Babak pilihan umum Presiden Indonesia 2009

Babak pilihan Umum Presiden Indonesia 2009

2004 ←
8 Juli 2009
→ 2014

 SusiloBambangYudhoyono.jpgPresident Megawati Sukarnoputri - Indonesia.jpgJusuf Kalla.jpg
PartaiDemokratPDI-PGolkar
Suara rakyat73.874.56232.548.10515.081.814
Persentase60,80%26,79%12,41%

2009 PresElectionsIndonesia.png

Hasil pemilu menunjukkan kandidat dengan mayoritas suara di masing-masing 33 provinsi of Indonesia. Megawati Sukarnoputri: merah; Susilo Bambang Yudhoyono: biru; Jusuf Kalla: kuning.[1]

Presiden sebelum pemilu

Susilo Bambang Yudhoyono
Demokrat

Presiden terpilih

Susilo Bambang Yudhoyono
Demokrat

Babak pilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2009 (biasa disingkat Pilpres 2009) diadakan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2009-2014. Pemungutan suara diadakan pada 8 Juli 2009.[2] Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono berhasil menjadi pemenang dalam satu putaran langsung dengan memperoleh suara 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.[3]

Peserta

Ketentuan

Pasangan yang dipersiapkan menjadi terpilih yaitu pasangan yang dipersiapkan menjadi yang memperoleh suara semakin dari 50% dari jumlah suara dengan seberapanya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di semakin dari 50% jumlah provinsi di Indonesia. Dalam hal tidak benar pasangan yang dipersiapkan menjadi yang perolehan suaranya memenuhi persyaratan tersebut, 2 pasangan yang dipersiapkan menjadi yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih balik dalam babak pilihan umum (putaran kedua). Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh oleh 2 pasangan yang dipersiapkan menjadi, kedua pasangan yang dipersiapkan menjadi tersebut dipilih balik oleh rakyat dalam babak pilihan umum. Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh oleh 3 pasangan yang dipersiapkan menjadi atau semakin, penentuan peringkat pertama dan kedua dimainkan berlandaskan persebaran wilayah perolehan suara yang semakin lapang dengan cara berjenjang. Dalam hal perolehan suara terbanyak kedua dengan jumlah yang sama diperoleh oleh semakin dari 1 pasangan yang dipersiapkan menjadi, penentuannya dimainkan berlandaskan persebaran wilayah perolehan suara yang semakin lapang dengan cara berjenjang.

Rekapitulasi hasil

Lembar hasil pemungutan suara di salah satu TPS.

Pada 25 April 2009, KPU menetapkan hasil rekapitulasi perolehan suara nasional Pilpres 2009 yang telah diadakan pada 22 - 23 Juli 2009. Hasil Pilpres 2009 berlandaskan penetapan tersebut yaitu sebagai berikut.[3][4]

No.Pasangan yang dipersiapkan menjadiJumlah suaraPersentase suara
1Megawati-Prabowo32.548.10526,79%
2SBY-Boediono73.874.56260,80%
3JK-Wiranto15.081.81412,41%
Jumlah121.504.481100,00%
Statistik
Jumlah suara sah121.504.481
Jumlah suara tidak sah6.479.174
Jumlah suara peserta127.983.655
Jumlah suara pemilih171.068.667

Sengketa

Pasangan JK-Wiranto dan Megawati-Prabowo mengajukan keberatan terhadap hasil rekapitulasi perolehan suara Pilpres 2009 yang telah ditetapkan KPU ke Mahkamah Konstitusi (MK), masing-masing dengan acara nomor 108/PHPU.B-VII/2009 dan 109/PHPU.B-VII/2009. Inti keberatan yang diajukan kedua pasangan selang beda sebagai berikut:[5]

  • Kekacauan masalah pengaturan dan penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT)
  • Regrouping dan/atau babak mengurangkan jumlah TPS
  • Benarnya kerjasama atau bantuan IFES
  • Benarnya spanduk buatan KPU mengenai atur cara pencontrengan
  • Beredarnya formulir ilegal model “C-1 PPWP”
  • Benarnya beragam pelanggaran administratif maupun pidana
  • Benarnya penambahan perolehan suara SBY-Boediono serta babak mengurangkan suara Mega-Prabowo dan JK-Wiranto

