Lee Kuan Yew
Lee Kuan Yew | |
---|---|
![]() | |
Menteri Mentor | |
Masa jabatan 12 Agustus 2004 – 14 Mei 2011 | |
Presiden | S. R. Nathan |
Perdana Menteri | Lee Hsien Loong |
Didahului oleh | Tidak ada,Jabatan baru |
Menteri Senior | |
Masa jabatan 28 November 1990 – 12 Agustus 2004 | |
Presiden | Wee Kim Wee Ong Teng Cheong S. R. Nathan |
Perdana Menteri | Goh Chok Tong |
Didahului oleh | S. Rajaratnam |
Digantikan oleh | Goh Chok Tong |
Perdana Menteri Singapura ke-1 | |
Masa jabatan 3 Juni 1959 – 28 November 1990 | |
Presiden | Yusof bin Ishak Benjamin Henry Sheares C. V. Devan Nair Wee Kim Wee |
Deputi | Toh Chin Chye (1959-1968) Goh Keng Swee (1968-1985) Goh Chok Tong (1985-1990) S. Rajaratnam (1980-1985) Ong Teng Cheong (1985-1993) |
Didahului oleh | Tidak ada,Jabatan baru |
Digantikan oleh | Goh Chok Tong |
Informasi pribadi | |
Lahir | 16 September 1923 Singapura |
Partai politik | PAP |
Suami/istri | Kwa Geok Choo |
Lee Kuan Yew (lahir di Singapura, 16 September 1923) (bahasa Mandarin: 李光耀, Pinyin: Lǐ Guāngyào) merupakan Perdana Menteri Singapura dari tahun 1959 – 1990. Dia tetap menjadi tokoh politik yang berpengaruh di Singapura sejak pengunduran dirinya menjadi perdana menteri. Semasa pemerintahan Goh Chok Tong, Lee menjabat menjadi Menteri Senior. Saat ini jabatan dia ialah Menteri Mentor, sebuah jabatan baru yang diwujudkan di bawah kepemimpinan anaknya, Lee Hsien Loong, yang menjadi PM ketiga pada 12 Agustus 2004.
Daftar isi
Biografi
Politikus kelahiran Singapura ini bersekolah di SD Telok Kurau, Raffles Institution dan Raffles College. Kuliahnya tertunda akhir suatu peristiwa Perang Dunia II dan pendudukan Jepang di Singapura pada 1942–1945. Pada masa itu, dia menjual Stikfas, sejenis lem yang dibuat dari tapioka, di pasar gelap. Lee yang sejak 1942 mengambil mata pelajaran bahasa Mandarin dan bahasa Jepang melakukan pekerjaan menjadi penulis laporan kilat Sekutu untuk Jepang serta menjadi editor bahasa Inggris untuk koran Jepang Hobudu (alat propaganda) dari 1943–1944.
Setelah perang dihabisi, Lee mengambil jurusan hukum di Fitzwilliam College, Inggris. Dia lagi ke Singapura pada 1949 untuk melakukan pekerjaan menjadi pengacara di biro Laycock & Ong.
Karier politik
Pada 1954, Lee bersama sekelompok rekan kelas pertengahan yang berpendidikan di Inggris membentuk Partai Gerakan Rakyat (PAP) untuk mendorong berdirinya pemerintahan Singapura yang berdaulat sehingga kolonialisme Britania Raya bisa dihabisi. Lima tahun belakang, pada 1959, Lee terpilih menjadi Perdana Menteri pertama Singapura, menggantikan mantan Kepala Menteri Singapura, David Saul Marshall. Lee lagi terpilih menjadi PM untuk ketujuh kalinya terus-menerus dalam kondisi Singapura yang bercondong kepada demokrasi terbatas (1963, 1968, 1972, 1976, 1980, 1984 dan 1988), hingga pengunduran dirinya pada November 1990 belakang menjabat menjadi Menteri Senior pada kabinet Goh Chok Tong. Pada Agustus 2004, tatkala Goh mundur dan digantikan oleh anak Lee, Lee Hsien Loong, Goh menjabat menjadi Menteri Senior, dan Lee Kuan Yew menjabat posisi baru, yakni Menteri Penasihat.
