Kota Batu![Lambang Kota Batu](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=120px-Lambang_Kota_Batu.jpg) Lambang Kota Batu Motto: Hakaryo Guno Mamayu Bawono (Berkarya Guna Memajukan Dunia)
|
![Locator kota batu.png](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=Locator_kota_batu.png) Peta lokasi Kota Batu Koordinat: 7° 44' 55,11" s/d 8° 26' 35,45" LS 122° 17' 10,90" s/d 122° 57' 00,00" BT |
Provinsi | Jawa Timur |
Landasan hukum | UU No. 11/2001 |
Tanggal | 21 Juni 2001 |
Pemerintahan |
- Walikota | Eddy Rumpoko |
- DAU | Rp. 374.362.261.000.-(2013)[1] |
Luas | 202,30 km² |
Populasi |
- Total | 190,184 (BPS 2010)[2] |
- Kepadatan | 873 |
Demografi |
- Kode area telepon | 0341 |
Pembagian administratif |
- Kecamatan | 3 |
- Kelurahan | 24 |
- Situs web | www.batukota.go.id |
Kota Batu yaitu sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 15 km sebelah barat Kota Malang, telah tersedia di jalur Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini telah tersedia di ketinggian 680-1.200 meter dari permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 15-19 derajat Celsius.
Sejarah
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=300px-Alunalunbatu.jpg)
Alun-alun Kota Batu
Sejak masa waktu seratus tahun ke-10, wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal menjadi tempat peristirahatan untuk kalangan keluarga kerajaan, karena wilayah yaitu daerah pegunungan dengan kesejukan udara yang nyaman, juga didukung oleh keindahan pemandangan dunia menjadi ciri khas daerah pegunungan.
Pada waktu pemerintahan Raja Sindok , seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu Supo diperintah Raja Sendok untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata cairan. Dengan upaya yang keras, kemudiannya Mpu Supo menemukan suatu kawasan yang sekarang bertambah dikenal menjadi kawasan Wisata Songgoriti.
Atas persetujuan Raja, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti mandraguna itu mulai membangun kawasan Songgoriti menjadi tempat peristirahatan keluarga kerajaan serta didirikannya sebuah candi yang diberi nama Candi Supo.
Ditempat peristirahatan tersebut terdapat sumber mata cairan yang mengalir dingin dan sejuk seperti semua mata cairan di wilayah pegunungan. Mata cairan dingin tersebut kerap dipakai mencuci keris-keris yang bertuah menjadi benda pusaka dari kerajaan Sendok. Oleh karena sumber mata cairan yang kerap dipakai untuk mencuci benda-benda kerajaan yang bertuah dan mempunyai kekuatan supranatural (Magic) yang maha dasyat, kemudiannya sumber mata cairan yang semula terasa dingin dan sejuk kemudiannya berganti dibuat menjadi sumber cairan panas. Dan sumberair panas itupun sampai saat ini dibuat menjadi sumber tidak dihabisi di kawasan Wisata Songgoriti.
Wilayah Kota Batu yang terletak di dataran tinggi di kaki Gunung Panderman dengan ketinggian 700 sampai 1100 meter di atas permukaan laut, berlandaskan kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang telah tersedia maupun yang dilacak keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui kepastiannya tentang kapan nama "B A T U" mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan tersebut.
Dari beberapa pemuka masyarakat setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Debu Ghonaim atau disebut menjadi Kyai Gubug Angin yang selanjutnya masyarakat setempat dekat menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu. Dari budaya kultur Jawa yang kerap memperpendek dan mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu panjang, juga supaya bertambah singkat penyebutannya serta bertambah cepat bila memanggil seseorang, kemudiannya lambat laun sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu dibuat menjadi Mbatu atau batu menjadi sebutan yang dipakai untuk Kota Dingin di Jawa Timur.
