Leukemia

Leukemia
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
Sediaan sumsum tulang dengan pewarnaan Wright. Sediaan menujukkan leukemia limfoblastik akut prekursor sel-B.
ICD-10C91.-C95.
ICD-9208.9
ICD-O:9800-9940
DiseasesDB7431

Leukemia; dalam bahasa Yunani leukos λευκός, "putih"; aima αίμα, "darah"), atau bertambah dikenal menjadi kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan dengan cara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih) [1]. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang ditukarkan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia memengaruhi hematopoiesis atau ronde perwujudan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.

Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan jumlah sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak jumlah merupakan sel yang muda, contohnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.

Pada tahun 2000, terdapat sekitar 256,000 anak dan matang di seluruh dunia menderita penyakit sejenis leukemia, dan 209,000 orang selang lain meninggal karena penyakit tersebut, [2] Hampir 90% dari semua penderita yang terdiagnosa yaitu matang. [3]

Klasifikasi

Leukemia dapat diklasifikasikan atas dasar:

Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis

Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam lebih kurang hari pertama hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang bertambah lama, hingga bertambah dari 1 tahun bahkan tidak kekurangan yang mencapai 5 tahun.

Tipe sel predominan yang terlibat: limfoid dan mieloid

Kemudian, penyakit diklasifikasikan dengan macam sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi.

  • Ketika leukemia memengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka dinamakan leukemia limfositik.
  • Ketika leukemia memengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, maka dinamakan leukemia mielositik.

Jumlah leukosit dalam darah

  • Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah bertambah dari normal, terdapat sel-sel abnormal
  • Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah tidak begitu dari normal, terdapat sel-sel abnormal
  • Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah tidak begitu dari normal, tidak terdapat sel-sel abnormal

Prevalensi empat tipe utama

Dengan mengombinasikan dua klasifikasi pertama, maka leukemia dapat dibagi menjadi:

  • Leukemia limfositik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada matang yang terutama telah berumur 65 tahun atau bertambah
  • Leukemia mielositik akut (LMA) bertambah sering terjadi pada matang daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya dinamakan leukemia nonlimfositik akut.
  • Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang matang yang berumur bertambah dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh matang muda, dan hampir tidak tidak kekurangan pada anak-anak
  • Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang matang. Dapat juga terjadi pada anak-anak, tapi sangat sedikit

Tipe yang sering diderita orang matang yaitu LMA dan LLK, sedangkan LLA sering terjadi pada anak-anak.

Patogenesis

Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang timbul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal jangan-jangan tidak menjalankan tugas dengan baik dampak tidak kekurangannya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi.

Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang bertambah lambat dibandingkan sel normal. Ronde pematangan atau maturasi berlanjut tidak sempurna dan lambat dan bertahan hidup bertambah lama dibandingkan sel sejenis yang normal.

Etiologi

Penyebab leukemia belum dikenal dengan cara pasti, tapi dikenal beberapa faktor yang dapat memengaruhi frekuensi leukemia, seperti:

Radiasi

Radiasi dapat menaikkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak tidak kekurangan laporan mengenai hubungan selang radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang mendukung:

  • Para pegawai radiologi bertambah sering menderita leukemia
  • Penderita dengan radioterapi bertambah sering menderita leukemia
  • Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang

Faktor leukemogenik

Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat memengaruhi frekuensi leukemia:

Epidemiologi

Herediter

Penderita sindrom Down memiliki insidensi leukemia akut 20 kali bertambah luhur dari orang normal.

Virus

Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada matang.

Penyembuhan

Beberapa luhur bentuk leukemia diobati dengan obat farmasi, pada umumnya digabungkan ke dalam sejenis kemoterapi obat-obatan multi. Dapat juga diobati dengan terapi radiasi. Dalam beberapa kasus, pencangkokan sumsum tulang juga dapat menyembuhkan leukimia. Bunga dan daun tapak dara juga berpotensi menjadi sumber obat untuk leukemia.

Leukemia akut

Manifestasi klinik

Manifestasi leukemia akut merupakan dampak dari komplikasi yang terjadi pada neoplasma hematopoetik dengan cara umum. Tapi setiap leukemia akut memiliki ciri khasnya masing-masing. Dengan cara garis luhur, leukemia akut memiliki 3 tanda utama yaitu:

  • Jumlah sel di perifer yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan terjadinya infiltrasi jaringan atau leukostasis
  • Penggantian elemen sumsum tulang normal yang dapat memproduksi komplikasi menjadi dampak dari anemia, trombositopenia, dan leukopenia
  • Pengeluaran faktor faali yang mengakibatkan komplikasi yang signifikan

Alat diagnosa

Leukemia akut dapat didiagnosa melalui beberapa alat, seperti:

  • Pemeriksaan morfologi: darah tepi, aspirasi sumsum tulang, biopsi sumsum tulang
  • Pewarnaan sitokimia
  • Immunofenotipe
  • Sitogenetika
  • Diagnostis molekuler


Lihat pula

Pranala luar

Rujukan

  1. ^ Simon, Sumanto, dr. Sp.PK (2003). Neoplasma Sistem Hematopoietik: Leukemia. Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta. 
  2. ^ Mathers, Colin D, Cynthia Boschi-Pinto, Alan D Lopez and Christopher JL Murray (2001). "Cancer incidence, mortality and survival by site for 14 regions of the world.". Global Programme on Evidence for Health Policy Discussion Paper No. 13 (World Health Organization). 
  3. ^ "Leukemia Facts & Statistics." The Leukemia & Lymphoma Society. Retrieved 2009-07-02.



Sumber :
pasar.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb-nya.