KPU berikut KPUD seluruh Indonesia menjadi termohon dan Bawaslu serta pasangan SBY-Boediono menjadi pihak terkait. Sidang kedua acara ini digabungkan oleh MK karena melihat benarnya kesamaan pokok acara. Persidangan buka dilangsungkan sebanyak 4 kali yaitu pada tanggal 4 Agustus 2009 (pemeriksaan acara[6][7]), 5 Agustus 2009 (mendengar keterangan termohon, pihak terkait, keterangan saksi, dan pembuktian[8][9][10]), dan 6-7 Agustus 2009 (pembuktian[11][12]). Pada tanggal 12 Agustus 2009, majelis hakim konstitusi membacakan putusannya, dimana dalam amar putusan menerangkan bahwa permohonan disorongkan seluruhnya. Putusan ini diambil dengan cara bulat oleh seluruh hakim konstitusi, tanpa dissenting opinion.[13]

Penetapan

Setelah keluarnya putusan MK tersebut, pada 18 Agustus 2009, KPU menetapkan SBY-Boediono sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2009-2014.[14] Penetapan ini akhir diturutkan dengan kalimat selamat dari para yang dipersiapkan menjadi presiden dan wakil presiden peserta Pilpres 2009 bedanya.[15][16] Dalam pidato penerimaannya, SBY menyebutkan bahwa Megawati, Prabowo, JK, dan Wiranto sebagai putra-putri terbaik bangsa yang telah memberikan yang terbaik kepada demokrasi di Indonesia dan mengharapkan pengabdian mereka tidak hendak mengenal batas penghabisan dan hendak terus berlanjut.[17][18]

Pelantikan

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Periode 2009-2014 berlanjut hari Selasa, 20 Oktober 2009 pukul 10.00 WIB di Gedung Nusantara, Senayan dalam Sidang Paripurna MPR RI. Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono selangku Presiden dan Wakil Presiden terpilih mengucapkan Sumpah/Janjinya di depan Pimpinan dan Babak MPR. Jumlah Babak MPR RI yang hadir sejumlah 647 orang dari 692 orang.

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden didatangi oleh para undangan terdiri dari para kepala Negara sahabat, para pimpinan lembaga Negara, Utusan khusus negara sahabat, mantan wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Presiden BJ Habibie hingga wartawan dari beragam media tidak benarnya tertinggal meliput kegiatan akbar ini.

Sidang diurai dengan pidato pembuka dari Ketua MPR RI Taufiq Kiemas dilangsungkan dengan pembacaan keputusan KPU mengenai penetapan pasangan Yang dipersiapkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden oleh Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Saifuddin.

Sidang dilangsungkan dengan pembacaan Sumpah/Janji Presiden diturutkan dengan pembacaan Sumpah/Janji Wakil Presiden. Presiden dan Wakil Presiden terpilih akhir bersama-sama melakukan penandatangan Berita Kegiatan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden beserta seluruh Pimpinan MPR RI yang dilangsungkan dengan penyerahan Berita Kegiatan Pelantikan kepada Presiden dan Wakil Presiden oleh Ketua MPR RI Taufiq Kiemas.

Ketua MPR RI memberikan sambutan kalimat selamat kepada Presiden dan Wakil Presiden dilangsungkan pidato dari Presiden terpilih. Sidang Paripurna ditutup dengan pembacaan doa oleh Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Y Thohari.[19]

Kampanye

Poster kampanye pasangan JK-Wiranto ditempel di tiang listrik, dilewati oleh konvoi pendukung SBY-Boediono yang sedang menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Kampanye Pilpres 2009 diadakan pada 2 Juni hingga 4 Juli 2009 dalam bangun rapat umum dan debat yang dipersiapkan menjadi (sebelumnya dijadwalkan pada 12 Juni hingga 4 Juli 2009).[20] Materi kampanye meliputi visi, misi, dan program pasangan yang dipersiapkan menjadi. Kampanye dalam bangun rapat umum berlanjut selama 24 hari dalam 3 putaran, mulai dari 11 Juni hingga 4 Juli 2009. Pada setiap putaran, setiap pasangan yang dipersiapkan menjadi mendapatkan jatah 8 kali rapat umum di setiap provinsi.[21]

Dana kampanye

Rincian dana kampanye masing-masing pasangan yang dipersiapkan menjadi peserta Pilpres 2009 yang telah diaudit oleh akuntan publik dan diumumkan oleh KPU pada 17 September 2009 yaitu sebagai berikut:[22][23][24]

Megawati-PrabowoSBY-BoedionoJK-Wiranto
Penerimaan260.241.836.363232.770.456.23283.327.864.390
Pengeluaran260.140.836.562232.578.847.23783.307.140.408
Saldo penghabisan100.999.744191.608.99520.723.982

Debat yang dipersiapkan menjadi

Debat yang dipersiapkan menjadi presiden diadakan sebanyak 3 kali, sedangkan debat yang dipersiapkan menjadi wakil presiden diadakan sebanyak 2 kali. Total alokasi waktu untuk setiap debat yaitu 2 jam, dengan inti debat 90 menit yang terdiri dari pemaparan visi, misi, dan program yang dipersiapkan menjadi selama 7 hingga 10 menit, pertanyaan oleh moderator dan jawaban yang dipersiapkan menjadi selama 30 menit, pertanyaan oleh moderator dan jawaban yang dipersiapkan menjadi serta tanggapan yang dipersiapkan menjadi beda selama 30 menit, serta pernyataan penutup dari masing-masing yang dipersiapkan menjadi selama 5 menit.[25] Setiap debat diadakan oleh stasiun televisi nasional yang telah dipilihkan oleh KPU. Berikut yaitu rincian debat capres dan cawapres Pilpres 2009.[26][21]

WaktuPesertaMateriModeratorStasiun TV penyelenggara
Kamis, 18 Juni 2009CapresMewujudkan Atur Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta Menegakkan Supremasi HukumAnies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina)Trans Corp (Trans TV dan Trans7)
Selasa, 23 Juni 2009CawapresPembangunan Jati Diri BangsaKomaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah)SCTV
Kamis, 25 Juni 2009CapresMengentaskan Kemiskinan dan PengangguranAviliani (Ekonom INDEF)MetroTV
Selasa, 30 Juni 2009CawapresMeningkatkan Kualitas Hidup Manusia IndonesiaFahmi Idris (Ketua IDI)tvOne
Kamis, 2 Juli 2009CapresNKRI, Demokrasi, dan Otonomi DaerahPratikno (Dekan Fisipol UGM)RCTI

Kampanye "Pilpres Satu Putaran Saja"

Iklan "Pilpres Satu Putaran Saja".

Sebagai babak dari dukungan kepada SBY-Boediono, Denny J.A., Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI)[27] dan Lembaga Studi Demokrasi (LSD), mengumumkan memimpin gerakan "Pilpres Satu Putaran Saja".[28] Hal ini memicu protes dari kedua pasangan yang dipersiapkan menjadi pesaing yang selama ini mengharapkan pilpres dapat berlanjut dalam dua putaran supaya dapat mengalahkan SBY-Boediono yang dalam beragam hasil survei hampir selalu memperoleh dukungan di atas 50%. Meresponnya, JK menerangkan bahwa dia optimis JK-Wiranto juga milik peluang untuk menang dalam satu putaran,[29] sementara Prabowo menyebutkan bahwa pilpres satu putaran boleh saja dimainkan asalkan dilangsungkan dengan cara demokratis.[30] Din Syamsudin, Ketua Umum PP Muhammadiyah yang dengan cara buka menerangkan dukungannya kepada JK-Wiranto, menyebutkan bahwa dia kecewa pada tim kampanye capres tertentu yang menyerukan pilpres satu putaran, apalagi benar salah satu lembaga survei mendukung wacana tersebut. Dia juga mewanti-wanti supaya jangan sampai benar orang KPU yang ikut menyuarakan hal tersebut, apalagi dengan alasan dana.[31] Dalam debat capres putaran terakhir pada tanggal 2 Juli 2009, JK menanyakan kepada SBY mengenai keberadaan iklan-iklan kampanye pilpres satu putaran yang diasumsikannya sebagai tidak demokratis.[32] SBY membalas dengan menerangkan bahwa iklan-iklan pilpres satu putaran bukan yaitu iklan resmi yang dibawa keluar oleh tim kampanyenya, sehingga JK pun balik mempertanyakan legalitas dari iklan-iklan kampanye tersebut.[33][34][35] Denny J.A. sendiri membenarkan bahwa iklan tersebut bukan yaitu babak dari iklan resmi tim kampanye SBY, tetapi dia mendorong untuk dijelaskan sebagai iklan kampanye ilegal karena menurutnya masih yaitu hak setiap penduduk untuk menerangkan pendapatnya meskipun dilangsungkan pada saat masa kampanye pilpres.[36] Sementara Syamsudin Haris, pengamat politik LIPI berpendapat (dan demikian pula bila menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pilpres) bahwa Kampanye "Pilpres Satu Putaran Saja" hendak menjadi kampanye ilegal karena benarnya pernyataan resmi dari SBY karena dalam setiap material kampanye pilpres harus terlebih dahulu disetujui oleh para kandidat karena benarnya kepentingan mereka, sehingga setiap material kampanye tanpa persetujuan kandidat dapat disebut sebagai kampanye ilegal.[37][38] Megawati sendiri mendukung pendapat tersebut dan menyayangkan sikap SBY yang tidak segera menarik iklannya.[39]

