Negara Daha/Muara Hulak.
Masa Kolonialisme Belanda
Dalam Peperangan Banjar, rakyat Balangan masuk aktiff berjuang, pada 4 Mei 1861 terjadi Pertempuran Paringin selang pasukan Antasari melawan kolonial Belanda. Pada tahun 1861 tersebut, pejuang Peperangan Banjar, Tumenggung Jalil gelar Kiai Raja muda Anom Dinding-Raja gugur dalam pertempuran mempertahankan benteng Tundakan. Pada tahun 1899, Kiai Matsaleh menjadi kepala Distrik Balangan, yaitu salah satu distrik dalam Onderafdeeling Amuntai, Alabio dan Balangan di bawah penguasa Residen C.A Kroesen yang memimpin Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo
Sama keadaan Staatblaad tahun 1898 no. 178[7]Distrik Balangan yaitu salah satu Distrik di dalam Onderafdeeling Alabioe en Balangan yang merupakan anggota dari Afdeeling Amuntai.
Referensi
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15.
- ^ BPS Provinsi Kalimantan Selatan - Penduduk sama keadaan Kabupaten/Kota Tahun 2008
- ^ Regional Invesment - Potensi Wisata di Kabupaten Balangan
- ^ Paul Michel Munoz, Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia, Mitra Abadi, Maret 2009.
- ^ (Melayu)Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diartikan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.
- ^ Hikayat Banjar Resensi II teks Cense.
- ^ Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
Koordinat: {{#coordinates:}}: lintang salah
Asal :
pasar.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb-nya.