Kabupaten Banjarnegara Lambang Kabupaten Banjarnegara Motto: Wani Memetri Rahayuning Praja
|
Peta lokasi Kabupaten Banjarnegara Koordinat: 7° 12' -7° 31' LS dan 109° 29' -109° 45' BT |
Provinsi | Jawa Tengah |
Dasar hukum | UU No. 13/1950 |
Ibu kota | Banjarnegara |
Pemerintahan |
- Bupati | H. Sutedjo Slamet Utomo, SH, M.Hum (2011-2016) |
- DAU | Rp. 763.426.566.000.-(2013)[1] |
Luas | 1.096,74 kilometer2 |
Populasi |
- Total | 985.000 jiwa (2012) |
- Kepadatan | 898,12 jiwa/km2 |
Demografi |
- Kode area telepon | 0286 |
Pembagian administratif |
- Kecamatan | 20 |
- Kelurahan | 12 |
- Desa | 266 |
- Situs web | [http://banjarnegarakab.go.id |
Kabupaten Banjarnegara, merupakan sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibukotanya namanya juga Banjarnegara. Kabupaten Banjarnegara terletak di selang 7° 12' - 7° 31' Lintang Selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara merupakan 106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini bersamaan batasnya dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di Utara, Kabupaten Wonosobo di Timur, Kabupaten Kebumen di Selatan, dan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga di Barat.
Geografi
Bentang dunia berdasarkan bentuk kelola dunia dan penyebaran geografis, wilayah ini dapat dibagi menjadi 3 anggota, yaitu :
- Zona Utara, merupakan kawasan pegunungan yang merupakan anggota dari Dataran Tinggi Dieng, Pegunungan Serayu Utara. Daerah ini memiliki relief yang curam dan bergelombang. Di perbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang terdapat sebagian puncak, seperti Gunung Rogojembangan dan Gunung Prahu. Sebagian kawasan digunakan sebagai obyek wisata, dan terdapat pula tenaga listrik panas bumi. Pada sebelah utara meliputi Kecamatan : Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Pagentan, Pejawaran, Batur, Karangkobar, Madukara
- Zona Tengah, merupakan zona Depresi Serayu yang cukup subur. Anggota wilayah ini meliputi Kecamatan : Banjarnegara, Madukara, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, Purworejo Klampok, Susukan, Wanadadi, Banjarmangu, Rakit
- Zona Selatan, merupakan anggota dari Pegunungan Serayu, merupakan daerah pegunungan yang berrelif curam. Meliputi Kecamatan : Pagedongan, Banjarnegara, Sigaluh, Mandiraja, Bawang, Susukan
Topografi
Topografi wilayah ini sebagian luhur (65% lebih) tidak kekurangan di ketinggian selang 100 s/d 1000 meter dari permukaan laut. Secara rinci pembagian wilayah berdasarkan topografi.
- Belum cukup dari 100 m dari permukaan cairan laut, meliputi luas 9,82 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Susukan dan Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwanegara dan Bawang.
- Selang 100 - 500 m dari permukaan cairan laut, meliputi luas 37,04 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Punggelan, Wanadadi, Rakit, Madukara, sebagian Susukan, Mandiraja, Purwanegara, Bawang, Pagedongan, Banjarmangu dan Banjarnegara.
- Selang 500 -1.000 m dari permukaan cairan laut, meliputi luas 28,74% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian Banjarnegara, Pagedongan dan Banjarmangu.
- Bertambah dari 1.000 m dari permukaan cairan laut, meliputi luas 24,40% dari seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi Kecamatan Pejawaran, Batur, Wanayasa, Kalibening, Pandanarum, Karangkobar dan Pagentan.
Sungai Serayu mengalir menuju ke Barat, serta anak-anak sungainya termasuk Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi. Sungai tersebut dimanfaatkan sebagai sumber irigasi pertanian.
Wilayah kabupaten Banjarnegara memiliki iklim tropis, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/tahun, serta suhu rata-rata 20°- 26° C.
Pembagian administratif
Kabupaten Banjarnegara terdiri atas 20 kecamatan, yang dibagi lagi atas 273 desa dan 5 kelurahan. Pusat pemerintahan tidak kekurangan di Kecamatan Banjarnegara, untuk Kecamatan Terluas merupakan Kecamatan Punggelan yang juga memiliki penduduk terbanyak.
Kota-kota kecamatan yang cukup signifikan adalah: Mandiraja, Wanadadi, Karangkobar dan Klampok.
Edukasi
Terdapat sebagian sekolah favorit dan sudah berstandar nasional selang lain :
- SMK Negeri 1 Bawang
- SMK Negeri 2 Bawang
- SMK Negeri 1 Punggelan
- SMK Negeri 1 Wanayasa
- SMA Negeri 1 Banjarnegara
- SMA Negeri 1 Purwareja klampok
- SMA Negeri 1 Purwanegara
- SMA Negeri 1 Bawang
di Banjarnegara juga terdapat perguruan tinggi baik negeri maupun swasta selang lain:
- Politeknik Negeri Banjarnegara
- STIE Taman Siswa
Situs Website Banjarnegara
Situs Website yang tidak kekurangan di Banjarnegara :
- Situs Resmi Kabupaten Banjarnegara
- Polres Banjarnegara
- Dieng Plateau Tourism
- Budpar banjarnegara
- Pengadilan Negeri Banjarnegara
- Bapeda Banjarnegara
- situs resmi KPPN Banjarnegara
Transportasi
Banjarnegara dilalui jalan provinsi yang menghubungkan selang Banyumas dengan Magelang dan Semarang. Klampok merupakan persimpangan jalur menuju Purbalingga dan Banyumas. Selain itu terdapat jalan provinsi yang menghubungkan Banjarnegara dengan Batang, melintasi Dataran Tinggi Dieng.
Angkutan bis antarkota yang melewati Banjarnegara diantaranya merupakan jurusan Solo-Bawen-Wonosobo-Purwokerto, Semarang-Bawen-Wonosobo-Purwokerto, Wonosobo-Banjarnegara-Bandung, Wonosobo-Banjarnegara-Banyumas serta Banjarnegara-Jakarta.
Alternatif lain merupakan menggunakan perbuatan baik angkutan travel yg diantaranya dilayani merupakan Jakarta-Purwokerto-Banjarnegara-Wonosobo; Bandung-Purwokerto -Banjarnegara-Wonosobo; Purwokerto-Banjarnegara-Semarang; Purwokerto-Banjarnegara-Yogya; Purwokerto-Banjarnegara-Semarang-Surabaya
Alternatif angkutan di dalam kota Banjarnegara merupakan menggunakan Angkutan Kota (Angkot),Becak, Dokar (Kereta kuda)
Sejarah
Dalam perang Diponegoro, R.Tumenggung Dipoyudo IV berbuat jasa kepada pemerintah mataram, sehingga di usulkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono VII untuk di tetapkan menjadi bupati banjar berdasarkan Resolutie Governeor General Buitenzorg tanggal 22 agustus 1831 nomor I, untuk memberi konten jabatan Bupati Banjar yang telah dihapus setatusnya yang berkedudukan di Banjarmangu dan dikenal dengan Banjarwatulembu. Usul tersebut disetujui.
Persoalan meluapnya Sungai Serayu menjadi kendala yang menyukarkan komunikasi dengan Kasunanan Surakarta. Kesusahan ini menjadi sangat dirasakan menjadi beban bagi bupati ketika beliau harus menghadiri Pasewakan Luhur pada saat-saat tertentu di Kasultanan Surakarta. Untuk mengatasi masalah ini diputuskan untuk menggantikan ibukota kabupaten ke selatan Sungai Serayu. Daerah Banjar (sekarang Kota Banjarnegara) menjadi pilihan untuk diambil keputusan sebagai ibukota yang baru. Kondisi daerah yang baru ini merupakan persawahan yang luas dengan sebagian lereng yang curam. Di daerah persawahan (Banjar) inilah didirikan ibukota kabupaten (Negara) yang baru sehingga nama daerah ini menjadi Banjarnegara (Banjar : Sawah, Negara : Kota).
R.Tumenggung Dipoyuda menjabat Bupati hingga tahun 1846, selanjutnya diwakili R. Raja muda Dipodiningkrat, tahun 1878 pensiun. Penggantinya diambil dari luar Kabupaten Banjarnegara. Gubermen (pemerintahan) mengangkat Mas Ngabehi Atmodipuro, patih Kabupaten Purworejo(Bangelan) I Gung Kalopaking di panjer (Kebumen) sebagai penggantinya dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung Jayanegara I. Beliau mendapat ganjaran pangkat "Adipati" dan tanda kehormatan "Bintang Mas" Tahun 1896 beliau wafat diwakili putranya Raden Mas Jayamisena, Wedana distrik Singomerto (Banjarnegara) dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung JayanegaraII. Dari pemerintahan Belanda Raden Tumenggung Jayanegara II mendapat anugrah pangkat "Raja muda Aria" Payung emas Bintang emas luhur, Officer Oranye. Pada tahun 1927 beliau tamat, pensiun. Penggantinya putra beliau Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro, yang juga mendapat anugrah sebutan Tumenggung Aria, beliau keturunan kanjeng R. Raja muda Dipadingrat, artinya kabupaten kembali kepada keturunan para penguasa terdahulu. Diantara para Bupati Banjarnegara, Arya Sumitro Kolopaking yang menghayati 3 jaman, yaitu jaman Hindia Belanda, Jepang dan RI, dan menghayati serta menangani langsung Gelora Revolusi Nasional (1945 - 1949). Ia mengalami sebutan "Gusti Kanjeng Bupati", lalu "Banjarnegara Ken Cho" dan penghabisannya "Bapak Bupati". Selanjutnya yang menjadi Bupati setelah Raden Aria Sumtro Kolopaking Purbonegoro ialah : R. Raja muda Dipadiningrat (1846-1878)
- Mas Ngabehi Atmodipuro (1878-1896)
- Raden Mas Jayamisena (1896-1927)
- Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro (1927-1949)
- Raden Sumitro, Tahun 1949 - 1959.
- Raden Mas Soedjirno, Tahun 1960 - 1967.
- Raden Soedibjo, Tahun 1967 - 1973.
- Drs. Soewadji, Tahun 1973 - 1980.
- Drs.H. Winarno Surya Adisubrata, Tahun 1980 - 1986.
- H. Endro Soewarjo, Tahun 1986 - 1991.
- Drs.H.Nurachmad, Tahun 1991 - 1996.
- Drs.H.Nurachmad, tahun 1996 - 2001.
- Drs.Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup : Drs. Hadi Supeno, Msi, tahun 2001-2006
- Drs.Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup : Drs. Soehardjo. MM, tahun 2006-2011
- Sutedjo dan Wabup : Hadi Supeno tahun 2011-2016
Lambang
Tanggal 17 Agustus 1967 merupakan tanggal bersejarah bagi rakyat Banjarnegara yang ditandai pembukaan selubung Lambang Daerah Kabupaten Banjarnegara oleh Bupati Banjarnegara ke-7, M.Soedjirno, di ruang sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong (DPRDGR), setelah disyahkan DPRDGR Kabupaten Banjarnegara 11 Agustus 1967.
LAMBANG Daerah itu "diukir" oleh panitia khusus DPRDGR, ditambah gambar dari pemenang kedua dan pemenang harapan "Sayembara Lambang". terdiri dari: R. soenardi (Ketua merangkap anggota), Moh. Kosim (Wakil ketua merangkap anggota), Soetarno (anggota), dan Soedijono Tjokrosapoetra (anggota), dan Marchaban Mangunhardjo (anggota). Panitia khusus tersebut dibuat berdasarkan Surat Keputusan DPRDGR Banjarnegara No. 145/17/DPRDGR-66 tertanggal 9 Desember 1966.
Arti Lambang
SESANTI / SURYA SENGKALA Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjarnegara Nomor 11 Tahun 1988 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tentang Lambang Daerah. Sesanti tersebut berbunyi : "WANI MEMETRI RAHAYUNING PRAJA" Yang mempunyai makna : Segenap Warga Daerah Banjarnegara bertekad bulat melestarikan kemakmuran menuju kebahagiaan lahir bathin bagi rakyat dan pemerintahannya.
Kebutuhan hidup khas Banjarnegara
Kebutuhan hidup khas Banjarnegara diantaranya Dawet Ayu, Tempe Mendhoan, Combro Kering, Bakso (bukan merupakan asli Banjarnegara, melainkan dibawa oleh pendatang dari Wonogiri), Apem Madukara, Jenang Salak Madukara, Buntil (di pasar tersedia banyak), jipang, keripik kentang Batur, keripik Mujahir dari Luwung Kec. Rakit.
Obyek Wisata di Banjarnegara
Obyek wisata yang tidak kekurangan di Banjarnegara, diantaranya Obyek Wisata Dataran Tinggi Dieng, Taman Rekreasi Marga Satwa Serulingmas, Arung Jeram Sungai Serayu, Bendungan Panglima Luhur Jenderal Soedirman Curug Pitu, Surya Yudha Park, Serayu Park, dll .
Tokoh Dari Banjarnegara
- M. Ma'ruf, Mantan Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Indonesia Bersatu (2004 s/d 2007)' lantas digantikan oleh H. Mardiyanto
- Ebiet G. Ade, Penyanyi lagu-lagu balada di era 70an hingga sekarang
Referensi
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15.
- ^ Data Konten Edukasi (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banjarnegara (2010/2011)
Sumber :
id.wikipedia.org, informasi.web.id, pasar.pahlawan.web.id, wiki.edunitas.com, dsb.