Kota Dumai
Lambang Kota Dumai
Motto: Nagari Bertuah
|
Peta lokasi Kota Dumai
Koordinat:  1°23′N 101°25′E / 1.383°N 101.417°E / 1.383; 101.417 (Dumai) |
| Provinsi | Riau |
| Dasar hukum | UU No. 16, Tahun 1999 |
| Tanggal | 20 April 1999 |
| Ibu kota | Dumai |
| Pemerintahan |
| - DAU | Rp. 249.158.030.000,-(2013)[1] |
| Luas | 1.727,385 km² |
| Populasi |
| - Total | 270.000 (2010) |
| - Kepadatan | 156 jiwa/km² |
| Demografi |
| - Suku bangsa | Melayu (19,90%), Minangkabau (11,51%), Jawa (11,52%), Batak (13%), bugis (9,52%),Tionghoa (3,75%), lain-lain (25,8%) |
| - Agama | Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Khonghucu |
| - Bahasa | Melayu, Minangkabau, Jawa, Batak, Bugis |
| - Zona waktu | UTC+7 |
| - Kode area telepon | +62 765 |
| - Bandar udara | Bandara Pinang Kampai |
| Pembagian administratif |
| - Disktrik | 7 |
| - Kelurahan | 33 |
| - Fauna resmi | Harimau Sumatera |
| - Situs web | http://www.dumaikota.go.id |
Kota Dumai merupakan sebuah kota di Provinsi Riau, Indonesia, sekitar 188 km dari Kota Pekanbaru. Sebelumnya, kota Dumai merupakan kota terluas nomor dua di Indonesia setelah Manokwari. Tetapi semenjak Manokwari pecah dan terbentuk kabupaten Wasior, maka Dumai pun dijadikan yg terluas. Tercatat dalam sejarah, Dumai merupakan sebuah dusun kecil di pesisir timur Propinsi Riau yang kini mulai menggeliat dijadikan mutiara di pantai timur Sumatera. Kota Dumai merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Diresmikan sebagai kota pada 20 April 1999, dengan UU No. 16 tahun 1999 tanggal 20 April 1999 setelah ketika belumnya aci waktu untuk dijadikan kota administratif (kotif) di dalam Kabupaten Bengkalis. Pada awal pembentukannya, Kota Dumai hanya terdiri atas 3 disktrik, 13 kelurahan dan 9 desa dengan jumlah penduduk hanya 15.699 jiwa dengan tingkat kepadatan 83,85 jiwa/km2.
Geografi
Rata-rata ketinggian merupakan 3 meter di atas muka laut. Wilayah Kota Dumai beriklim tropis dengan curah hujan selang 100-300 cm dan suhu udara 24-30 °C dengan kondisi tanah rawa bergambut.
Pemerintahan
Penduduk
Menurut data tahun 2010, jumlah penduduk Kota Dumai yang terdiri dari beragam suku bangsa seperti Melayu, Batak, Minang, Jawa, Bugis, dan Tionghoa merupakan sebanyak 270.000 jiwa dengan kepadatan rata-rata 156 jiwa/km² dan laju pertumbuhan sebesar 3,7% per tahun. Islam merupakan agama mayoritas yang dipeluk penduduknya.
Edukasi
Untuk ukuran sebuah kotamadya, di Kota Dumai sekolah sebagai sarana edukasi pembelajaran sangat komplit. Mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak atau Raudatul Athfal hingga Sekolah Pertengahan Atas/Kejuruan atau Madrasah Aliyah. Baik itu yang merupakan sekolah negeri juga beberapa yang dikelola oleh yayasan swasta viz. prayoga seperti sekolah dasar dan pertengahan Santo Tarcisius. Beberapa sekolah kepunyaan Pertamina mulai dari SD, SMP dan SMA YKPP merupakan salah satu sekolah swasta favorite di kota Dumai. Dan semua sekolah di Dumai sudah menerapkan sistem standar nasional. Sehingga sekolah yang aci di dumai sangat berkualitas dan memiliki kualitas yang tinggi.