Isu agama istri Boediono

fotokopi selebaran kampanye gelap yang beredar di Sidoarjo, Jawa Timur

Sebuah kampanye gelap atau kampanye hitam berawal pada kampanye JK-Wiranto di Sumatera Utara (telah didebat oleh Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto sebagai bukan babak dari kampanyenya serta menyebutkan berasal dari pihak pendukung kandidat beda [40]) beredar selebaran yang mengandung fotokopi wawancara dengan Presiden Ikhwanul Muslimin Indonesia (IMI) Habib Husein Al Habsyi pada Tabloid Monitor [41]dalam rangkaian artikel selang beda Apa PKS Tidak Tahu Istri Boediono Katolik ? [42] hal ini didebat pula oleh pihak PKS dengan menyebutkan bahwa Boediono dan Herawati yaitu murid ngaji dari salah satu kader PKS [43] yang akhir malahan beredar dengan cara lapang di rakyat bahkan selebaran kampanye gelap ini menyebar hampir sampai disemua pelosok Sumenep, Madura dan menurut Ketua DPD PKS Kabupaten Sumenep, Moh Readi bahwa "selebaran yang intinya mengkafirkan seseorang sangat tidak dibenarkan dalam petunjuk Islam. Sebab, yang mengkafirkan orang berarti yang bersangkutan yang tergolong orang-orang kafir." [44] dan Hal ini pun akhir menjadi polemik selang Rizal Mallarangeng, sebagai babak dari Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono, dengan Jusuf Kalla.[45] membuat KPU balik meminta kepada para peserta pemilu berikut para pendukungnya supaya seharusnya kampanye dimanfaatkan oleh pasangan para yang dipersiapkan menjadi presiden dan wakil presiden untuk menyampaikan visi, misi, dan program kerja bukannya menjadi melakukan politisasi agama atau memecah belah bangsa dengan masalah sara. [46] sehubung sering benarnya isu-isu yang melanda para istri pasangan para yang dipersiapkan menjadi presiden dan wakil presiden, ketua MPR Hidayat Nurwahid ikut menyebutkan "Kita Mau Pilih Capres-Cawapres atau Istrinya ?" akhir ditambahkan bahwa "mengapa tidak sekalian anak capres-cawapres saja yang dijadikan isu, kita jangan mengembangkan isu (hanya, red) di lingkungan istri. bagaimana kalau dikembangkan (sampai, red) anak-anaknya, capres mana yang anaknya berjilbab ? Jawabannya yaitu tidak benar (yang berjilbab, red)" [47]