Seberapa menengok ke belakangan tentang sejarah keberadaan Debu Ghonaim menjadi cikal bakal serta orang yang dikenal menjadi pemuka masyarakat yang memulai babat alas dan dipakai menjadi inspirasi dari sebutan wilayah Batu, sebenarnya Debu Ghonaim sendiri yaitu berasal dari JawaTengah. Debu Ghonaim menjadi pengikut Pangeran Diponegoro yang setia, dengan sengaja membiarkan bebas daerah asalnya Jawa Tengah dan hijrah dikaki Gunung Panderman untuk menghindari pengejaran dan penangkapan dari serdadu Belanda (Kompeni)
Debu Ghonaim atau Mbah Wastu yang memulai kehidupan barunya bersama dengan masyarakat yang telah tersedia sebelumnya serta ikut berbagi rasa, pengetahuan dan nasihat yang diperolehnya selama dibuat menjadi pengikut Pangeran Diponegoro. Kemudiannya jumlah masyarakat dan sekitarnya dan masyarakat yang lain berdatangan dan bertempat tinggal tetap untuk berguru, menuntut ilmu serta berupaya bisa agama kepada Mbah Wastu.
Berasal mereka hidup dalam kumpulan (komunitas) di daerah Bumiaji, Sisir dan Temas kemudiannya lambat laun komunitasnya bertambah luhur dan jumlah serta dibuat menjadi suatu masyarakat yang ramai.
Geografis
Kota Batu terletak pada ketinggian rata-rata 871 m di atas permukaan laut. Kota Batu dibeliti beberapa gunung, di selangnya yaitu [3]:
Menjadi layaknya Wilayah Pegunungan yang wilayahnya subur, Batu dan sekitarnya juga memiliki Panorama Dunia yang indah dan berudara sejuk, mestinya hal ini hendak menarik minat masyarakat lain untuk mengunjungi dan menikmati Batu menjadi kawasan pegunungan yang mempunyai kekuatan tarik tersendiri. Untuk itulah di awal masa waktu seratus tahun 19 Batu berkembang dibuat menjadi daerah tujuan wisata, khususnya orang-orang Belanda, sehingga orang-orang Belanda itupun membangun tempat-tempat Peristirahatan (Villa) bahkan bermukim di Batu.
Situs dan bangunan-bangunan peninggalan Belanda atau selama Pemerintahan Hindia Belanda itupun masih berbekas bahkan dibuat menjadi aset dan kunjungan Wisata sampai saat ini. Begitu kagumnya Bangsa Belanda atas keindahan dan keelokan Batu, sehingga bangsa Belanda mensejajarkan wilayah Batu dengan sebuah negara di Eropa yaitu Switzerland dan memberikan predikat menjadi De Klein Switzerland atau Swiss kecil di Pulau Jawa.
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=300px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Tijdens_de_opening_van_het_zwem.jpg)
Penetapan pemandian Selecta (1900-1920)
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=300px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Bioscoop_Mimosa_in_Batoe_TMnr_6.jpg)
Bioskop "Mimosa" di Batu (1941)
Peninggalan arsitektur dengan nuansa dan corak Eropa pada penjajahan Belanda dalam bentuk sebuah kontruksi yang telah tersedia saat ini serta panorama dunia yang indah di kawasan Batu sempat membikin Bapak Proklamator menjadi The Father Foundation of Indonesia yaitu Bung Karno dan Bung Hatta setelah Peperangan Kemerdekaan untuk mengunjungi dan tamat di kawasan Selecta Batu.
Pembagian administratif
Kota Batu terdiri atas 3 kecamatan yang dibagi lagi dibuat menjadi 19 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan di Kota Batu yaitu Batu, Bumiaji, dan Junrejo.
Pariwisata
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=220px-Coban_Rondo_Waterfall.jpg)
Cairan terjun Coban Rondo
Kota Batu pernah dijuluki menjadi Swiss Kecil di Pulau Jawa serta kawasan wisata pegunungan yang sejuk. Di obyek wisata Songgoriti terdapat Candi Songgoroto dan patung Ganesha peninggalan Kerajaan Singosari serta tempat peristirahatan yang didirikan sejak abad Belanda.