Tidak sebatas sekolah pertengahan, beberapa perguruan tinggi juga sudah berdiri sejak Dumai masih berstatus kota administratif. Dan seiring pembangunan yang sangat pesat, beberapa sekolah tinggi tersebut telah mengembangkan kualitasnya, dan mampu bersaing dengan sekolah tinggi yang bermula dari daerah lain.
Perekonomian
Indikator ekonomi makro berupa Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Kota Dumai yang terus meningkat tiap tahunnya sejak tahun 2000-2005 merupakan cerminan keberhasilan pembangunan perekonomian di Kota Dumai. Untuk mendukung peningkatan PDRB tersebut maka titik berat pembangunan ekonomi Kota Dumai merupakan dengan mempertahankan dominasi pembangunan pada sektor industri, perdagangan, angkutan serta propertti disamping memperhatikan sektor pertanian sebagai penghasil bahan baku industri. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat juga telah memberikan kesempatan kerja bagi penduduk di Kota Dumai sehingga kesejahteraan penduduk meningkat.
Pertanian
Lahan pertanian di Kota Dumai masih sangat Luas tetapi belum termanfaatkan secara Maksimal. Halangan yang dihadapi selain masalah modal merupakan Status lahan masih disebut-sebut ex HPH. Empat disktrik di Kota Dumai merupakan Disktrik Sungai Sembilan, Medang Kampai, Bukit kapur dan Dumai Barat merupakan wilayah yang memiliki sumber daya lahan yang potensial untuk peningkatan agrobisnis dan agroindustri dengan rekayasa teknologi tepat guna byocyclo farming seperti padi, palawija, sayuran Sumatera, pisang, nenas, durian, mangga, rambutan, sawit, aneka ternak (sapi, kambing, itik dan ayam) serta budidaya tambak ikan cairan tawar (patin, ikan mas, gurami serta ikan hias).yang lebih jumlah yang di hasilkan dari disktrik sungai sembilan untuk ke depan merupakan sawit, pisang, dan palawija. Saat ini daerah disktrik sungai sembilan khususnya kelurahan basilam baru sangat kekurangan sarana infra strukturuntuk pembangunan jalan. Terutama pembangunan jalan utama simpang kaplingan hingga pangkalan durian.
Kelautan
Kota Dumai yang aci di tepi pantai timur Pulau Sumatera menjalankan peningkatan secara terpadu kawasan pesisir pantainya sebagai kawasan tangkap dan budidaya keramba komoditas unggulan ekspor ikan hidup seperti kerapu, kakap putih, kepiting rajungan dan bawal melalui pemulihan fungsi hutan mangrove.
Kota Dumai juga memiliki pelabuhan yang bisa dijadikan sebagai portal untuk menuju negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Budaya
Kota Dumai mempunyai keragaman suku dan budaya, selain memiliki budaya asli merupakan budaya Melayu. Keragaman yang aci merupakan aset yang bisa membuat devisa. Kebudayaan Melayu diasumsikan sebagai "Roh Pembangunan Kota Dumai" dengan prosedur menjabarkan nilai-nilai budayanya sebagai inspirasi dan dasar pembangunan. Pelaksanaan pembangunan dibidang kebudayaan telah mengembangkan daya tarik/promosi daerah tentang seni budaya daerah.
Pariwisata
Kota Dumai yang terletak di tepi pantai memiliki potensi peningkatan pariwisata seperti wisata dunia, budaya dan belanja. Beberapa daerah wisata di selangnya kawasan konservasi di Disktrik Sungai Sembilan, hutan wisata di Disktrik Dumai Barat dan Dumai Timur, kawasan pantai Teluk Makmur di Disktrik Medang Kampai dan Tasik Bunga Tujuh di Disktrik Dumai Timur. Sebagai gerbang utama untuk mengikuti Riau Daratan, beberapa turis sudah berulang kali mengunjungi Dumai, terutama yang ingin mengunjungi Malaka. Dumai sangat mudah dicapai karena transportasinya yang lancar. Aci beberapa objek wisata yang menarik dalam perjalanan menuju Dumai, seperti demikianlah keadaanya suku terbelakang yang dinamakan suku Sakai, hutan tropis di sepanjang jalan, dan cairan sungai yang warnanya unik seperti warna teh. Selain itu juga bisa dilihat beratus pipa angguk yang mengangkat minyak dari perut bumi. Pusat perbelanjaan Ramayana di Jl. Jend Sudirman menambah ikon Dumai pada tahun 2007 dan sekarang telah ditemukan danau buatan di bagan akbar. Dumai juga memiliki pantai tempat melepas lelah merupakan "Pantai Pasir" yang terletak di hulu Sungai Dumai.Pada malam hari kami juga bisa menikmati wisata kuliner di sepanjang Jl.Ombak yang menjajakan beragam menu makanan Nusantara.
Perdagangan
Kawasan Dumai sangat strategis untuk dijadikan kawasan peningkatan perdagangan internasional, karena Dumai aci di kawasan lintas perdagangan internasional Selat Melaka. Sejak beberapa tahun Kotamadya Dumai telah mengajukan usulan sebagai kawasan perdagangan bebas/Free Trade Zone. Pemerintah RI sedang melengkapkan produk hukum yang dinamakan UU kawasan FTZ.
Industri
Dumai, juga dikenal sebagai kota minyak. Tiga industri yang turut serta memajukan Dumai secara tidak langsung merupakan PT. CPI (dahulu Caltex Pacific Indonesia sekarang Chevron Pacific Indonesia) yang bergerak mayoritas dalam bidang pertambangan dan ekspor minyak dan gas bumi, akhir PT. Pertamina yang bergerak dalam bidang pemrosesan dan pendistribusian minyak dan gas bumi dalam negeri serta disusul oleh industri pemrosesan minyak sawit (CPO) PT. BKR (Bukit Kapur Reksa).
Selain Industri Skala akbar seperti di atas, terdapat juga beberapa industri kecil atau home Industri. Pemrosesan hasil pertanian seperti Kelapa dijadikan VCO minyak kelapa murni. Kota Dumai dalam memainkan peranannya ke depan telah memiliki lima kawasan Industri yang strategis merupakan Kawasan Industri Dumai (KID) di Pelintung, Kawasan Industri Lubuk Gaung, Kawasan Industri Dock Yard, Kawasan Industi Bukit Kapur dan Kawasan Industri di Bukit Timah.
Salah satu kawasan inidustri ini telah dijadikan kawasan industri yang paling pesat kemajuannya di Propinsi Riau yakni kawasan industri Pelintung. Di kawasan industri ini telah didirikan satu dermaga ekspor dengan kapasitas tiga kapal tanker sekali sandar. Telah didirikan juga pabrik pupuk NPK dan telah berproduksi yang diyakini dijadikan pabrik pupuk NPK terbesar di Asia Tenggara.
Pelabuhan
Dumai memiliki Pelabuhan Udara Pinang Kampai yang terletak berdekatan dengan Kompleks Perumahan PT. CPI. Disamping akses udara, Kota Dumai memiliki keunggulan sebagai salah satu Kota di Provinsi Riau yang berpeluang untuk memanfaatkan potensi peningkatan pelabuhan laut, dimana Dumai aci pada jabatan lintas perdagangan internasional Selat Melaka yang dikelola oleh PELINDO dan beberapa pelabuhan rakyat. Pelabuhan di Dumai telah didirikan sebagai pelabuhan penghubung untuk cara ekspor impor, begitu juga para penumpang yang ingin menuju ke Malaka – Malaysia. Pelabuhan Dumai terdiri dari 9 unit, 4 unit dimilki Chevron dan 5 unit kepunyaan pemerintah. Sepanjang daerah pantai Dumai terdapat beberapa pabrik minyak dan pemrosesan minyak dengan kapasitas 170.000 barrel per hari dan bisa menampung 850.000 barrel minyak per hari. Dumai juga dinamakan sebagai gerbang ekspor minyak Indonesia. Pada saat ini keaktifan ekspor gas sejumlah USD 426.123 juta per tahun.
Acuan
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15.
Pranala luar
- Situs Web Resmi Pemko Dumai
- Putri Tujuh, Asal Mula Nama Kota Dumai (Dumai - Riau) - Melayu Online
- Situs Berita seputar Kota Dumai dan sekitarnya
Sumber :
id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), pasar.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dll-nya.
