Kosmologi Hindu

Artikel ini yaitu babak dari seri
Agama Hindu
Om
Topik
Mitologi · Kosmologi · Dewa-Dewi
Sejarah
Sejarah agama Hindu ·
Sejarah agama Hindu di Nusantara
Lima keyakinan landasan
Brahman · Atman · Karmaphala ·
Samsara · Moksa
Filsafat
Samkhya · Yoga · Mimamsa ·
Nyaya · Waisiseka · Wedanta
Susastra
Weda · Samhita · Brāhmana ·
Aranyaka · Upanisad
Hari Raya
Galungan · Kuningan · Saraswati ·
Pagerwesi · Nyepi · Siwaratri
Bali Omkara Red.png
Kumpulan artikel perihal Hindu

Kosmologi Hindu yaitu pengetahuan perihal segala sesuatu yang berkomunikasi dengan alam semesta menurut filsafat Hindu. Dalam segala sesuatu yang diajarkan kosmologi Hindu, alam semesta didirikan dari lima unsur, yakni: tanah (zat padat), cairan (zat cair), udara (zat gas), api (plasma), dan ether. Kelima unsur tersebut dinamakan Pancamahabhuta atau lima unsur materi.

Purusa dan Prakerti

Dalam segala sesuatu yang diajarkan Hindu, Purusa dan Prakerti yaitu dua unsur pokok yang terkandung dalam setiap materi di alam semesta. Purusa dan Prakerti yaitu unsur yang bersifat kekal, halus, dan tidak dapat dipisahkan. Purusa yaitu unsur yang bersifat kejiwaan sedangkan Prakerti yaitu unsur yang bersifat kebendaan atau material. Pada penciptaan alam semesta, Prakerti berevolusi dibuat sebagai Pancatanmatra yaitu lima benih yang belum ada ukuran. Pancatanmatra setelah melewati evolusi yang panjang yang kemudian sekalinya dibuat sebagai Pancamahabhuta, yakni lima unsur materi. Lima unsur materi ini kemudian membuat anggota alam semesta, seperti misalnya matahari, bumi, bulan, bintang-bintang, planet-planet, dan sebagainya.

Penciptaan alam semesta

Dalam kitab Weda

Dalam kitab Regweda terdapat nyanyian yang mengisahkan asal mula alam semesta. Nyanyian tersebut dinamakan Nasadiyasukta dan terdiri dari tujuh bait sebagai berikut:

Pada mulanya tidak tidak kekurangan sesuatu yang tidak kekurangan namun tidak tidak kekurangan sesuatu yang tidak tidak kekurangan. Tidak tidak kekurangan udara, tidak tidak kekurangan langit pula. Apakah yang menutupi itu, dan mana itu? Airkah di sana? Cairan yang tak terduga dalamnya?

Waktu itu tidak tidak kekurangan kematian, tidak pula tidak kekurangan kehidupan. Tidak tidak kekurangan yang menandakan siang dan malam. Yang Esa bernapas tanpa napas menurut dayanya sendiri. Di luar daripada Beliau tidak tidak kekurangan apapun.

Pada mulanya kegelapan ditutupi oleh kegelapan itu sendiri. Semua yang tidak kekurangan ini yaitu sesuatu yang tak terbatas dan tak dapat dibedakan, yang tidak kekurangan pada waktu itu yaitu kekosongan dan yang tanpa struktur. Dengan tenaga panas yang luar biasa lahirlah kesatuan yang kosong.

Setelah itu timbullah keinginan, keinginan yang yaitu benih awal dan benih semangat. Para Rsi setelah bermeditasi dalam hatinya menemukan dengan kearifannya hubungan sela yang tidak kekurangan dan yang bukan tidak kekurangan.

Sinarnya terentang keluar. Apakah beliau melintang? Apakah beliau di bawah atau di atas? Beberapa dibuat sebagai pencurah benih, yang pautan amat hebat. Makanan yaitu benih rendah, pemakan yaitu benih unggul.

Siapakah yang sungguh-sungguh mengetahui? Siapakah di alam ini yang dapat menerangkannya? Dari manakah kejadian itu, dan dari manakah timbulnya? Para Dewa tidak kekurangan setelah kejadian itu. Lalu, siapakah yang kenal, darimana beliau muncul?

Dia, yang yaitu awal pertama dari kejadian itu, dari-Nya kejadian itu muncul atau mungkin tidak. Dia yang mengawasi alam dari surga tertinggi, sangat mengenalnya atau mungkin juga tidak.