Kontroversi survei

Survei yang biasanya dipergunakan untuk keperluan penelitian dalam kampanye pilpres 2009 mendapat tuduhan digunakan sebagai alat kampanye supaya terjadi pilpres satu putaran [48][49] [50] bahkan pada tanggal 11 Juni 2009 babak KPU I Gusti Putu Artha menyebutkan bahwa "Ruang publik acak-acakan, terjadi informasi yang beda luar biasa" (KPU Sayangkan Kekisruhan Hasil Survei) dan Johan O Silalahi menyebutkan bahwa "Kalau Pilpres berlanjut satu putaran saya berani menutup lembaga saya. Tapi kalau nanti Pilpresnya dua putaran mereka juga (LSI) harus berani menutup lembaga mereka" [51]

Survei dan hitung cepat

Survei dan hitung cepat dimainkan oleh lembaga survei yang terdaftar ataupun tidak terdaftar di KPU. Lembaga survei yang terdaftar di KPU yaitu Lembaga Survei Indonesia, Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Jaringan Suara Indonesia, Cirus Surveyors Group, Pusat Studi Nusantara, Lingkaran Survei Indonesia, Jaringan Isu Publik (JIP), Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP), LP3ES, dan Lembaga Survei Nasional (LSN).[52]

Survei

Survei dimainkan untuk mengetahui preferensi publik terhadap (bakal) (pasangan) yang dipersiapkan menjadi presiden. Berikut yaitu sejumlah hasil survei yang dimainkan sebelum hari pemungutan suara Pilpres 2009.

Penyelenggara dan metodeWaktuHasil
Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis[53]
Metode: Survei kuantitatif
Sampel: 2.600
Batas kesalahan: Tidak disebutkan
2 - 4 Juli 2009SBY-Boediono 51,95%, Megawati-Prabowo 22,25%, JK-Wiranto 18,27%
Strategic Indonesia[54]
Metode: Survei kuantitatif
Sampel: 18.439
Batas kesalahan: Tidak disebutkan
1 - 3 Juli 2009SBY-Boediono 46,86%, JK-Wiranto 32,46%, Megawati-Prabowo 20,34%
Lembaga Survei Indonesia[55]
Metode: Survei kuantitatif
Sampel: 3.100
Batas kesalahan: Tidak disebutkan
30 Juni - 2 Juli 2009SBY-Boediono 63%, Megawati-Prabowo 21%, JK-Wiranto 11%, belum tahu 5%
Lembaga Survei Indonesia[56]
Metode: Survei kuantitatif
Sampel: 2.000 (Multistep random sampling)
Batas kesalahan: 2,8%
15 - 20 Juni 2009SBY-Boediono 67%, Megawati-Prabowo 16%, JK-Wiranto 9%, belum tahu 8%
Pusat Kajian Strategi Pembangunan Sosial Politik FISIP UI[57]
Metode: Survei kuantitatif
Sampel: 2.000
Batas kesalahan: 5%
1 - 5 Juni 2009SBY-Boediono 37,05%,Megawati-Prabowo 31,50%, JK-Wiranto 26,60%
Lembaga Survei Indonesia[58]
Metode: Survei kuantitatif
Sampel: 2.999
Batas kesalahan: 1,8%
15 - 29 Mei 2009SBY-Boediono 70%, Megawati-Prabowo 18%, JK-Wiranto 7%, belum tahu 5%
Lembaga Survei Nasional[59]
Metode: Survei kuantitatif
Sampel: 1.230
Batas kesalahan: 2,8%
15 - 21 Mei 2009SBY-Boediono 67,1%, Megawati-Prabowo 11,8%, JK-Wiranto 6,7%, belum tahu 13%, tidak memilih 1,6%
Pusat Kajian Strategi Pembangunan Sosial Politik FISIP UI[60]
Metode: Survei kualitatif dengan wawancara dengan cara mendalam
Sampel: 100 orang tokoh rakyat
Batas kesalahan: Tidak benar
27 April - 2 Mei 2009Prabowo: 32 orang, SBY: 30 orang, Megawati: 16 orang, JK: 14 orang
Lembaga Survei Indonesia[61]
Metode: Survei kuantitatif
Sampel: 2.014
Batas kesalahan: Tidak disebutkan
27 April - 3 Mei 2009Alternatif 1 (2 pasangan): SBY-Boediono 72,5%, Megawati-Prabowo 21,5%

Alternatif 2 (3 pasangan): SBY-Boediono 70%, Megawati-Prabowo 21%, JK-Endriartono Sutarto 3%, belum tahu 6%

Lembaga Riset Informasi[62]
Metode: Survei kuantitatif
Sampel: 2.066
Batas kesalahan: 2,2%
3 - 7 Mei 2009Alternatif 1: SBY-Hidayat Nur Wahid 36,2%, JK-Wiranto 27,6%, Megawati-Prabowo 19,1%

Alternatif 2: SBY-Boediono 32,1%, JK-Wiranto 27,3%, Megawati-Prabowo 20,2%, belum tahu 20,4%

Lembaga Survei Nasional[63]
Metode: Survei kuantitatif
Sampel: 1.225
Batas kesalahan: 2,8%
2 - 14 Mei 2008Megawati 16,7%, SBY 16,4%, JK 9,2%, belum tahu 31,3%
Lembaga Survei Indonesia[64][65]
Metode: Survei kuantitatif
Sampel: 1.200
Batas kesalahan: Tidak disebutkan
Januari 2008SBY 34%, Megawati 24,2%, Hamengkubuwono X 6,6%, Abdurrahman Wahid 4,4%, Wiranto 4,1%, Amien Rais 3%, JK 1,9%.
Indo Barometer[66]
Metode: Survei kuantitatif
Sampel: 1.200
Batas kesalahan: Tidak disebutkan
Desember 2007SBY 49,5%, JK 21,7%, Hamengkubuwono X 14,7%
Pusat Studi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia[67]
Metode: Survei kuantitatif
Sampel: 3.527
Batas kesalahan: Tidak disebutkan
November 2007Hamengkubuwono X 17,1%, Hidayat Nur Wahid 11,7%, Sutrisno Bachir 8,7%, Yusril Ihza Mahendra 8,6%, Anas Urbaningrum 3,9%

Hitung cepat

Hitung cepat dimainkan untuk mengetahui hasil Pilpres 2009 dengan cara cepat. Hasilnya diketahui hanya beberapa jam setelah akhir-akhirnyanya waktu pemungutan suara. Berikut yaitu hasil hitung cepat pemungutan suara Pilpres 2009 yang dimainkan oleh beberapa lembaga, dimana seluruhnya menghasilkan SBY-Boediono sebagai pemenang dengan persentase suara agak 60%.[68][69]

Pasangan yang dipersiapkan menjadiLembaga Survei IndonesiaLingkaran Survei IndonesiaLP3ESPuskaptisCirusLRIMetroTV[70]
1. Megawati-Prabowo26,56%27,36%27,40%28,16%27,49%27,02%26,32%
2. SBY-Boediono60,85%60,15%60,28%57,95%60,20%61,11%58,51%
3. JK-Wiranto12,59%12,49%12,32%13,89%12,31%11,87%15,18%

Hasil

Babak pilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2009 (biasa disingkat Pilpres 2009) diadakan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2009-2014. Pemungutan suara diadakan pada 8 Juli 2009.[71] Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono berhasil menjadi pemenang dalam satu putaran langsung dengan memperoleh suara 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.[3]

Peserta

{{subst::Babak pilihan umum Presiden Indonesia 2009/Peserta}}

Kampanye

{{subst::Babak pilihan umum Presiden Indonesia 2009/Kampanye}}

Survei dan hitung cepat

{{subst::Babak pilihan umum Presiden Indonesia 2009/Survei}}

Hasil

{{subst::Babak pilihan umum Presiden Indonesia 2009/Hasil}}

Lihat pula

Pranala luar

Catatan kaki

  1. ^ General Elections Commission Results Tabulation
  2. ^ "Jadwal Babak pilihan Presiden 2009". KPU. Diakses 2009-05-16. 
  3. ^ a b c "SBY-Boediono Menang!". detikcom. Diakses 2009-07-25. 
  4. ^ "HASIL REKAPITULASI PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009". KPU. Diakses 2009-07-26. 
  5. ^ Risalah sidang acara nomor 108/PHPU.B-VII/2009 dan 109/PHPU.B-VII/2009
  6. ^ Pemeriksaan Acara NOMOR 108/PHPU.B-VII /2009 (I)
  7. ^ Pemeriksaan Acara NOMOR 109/PHPU.B-VII /2009 (I)
  8. ^ Mendengar Jawaban Termohon, Pihak Terkait, Keterangan Saksi, dan Pembuktian (II)
  9. ^ Mendengar Jawaban Termohon, Pihak Terkait, Keterangan Saksi, dan Pembuktian
  10. ^ Mendengar Jawaban Termohon, Pihak Terkait, Keterangan Saksi, dan Pembuktian (II)
  11. ^ Pembuktian (III)
  12. ^ Pembuktian (IV)
  13. ^ Pengucapan Putusan (V)
  14. ^ SBY-Boediono Ditetapkan Sebagai Capres-cawapres Terpilih 18 Agustus
  15. ^ JK Ucapkan Selamat kepada SBY-Boediono
  16. ^ Prabowo Ucapkan Selamat Pada SBY-Boediono
  17. ^ SBY Sampaikan Terima Kasih pada Rakyat, Juga Pesaingnya
  18. ^ SBY Sampaikan Hormatnya pada Pasangan Mega-Prabowo dan JK-Wiranto
  19. ^ Sidang Paripurna MPR RI Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI
  20. ^ Kekeliruan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama jadwal_berubah
  21. ^ a b "KPU dan Tim Kampanye Sepakati Jadwal Kampanye dan Debat Capres-Cawapres". KPU. 2009-05-28. Diakses 2009-05-30. 
  22. ^ Kekeliruan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama dana_calon
  23. ^ "Mega Rp 257 M, SBY Rp 200 M, JK Rp 83 M". detikcom. 2009-07-06. Diakses 2009-07-06. 
  24. ^ "KPU Umumkan Hasil Audit Akuntan Publik Dana Kampanye Pasangan Yang dipersiapkan menjadi Presiden dan Yang dipersiapkan menjadi Wakil Presiden Pada Pemilu 2009". KPU. 2009-09-17. Diakses 2009-09-18. 
  25. ^ "Format Debat dan Run Down Debat Capres/Cawapres". KPU. 2009-06-18. Diakses 2009-06-28. 
  26. ^ Ini Dia Moderator Debat Capres dan Debat Cawapres
  27. ^ Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI)
  28. ^ Denny JA Pimpin Gerakan Sosial "Pilpres Satu Putaran Saja".
  29. ^ JK-Win Siap Pilpres Satu Putaran
  30. ^ Prabowo: Pilpres Satu Putaran Harus Demokratis<
  31. ^ Jika DPT Belum Beres, Din Syamsudin Minta Pilpres Ditunda
  32. ^ JK Serang SBY: Iklan Pilpres Satu Putaran Tak Demokratis!
  33. ^ Tanggapi JK Soal Iklan Satu Putaran, SBY Pertanyakan Konsistensi JK
  34. ^ Setelah Berargumen Soal Iklan, SBY Rangkul JK
  35. ^ Kalla Anggap Iklan Pilpres Satu Putaran Ilegal
  36. ^ Denny JA: Iklan Itu Bukan dari Tim Resmi SBY-Boediono
  37. ^ SBY Dinilai Tak Etis, Ambil Manfaat Tanpa Tanggung Jawab
  38. ^ Wiranto: Apakah Yang Buat Iklan Itu Setan?
  39. ^ Mega Sayangkan SBY Tak Tarik Iklan 1 Putaran
  40. ^ Tim JK Temukan Bukti Baru Selebaran Black Campaign Istri Boediono
  41. ^ Habib Husein Al-Habsy : “Apa PKS Tidak Tahu Istri Boediono Katolik?”
  42. ^ Tim Sukses Tak Butuh Gugat Isu SARA, Biar Bawaslu yang Tangani
  43. ^ Tifatul: Istri Boediono Murid Ngaji Kader PKS
  44. ^ Selebaran Istri Boediono Katolik Juga Beredar di Sumenep
  45. ^ Rizal Mallarangeng: Apa Susahnya JK Minta Maaf
  46. ^ KPU Ingatkan Larangan Kampanye Bermuatan "Sara"
  47. ^ Hidayat: Kita Mau Pilih Capres-Cawapres atau Istrinya ?
  48. ^ http://www.antaranews.com/view/?i=1244029603&c=NAS&s=POL Denny JA Pimpin Gerakan Sosial "Pilpres Satu Putaran Saja"
  49. ^ Ferry: Kampanye Pilpres Satu Putaran Menyesatkan
  50. ^ LSI Akui Didanai Fox Indonesia
  51. ^ Polemik Survei LSI Siap Tutup Kantor Jika Prediksi Meleset
  52. ^ Lembaga Quick Count dan Survey Pemilu 2009
  53. ^ "Elektabilitas SBY Turun Jadi 51,95%, Isu SARA Faktor Penting". detikcom. 2009-07-05. Diakses 2009-07-06. 
  54. ^ "Elektabilitas SBY 46,86%, JK Meroket". detikcom. 2009-07-06. Diakses 2009-07-06. 
  55. ^ "Turun Terus, Elektabilitas SBY Masih 63%". detikcom. 2009-07-04. Diakses 2009-07-06. 
  56. ^ "Elektabilitas SBY 67%, JK-Wiranto Naik Terus". detikcom. 2009-06-24. Diakses 2009-06-25. 
  57. ^ "Daya 3 Capres Seimbang, SBY Unggul". detikcom. 2009-06-11. Diakses 2009-06-11. 
  58. ^ "SBY-Boediono Masih Terunggul Dengan Skor 70 Persen". detikcom. 2009-06-04. Diakses 2009-06-05. 
  59. ^ "Survei LSN: SBY-Boediono Menang Satu Putaran". detikcom. 2009-05-25. Diakses 2009-05-25. 
  60. ^ "Hasil Survei kualitatif Capres Pukaspol Fisip UI, Prabowo Kalahkan SBY". mediaindonesia. 2009-05-05. Diakses 2009-05-05. 
  61. ^ "Survei: SBY-Boediono Ungguli Mega-Prabowo". tempointeraktif. 2009-05-14. Diakses 2009-05-16. 
  62. ^ "Survei: SBY-Hidayat Pemenang, JK-Wiranto Pesaing Berat". tempointeraktif. 2009-05-09. Diakses 2009-05-16. 
  63. ^ "POPULARITAS MEGA UNGGULI SBY". LSN. 2009-06-04. Diakses 2009-06-27. 
  64. ^ Mujani, Saiful (Februari 2008). "Kecenderungan Sentimen Ekonomi-Politik 2008" (pdf). Lembaga Survei Indonesia. Diakses pada 10 Februari 2008.
  65. ^ "Indonesia president still No.1 election choice - poll". Reuters. 2008-02-06. Diakses 2008-02-10. 
  66. ^ "JK dan Sri Sultan Favorit Cawapres 2009". KOMPAS. 2007-10-03. Diakses 2007-12-13. 
  67. ^ Bahri, Nina; Noviar Jamal (2007-11-06). "Indonesia’s 2009 election candidates". SCTV/MediaScrape. Diakses 2007-12-13. 
  68. ^ "Hasil Quick Count: Suara JK-Wiranto Paling Buncit, SBY-Boediono Menang Satu Putaran". detikcom. Diakses 2009-07-12. 
  69. ^ Quick Count Pilpres 2009
  70. ^ Quick Count Independen Metro TV
  71. ^ "Jadwal Babak pilihan Presiden 2009". KPU. Diakses 2009-05-16. 
 
Babak pilihan umum presiden
 
Babak pilihan umum legislatif
 
Babak pilihan kepala daerah
 
Lihat pula: Babak pilihan umum Volksraad Hindia Belanda 1917, 1921, 1924, 1927, 1931


Lihat pula

Pranala luar

Catatan kaki

 
Babak pilihan umum presiden
 
Babak pilihan umum legislatif
 
Babak pilihan kepala daerah
 
Lihat pula: Babak pilihan umum Volksraad Hindia Belanda 1917, 1921, 1924, 1927, 1931


Sumber :
indonesia-info.net, pasar.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.