Wisata gua
- Wisata gua terdapat di Cangar dan Tlekung
Cairan terjun
Pemandian
- Songgoriti (pemandian cairan dingin dan panas)
- Selecta (pemandian cairan dingin)
- Cangar (pemandian cairan panas mengandung belerang)
Agrowisata
- Kusuma Agrowisata (perkebunan apel, stroberi, jambu, dan jeruk, serta tempat outbound
Perkemahan (hiking)
Wisata Lainnya
Telah tersedia pula objek wisata terbaru di Kota Batu berupa wisata udara paralayang. Setiap hari Minggu, di alun-alun Batu disediakan Market Wisata Minggu yang melakukan penjualan kebutuhan hidup khas Batu serta bermacam macam kerajinan tangan. Jatim Park yaitu salah satu tempat wisata paling populer di Jawa Timur, dan yang terbaru dari obyek wisata di Kota Batu yaitu Museum Satwa. Di kota ini jumlah terdapat villa serta sejumlah hotel berbintang lima.
Batu juga dikenal menjadi kawasan agropolitan, sehingga mendapat julukan Kota Agropolitan. Seperti halnya kawasan Malang Raya dan sekitarnya, Batu jumlah menghasilkan apel, sayur mayur, dan bawang putih. Batu juga dikenal menjadi kota seniman. Telah tersedia jumlah sanggar lukis dan galeri seni di kota ini. Yang terbaru Batu Night Spectaculer, yaitu taman hiburan remaja dengan beberapa wahana mirip di Dunia Fantasi Ancol Jakarta. Tidak kalah menarik dari BNS / Batu Night Spectaculer, telah tersedia juga tempat Pariwisata murid dan Keluarga yaitu Museum Satwa. Museum yang Bertaraf Internasional dan bergaya Yunani ini yaitu museum dimana replika Satwa di Dunia yang belum punah dan yang sudah punah telah tersedia di sini. Kita juga bisa melihat replika kerangka binatang purba. Di Museum Satwa ini juga pernah dibuat menjadi tempat pengambilan Video Clip lagu dari The Virgin dengan lagunya Paruhan Jiwa. Bermacam sarana kegiatan luar ruang jumlah tersedia, yang paling lengkap yaitu BEJI outbound yang terletak di Desa Beji.
Kuliner Khas
- Sate Kelinci
- Jagung Bakar (wisata payung)
- Bermacam produk apel, termasuk: sari apel, jenang dan dodol apel, cuka apel
- Bermacam keripik: keripik singkong, kentang, dan aneka buah lainnya
- Bermacam sari buah: Sari buah apel, dan lainnya
- Soto ayam (terdapat beberapa kedai soto terkenal yang mejual soto ayam yang agaknya digemari masyarakat)
- Ketan (jajanan market, terdiri dari ketan, bubuk kelapa dan gula manis)
- Bakso (dikenal menjadi Bakso Batu)
- Lalap ikan wader
- Angsle (sejenis kolak dengan ketan dan serabi juga petulo yang sangat nikmat dengan suasana dingin kota batu)
- Tape ketan hitam (bisa ditemukan pada pemandian cangar yang dapat menghangatkan tubuh)
- Sate Ayam, Kelinci, dan Kambing khas Wisata Payung
- Tahu Kentaki DHIGADHO (Gorengan tahu alami, dengan rasa yang khas rempah rempah pilihan)
- Sego Bancakan, Ikan Bakar Lempung, Penyet-penyet, Tidak usah Lombok khas Batu di Kampung Lumbung
Walikota
Sumber referensi
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15.
- ^ http://jatim.bps.go.id
- ^ Setiawan, Reza N., dkk. 2008. Kota Batu: Dahulu dan Kini. hal. 1.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs Resmi Pemerintah Kota Batu
- (Indonesia) Arsip berita Kota Batu di MalangRaya.web.id
- (Indonesia) Outdoor Organizer di kota batu - Transtrek
Sumber :
indonesia-info.net, pasar.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.