Menurut filsafat Hindu dalam Regweda, elemen landasan alam yaitu Asat atau ketiadaan yang sama dengan Aditi yaitu ketidakterbatasan. Semua yang tidak kekurangan yaitu Diti yaitu yang terikat. Segala sesuatu yang diajarkan dalam Regweda juga menerangkan bahwa alam semesta diciptakan oleh Brahman dari unsur yang sudah tidak kekurangan. Hiranyagharba atau "Janin Emas" muncul dari lautan yang memenuhi angkasa lalu dari dalamnya muncul Brahma yang membangun alam yang masih kacau tanpa struktur agar teratur rapi.

Dalam kitab Purana dan Upanisad

Menurut kepercayaan Hindu, alam semesta terbentuk secara bertahap dan berevolusi. Penciptaan alam semesta dalam kitab Upanisad diuraikan seperti laba-laba memintal benangnya tahap demi tahap, demikian pula Brahman menciptakan alam semesta tahap demi tahap. Brahman menciptakan alam semesta dengan tapa. Dengan tapa itu, Brahman memancarkan panas. Setelah menciptakan, Brahman menyatu ke dalam ciptaannya.

Menurut kitab Purana, pada awal babak penciptaan, terbentuklah Brahmanda. Pada awal babak penciptaan juga terbentuk Purusa dan Prakerti. Kedua daya ini berjumpa sehingga terciptalah alam semesta. Tahap ini dibuat sebagai berangsur-angsur, tidak sekaligus. Mula-mula yang muncul yaitu Citta (alam pikiran), yang sudah mulai dipengaruhi oleh Triguna, yaitu Sattwam, Rajas dan Tamas. Tahap selanjutnya yaitu terbentuknya Triantahkarana, yang terdiri dari Buddhi (naluri); Manah (akal pikiran); Ahamkara (rasa keakuan). Selanjutnya, munculah Pancabuddhindria dan Pancakarmendria, yang dinamakan pula Dasendria (sepuluh indria).

Dasendria
PancabuddhindriaPancakarmendria
  1. Srotendria (rangsang pendengar; indria pada telinga)
  2. Twakindria (rangsang peraba; indria pada kulit)
  3. Caksuindria (rangsang penglihatan; indria pada mata)
  4. Ghranendria (rangsang pencium; indria pada hidung)
  5. Jihwendria (rangsang pengecap; indria pada lidah)
  1. Garbendria (penggerak perut; indria pada perut)
  2. Panindria (penggerak tangan; indria pada tangan)
  3. Padendria (penggerak kaki; indria pada kaki)
  4. Payuindria (penggerak organ pelepasan; indria pada organ pelepasan)
  5. Upasthendria (penggerak alat kelamin; indria pada alat kelamin)

Setelah timbulnya Pancabuddhindria dan Pancakarmendria, maka sepuluh indria tersebut berevolusi dibuat sebagai Pancatanmatra, yaitu lima benih unsur alam semesta yang sangat halus, tidak ada ukuran. Lima benih tersebut dijelaskan sebagai berikut:

  1. Sabdatanmatra (benih suara)
  2. Rupatanmatra (benih penglihatan)
  3. Rasatanmatra (benih perasa)
  4. Gandhatanmatra (benih penciuman)
  5. Sparsatanmatra (benih peraba)

Pancatanmatra yaitu benih saja. Pancatanmatra berevolusi dibuat sebagai unsur-unsur benda materi yang nyata. Unsur-unsur tersebut dinamai Pancamahabhuta, atau Lima Unsur Zat Alam. Kelima unsur tersebut yaitu:

  1. Akasa (ether)
  2. Bayu (zat gas, udara)
  3. Teja (plasma, api, kalor)
  4. Apah (zat cair)
  5. Pertiwi (zat padat, tanah, logam)

Pancamahabhuta ada struktur Paramānu, atau benih yang lebih halus daripada atom. Pada kala penciptaan, Pancamahabhuta bergerak dan mulai menyusun alam semesta dan mengisi kehampaan. Setiap planet dan benda langit tersusun dari kelima unsur tersebut, namun kadangkala tidak kekurangan salah satu unsur yang mendominasi. Unsur Teja mendominasi matahari, sedangkan bumi didominasi Pertiwi dan Apah.

Stuktur alam

Lapisan bumiLapisan langit
Saptapatala
Saptaloka

Keterangan:

  1. Atala
  2. Witala
  3. Sutala
  4. Talatala
  5. Mahatala
  6. Rasatala
  7. Patala
  8. Kala Geni Rudra (inti bumi)

Keterangan:

  1. Bhurloka
  2. Bhuwahloka
  3. Swahloka atau Swargaloka
  4. Mahaloka
  5. Janaloka
  6. Tapaloka
  7. Satyaloka atau Brahmaloka

Lapisan bumi

Menurut agama Hindu, bumi ada struktur bulat dengan inti yang sangat panas di dalamnya. Inti bumi tersebut yaitu neraka yang terpanas. Sebelum mencapai inti bumi, tidak kekurangan tujuh lapisan yang menyusun bumi. Tujuh lapisan itu dinamakan Saptapatala. Penghuni lapisan tersebut yaitu makhluk supranatural dan naga. Saptapatala terdiri dari: Atala, Witala, Sutala, Talatala, Mahatala, Rasatala, Patala. Atala identik dengan Mahamaya; Witala diketuai oleh manifestasi Siwa yang dinamakan Hatakeswara; Sutala diketuai oleh raksasa Bali; Talatala diketuai oleh Maya; Mahatala kediaman ular raksasa; Rasatala dihuni para Detya dan Danawa; Patala diketuai oleh Basuki, raja para naga.

