Sejarah Jawa Timur

Peta Jawa Timur
Kantor gubernur Jawa Timur di Surabaya pada tahun 1951

Jawa Timur merupakan salah satu dari delapan provinsi paling awal di Indonesia. Provinsi lainnya merupakan Sumatera, Borneo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil. Gubernur pertama provinsi Jawa Timur merupakan R.M.T.A. Surjo.

Kehidupan manusia sebagai penduduk baru muncul lebih kurang masa abad 8, merupakan, dengan ditemukannya prasasti Dinoyo di daerah Malang. Prasasti yang bertahun 760 M ini memberitahukan peristiwa politik dan kebudayaan di Kerajaan Dinoyo. Nama Malang sendiri diperkirakan bermula dari nama sebuah propertti suci yang dinamakan Malangkuseswara. Nama ini setidaknya terdapat dalam satu prasasti, merupakan, prasasti Mantyasih yang bertahun 907 M.

Pada tahun 1222, Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari. Ia berkuasa di kerajaan itu sampai tahun 1292. Ketika belum berkuasa, Ken Arok merebut kekuasaan di Tumapel, Kediri, dari Tungul Ametung. Kerajaan Singasari memberi kami peninggalan berupa candi Dieng. Keturunan Dinasti Ken Arok ini akhir dijadikan raja-raja Singasari dan Majapahit di masa abad ke 13 sampai masa abad 15.

Pada tahun 1227: Anusapati membunuh Ken Arok. Ia akhir dijadikan raja Singasari. Kekuasaan Anusapati hanya berlangsung 20 tahun. Ia dibunuh Tohjaya. Tiga tahun akhir, Tohjaya terbunuh dalam pemberontakan yang diberi nasihat oleh Jaya Wisnuwardhana, putra Anusapati. Tahun 1268, Wisnuwardhana meninggal, takhtanya sebagai raja Singasari ditukarkan oleh Kertanegara (1268-1292). Pada tahuan 1292, Kertanegara dikalahkan oleh pemberontak bernama Jayakatwang, maka berakhirlah kekuasaan Kertanegara sekaligus menghabisi riwayat Kerajaan Singasari.

Pada tahun 1294, Kerajaan Majapahit berdiri. Pendirinya merupakan Raden Wijaya. Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Ia didampingi oleh mahapatih Gajah Mada. Bersama patihnya ini Hayam Wuruk berhasil menyatukan wilayah yang lebar di bawah nama Dwipantara.

Pada tahun 1357, Dijadikan peristiwa Bubat, merupakan, perang selang Raja Sunda dan Patih Majapahit Gajah Mada. Peristiwa ini bermula dari kehendak raja Hayam Wuruk untuk mengambil putri Sunda yang bernama Dyah Pitaloka sebagai permaisurinya. Tetapi karena dijadikan salah nasihat mengenai prosedur perkawinan, rancangan tersebut berujung pada suatu pertempuran di Bubat. Pasukan Majapahit, di bawah pimpinan Patih Gajah Mada berhasil menaklukan Pajajaran dalam perang Bubat tersebut.

Pada tahun 1389, Hayam Wuruk wafat. Jabatannya ditukarkan oleh Wikramawardhana. Era ini merupakan awal dari runtuhnya Majapahit. Salah satunya diakibatkan demikianlah keadaanya kekecewaan anak Hayam Wuruk yang lain, merupakan, Wirabumi. Setelah periode itu, mulai bermunculan kerajaan Islam. Perkembangan lain, bangsa Eropa mulai datang ke Nusantara dan berusaha untuk membangun kekuatan. Pada akhir-akhirnya mereka menerapkan kolonialisme. Pada awal masa abad 20, sistem pemerintahan kerajaan dihapuskan, diwakili dengan sistem keresidenan. Pada era penjajahan Jepang, perlawanan rakyat tetap dijadikan. Di Blitar dijadikan pemberontaka PETA (Pembela Tanah Air) pada awal tahun 1945. Pemberontakan ini diberi nasihat oleh Supriyadi, Moeradi, Halir Mangkudijoyo, dan Soemarto. Meskipun pada akhir-akhirnya pemberontakan ini bisa dipadamkan. Tetapi jiwa pemberontakan tersebut mampu mengobarkan semangat kemerdekaan pada seluruh rakyat Jawa Timur.

Dua pekan setelah proklamasi kemerdekaan, Surabaya telah memiliki pemerintahan sendiri dan mempunyai bentuk residen. Residennya yang pertama merupakan R. Soedirman. Terbentuknya pemerintahan di Surabaya ini menimbulkan sengketa dengan Jepang, bahkan dijadikan beragam pertempuran. Penyebabnya merupakan Jepang yang saat itu telah menyerah kepada sekutu, diwajibkan untuk tetap berkuasa sampai saatnya kekuasaan tersebut diserahkan kepada sekutu.

Kedatangan pasukan sekutu dengan diboncengi Belanda (NICA) ke Surabaya, menambah panas suasana. Puncaknya dijadikan pada tanggal 10 November 1945 dimana dijadikan perang akbar selang arek-arek Suroboyo melawan Sekutu. Tanggal 10 November akhir dipastikan sebagai hari pahlawan.

Pertempuran tersebut memaksa gubernur Suryo, atas saran Tentara Keamanan Rakyat (TKR), memindahkan jabatan pemerintahan daerah ke Mojokerto. Seminggu akhir, pemerintahan pindah lagi ketempat yang lebih aman, merupakan, di Kediri. Tetapi kondisi keamanan Kediri kian hari kian buruk sampai akhir-akhirnya, pada bulan Februari 1947, pemerintahan provinsi Jawa Timur dipindah lagi ke Malang. Pada waktu pemerintahan aci di Malang ini, dijadikan pergantian Gubernur, Suryo ditukarkan oleh R.P. Suroso yang akhir ditukarkan lagi oleh Dr. Moerdjani. Pada tanggal 21 Juli 1947, meskipun masih terikat dengan akad Linggarjati dan akad gencatan senjata yang berlangsung sejak tanggal 14 Oktober 1946, Belanda menjalankan Tingkah laku yang dibuat Militer I. Tingkah laku yang dibuat militer Belanda ini menebabkan kondisi keamanan di Malang memburuk. Akhir-akhirnya Pemerintahan Provinsi Jawa Timur pindah lagi ke Blitar.

Protes rakyat mengusir berdirinya Negara Jawa Timur, Agustus 1950

Tingkah laku yang dibuat militer ini akhir-akhirnya setelah dilakukan akad Renville. Tetapi akad ini mempunyai dampak negatif bagi Jawa Timur, yakni, berkurangnya wilayah kekuasaan pemerintah provinsi Jawa Timur. Belanda akhir menjadikan daerah yang dikuasainya sebagai negara baru, misalnya negara Madura dan negara Jawa Timur.

Diantara kesulitan yang dihadapi pemerintah RI ini, dijadikan pemberontakan PKI di Madiun tanggal 18 September 1948. Tetapi akhir-akhirnya pemberontakan ini bisa ditumpas oleh Tentara Republik Indonesia. Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Tingkah laku yang dibuat Militer II. Blitar, yang waktu itu masih dipergunakan sebagai tempat pemerintahan provinsi Jawa Timur diserang. Gubernur Dr. Moerdjani dan stafnya terpaksa menyingkir dan bergerilya di lereng Gunung Willis. Tingkah laku yang dibuat militer II akhir-akhirnya setelah tercapai persetujuan Roem-Royen tanggal 7 Mei 1949.

Belanda menarik pasukannya dari Jawa Timur setelah diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang membuat piagam pengakuan kedaulatan negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Jawa Timur berubah status dari provinsi dijadikan negara anggota. Tetapi rakyat Jawa Timur ternyata tidak mendukung perubahan status tersebut. Rakyat menuntut ditiadakannya negara Jawa Timur. Akhir-akhirnya pada tanggal 25 Februari 1950, negara Jawa Timur ditiadakan dan dijadikan anggota wilayah Republik Indonesia. Keputusan untuk bergabung kembali dengan RI ini diiringi oleh negara Madura.

Lihat pula

Sejarah Indonesia berdasarkan provinsi
 
Sumatera
Garuda Pancasila
 
Jawa
  • Jakarta
  • Jawa Barat
  • Banten
  • Jawa Tengah
  • Yogyakarta
  • Jawa Timur
 
Kalimantan
 
Nusa Tenggara
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
 
Sulawesi
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Gorontalo
 
Aibku
  • Aibku
  • Aibku Utara
 
Papua
  • Papua Barat
  • Papua
 
Topik mengenai Jawa
 
Provinsi
JavaLocatie-1-.png
 
Gubernur
 
Pembagian
administratif
 
Sekolah
 
Tokoh
 
Sejarah
Jakarta · Jawa Barat · Banten · Jawa Tengah · Yogyakarta · Jawa Timur
 
Tempat
Gunung & pegunungan · Sungai · Danau & waduk · Pantai · Pulau & kepulauan · Hotel · Masjid · Museum · Rumah sakit · Sekolah · Stasiun · Tempat wisata
 
Kota akbar
 
Suku bangsa
 
Bahasa


Sumber :
id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), pasar.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dsb.