Indrajit

Indrajit
इन्‍द्रजीत
Kemenangan Indrajit. Lukisan karya Raja Ravi Varma.
Kemenangan Indrajit. Lukisan karya Raja Ravi Varma.
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaIndrajit
Ejaan Dewanagariइन्‍द्रजीत
Ejaan IASTIndrajīt
Nama lainMeganada
AsalKerajaan Alengka
SenjataBrahmastra (Brahma Astra);
Nagapasa

Indrajit (Sanskerta: इन्‍द्रजीत; Indrajīt) atau Megananda (Sanskerta: मेघनाद; Méghanāda) yaitu nama seorang tokoh antagonis dalam wiracarita Ramayana yang dikenal menjadi putra sulung Rahwana sekaligus putra mahkota Kerajaan Alengka. Indrajit merupakan ksatria yang sakti mandraguna. Dalam peperangan melawan pasukan Wanara, dia pernah meloloskan senjata Nagapasa yang keampuhannya mampu melumpuhkan Sri Rama. Setelah melewati pertempuran seru, dia selesai tewas di tangan Laksmana adinda Rama.

Asal-usul

Indrajit yaitu putra Rahwana, raja bangsa Rakshasa dari Kerajaan Alengka. Ibunya bernama Mandodari putri Asura Maya. Sewaktu kelahiran, Indrajit diberi nama Megananda karena tangisan pertamanya diiringi suara petir menggelegar, pertanda nantinya dia akan tumbuh menjadi seorang kesatria luhur.

Ketika matang, Megananda pernah membantu ayahnya bertempur melawan para dewa kahyangan. Dalam pertempuran itu, Megananda berhasil menangkap dan menawan Indra, raja para dewa. Dewa Brahma timbul mendamaikan. Indra pun diberi keleluasaan oleh Megananda. Menjadi tukarnya dia mendapatkan pusaka ampuh dari Brahma bernama Brahmasta. Brahma juga memberikan julukan Indrajit kepada Megananda yang bermakna "Penakluk Indra".

Pertempuran di Alengka

Peperangan luhur di Alengka meletus karena ulah Rahwana menculik Sinta istri Sri Rama. Rama menjalankan tugas sama dengan bangsa Wanara yang dipandu Sugriwa menyerbu istana Alengka.

Satu per satu panglima Alengka terbunuh. Indrajit tampil menjadi andalan ayahnya. Dia bertarung melawan seorang Wanara muda bernama Anggada putra Subali. Anggada berhasil menghancurkan kereta Indrajit sehingga pasukannya pun bersorak "Jaya Anggada! Jaya anggada".

Indrajit yang sangat noda mengerahkan pusaka Nagapasa yang mampu mengeluarkan ribuan ular berbisa. Rama dan Laksmana roboh tak berkekuatan dibelit ular-ular tersebut. Sewaktu para Wanara bersedih karena kehilangan pemimpin mereka, tiba-tiba timbul Garuda mengusir ular-ular yang melilit kakak-beradik tersebut.

Kebangkitan Rama dan Laksmana membuat pertempuran berlanjut. panglima-panglima Alengka semakin jumlah yang tewas. Selesai hanya tinggal Indrajit yang menjadi andalan Rahwana. Dia meloloskan pusaka Brahmasta mengenai Laksmana sehingga roboh sekarat.

Kematian

Laksmana propertti kembali setelah diobati Rama menggunakan tanaman yang dibawa Hanoman. Pasukan Wanara kembali bergerak menyerbu istana Alengka. Indrajit menciptakan Sita palsu untuk dibunuhnya di hadapan para Wanara. Melihat istri Rama tewas, para Wanara kehilangan semangat bertempur. Mereka menganggap tujuan peperangan sudah tidak tidak kekurangan lagi.

Wibisana (adik Rahwana yang memihak Rama) menyadari kalau Inrajit sedang menyelenggarakan ritual untuk mendapatkan kemampuan. Dia mempersilakan Laksmana untuk menggagalkan ritual Indrajit sebelum mencapai kesempurnaan. Laksmana disertai para prajurit Wanara mendatangi tempat ritual Indrajit. Konsentrasi Indrajit terganggu dan ritualnya pun dihentikan. Dia lalu bertarung menghadapi Laksmana. Laksmana pun meloloskan panah Indrastra dengan mengucapkan doa atas nama Rama. Panah tersebut melesat memenggal kepala Indrajit.

Versi pewayangan

Indrajit dalam bentuk wayang gaya Surakarta.

Menurut versi pewayangan Jawa, Indrajit bukan putra kandung Rahwana, melainkan hasil ciptaan Wibisana. Saat itu istri Rahwana yang bernama Dewi Kanung sedang berisi bayi perempuan reinkarnasi seorang pertapa wanita bernama Widawati. Rahwana bersumpah akan menikahi putrinya itu jika nantinya kelahiran, karena Widawati merupakan cinta pertamanya.

Ketika Kanung melahirkan, Rahwana sedang tidak kekurangan di luar istana. Wibisana segera mengambil bayi perempuan tersebut dan dihanyutkan ke sungai dalam sebuah peti. Bayi itu terbawa arus sampai ke Kerajaan Mantili dan ditemukan oleh raja negeri tersebut yang bernama Janaka. Janaka memungut bayi putri Rahwana tersebut menjadi anak naikkan dengan diberi nama Sinta.

Sementara itu, Wibisana menciptakan bayi laki-laki dari segumpal awan yang diberi nama Indrajit. Bayi Indrajit diserahkan kepada Rahwana. Rahwana kecewa dan bermaksud membunuh Indrajit. Ternyata semakin dihajar Indrajit justru semakin tumbuh matang. Rahwana berubah muslihat dan mengakuinya menjadi anak.

Indrajit lalu bertempat tinggal di Kasatrian Bikukungpura. Istrinya seorang bidadari bernama Dewi Indrarum.

Dalam peperangan luhur melawan bala tentara Sri Rama, Indrajit mengerahkan pusaka Nagapasa. Timbul ribuan ular menyerang pasukan Wanara. Tapi semua itu dapat ditaklukkan oleh burung Garuda ciptaan Laksmana. Indrajit lalu mengerahkan ilmu Sirep Begananda, membuat Rama, Laksmana, dan seluruh peserta mereka roboh tak berkekuatan. Mereka tertidur bagaikan orang mati.

Hanya Wibisana dan Hanoman yang tetap terjaga. Hanoman berangkat ke Gunung Maliyawan untuk mengambil tanaman Sandilata, sedangkan Wibisana menghadapi Indrajit. Wibisana mengisahkan asal-usul Indrajit yang sebenarnya. Indrajit selesai sadar bahwa selama ini dia bersalah telah membela angkara murka Rahwana. Dia pun mempersilakan supaya Wibisana mengembalikan dirinya ke asal-muasalnya.

Indrajit lalu mengheningkan cipta, sedangkan Wibisana meloloskan pusaka Dipasanjata ke arahnya. Tubuh Indrajit pun musnah seketika, dan kembali menjadi awan putih di angkasa.

Pranala luar


 
Saptakanda
 
Tokoh
Dasarata · Kosalya · Sumitra · Kekayi · Janaka · Mantara · Rama · Bharata · Laksmana · Satrugna · Sita · Urmila · Mandawi · Srutakirti · Wiswamitra · Menaka · Ahalya · Sabari · Jatayu · Sempati · Hanoman · Sugriwa · Subali · Anggada · Jembawan · Anila · Wibisana · Tataka · Surpanaka · Marica · Sumali · Subahu · Kara · Rahwana · Kumbakarna · Mandodari · Mayasura · Indrajit · Prahasta · Aksayakumara · Atikaya · Trisirah · Lawa · Kusa
 
Topik lain
Ayodhya · Mithila · Alengka · Sarayu · Raghuwangsa · Laksmana Rekha · Aditya Herdayam · Osadiparwata · Wedawati · Wanara


Sumber :
pasar.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb-nya.