Lapisan langit

Menurut agama Hindu, langit yang menyelimuti bumi terdiri dari tujuh lapisan. Tujuh lapisan tersebut dikenal dengan sebutan Saptaloka. Bhurloka yaitu lapisan yang paling bawah atau lapisan langit yang menyentuh bumi; Bhuwahloka yaitu lapisan udara di atasnya, sela langit dan matahari; Swahloka atau Swargaloka yaitu kediaman Dewa Indra; Maharloka yaitu kediaman Resi Bhrigu; Janaloka yaitu kediaman para putera Brahma; Tapaloka yaitu kediaman ras makhluk yang dinamakan Weragi; Satyaloka atau Brahmaloka yaitu kediaman Brahma.

Umur alam semesta

Dalam kitab-kitab suci Hindu dituturkan bahwa alam semesta diciptakan, dimusnahkan, dan dibuat ulang menurut suatu siklus yang berputar kekal. Siklus tersebut dinamakan Kalpa atau masa seribu Yuga. Satu Kalpa sama dengan 4.320.000.000 tahun untuk manusia sedangkan untuk Brahma satu Kalpa sama dengan satu hari. Dalam kosmologi Hindu, alam semesta jadi sementara satu Kalpa dan setelah itu dihancurkan oleh unsur api atau cairan. Pada kala itu, Brahma istirahat sementara satu malam, yang lamanya sepanjang satu hari untuknya. Babak itu dinamakan Pralaya (Katalismik) dan bersambung sementara abad untuk Brahma (311 Triliun tahun untuk manusia) yang yaitu umur Brahma.

Menurut pandangan umat Hindu, alam semesta sedang tidak kekurangan pada tahun ke-51 untuk Brahma atau 155 Triliun tahun telah jadi semenjak Brahma lahir. Setelah Brahma melewati usianya yang ke-100, siklus yang baru dimulai lagi dan segala ciptaan yang sudah dimusnahkan diciptakan kembali. Babak ini yaitu siklus kekal yang terus bersambung dan tak hendak sudah menjalani berhenti.

Masa hidup Brahma dibagi setiap satu siklus Mahayuga. Yuga terdiri dari empat babak, yang mana dalam setiap babak yaitu masa abad yang memiliki watak berlainan. Mahayuga memiliki 71 Divisi, dan setiap divisi yaitu 14 Manvantara (1000) tahun. Setiap Mahayuga jadi 4.320.000 tahun. Manwantara yaitu siklus Manu, leluhur manusia menurut kepercayaan Hindu.


 
Śruti
WedaUpanisad • Srauta
 
Smerti
Itihasa (RamayanaMahabharataBhagawadgita) • PuranaSutra • Agama (TantraYantra)
 
Pemikiran
AwataraAtmanBrahman • Kosa • Dharma • Karma • Moksa • Maya • Istadewata • Murti • Reinkarnasi (Punarbhawa) • Tatwa • Trimurti • Turiya • Pengajar
 
Filosofi
DarshanaSamkhyaNyaya • Waisiseka • YogaMimamsaWedantaTantraBhakti YogaJnana YogaKarma Yoga
 
Ritual
Aarti • Bhajan • Diksa • Mantra • Puja • Satsang • Stotra • TrisandyaYadnya
 
Pengajar
Shankara • Ramanuja • Madhvacharya • Ramakrishna • Sarada Devi • Vivekananda • Narayana Pengajar • Aurobindo • Ramana Maharshi • Sivananda • Chinmayananda • Sivaya Subramuniyaswami • SwaminarayanPrabhupada • Lokenath • Sant Sri Asaramji Bapu • Sathya Sai Baba
 
Denominasi
Waisnawa • Saiwisme • Saktisme • Smartisme • Reformasi Hindu
 
Mitologi
Dewa-Dewi HinduDaftar Dewa-Dewi Hindu • Peperangan dalam mitologi Hindu • Kosmologi Hindu
 
Yuga
 
Caturwarna

Bacaan lebih lanjut

  • Segala sesuatu yang diajarkan ketuhanan dan kosmologi dalam Veda, oleh: Drs. I Gede Sura.
  • Upadeça.


Asal :
ensiklopedia.web.id, pasar.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb.