_
virus
Change to views  Mobile1, 2 Laptop 
A E J S X 1 6 
Helpful Topics : Astronomy   ⛯ Countries   ⛯ Economics   ⛯ Jabodetabek   ⛯ Medicine   ⛯ Religion   ⛯ Table of Content
Search in Collection of Free Studies   
ViPNet  (Beforehand view)(Nextvision 2030

Virus

Virus
Rotavirus
Rotavirus
Klasifikasi virus
Kelas:I–VII
Groups

I: Virus dsDNA
II: Virus ssDNA
III: Virus dsRNA
IV: Virus (+)ssRNA
V: Virus (−)ssRNA
VI: Virus ssRNA-RT
VII: Virus dsDNA-RT

Virus yaitu parasit mempunyai ukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut diakibatkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus berisi sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan penjaga yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus hendak diekspresikan menjadi baik protein yang dipakai untuk memuat bahan genetik maupun protein yang diperlukan dalam daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak macam organisme sel tunggal), selagi istilah bakteriofage atau fage dipakai untuk macam yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus kerap diperdebatkan statusnya menjadi makhluk hidup karena dia tidak dapat mengerjakan fungsi biologisnya dengan cara berdiri sendiri jika tidak benar dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

Daftar inti

Etimologi

Ucap virus berasal dari bahasa latin virion yang berarti racun, yang pertama kali dipakai di Bahasa Inggris tahun 1392.[1] Ciri utama "agen yang menyebabkan infeksi penyakit" pertama kali dipakai tahun 1728,[1] sebelum ditemukannya virus sendiri oleh Dmitry Iwanovsky tahun 1892.

Sejarah penemuan

Virus mosaik tembakau adalah virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron.
  • Virus telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, hal tersebut terbukti dengan hal benar beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan mengenai infeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir kuno (1400SM) yang memperlihatkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses V berpulang pada tahun 1196 SM dan dipercaya berpulang karena terserang virus Smallpox.
  • Pada jaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup terkenal yaitu virus Smallpox yang menyerang masyarakat cina pada tahun 1000. Hendak tetapi pada pada tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami kesudahan adalah pelopor penggunaan vaksin.
  • Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch menceritakan suatu "germ theory" yaitu bahwa mikroorganisme adalah penyebab penyakit. Pada saat itu juga terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal sampai saat ini yaitu :
  1. Mata-mata negara asing penyakit harus benar di dalam tiap kasus penyakit
  2. Mata-mata negara asing harus dapat diisolasi dari inang dan dapat ditumbuhkan dengan cara in vitro
  3. Ketika kultur mata-mata negara asing muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka dia dapat memunculkan penyakit
  4. Mata-mata negara asing yang sesuai dapat di ambil dan diisolasi pulang dari inang yang terinfeksi tersebut
  • Riset mengenai virus dimulai dengan riset mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membikin daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang dia teliti menjadi sakit sehabis disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut diakibatkan oleh bakteri yang semakin kecil dari biasanya dan tidak dapat diamati dengan mikroskop.
  • Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri baru saja dapat memunculkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua probabilitas, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut mempunyai kentara sangat kecil sehingga baru saja dapat melalui saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.[2] Probabilitas kedua ini dibuang pada tahun 1897 sehabis Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa mata-mata negara asing infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kekuatannya memunculkan penyakit tidak menjadi kurang sehabis beberapa kali ditransfer antartanaman.[2] Patogen mosaik tembakau disimpulkan menjadi bukan bakteri, melainkan adalah contagium vivum fluidum, yaitu sejenis air hidup pembawa penyakit.[2]
  • Sehabis itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melalui filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Tetapi demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya yaitu bakteri yang sangat kecil.[2]
  • Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, sehabis Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal menjadi virus mosaik tembakau.[3] Virus ini juga adalah virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.[4]
  • Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan jika ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga hendak terkena kanker.[5] Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak dapat dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga dapat menyebabkan kanker.[5] Rous menyimpulkan kanker diakibatkan karena sel virus pada sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat.[5] Penemuan tersebut adalah penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang dapat menyebabkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).[5]
  • Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard E Shope adalah model kanker pertama pada manusia yag diakibatkan oleh virus.[6] Dr Shope menjalankan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor pada hewan lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut.[6]
  • Wendell Stanley adalah orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus pada tahun 1935.[7] Virus yang dikristalkan adalah Tobacco Mozaic Virus (TMV).[7] Stanley menceritakan bahwa virus hendak dapat tetap aktif meskipun sehabis kristalisasi.[7]
  • Martha Chase dan Alfred Hershey pada tahun 1952 berhasil menemukan bakteriofage.[8] Bakterofage adalah virus yang memiliki inang bakteri sehingga hanya dapat bereplikasi di dalam sel bakteri.[8]

Struktur dan anatomi virus

Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.

Virus yaitu organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya semakin kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar diamati dengan mikroskop cahaya.[9]

Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA.[10] Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.[10] Selain itu, asam nukleat genom virus dapat mempunyai kentara linear tunggal atau sirkuler.[10] Banyak gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar.[10][9] Bahan genetik biasanya virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan biasanya yaitu RNA yang beruntai tunggal.[10]

Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan penjaga.[10] Protein yang menjadi lapisan penjaga tersebut dinamakan kapsid.[10] Bergantung pada tipe virusnya, kapsid dapat mempunyai kentara bulat (sferik), heliks, polihedral, atau kentara yang semakin kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.[10] Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang dinamakan kapsomer.[9][10]

Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral memuat asam nukleat dan ekor untuk menginfeksi inang.

Untuk virus mempunyai kentara heliks, protein kapsid (biasanya dinamakan protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus.[11] Misalnya, pada virus campak, tiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA mewujudkan heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.[11] Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini dinamakan nukleokapsid.[11] Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut.[11] Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan penghasilan ke sel inang pada awal infeksi.[11]

Virus cacar air memiliki selubung virus.

Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus dengan cara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.[12] Struktur ini dapat bervariasi dari ukuran 20 nanometer sampai 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam kentara simetri ikosahedral.[12] Banyak protein yang diperlukan untuk mewujudkan kapsid virus sferik dipilihkan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein.[12] Menjadi contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk mewujudkan kapsid.[12] Seperti virus kentara heliks, kapsid beberapa macam virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, tetapi biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.[12]

Beberapa macam virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang.Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.[13] Selubung ini berisi fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga berisi protein dan glikoprotein yang berasal dari virus.[13] Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Benar pula beberapa macam bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut dipakai oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.[14] Partikel komplet virus dinamakan virion. Virion berfungsi menjadi alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.[14]

Patogenesis Virus

Macam-macam infeksi virus

Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan bermacam dampak untuk inangnya.[15] benar yang berbahaya, tetapi juga benar yang dapat ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga dampak yang diproduksi tidak terlalu luhur.[15]

  1. Infeksi Akut
    infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat tetapi dapat juga mempunyai dampak fatal.[15] Dampak dari infeksi akut adalah :
    * Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)[15]
    * Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio[15]
    * Berlanjut kepada infeksi kronis[15]
    * Kematian[15]
  2. Infeksi Kronis
    Infeksi kronis adalah infeksi virus yang berkepanjangan sehingga benar resiko gejala penyakit muncul pulang.[15] Contoh dari infeksi kronis adalah :
    * Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)[15]
    * Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV [15]
    * Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh : shingles[15]
    * Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV
    * Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.[15]

Replikasi virus

Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi, pelepasan mantel, replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan pelepasan.

Pelekatan Virus

Pelekatan virus adalah proses interaksi awal antara partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang.[16] Pada tahap ini, jadi rantai spesifik antara molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus.[16] Beberapa macam virus memerlukan molekul lainnya untuk proses pelekatan yaitu koreseptor.[16]

Molekul reseptor yang target pada permukaan sel dapat mempunyai kentara protein (biasanya glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.[16]

Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus memiliki semakin dari satu reseptor sehingga mempunyai beberapa rute untuk berikatan dengan sel.[16]

Reseptor virus mempunyai beberapa kelas yang berbeda :

  • molekul immunoglobulin-like superfamily
  • reseptor terkait membran
  • saluran dan transporter transmembran[16]

Beberapa contoh virus beserta reseptor yang dimiliki :

  • Human Rhinovirus (HRV)
Human Rhinovirus memiliki reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion molecule-1).[17] Molekul tersebut adalah molekul adhesi yang fungsi normalnya yaitu untuk mengikatkan sel kepada substratnya.[17] struktur ICAM-1 mirip dengan molekul imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan menjadi protein supefamily immunoglobulin[17]
Struktur ICAM-1 memiliki lima Ig-like domain untuk berikatan dengan Lfa-1 (Leukocite function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), fibrinogen, dan PFIE (malaria infected erythocytes).[17]
10 serotipe dari HRV menggunakan ICAM-1 menjadi reseptor, sepuluh serotipe lainnya menggunakan protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.[17]
  • Poliovirus
mempunyai reseptor virus berupa protein membran integral yang juga anggota dari molekul superfamily immunoglobulin.[18] Reseptor ini memiliki tiga domain yaitu satu berupa variabel dan dua konstan.[18]
  • Virus influenza
Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu hemagglutinin (HA) dan neuraminidase.[19] HA hendak berikatan dengan reseptor virus influenza yang berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid).[19]
virus ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang benar pada rantai oligosakarida yang dengan cara kovalen berikatan dengan glikoprotein pada permukaan sel.[19]
hal benar asam sialat pada hampir semua macam sel menyebabkan virus influenza dapat berikatan dengan banyak tipe sel.[19]

Penetrasi

Penetrasi jadi pada waktu yang sangat singkat sehabis pelekatan virus pada reseptor di membran sel.[20] Proses ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat:

  • Translokasi partikel virus
Proses translokasi relatif jarang jadi di antara virus dan mekanisme belom sepenuhnya dipahami benar, probabilitas diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik.[21]
  • Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
proses endositosis adalah mekanisme yang sangat umum menjadi jalan turut virus ke dalam sel.[22] Tidak diperlukan protein virus spesifik selain yang telah dipakai untuk pengikatan reseptor.[22]
  • fusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)


Proses fusi virus berenvelop dengan membran sel baik dengan cara langsung maupun dengan permukaan sel maupun menyertai endositosis dalam sitoplasma.[22] Diperlukan hal benar protein fusi spesifik dalam envelop virus, misalnya : HA influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.[22]

Pelepasan Mantel

Tahap ini jadi sehabis proses penetrasi dimana kapsid virus baik seluruhnya maupun beberapa dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang.[20] Pada tahap ini genom virus terekspos dalam kentara kompleks nukleoprotein.[20] Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup sederhana dan jadi selama fusi pada membran virus dengan membran plasma.[20] untuk virus lainnya, tahap ini adalah proses multistep yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.[20]

Replikasi Genom dan Ekspresi Gen

7 Klasifikasi Baltimore.[23]

Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada material genetik alami dari virus tersebut.[24] Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kelompok seperti pengelompokan [[David Baltimore].[24] Proses ekspresi gen hendak memilihkan semua proses infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau laten).[24]

  • Kelas I : DNA Utas Ganda
Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok :
  1. Replikasi jadi di inti dan relatif tergantung kepada faktor-faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)[24]
  2. Replikasi jadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua faktor-faktor yang penting untuk transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan biasanya tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya[24].
  • Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi jadi di dalam nukleus, melibatkan kentara utas ganda intermediate menjadi cetakan untuk sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)[24]
  • Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya memiliki genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya ditranskripsi dengan cara terpisah untuk membikin monosistronik mRNA individual. contoh : Reoviridae[24]
  • Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA mewujudkan mRNA yang ditranslasikan untuk mewujudkan suatu polyprotein yang dipecah mewujudkan protein dewasa. Contoh : Picornaviridae[24]
  • Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
  1. Genom tidak bersegmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi yaitu transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA polimerase untuk membikin monosistronik mRNA yang juga menjadi cetakan untuk replikasi genom.[24]
  2. Genom bersegmen (Orthomixoviridae), replikasi jadi di dalam nukleus dimana monosistronik mRNA untuk masing-masing gen virus diproduksi oleh transkriptase virus.[24]
  • Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA Intermediate
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan tidak dipakai dengan cara langsung menjadi mRNA tetapi sebagi template untuk reverse transkriptase menjadi DNA.[24]
  • Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
Virus kelompok ini bergantung kepada reverse transkriptase, tetapi lain dengan retrovirus, prosesnya jadi di dalam partikel virus selama maturasi (Hepadnaviridae).[24]

Perakitan

Perakitan adalah proses pengerahan komponen-komponen virion pada bagian khusus di dalam sel.[20] Selama proses ini, jadi pembentukan struktur partikel virus.[20] Proses ini tergantung kepada proses replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus membiarkan lepas diri dari sel.[20] mekanisme perakitan bervariasi untuk virus yang berbeda-beda. Contoh : proses perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus jadi di sitoplasma, selagi itu proses perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus jadi di nukleus.[20]

Pematangan

Pematangan adalah tahap dari siklus hidup virus dimana virus bersifat infeksius.[20] pada tahap ini jadi perubahan struktur dalam partikel virus yang probabilitas diproduksi oleh pemecahan spesifik protein kapsid untuk membikin produk yang dewasa.[20] protease virus dan enzim seluler lainnya biasanya terlibat dalam proses ini.[20]

Pelepasan

Semua virus selain virus tanaman membiarkan lepas diri dari sel inang menempuh dua mekanisme :

  • untuk virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan adalah proses yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi terbuka dan virus keluar.[20]
  • untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel melalui membran , proses ini dikenal menjadi budding.[20]

Proses pelepasan partikel virus probabilitas dapat merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan probabilitas beberapa kembali tidak merusak sel (Retrovirus).[20]

Klasifikasi virus

Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik fungsional.[25]

  • Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan macam asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :[25]
  1. Virus DNA
  2. Virus RNA
  3. Virus berselubung
  4. Virus non-selubung
  • Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:[25]
  1. Virus Enterik
  2. Virus Respirasi
  3. Arbovirus
  4. Virus onkogenik
  5. Hepatitis virus
  • Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini dinamakan juga klasifikasi Baltimore yaitu:[25]
  1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
  2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
  3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
  4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
  5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
  6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
  7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

Contoh-contoh virus

Virus RNA

Virus RNA adalah virus yang memiliki materi genetik berupa RNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini yaitu virus kelas III, IV, V, dan VI. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini yaitu Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus.[26]

Retroviridae

Retroviridae adalah virus mempunyai kentara ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA berjumlah dua buah yang keduanya identik dan memiliki polaritas positif yang nantinya hendak diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang berguna untuk mengubah RNA menjadi DNA.[26][27]DNA yang diproduksi nantinya hendak berintegrasi ke dalam DNA sel inang menjadi provirus.[26] Virus ini termasuk ke dalam virus yang ganas, dapat menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor.[26] Sifatnya yang ganas tersebut diakibatkan salah satunya karena virus ini mudah merasai mutasi.[26]

Salah satu genus dari famili ini yang paling terkenal yaitu genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya yaitu HIV 1 dan 2.[26]

Picornaviridae

Picornaviridae adalah mempunyai ukuran kecil. Virus ini memiliki genom RNA dengan polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore.[28] Virus dalam famili ini mampu menyebabkan banyak penyakit pada manusia, di antaranya yaitu penyakit polio yang diakibatkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang diakibatkan oleh Rhinovirus.[28]

Orthomixoviridae

Orthomoxoviridae adalah virus yang memiliki selubung dengan materi genetik RNA bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore.[29] Ciri khan dari virus ini yaitu virus ini memiliki protein permukaan yang adalah antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).[29] Hemmaglutinin adalah bagian virus yang menempel pada sel target oleh karenanya antibodi terhadap hemmaglutinin dapat melindung dari infeksi virus.[29] Neuraminidase bertingkah laku yang dibuat untuk membiarkan lepas virion dari sel oleh karenanya antibodi terhadap NA dapat menekan tingkat keparahan infeksi virus.[29]

Virus ini di klasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :

  1. Influenza tipe A
    Influenza tipe A adalah virus yang menginfeksi bermacam spesies baik manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus).[29] Virus influenza tipe A dapat merasai antigenic drift dan antigenic shift. [29]
    Antigenic drift yaitu jadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang benar tidak dapat mengetahuinya kembali. Hal jadinya tersebut menyebabkan jadinya endemik musiman.[29]
    Antigenic shift yaitu munculnya subtipe barus virus influenza yang diakibatkan karena penggabunggan genetik antara manusia dengan virus hewan atau dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia. karena tidak benar atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik dapat jadi.[29]
  2. Influenza tipe B
  3. Influenza tipe C
  4. Tick-Borne Influenza
    virus ini adalah virus yang berasal dari kutu.[29]
Arboviruses

Arbovirus adalah singkatan dari ARthropoda-BOrne virus yaitu virus yang berasal dari kelompok Arthropoda.[30] Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu :

  1. Togaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini yaitu Rubellavirus.[30]
  2. Flaviviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini yaitu Hepatitis C virus dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.[30]
  3. Bunyaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini yaitu California encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.[30]
  4. Reoviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini yaitu reovirus yang menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada anak-anak.[30]

Virus DNA

Virus DNA adalah virus yang memiliki materi genetik berupa DNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini yaitu virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini yaitu Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae.[31]

Herpesviridae

Herpesviridae adalah kelompok virus mempunyai ukuran luhur dengan materi genetik DNA utas ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam kelompok ini dapat menyebabkan penyakit ganas dan juga dapat menyebabkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi.[31] Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :

  1. Alpha Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu juga.[31] infeksi virus ini bersifat laten persisten diakibatkan karena kekuatan genom virus ini untuk berintergrasi dengan sel inang.[31] jika kondisi inang baru saja lemah, maka benar probabilitas penyakit dapat muncul pulang pada tempat yang sesuai.[31]
    contoh dari virus ini yaitu Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.[31]
  2. Beta Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut hendak tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier.[31] virus ini menyebabkan infeksi pada bayi dan pengembangan abnormal (penyakit kongenital).[31]
    contoh dari virus ini yaitu Cytomegalovirus.[31]
  3. Gamma Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.[31]
    contoh dari virus ini yaitu Epstein-Barr virus.[31]
Parvoviridae

Parvoviridae adalah virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore.[32] Virus ini tidak memiliki selubung virus dan adalah virus manusia yang mempunyai ukuran paling kecil.[32] Virus adalah virus yang tidak sempurna sehingga perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga kerap dinamakan Adeno-Associated Virus(AAV).[32] Salah satu contoh kelompok ini yaitu virus B-19 yang dapat menyebabkan cacat atau keguguran pada janin.[32]

Poxviridae

Poxviridae adalah virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore.[33] Ciri khas dari virus ini yaitu virus ini memiliki morfologi luhur dan kompleks.[33] Virus yang terkenal dalam kelompok ini yaitu Smallpox.[33] Smallpox cukup terkenal karena memunculkan pandemik yang sangat luhur diseluruh dunia.[33] sekarang virus Smallpox sudah dimusnahkan.[33]

Peranan Virus dalam Kehidupan

Beberapa virus benar yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.[15] Menempuh terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh).[15] Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor ­biologi pada Purdue's School of Science telah menemukan cara penggunaan virus dalam dunia kesehatan.[15] Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember ­2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat dimanfaatkan menjadi pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru).[15] Meskipun demikian, biasanya virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.[15]

Virus sangat dikenal menjadi penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan.[15] Sejauh ini tidak benar makhluk hidup yang tahan terhadap virus.[15] Tiap virus dengan cara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang jadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut diakibatkan oleh virus HIV yang dengan cara khusus menyerang sel darah putih.[15] Tabel berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang diakibatkan oleh virus.[15]

Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan untuk hewan dan tumbuhan.[15] Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani dampak ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang menjadi kurang.[15]

Penyakit hewan dampak virus

Penyakit tetelo, yakni macam penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya yaitu new castle disease virus (NCDV).[15] Penyakit kuku dan mulut, yakni macam penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.[15] Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).[15] Penyakit rabies, yakni macam penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet, diakibatkan oleh virus rabies.[15]

Penyakit tumbuhan dampak virus

Penyakit mosaik, yakni macam penyakit yang menyerang tanaman tembakau.[2] Penyebabnya yaitu tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni macam penyakit yang menyerang tanaman padi.[2] Penyebabnya yaitu virus Tungro.[2] Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya yaitu virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).[2]

Penyakit manusia dampak virus

Contoh paling umum dari penyakit yang diakibatkan oleh virus yaitu pilek (yang dapat saja diakibatkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang diakibatkan virus HIV), dan demam herpes (yang diakibatkan virus herpes simpleks).[34] Kanker leher rahim juga diduga diakibatkan beberapa oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen infektan.[34] Juga benar beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga menjadi penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.[34]

Potensi virus untuk menyebabkan wabah pada manusia memunculkan kekhawatiran penggunaan virus menjadi senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di laboratorium.[34]

Kekhawatiran juga jadi terhadap penyebaran pulang virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa.[34] Beberapa suku bangsa Indian telah punah dampak wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa.[34] Meskipun sebenarnya diragukan dalam banyak mestinya, diyakini kematian telah jadi dalam banyak luhur.[34] Penyakit ini dengan cara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.[34]

Salah satu virus yang diasumsikan paling berbahaya yaitu filovirus.[34] Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola.[34] Filovirus yaitu virus mempunyai kentara panjang seperti cacing, yang dalam banyak luhur tampak seperti sepiring mi.[34] Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan jadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 sampai 2005, hal jadinya ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.[34]

Diagnosis di laboratorium

Deteksi, isolasi, sampai analisis suatu virus biasanya melalui proses yang sukar dan mahal.[35] Karena itu, riset penyakit dampak virus membutuhkan sarana luhur dan mahal, termasuk juga peralatan yang mahal dan tenaga berbakat dari bermacam bagian, misalnya teknisi, berbakat biologi molekular, dan berbakat virus.[35] Biasanya proses ini dilaksanakan oleh lembaga kenegaraan atau dilaksanakan dengan cara kerjasama dengan bangsa lain menempuh lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).[35]

Pencegahan dan pengobatan

Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sukar untuk dibunuh.[36] Cara pengobatan sejauh ini yang diasumsikan paling efektif yaitu vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala dampak infeksi virus.[36]

Penyembuhan penyakit dampak infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sesuai sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus.[36] Efek samping penggunaan antibiotik yaitu resistansi bakteri terhadap antibiotik.[36] Karena itulah diperlukan pemeriksaan semakin lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit diakibatkan oleh bakteri atau virus.[36]

Lihat pula

Sumber referensi

  1. ^ a b Templat:Vcite web
  2. ^ a b c d e f g h Akin, H.M. (2005). Virologi Tumbuhan (Didigitalisasi oleh Google Penjajakan Buku). Yogyakarta: Kanisius. pp. hlm. 17. ISBN 9792111808, 9789792111804. Retrieved 2009-03-13. 
  3. ^ Campbell et al. (2002), hlm. 341. Diakses pada 26 Maret 2009.
  4. ^ Creager, A.N.H. (2002). The life of a virus: tobacco mosaic virus as an experimental model, 1930-1965 (Didigitalisasi oleh Google Penjajakan Buku) (Edisi ke-2 ed.). Chicago: University of Chicago Press. pp. hlm. 119. ISBN 0226120260, 9780226120263. Retrieved 2009-03-26. 
  5. ^ a b c d Rous P (1911). "A sarcoma of the fowl transmissible by an agent separable from the tumor cells" (pdf). J Exp Med 13: 397–399. 
  6. ^ a b Shope RE (1933). "Infectious papillomatosis of rabbits; with a note on the histopathology" (pdf). J Exp Med 58: 607. 
  7. ^ a b c Stanley WM (1933). "Isolation of a crystalline protein possessing the properties of tobacco mosaic virus" (pdf). Science 81: 644–645. 
  8. ^ a b Hershey AD, Chase M (1952). "Independent Function of Viral Protein and Nucleic Acid in Growth of Bacteriophage" (pdf). Journal of General Physiology 36: 39–56. 
  9. ^ a b c Campbell et al. (2002), hlm. 342. Diakses pada 26 Maret 2009.
  10. ^ a b c d e f g h i Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  11. ^ a b c d e Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  12. ^ a b c d e Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  13. ^ a b Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  14. ^ a b Strauss, JH.; Strauss, EG. (2008), Viruses and Human Disease, London: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  15. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa Evans, AS.; Kaslow, RA. (1997), Viral Infections of Humans:epidemiology and Control, New York: Plenum Publishing Corporation, ISBN 0-306-44856-4  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  16. ^ a b c d e f Schneider-Schaulies J (2000). "Cellular receptors for viruses: links to tropism and pathogenesis" (pdf). Journal of General Virology 81: 1413–1429. 
  17. ^ a b c d e Olson NH (1992). "Structure of a human rhinovirus complexed with its receptormolecule" (pdf). Proc. Natl. Acad. Sci. USA 90: 507–511. 
  18. ^ a b Yongning H. (2000). "Interaction of the poliovirus receptor with poliovirus" (pdf). PNAS 97: 79–84. 
  19. ^ a b c d Hidari KIPJ (2010). "Glycan Receptor for Influenza Virus" (pdf). The Open Antimicrobial Agents Journal 2: 26–33. 
  20. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  21. ^ Cossart, P (2005), Cellular Microbiology, Washington DC: American Society for Microbiology Press, ISBN 1-55581-302-X  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  22. ^ a b c d Cheng, H.; Hammar, L. (2004), Cellular Microbiology, Singapore: World Scientifis Publishing Co. Pte. Ltd., ISBN 981-238-614-9  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  23. ^ Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Applications, England: John Wiley & Sons, Ltd., ISBN 978-0-470-023860-0  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  24. ^ a b c d e f g h i j k l Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  25. ^ a b c d Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Application, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-02386-0  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  26. ^ a b c d e f Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  27. ^ Breeze, R.; Budowle, B.; Schutzer, SE. (2005), Microbial Forensics, London: Elsevier Inc, ISBN 0-12-088483-6  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  28. ^ a b Rapley, R. (2005), Medical Biomedical Handbook, New Jersey: Humana Press, ISBN 978-1-58829-288-9  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  29. ^ a b c d e f g h i White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  30. ^ a b c d e Oxford, JS.; Oberg, B. (1985), Conquest of viral diseases: a topical review of drugs and vaccines, Netherlands: Elsevier Science Publisher B.V, ISBN 0-444-80566-4  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  31. ^ a b c d e f g h i j k Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penjajakan Buku Google)g
  32. ^ a b c d Nermut, MV.; Steven, AC. (1987), Animal Virus Structure, New York: Elsevier Science Publishing Company, ISBN 0-444-80879-5  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  33. ^ a b c d e White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  34. ^ a b c d e f g h i j k l Crowley, LV. (2010), An Introduction to Human Disease: Pathology and Pathophysiology, Sudburry: Jones and Bartlett Publishers, ISBN 978-0-7637-6591-0  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  35. ^ a b c Zuckerman, AJ.; Banatvala, JE.; Griffiths, P. (2009), Principles and Practice of Clinical Virology, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-51799-4  (lihat di Penjajakan Buku Google)
  36. ^ a b c d e Singh, M. (2007), Vaccine Adjuvants and Delivery Systems, New Jersey: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-471-73907-4  (lihat di Penjajakan Buku Google)

Pranala luar

  • (Inggris) Perpustakaan Online hal virus
  • (Inggris) Wong's Virology
  • (Inggris) Apa itu virus?



Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, pasar.nomor.net, dan sebagainya.



Tags (tagged): , virus, collection, of, free studie
Toll-free service
0800 1234 000
 Job Exchange
 Many Kinds Discussions
 Online Tuition in the Best 168 PTS
 Online Registration
eduNitas.com
Site Special Tuition
UNKRIS Jakarta
Online Registration
Profile UNKRIS Jakarta
Student Admission
Study Program
Postgraduate (MM, S2)
Prospects Alumnus
UNKRIS Jakarta web list
Employee Class Web
Main Websites
Helpful Topics
 ⛯ Disney
 ⛯ Europe
 ⛯ Football
 ⛯ Gorontalo
 ⛯ History
 ⛯ Marshall Islands
 ⛯ Naruto
 ⛯ Plant
 ⛯ Science
 ⛯ US Virgin Islands
 ⛯ West Kalimantan
 Reference book
 Psychological Test Practice
 Literature
 Multifarious Promotion
 Scholarship Submission
 Download Catalogs
 Tuition Scholarships
 Extension School Program
 Master School Program
 Morning College
 Regular Night Course Program
 Try Out Sample Questions
 Sholat Times
 Quran Online


virus   ⛯   Collection of Free Studies
_