Latar balik keluarga
Beberapa anggota keluarga Lee memegang posisi terkemuka di bermacam aspek kehidupan di Singapura. Istri Lee, Kwa Geok Choo, tadinya merupakan salah satu kompanyon biro pengacara terkemuka Lee & Lee. Sedangkan anak-anaknya memegang posisi di bermacam badan usaha milik negara. Lee Hsien Loong kini menjabat menjadi Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Singapura serta Wakil Ketua Perusahaan Investasi Pemerintah (GIC) Singapura (ketuanya ialah ayahnya). Lee Hsien Yang memegang posisi penting di perusahaan telekomunikasi SingTel. Anak perempuannya, Lee Wei Ling, mengurus Institusi Saraf Nasional. Menantu perempuannya, Ho Ching (istri Lee Hsien Loong), mengurus Temasek Holdings, sebuah perusahaan perseroan terkemuka yang memegang saham mayoritas di bermacam perusahaan pemerintah. Lee acapkali membantah tuduhan nepotisme dengan gagasan posisi terkemuka yang dipegang anggota keluarganya sesuai prestasi masing-masing.
Andil dan kontroversi
Andil
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=9&kodegb=250px-320px-Lee-sby.jpg)
Selama masa kepemimpinan Lee sepanjang tiga dasawarsa, Singapura berkembang dari negara golongan Dunia Ketiga menjadi salah satu negara maju di dunia, walaupun dia mempunyai sedikit penduduk dan minimnya sumber daya dunia. Lee kerap bercakap bahwa satu-satunya sumber daya dunia Singapura merupakan rakyatnya dan ketekadan dalam melakukan pekerjaan. Dia dihormati oleh banyak rakyat Singapura, terutama generasi lansia yang mengingat watak kepimimpinannya yang bersemangat selama kemerdekaan dan perpisahan dari Malaysia. Lee diakui menjadi arsitek kemakmuran Singapura pada masa kini, meskipun peran itu juga dilaksanakan oleh Wakil PM Goh Keng Swee yang mengurusi anggota ekonomi.
Kontroversi
Lee dianggap menjadi seorang otoriter yang condong kepada kaum elit. Lee sendiri pernah dikutip memberitahukan bahwa dia lebih suka ditakuti daripada disayangi rakyatnya.
Lee melaksanakan beberapa peraturan keras arti menekan kaum oposisi dan kebebasan berpendapat, misalnya penuntutan perkara pemfitnahan hingga membangkrutkan musuh-musuh politiknya. Pada suatu perkara misalnya, setelah putusan pengadilan yang condong kepada Lee digulingkan oleh Dewan Penasihat, pemerintah meniadakan hak untuk meningkat banding kepada Dewan. Selama Lee menjabat menjadi PM (1965–1990), dia memenjarakan Chia Thye Poh, mantan anggota Parlemen partai oposisi Barisan Sosialis, selama 22 tahun sesuai UU Keamanan Dalam Negeri. Chia bebas sama sekali pada tahun 1989. Untuk memberikan wewenang penuh kepada para hakim dalam keputusan mereka, Lee meniadakan sistem juri dalam pengadilan Singapura.
Memoar
Lee Kuan Yew telah menulis dua set buku riwayat hidup: The Singapore Story, pandangannya mengenai sejarah Singapura hingga negara itu keluar dari Federasi Malaysia pada 1965, dan From Third World to First: The Singapore Story, pandangannya mengenai perubahan Singapura menjadi negara maju.
Nilai dan keyakinan
Lee merupakan salah satu peyokong terkemuka norma Asia, walaupun makna yang dimaksudkannya kerap diperbantahkan. Lee juga mendukung aksi egenetika. Pada suatu wawancara dengan koran The Straits Times, Lee mengakui dirinya seorang agnostik.
Penghargaan
Lee telah menerima bermacam tanda penghargaan, termasuk "Order of the Companions of Honour" (1970), "Knight Grand Cross of the Order of St Michael and St George" (1972), "Freedom of the City" (London, 1982), "Order of the Crown of Johore First Class" (1984) dan "Order of the Rising Sun" (1967).
Pranala luar
- (Inggris) Biografi TIMEAsia
- (Inggris) "Culture Is Destiny; A Conversation with Lee Kuan Yew", Foreign Affairs
- (Inggris) Wawancara Chia Thye Poh dengan Newsweek
Sebelumnya: — | Perdana Menteri Singapura 1965-1990 | Digantikan oleh: Goh Chok Tong |
Sebelumnya: S Rajaratnam | Menteri Senior Singapura 1990-2004 | Digantikan oleh: Goh Chok Tong |
Sebelumnya: — | Menteri Penasihat Singapura 2004– | Digantikan oleh: sedang menjabat |
pasar.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb.