_
Enzyme
Change to views  Mobile1, 2 Laptop 
A E J S X 1 6 
Helpful Topics : Astronomy   ⛯ Countries   ⛯ Economics   ⛯ Jabodetabek   ⛯ Medicine   ⛯ Religion   ⛯ Table of Content
Search in Collection of Free Studies   
Entities  (Beforehand view)(NextEponymous

Enzim

Model komputer enzim purina nukleosida fosforilase (PNPase)
Diagram energi potensial sambutan kimia organik yang menunjukkan efek katalis pada suatu sambutan eksotermik hipotetis X + Y = Z.

Enzim yaitu biomolekul berupa protein yang berfungsi menjadi katalis (senyawa yang mempercepat proses sambutan tanpa bubar bereaksi) dalam suatu sambutan kimia organik.[1][2] Molekul awal yang dinamakan substrat hendak dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang dinamakan produk. Macam produk yang hendak diproduksi bergantung pada suatu kondisi/zat, yang dinamakan promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang dipilihkan oleh hormon menjadi promoter.

Enzim menjalankan pekerjaan dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk membikin senyawa intermediat menempuh suatu sambutan kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi semakin rendah, sehingga percepatan sambutan kimia jadi karena sambutan kimia dengan energi aktivasi semakin tinggi membutuhkan waktu semakin lama. Menjadi contoh:

X + C → XC (1)
Y + XC → XYC (2)
XYCCZ (3)
CZ → C + Z (4)

Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada sambutan awal, pada sambutan belakang molekul katalis hendak kembali ke bangun-bangun semula.

Beberapa luhur enzim menjalankan pekerjaan dengan cara khas, yang berarti tiap macam enzim hanya dapat menjalankan pekerjaan pada satu macam senyawa atau sambutan kimia. Hal ini diakibatkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Menjadi contoh, enzim α-amilase hanya dapat dipakai pada proses perombakan pati menjadi glukosa.

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama yaitu substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim yaitu protein, yang dapat merasai perubahan bangun-bangun jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang berdasarkan, enzim tidak dapat menjalankan pekerjaan dengan cara optimal atau strukturnya hendak merasai kerusakan. Hal ini hendak menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sesuai sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor yaitu molekul yang menurunkan keaktifan enzim, sedangkan aktivator yaitu yang menaikkan keaktifan enzim. Banyak obat dan racun yaitu inihibitor enzim.

Daftar inti

Etimologi dan Sejarah

Hal-ihwal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia proses mendidik tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri menjadi satu jurusan tersendiri tetapi sejumlah rancangan studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.

Pada belakang tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an, pencernaan daging oleh sekresi perut[3] dan konversi pati menjadi gula oleh ekstrak tumbuhan dan ludah telah diketahui. Namun, mekanisme bagaimana hal ini jadi belum diidentifikasi.[4]

Ilmu hal enzim telah dirintis oleh Berzelius pada tahun 1837. Ia mengusulkan nama "katalis" untuk zat-zat yang dapat mempercepat sambutan tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Namun, proses kimia yang jadi dengan bantuan enzim telah dikenal sejak abad dahulu misalnya pembuatan anggur dengan cara fermentasi atau peragian, dan pembuatan asam cuka. Lois Pasteur salah seorang yang banyak menjalankan pekerjaan dalam fermentasi ini dan ketika mengkaji fermentasi gula menjadi alkohol oleh ragi, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa fermentasi ini dikatalisasi oleh gaya dorong vital yang terdapat dalam sel ragi, dinamakan menjadi "ferment", dan diperkirakan hanya berfungsi dalam tubuh organisme hidup. Ia menulis bahwa "fermentasi alkoholik yaitu peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan dan organisasi sel ragi, dan bukannya kematian ataupun putrefaksi sel tersebut."[5]

Pada tahun 1878, berbakat fisiologi Jerman Wilhelm Kühne (1837–1900) pertama kali menggunakan istilah "enzyme", yang berasal dari bahasa Yunani ενζυμον yang berarti "dalam bahan pengembang" (ragi), untuk menjelaskan proses ini. Ucap "enzyme" kesudahan dipakai untuk merujuk pada zat mati seperti pepsin, dan ucap ferment dipakai untuk merujuk pada keaktifan kimiawi yang diproduksi oleh organisme hidup.

Pada tahun 1897, Eduard Buchner memulai kajiannya mengenai kemampuan ekstrak ragi untuk memfermentasi gula walaupun ia tidak terdapat pada sel ragi yang hidup. Pada sederet eksperimen di Universitas Berlin, ia menemukan bahwa gula difermentasi bahkan apabila sel ragi tidak terdapat pada campuran.[6] Ia menamai enzim yang memfermentasi sukrosa menjadi "zymase" (zimase).[7] Pada tahun 1907, ia memberi sambutan penghargaan Nobel dalam bagian kimia "atas riset biokimia dan penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya". Menyertai praktek Buchner, enzim biasanya dinamai berdasarkan dengan sambutan yang dikatalisasi oleh enzim tersebut. Umumnya, untuk menemukan nama sebuah enzim, akhiran -ase ditambahkan pada nama substrat enzim tersebut (contohnya: laktase, adalah enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada macam sambutan yang dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang membikin polimer DNA).

Penemuan bahwa enzim dapat menjalankan pekerjaan diluar sel hidup menghalau riset pada sifat-sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal menemukan bahwa keaktifan enzim diasosiasikan dengan protein, tetapi beberapa ilmuwan seperti Richard Willstätter berargumen bahwa proten hanyalah bertingkah laku yang dibuat menjadi pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat menjalankan katalisis. Namun, pada tahun 1926, James B. Sumner berhasil mengkristalisasi enzim urease dan menunjukkan bahwa ia adalah protein murni. Kesimpulannya yaitu bahwa protein murni dapat berupa enzim dan hal ini dengan cara tuntas dibuktikan oleh Northrop dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan pepsin (1930), tripsin, dan kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan Nobel tahun 1946 pada bagian kimia.[8]

Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada kesudahannya mengijinkan struktur enzim dipilihkan menempuh kristalografi sinar-X. Metode ini pertama kali dilaksanakan pada lisozim, enzim yang ditemukan pada air mata, air ludah, dan telur putih, yang mencerna lapisan pelindung beberapa bakteri. Struktur enzim ini dipecahkan oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh David Chilton Phillips dan dipublikasikan pada tahun 1965.[9] Struktur lisozim dalam resolusi tinggi ini menandai dimulainya bagian biologi struktural dan usaha untuk petuah bagaimana enzim menjalankan pekerjaan pada tingkat atom.

Konvensi penamaan

Nama enzim kerap kali diturunkan dari nama substrat ataupun sambutan kimia yang ia kataliskan dengan akhiran -ase. Contohnya yaitu laktase, alkohol dehidrogenase (mengatalisis penghilangan hidrogen dari alkohol), dan DNA polimerase.

International Union of Biochemistry and Molecular Biology telah menjadi semakin berkembang suatu tatanama untuk enzim, yang dinamakan menjadi nomor EC; tiap-tiap enzim memiliki empat digit nomor urut berdasarkan dengan ketentuan klasifikasi yang jadi. Nomor pertama untuk klasifikasi teratas enzim didasarkan pada ketentuan berikut:

Tata nama dengan cara komplet dapat dilihat dan diperhatikan di http://www.chem.qmul.ac.uk/iubmb/enzyme/ (Bahasa Inggris).

Struktur dan mekanisme

Diagram pita yang menunjukkan karbonat anhidrase II. Bola abu-abu yaitu kofaktor seng yang benar pada tapak aktif.

Enzim umumnya adalah protein globular dan ukurannya berkisar dari hanya 62 asam amino pada monomer 4-oksalokrotonat tautomerase[10], sampai dengan semakin dari 2.500 residu pada asam lemak sintase.[11] Terdapat pula sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang paling umum adalah ribosom; Macam enzim ini dirujuk menjadi RNA-enzim ataupun ribozim. Keaktifan enzim dipilihkan oleh struktur tiga dimensinya (struktur kuaterner).[12] Walaupun struktur enzim memilihkan fungsinya, prediksi keaktifan enzim baru yang hanya dilihat dan diperhatikan dari strukturnya yaitu hal yang sangat sukar.[13]

Kebanyakan enzim mempunyai ukuran semakin luhur daripada substratnya, tetapi hanya beberapa kecil asam amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang dengan cara langsung terlibat dalam katalisis.[14] Daerah yang berisi residu katalitik yang hendak mengikat substrat dan kesudahan merasai sambutan ini dikenal menjadi tapak aktif. Enzim juga dapat berisi tapak yang mengikat kofaktor yang diperlukan untuk katalisis. Beberapa enzim juga memiliki tapak ikat untuk molekul kecil, yang kerap kali adalah produk langsung ataupun tak langsung dari sambutan yang dikatalisasi. Pengikatan ini dapat menaikkan ataupun menurunkan keaktifan enzim. Dengan demikian ia berfungsi menjadi regulasi umpan balik.

Sesuai seperti protein-protein lainnya, enzim adalah rantai asam amino yang melipat. Tiap-tiap urutan asam amino membikin struktur pelipatan dan sifat-sifat kimiawi yang khas. Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat bersama-sama menjadi satu kelompok bersama dan mewujudkan kompleks protein. Kebanyakan enzim dapat merasai denaturasi (yakni terbuka dari lipatannya dan menjadi tidak aktif) oleh pemanasan ataupun denaturan kimiawi. Tergantung pada jenis-jenis enzim, denaturasi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel.

Kespesifikan

Enzim biasanya sangat spesifik terhadap sambutan yang ia kataliskan maupun terhadap substrat yang terlibat dalam sambutan. Bentuk, muatan dan katakteristik hidrofilik/hidrofobik enzim dan substrat bertanggung jawab terhadap kespesifikan ini. Enzim juga dapat menunjukkan tingkat stereospesifisitas, regioselektivitas, dan kemoselektivitas yang sangat tinggi.[15]

Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan kespesifikan tertinggi terlibat dalam pengkopian dan pengekspresian genom. Enzim-enzim ini memiliki mekanisme "sistem pengecekan ulang". Enzim seperti DNA polimerase mengatalisasi sambutan pada langkah pertama dan mengecek apakah produk sambutannya benar pada langkah kedua.[16] Proses dwi-langkah ini menurunkan laju kekeliruan dengan 1 kekeliruan untuk tiap 100 juta sambutan pada polimerase mamalia.[17] Mekanisme yang sesuai juga dapat ditemukan pada RNA polimerase,[18] aminoasil tRNA sintetase[19] dan ribosom.[20]

Beberapa enzim yang membikin metabolit sekunder diceritakan menjadi "tidak pilih-pilih", yakni bahwa ia dapat menjalankan pekerjaan pada bermacam macam substrat yang berbeda-beda. Diajukan bahwa kespesifikan substrat yang sangat lapang ini sangat penting terhadap evolusi lintasan biosintetik yang baru.[21]

Model "kunci dan gembok"

Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan bahwa hal ini diakibatkan baik enzim dan substrat memiliki bangun-bangun geometri yang saling memenuhi.[22] Hal ini kerap dirujuk menjadi model "Kunci dan Gembok". Manakala model ini menjelaskan kespesifikan enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi benarnya transisi yang dicapai oleh enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model ketepatan induksilah yang sekarang paling banyak diterima.

Model ketepatan induksi

Diagram yang menggambarkan hipotesis ketepatan induksi.

Pada tahun 1958, Daniel Koshland mengajukan modifikasi model kunci dan gembok: oleh karena enzim memiliki struktur yang fleksibel, tapak aktif dengan cara terus menerus berubah bangun-bangunnya berdasarkan dengan interaksi antara enzim dan substrat.[23] Akibatnya, substrat tidak berikatan dengan tapak aktif yang kaku. Orientasi rantai samping asam amino berubah berdasarkan dengan substrat dan mengijinkan enzim untuk mengerjakan fungsi katalitiknya. Pada beberapa kasus, misalnya glikosidase, molekul substrat juga berubah sedikit ketika ia memasuki tapak aktif.[24] Tapak aktif hendak terus berubah bangun-bangunnya sampai substrat terikat dengan cara sepenuhnya, yang mana bangun-bangun belakang dan muatan enzim dipilihkan.[25]

Mekanisme

Enzim dapat menjalankan pekerjaan dengan beberapa cara, yang kesemuaannya menurunkan ΔG:[26]

  • Menurunkan energi aktivasi dengan membuat suatu bagian yang terkait yang mana benarnya transisi terstabilisasi (contohnya mengubah bangun-bangun substrat menjadi konformasi benarnya transisi ketika ia terikat dengan enzim.)
  • Menurunkan energi benarnya transisi tanpa mengubah bangun-bangun substrat dengan membuat bagian yang terkait yang memiliki distribusi muatan yang berlawanan dengan benarnya transisi.
  • Menyiapkan lintasan sambutan alternatif. Contohnya bereaksi dengan substrat selagi waktu untuk mewujudkan kompleks Enzim-Substrat antara.
  • Menurunkan perubahan entropi sambutan dengan menggiring substrat bersama pada orientasi yang tepat untuk bereaksi. Menariknya, efek entropi ini melibatkan destabilisasi benarnya dasar,[27] dan kontribusinya terhadap katalis relatif kecil.[28]

Stabilisasi benarnya transisi

Pemahaman asal usul penurunan ΔG memerlukan ilmu bagaimana enzim dapat membikin benarnya transisi sambutan yang semakin stabil dibandingkan dengan stabilitas benarnya transisi sambutan tanpa katalis. Cara yang paling efektif untuk mencapai stabilisasi yang luhur yaitu menggunakan efek elektrostatik, terutama pada bagian yang terkait yang relatif polar yang diorientasikan ke distribusi muatan benarnya transisi.[29] Bagian yang terkait seperti ini tidak benar dapat ditemukan pada sambutan tanpa katalis di air.

Dinamika dan fungsi

Dinamika internal enzim berhubungan dengan mekanisme katalis enzim tersebut.[30][31][32] Dinamika internal enzim yaitu kebangkitan bahagian struktur enzim, misalnya residu asam amino tunggal, sekelompok asam amino, ataupun bahwa keseluruhan domain protein. Kebangkitan ini jadi pada skala waktu yang bervariasi, berkisar dari beberapa femtodetik sampai dengan beberapa detik. Jaringan residu protein di seluruh struktur enzim dapat berkontribusi terhadap katalisis menempuh gerak dinamik.[33][34][35][36] Gerakan protein sangat vital, tetapi apakah vibrasi yang cepat atau lambat maupun kebangkitan konformasi yang luhur atau kecil yang semakin penting bergantung pada tipe sambutan yang terlibat. Namun, walaupun gerak ini sangat penting dalam hal pengikatan dan pelepasan substrat dan produk, yaitu tidak jelas jika gerak ini membantu mempercepat langkah-langkah sambutan reaksi enzimatik ini.[37] Penyingkapan ini juga memiliki implikasi yang lapang dalam pemahaman efek alosterik dan pengembangan obat baru.

Modulasi alosterik

Enzim alosterik mengubah strukturnya berdasarkan dengan efektornya. Modulasi ini dapat jadi dengan cara langsung, di mana efektor mengikat tapak ikat enzim dengan cara lngsung, ataupun dengan cara tidak langsung, di mana efektor mengikat protein atau subunit protein lain yang berinteraksi dengan enzim alosterik, sehingga memengaruhi keaktifan katalitiknya.

Kofaktor dan koenzim

Kofaktor

Beberapa enzim tidak memerlukan komponen tambahan untuk mencapai keaktifan penuhnya. Tetapi beberapa memerlukan pula molekul non-protein yang dinamakan kofaktor untuk berikatan dengan enzim dan menjadi aktif.[38] Kofaktor dapat berupa zat anorganik (contohnya ion logam) ataupun zat organik (contohnya flavin dan heme). Kofaktor dapat berupa gugus prostetik yang mengikat dengan kuat, ataupun koenzim, yang hendak membiarkan lepas diri dari tapak aktif enzim selama sambutan.

Enzim yang memerlukan kofaktor tetapi tidak terdapat kofaktor yang terikat dengannya dinamakan menjadi apoenzim ataupun apoprotein. Apoenzim beserta dengan kofaktornya dinamakan holoenzim (bentuk aktif). Kebanyakan kofaktor tidak terikat dengan cara kovalen dengan enzim, tetapi terikat dengan kuat. Namun, gugus prostetik organik dapat pula terikat dengan cara kovalen (contohnya tiamina pirofosfat pada enzim piruvat dehidrogenase). Istilah holoenzim juga dapat dipakai untuk merujuk pada enzim yang berisi subunit protein berganda, seperti DNA polimerase. Pada kasus ini, holoenzim yaitu kompleks komplet yang berisi seluruh subunit yang diperlukan agar menjadi aktif.

Contoh enzim yang berisi kofaktor yaitu karbonat anhidrase, dengan kofaktor seng terikat menjadi bagian dari tapak aktifnya.[39]

Koenzim

Model pengisian ruang koenzim NADH

Koenzim yaitu kofaktor berupa molekul organik kecil yang mentranspor gugus kimia atau elektron dari satu enzim ke enzim lainnya.[38][40][41] Contoh koenzim meliputi NADH, NADPH dan adenosina trifosfat. Gugus kimiawi yang dibawa meliputi ion hidrida (H) yang dibawa oleh NAD atau NADP+, gugus asetil yang dibawa oleh koenzim A, formil, metenil, ataupun gugus metil yang dibawa oleh asam folat, dan gugus metil yang dibawa oleh S-adenosilmetionina. Beberapa koenzim seperti riboflavin, tiamina, dan asam folat yaitu vitamin.

Oleh karena koenzim dengan cara kimiawi berubah oleh gerakan enzim, yaitu dapat diceritakan koenzim adalah substrat yang khusus, ataupun substrat sekunder. Menjadi contoh, sekitar 700 enzim diketahui menggunakan koenzim NADH.[42]

Regenerasi serta pemeliharaan konsentrasi koenzim jadi dalam sel. Contohnya, NADPH diregenerasi menempuh lintasan pentosa fosfat, dan S-adenosilmetionina menempuh metionina adenosiltransferase.

Termodinamika

Tahapan-tahapan energi pada sambutan kimia. Substrat memerlukan energi yang banyak untuk mencapai benarnya transisi, yang hendak kesudahan berubah menjadi produk. Enzim menstabilisasi benarnya transisi, menurunkan energi yang diperlukan untuk menjadi produk.

Menjadi katalis, enzim tidak mengubah posisi kesetimbangan sambutan kimia. Biasanya sambutan hendak berjalan ke arah yang sesuai dengan sambutan tanpa katalis. Perbedaannya yaitu, sambutan enzimatik berjalan semakin cepat. Namun, tanpa keberadaan enzim, sambutan samping yang memungkinkan dapat jadi dan membikin produk yang lain.

Semakin lanjut, enzim dapat menggabungkan dua atau semakin sambutan, sehingga sambutan yang difavoritkan dengan cara termodinamik dapat dipakai untuk menghalau sambutan yang tidak difavoritkan dengan cara termodinamik. Menjadi contoh, hidrolsis ATP kerap kali menggunakan sambutan kimia lainnya untuk menghalau sambutan.

Enzim mengatalisasi sambutan maju dan balik dengan cara seimbang. Enzim tidak mengubah kesetimbangan sambutan itu sendiri, tetapi hanya mempercepat sambutan saja. Menjadi contoh, karbonat anhidrase mengatalisasi sambutannya ke dua arah bergantung pada konsentrasi reaktan.

mathrm{CO_2 + H_2O xrightarrow{Karbonat anhidrase}H_2CO_3} (dalam jaringan tubuh; konsentrasi CO2 yang tinggi)
mathrm{H_2CO_3 xrightarrow{Karbonat anhidrase}CO_2 + H_2O} (pada paru-paru; konsentrasi CO2 yang rendah)

Walaupun demikian, jika kesetimbangan tersebut sangat memfavoritkan satu arah sambutan, yakni sambutan yang sangat eksergonik, sambutan itu hendak menjadi ireversible. Pada kondisi demikian, enzim hendak hanya mengatalisasi sambutan yang diijinkan dengan cara termodinamik.

Kinetika

Mekanisme sambutan enzimatik untuk sebuah subtrat tunggal. Enzim (E) mengikat substrat (S) dan membikin produk (P).

Kinetika enzim menginvestigasi bagaimana enzim mengikat substrat dengan mengubahnya menjadi produk. Data laju yang dipakai dalam analisis kinetika didapatkan dari asai enzim.

Pada tahun 1902, Victor Henri[43] mengajukan suatu teori kinetika enzim yang kuantitatif, tetapi data eksperimennya tidak berguna karena perhatian pada konsentrasi ion hidrogen pada saat itu baru saja belum dititikberatkan. Setelah Peter Lauritz Sørensen memilihkan skala pH logaritmik dan memperkenalkan konsep penyanggaan (buffering) pada tahun 1909[44], kimiawan Jerman Leonor Michaelis dan murid bimbingan pascadokotoralnya yang berasal dari Kanada, Maud Leonora Menten, mengulangi eksperimen Henri dan mengkonfirmasi persamaan Henri. Persamaan ini kesudahan dikenal dengan nama Kinetika Henri-Michaelis-Menten (kadang-kadang juga hanya dinamakan kinetika Michaelis-Menten).[45] Hasil kerja mereka kesudahan dikembangkan semakin jauh oleh G. E. Briggs dan J. B. S. Haldane. Penurunan persamaan kinetika yang diturunkan mereka baru saja dipakai dengan cara bertambah luas sampai sekarang .[46]

Salah satu kontribusi utama Henri pada kinetika enzim yaitu memandang sambutan enzim menjadi dua tahapan. Pada tahap pertama, subtrat terikat ke enzim dengan cara reversible, mewujudkan kompleks enzim-substrat. Kompleks ini kadang-kadang dinamakan menjadi kompleks Michaelis. Enzim kesudahan mengatalisasi sambutan kimia dan membiarkan lepas produk.

Kurva kejenuhan suatu sambutan enzim yang menunjukkan relasi antara konsentrasi substrat (S) dengan kelajuan (v).

Enzim dapat mengatalisasi sambutan dengan kelajuan mencapai jutaan sambutan per detik. Menjadi contoh, tanpa keberadaan enzim, sambutan yang dikatalisasi oleh enzim orotidina 5'-fosfat dekarboksilase hendak memerlukan waktu 78 juta tahun untuk mengubah 50% substrat menjadi produk. Namun, apabila enzim tersebut ditambahkan, proses ini hanya memerlukan waktu 25 milidetik.[47] Laju sambutan bergantung pada kondisi larutan dan konsentrasi substrat. Kondisi-kondisi yang menyebabkan denaturasi protein seperti temperatur tinggi, konsentrasi garam yang tinggi, dan nilai pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah hendak menghilangkan keaktifan enzim. Sedangkan pengembangan konsentrasi substrat cenderung menaikkan keaktifannya. Untuk memilihkan kelajuan maksimum suatu sambutan enzimatik, konsentrasi substrat ditingkatkan sampai laju pembentukan produk yang terpantau menjadi konstan. Hal ini ditunjukkan oleh kurva kejenuhan di samping. Kejenuhan jadi karena seiring dengan meningkatnya konsentrasi substrat, semakin banyak enzim berdiri sendiri yang diubah menjadi kompleks substrate-enzim ES. Pada kelajuan yang maksimum (Vmax), semua tapak aktif enzim hendak berikatan dengan substrat, dan banyak kompleks ES yaitu sesuai dengan banyak total enzim yang benar. Namun, Vmax hanyalah salah satu konstanta kinetika enzim. Banyak substrat yang diperlukan untuk mencapai nilai kelajuan sambutan tertentu jugalah penting. Hal ini diekspresikan oleh konstanta Michaelis-Menten (Km), yang adalah konsentrasi substrat yang diperlukan oleh suatu enzim untuk mencapai setengah kelajuan maksimumnya. Tiap enzim memiliki nilai Km yang berbeda-beda untuk suatu subtrat, dan ini dapat menunjukkan seberapa kuatnya pengikatan substrat ke enzim. Konstanta lainnya yang juga berguna yaitu kcat, yang adalah banyak molekul substrat yang dapat ditangani oleh satu tapak aktif per detik.

Efisiensi suatu enzim diekspresikan oleh kcat/Km. Ia juga dinamakan menjadi konstanta kespesifikan dan membawa masuk tetapan kelajuan semua langkah sambutan. Karena konstanta kespesifikan mencermikan kemampuan katalitik dan afinitas, ia dapat dipakai untuk membandingkan enzim yang satu dengan enzim yang lain, ataupun enzim yang sesuai dengan substrat yang lain. Konstanta kespesifikan maksimum teoritis dinamakan limit difusi dan nilainya sekitar 108 sampai 109 (M-1 s-1). Pada titik ini, tiap penumbukkan enzim dengan substratnya hendak menyebabkan katalisis, dan laju pembentukan produk tidak dibatasi oleh laju sambutan, melainkan oleh laju difusi. Enzim dengan sifat demikian dinamakan dengan cara katalitik sempurna ataupun dengan cara kinetika sempurna. Contoh enzim yang memiliki sifat seperti ini yaitu karbonat anhidrase, asetilkolinesterase, katalase, fumarase, β-laktamase, dan superoksida dismutase.

Kinetika Michaelis-Menten bergantung pada hukum gerakan massa, yang diturunkan berdasarkan asumsi difusi berdiri sendiri dan pertumbukan tanpa pola yang dihalau dengan cara termodinamik. Namun, banyak proses-proses biokimia dan selular yang menyimpang dari kondisi ideal ini, diakibatkan oleh kesesakan makromolekuler (macromolecular crowding), perpisahan fase enzim/substrat/produk, dan kebangkitan molekul dengan cara satu atau dua dimensi.[48] Pada situasi seperti ini, kinetika Michaelis-Menten fraktal dapat dilaksanakan.[49][50][51][52]

Beberapa enzim beroperasi dengan kinetika yang semakin cepat daripada laju difusi. Hal ini kelihatannya sangat tidak mungkin. Beberapa mekanisme telah diajukan untuk menjelaskan fenomena ini. Beberapa protein dipercayai mempercepat katalisis dengan menarik substratnya dan menjalankan pra-orientasi substrat menggunakan ajang listrik dipolar. Model lainnya menggunakan pernyataan penerowongan kuantum mekanika, walaupun pernyataan ini baru saja kontroversial.[53][54] Penerowongan kuantum untuk proton telah terpantau pada triptamina.[55]

Inhibisi

Inhibitor kompetitif mengikat enzim dengan cara reversibel, menghalangi pengikatan substrat. Di lain pihak, pengikatn substrat juga menghalangi pengikatan inhibitor. Substrat dan inhibitor berkompetisi satu sesuai lainnya.
Jenis-jenis inihibisi. Klasifikasi ini dikenalkan oleh W.W. Cleland.[56]

Laju sambutan enzim dapat diturunkan menggunakan bermacam macam inhibitor enzim.

Inhibisi kompetitif

Pada inihibisi kompetitif, inhibitor dan substrat berkompetisi untuk berikatan dengan enzim. Seringkali inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sangat mirip dengan substrat asli enzim. Menjadi contoh, metotreksat yaitu inihibitor kompetitif untuk enzim dihidrofolat reduktase. Kemiripan antara struktur asam folat dengan obat ini ditunjukkan oleh gambar di samping bawah. Perhatikan bahwa pengikatan inhibitor tidaklah perlu jadi pada tapak pengikatan substrat apabila pengikatan inihibitor mengubah konformasi enzim, sehingga menghalangi pengikatan substrat. Pada inhibisi kompetitif, kelajuan maksimal sambutan tidak berubah, tetapi memerlukan konsentrasi substrat yang semakin tinggi untuk mencapai kelajuan maksimal tersebut, sehingga menaikkan Km.

Inhibisi tak kompetitif

Pada inhibisi tak kompetitif, inhibitor tidak dapat berikatan dengan enzim berdiri sendiri, tetapi hanya dapat dengan komples ES. Kompleks EIS yang terbentuk kesudahan menjadi tidak aktif. Macam inhibisi ini sangat jarang, tetapi dapat jadi pada enzim-enzim multimerik.

Inhibisi non-kompetitif

Inhibitor non-kompetitif dapat mengikat enzim pada saat yang sesuai substrat berikatan dengan enzim. Baik kompleks EI dan EIS tidak aktif. Karena inhibitor tidak dapat dilawan dengan pengembangan konsentrasi substrat, Vmax sambutan berubah. Namun, karena substrat baru saja dapat mengikat enzim, Km tetaplah sesuai.

Inhibisi campuran

Inhibisis macam ini mirip dengan inhibisi non-kompetitif, selain kompleks EIS memiliki keaktifan enzimatik residual.

Pada banyak organisme, inhibitor dapat adalah bagian dari mekanisme umpan balik. Jika enzim menghasilkan terlalu banyak produk, produk tersebut dapat bertingkah laku yang dibuat menjadi inhibitor untuk enzim tersebut. Hal ini hendak menyebabkan produksi produk melambat atau beristirahat. Bangun-bangun umpan balik ini yaitu umpan balik negatif. Enzim memiliki bangun-bangun regulasi seperti ini kerap kali multimerik dan mempunyai tapak ikat alosterik. Kurva substrat/kelajuan enzim ini tidak mempunyai bangun-bangun hiperbola melainkan mempunyai bangun-bangun S.

Koenzim asam folat (kiri) dan obat anti kanker metotreksat (kanan) memiliki struktur yang sangat mirip. Oleh sebab itu, metotreksat yaitu inhibitor kompetitif untuk enzim yang menggunukan folat.

Inhibitor ireversibel bereaksi dengan enzim dan mewujudkan aduk dengan protein. Inaktivasi ini bersifat ireversible. Inhibitor seperti ini contohnya efloritina, obat yang dipakai untuk mengobati penyakit yang diakibatkan oleh protozoa African trypanosomiasis.[57] Penisilin dan Aspirin juga menjalankan pekerjaan dengan cara yang sesuai. Senyawa obat ini terikat pada tapak aktif, dan enzim kesudahan mengubah inhibitor menjadi bangun-bangun aktif yang bereaksi dengan cara ireversibel dengan satu atau semakin residu asam amino.

Kegunaan inhibitor

Oleh karena inhibitor menghambat fungsi enzim, inhibitor kerap dipakai menjadi obat. Contohnya yaitu inhibitor yang dipakai menjadi obat aspirin. Aspirin menginhibisi enzim COX-1 dan COX-2 yang menghasilkan pembawa pesan peradangan prostaglandin, sehingga ia dapat menekan peradangan dan rasa sakit. Namun, banyak pula inhibitor enzim lainnya yang beracun. Menjadi contohnya, sianida yang adalah inhibitor enzim ireversibel, hendak bergabung dengan tembaga dan besi pada tapak aktif enzim sitokrom c oksidase dan memblok pernapasan sel.[58]

Fungsi biologis

Enzim mempunyai bermacam fungsi bioligis dalam tubuh organisme hidup. Enzim bertingkah laku yang dibuat dalam transduksi signal dan regulasi sel, seringkali menempuh enzim kinase dan fosfatase.[59] Enzim juga bertingkah laku yang dibuat dalam membikin kebangkitan tubuh, dengan miosin menghidrolisis ATP untuk membikin kontraksi otot.[60] ATPase lainnya dalam membran sel umumnya yaitu pompa ion yang terlibat dalam transpor aktif. Enzim juga terlibat dalam fungs-fungsi yang khas, seperti lusiferase yang membikin cahaya pada kunang-kunang.[61] Virus juga berisi enzim yang dapat menyerang sel, misalnya HIV integrase dan transkriptase balik.

Salah satu fungsi penting enzim yaitu pada sistem pencernaan hewan. Enzim seperti amilase dan protease memecah molekul yang luhur (seperti pati dan protein) menjadi molekul yang kecil, sehingga dapat diserap oleh usus. Molekul pati, menjadi contohnya, terlalu luhur untuk diserap oleh usus, tetapi enzim hendak menghidrolisis rantai pati menjadi molekul kecil seperti maltosa, yang hendak dihidrolisis semakin jauh menjadi glukosa, sehingga dapat diserap. Enzim-enzim yang lain, mencerna zat-zat konsumsi yang lain pula. Pada hewan pemamah biak, mikroorganisme dalam perut hewan tersebut membikin enzim selulase yang dapat mengurai sel dinding selulosa tanaman.[62]

Beberapa enzim dapat menjalankan pekerjaan bersama dalam urutan tertentu, dan menghasilan lintasan metabolisme. Dalam lintasan metabolisme, satu enzim hendak membawa produk enzim lainnya menjadi substrat. Setelah sambutan katalitik jadi, produk kesudahan dihantarkan ke enzim lainnya. Kadang-kadang semakin dari satu enzim dapat mengatalisasi sambutan yang sesuai dengan cara bersamaan.

Enzim memilihkan langkah-langkah apa saja yang jadi dalam lintasan metabolisme ini. Tanpa enzim, metabolisme tidak hendak berjalan menempuh langkah yang teratur ataupun tidak hendak berjalan dengan cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan sel. Dan sebenarnya, lintasan metabolisme seperti glikolisis tidak hendak dapat jadi tanpa enzim. Glukosa, contohnya, dapat bereaksi dengan cara langsung dengan ATP, dan menjadi terfosforliasi pada karbon-karbonnya dengan cara tanpa pola. Tanpa keberadaan enzim, proses ini berjalan dengan sangat lambat. Namun, jika heksokinase ditambahkan, sambutan ini tetap berjalan, tetapi fosforilasi pada karbon 6 hendak jadi dengan sangat cepat, sedemikiannya produk glukosa-6-fosfat ditemukan menjadi produk utama. Oleh karena itu, jaringan lintasan metabolisme dalam tiap-tiap sel bergantung pada kelompok enzim fungsional yang terdapat dalam sel tersebut.

Kontrol keaktifan

Terdapat lima cara utama keaktifan enzim dikontrol dalam sel.

  1. Produksi enzim (transkripsi dan translasi gen enzim) dapat ditingkatkan atau diturunkan bergantung pada respon sel terhadap perubahan bagian yang terkait. Bangun-bangun regulase gen ini dinamakan induksi dan inhibisi enzim. Menjadi contohnya, bakteri dapat menjadi resistan terhadap antibiotik seperti penisilin karena enzim yang dinamakan beta-laktamase menginduksi hidrolisis cincin beta-laktam penisilin. Contoh lainnya yaitu enzim dalam hati yang dinamakan sitokrom P450 oksidase yang penting dalam metabolisme obat. Induksi atau inhibisi enzim ini dapat mengakibatkan interaksi obat.
  2. Enzim dapat dikompartemenkan, dengan lintasan metabolisme yang berbeda-beda yang jadi dalam kompartemen sel yang lain. Menjadi contoh, asam lemak disintesis oleh sekelompok enzim dalam sitosol, retikulum endoplasma, dan aparat golgi, dan dipakai oleh sekelompok enzim lainnya menjadi sumber energi dalam mitokondria menempuh β-oksidasi.[63]
  3. Enzim dapat diregulasi oleh inhibitor dan aktivator. Contohnya, produk belakang lintasan metabolisme seringkali adalah inhibitor enzim pertama yang terlibat dalam lintasan metabolisme, sehingga ia dapat meregulasi banyak produk belakang lintasan metabolisme tersebut. Mekanisme regulasi seperti ini dinamakan umpan balik negatif karena banyak produk belakang diatur oleh konsentrasi produk itu sendiri. Mekanisme umpan balik negatif dapat dengan cara efektif mengatur laju sintesis zat antara metabolit tergantung pada kebutuhan sel. Hal ini membantu alokasi bahan zat dan energi dengan cara ekonomis dan menghindari pembuatan produk belakang yang banyak sekali. Kontrol gerakan enzimatik membantu mengawal homeostasis organisme hidup.
  4. Enzim dapat diregulasi menempuh modifikasi pasca-translasional. Ia dapat meliputi fosforilasi, miristoilasi, dan glikosilasi. Contohnya, menjadi respon terhadap insulin, fosforilasi banyak enzim termasuk glikogen sintase membantu mengontrol sintesis ataupun degradasi glikogen dan mengijinkan sel merespon terhadap perubahan kadar gula dalam darah.[64] Contoh lain modifikasi pasca-translasional yaitu pembelahan rantai polipeptida. Kimotripsin yang adalah protease pencernaan dibuat dalam benarnya tidak aktif menjadi kimotripsinogen di pankreas. Ia kesudahan ditranspor ke dalam perut di mana ia diaktivasi. Hal ini menghalangi enzim mencerna pankreas dan jaringan lainnya sebelum ia memasuki perut. Macam prekursor tak aktif ini dikenal menjadi zimogen.
  5. Beberapa enzim dapat menjadi aktif ketika benar pada bagian yang terkait yang lain. Contohnya, hemaglutinin pada virus influenza menjadi aktif diakibatkan kondisi asam bagian yang terkait. Hal ini jadi ketika virus terbawa ke dalam sel inang dan memasuki lisosom.[65]

Keterlibatan dalam penyakit

Fenilalanina hidroksilase. Sumber: PDB 1KW0

Oleh karena kontrol keaktifan enzim yang sempit diperlukan untuk mengawal homeostasis, malafungsi (mutasi, keunggulan produksi, tidak cukup produksi ataupun delesi) enzim tunggal yang penting dapat menyebabkan penyakit genetik. Pentingnya enzim ditunjukkan oleh fakta bahwa penyakit-penyakit mematikan dapat diakibatkan oleh hanya mala fungsi satu enzim dari ribuan enzim yang benar dalam tubuh kita.

Salah satu contohnya yaitu fenilketonuria. Mutasi asam amino tunggal pada enzim fenilalania hidroksilase yang mengatalisis langkah pertama degradasi fenilalanina mengakibatkan penumpukkan fenilalanina dan senyawa terkait. Hal ini dapat menyebabkan keterbelakangan mental jika ia tidak diobati.[66]

Contoh lainnya yaitu mutasi silsilah nutfah (germline mutation) pada gen yang mengkode enzim reparasi DNA. Ia dapat menyebakan sindrom penyakit kanker keturunan seperti xeroderma pigmentosum. Kerusakan benar enzim ini dapat menyebabkan kanker karena kemampuan tubuh memperbaiki mutasi pada genom menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan penghimpunan mutasi dan mengakibatkan berkembangnya bermacam macam kanker pada penderita.

Sumber referensi

  1. ^ Smith AL (Ed) et al. (1997). Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology. Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press. ISBN 0-19-854768-4. 
  2. ^ Grisham, Charles M.; Reginald H. Garrett (1999). Biochemistry. Philadelphia: Saunders College Pub. pp. 426–7. ISBN 0-03-022318-0. 
  3. ^ de Réaumur, RAF (1752). "Observations sur la digestion des oiseaux". Histoire de l'academie royale des sciences 1752: 266, 461. 
  4. ^ Williams, H. S. (1904) A History of Science: in Five Volumes. Volume IV: Modern Development of the Chemical and Biological Sciences Harper and Brothers (New York) Accessed 4 April 2007
  5. ^ Dubos J. (1951). "Louis Pasteur: Free Lance of Science, Gollancz. Quoted in Manchester K. L. (1995) Louis Pasteur (1822–1895)—chance and the prepared mind". Trends Biotechnol 13 (12): 511–5. doi:10.1016/S0167-7799(00)89014-9. PMID 8595136. 
  6. ^ Nobel Laureate Biography of Eduard Buchner at http://nobelprize.org Accessed 4 April 2007
  7. ^ Text of Eduard Buchner's 1907 Nobel lecture at http://nobelprize.org Accessed 4 April 2007
  8. ^ 1946 Nobel prize for Chemistry laureates at http://nobelprize.org Accessed 4 April 2007
  9. ^ Blake CC, Koenig DF, Mair GA, North AC, Phillips DC, Sarma VR. (1965). "Structure of hen egg-white lysozyme. A three-dimensional Fourier synthesis at 2 Angstrom resolution". Nature 22 (206): 757–61. doi:10.1038/206757a0. PMID 5891407. 
  10. ^ Chen LH, Kenyon GL, Curtin F, Harayama S, Bembenek ME, Hajipour G, Whitman CP (1992). "4-Oxalocrotonate tautomerase, an enzyme composed of 62 amino acid residues per monomer". J. Biol. Chem. 267 (25): 17716–21. PMID 1339435. 
  11. ^ Smith S (01 Dec 1994). "The animal fatty acid synthase: one gene, one polypeptide, seven enzymes". Faseb J. 8 (15): 1248–59. PMID 8001737. 
  12. ^ Anfinsen C.B. (1973). "Principles that Govern the Folding of Protein Chains". Science 181: 223–30. doi:10.1126/science.181.4096.223. PMID 4124164. 
  13. ^ Dunaway-Mariano D (November 2008). "Enzyme function discovery". Structure 16 (11): 1599–600. doi:10.1016/j.str.2008.10.001. PMID 19000810. 
  14. ^ The Catalytic Site Atlas at The European Bioinformatics Institute Accessed 4 April 2007
  15. ^ Jaeger KE, Eggert T. (2004). "Enantioselective biocatalysis optimized by directed evolution". Curr Opin Biotechnol. 15 (4): 305–13. doi:10.1016/j.copbio.2004.06.007. PMID 15358000. 
  16. ^ Shevelev IV, Hubscher U. (2002). "The 3' 5' exonucleases". Nat Rev Mol Cell Biol. 3 (5): 364–76. doi:10.1038/nrm804. PMID 11988770. 
  17. ^ Tymoczko, John L.; Stryer Berg Tymoczko; Stryer, Lubert; Berg, Jeremy Mark (2002). Biochemistry. San Francisco: W.H. Freeman. ISBN 0-7167-4955-6. 
  18. ^ Zenkin N, Yuzenkova Y, Severinov K. (2006). "Transcript-assisted transcriptional proofreading". Science. 313: 518–20. doi:10.1126/science.1127422. PMID 16873663. 
  19. ^ Ibba M, Soll D. (2000). "Aminoacyl-tRNA synthesis". Annu Rev Biochem. 69: 617–50. doi:10.1146/annurev.biochem.69.1.617. PMID 10966471. 
  20. ^ Rodnina MV, Wintermeyer W. (2001). "Fidelity of aminoacyl-tRNA selection on the ribosome: kinetic and structural mechanisms". Annu Rev Biochem. 70: 415–35. doi:10.1146/annurev.biochem.70.1.415. PMID 11395413. 
  21. ^ Firn, Richard. "The Screening Hypothesis - a new explanation of secondary product diversity and function". http://www-users.york.ac.uk/~drf1/rdf_sp1.htm. Diakses pada 2006-10-11.
  22. ^ Fischer E. (1894). "Einfluss der Configuration auf die Wirkung der Enzyme". Ber. Dt. Chem. Ges. 27: 2985–93. doi:10.1002/cber.18940270364. 
  23. ^ Koshland D. E. (1958). "Application of a Theory of Enzyme Specificity to Protein Synthesis". Proc. Natl. Acad. Sci. 44 (2): 98–104. doi:10.1073/pnas.44.2.98. PMID 16590179. 
  24. ^ Vasella A, Davies GJ, Bohm M. (2002). "Glycosidase mechanisms". Curr Opin Chem Biol. 6 (5): 619–29. doi:10.1016/S1367-5931(02)00380-0. PMID 12413546. 
  25. ^ Boyer, Rodney (2002) [2002]. "6". Concepts in Biochemistry (2nd ed.). New York, Chichester, Weinheim, Brisbane, Singapore, Toronto.: John Wiley & Sons, Inc. pp. 137–8. ISBN 0-470-00379-0. OCLC 51720783. Accessdate used without URL
  26. ^ Fersht, Alan (1985). Enzyme structure and mechanism. San Francisco: W.H. Freeman. pp. 50–2. ISBN 0-7167-1615-1. 
  27. ^ Jencks, William P. (1987). Catalysis in chemistry and enzymology. Mineola, N.Y: Dover. ISBN 0-486-65460-5. 
  28. ^ Villa J, Strajbl M, Glennon TM, Sham YY, Chu ZT, Warshel A (2000). "How important are entropic contributions to enzyme catalysis?". Proc. Natl. Acad. Sci. U.S.A. 97 (22): 11899–904. doi:10.1073/pnas.97.22.11899. PMID 11050223. 
  29. ^ Warshel A, Sharma PK, Kato M, Xiang Y, Liu H, Olsson MH (2006). "Electrostatic basis for enzyme catalysis". Chem. Rev. 106 (8): 3210–35. doi:10.1021/cr0503106. PMID 16895325. 
  30. ^ Eisenmesser EZ, Bosco DA, Akke M, Kern D (February 2002). "Enzyme dynamics during catalysis". Science 295 (5559): 1520–3. doi:10.1126/science.1066176. PMID 11859194. 
  31. ^ Agarwal PK (November 2005). "Role of protein dynamics in reaction rate enhancement by enzymes". J. Am. Chem. Soc. 127 (43): 15248–56. doi:10.1021/ja055251s. PMID 16248667. 
  32. ^ Eisenmesser EZ, Millet O, Labeikovsky W, et al (November 2005). "Intrinsic dynamics of an enzyme underlies catalysis". Nature 438 (7064): 117–21. doi:10.1038/nature04105. PMID 16267559. 
  33. ^ Yang LW, Bahar I (5 June 2005). "Coupling between catalytic site and collective dynamics: A requirement for mechanochemical activity of enzymes". Structure 13: 893–904. doi:10.1016/j.str.2005.03.015. PMID 15939021. 
  34. ^ Agarwal PK, Billeter SR, Rajagopalan PT, Benkovic SJ, Hammes-Schiffer S. (5 March 2002). "Network of coupled promoting motions in enzyme catalysis". Proc Natl Acad Sci USA. 99: 2794–9. doi:10.1073/pnas.052005999. PMID 11867722. 
  35. ^ Agarwal PK, Geist A, Gorin A (August 2004). "Protein dynamics and enzymatic catalysis: investigating the peptidyl-prolyl cis-trans isomerization activity of cyclophilin A". Biochemistry 43 (33): 10605–18. doi:10.1021/bi0495228. PMID 15311922. 
  36. ^ Tousignant A, Pelletier JN. (August 2004). "Protein motions promote catalysis". Chem Biol. 11 (8): 1037–42. doi:10.1016/j.chembiol.2004.06.007. PMID 15324804. 
  37. ^ Olsson MHM, Parson WW, Warshel A (2006). "Dynamical Contributions to Enzyme Catalysis: Critical Tests of A Popular Hypothesis". Chem. Rev. 106 (5): 1737–56. doi:10.1021/cr040427e. 
  38. ^ a b de Bolster, M.W.G. (1997). "Glossary of Terms Used in Bioinorganic Chemistry: Cofactor". International Union of Pure and Applied Chemistry. http://www.chem.qmul.ac.uk/iupac/bioinorg/CD.html#34. Diakses pada 2007-10-30.
  39. ^ Fisher Z, Hernandez Prada JA, Tu C, Duda D, Yoshioka C, An H, Govindasamy L, Silverman DN and McKenna R. (2005). "Structural and kinetic characterization of active-site histidine as a proton shuttle in catalysis by human carbonic anhydrase II". Biochemistry. 44 (4): 1097–115. doi:10.1021/bi0480279. PMID 15667203. 
  40. ^ Wagner, Arthur L. (1975). Vitamins and Coenzymes. Krieger Pub Co. ISBN 0-88275-258-8. 
  41. ^ de Bolster, M.W.G. (1997). "Glossary of Terms Used in Bioinorganic Chemistry: Coenzyme". International Union of Pure and Applied Chemistry. http://www.chem.qmul.ac.uk/iupac/bioinorg/CD.html#33. Diakses pada 2007-10-30.
  42. ^ BRENDA The Comprehensive Enzyme Information System Accessed 4 April 2007
  43. ^ Henri, V. (1902). "Theorie generale de l'action de quelques diastases". Compt. Rend. Hebd. Acad. Sci. Paris 135: 916–9. 
  44. ^ Sørensen,P.L. (1909). "Enzymstudien {II}. Über die Messung und Bedeutung der Wasserstoffionenkonzentration bei enzymatischen Prozessen". Biochem. Z. 21: 131–304. 
  45. ^ Michaelis L., Menten M. (1913). "Die Kinetik der Invertinwirkung". Biochem. Z. 49: 333–369.  English translation Accessed 6 April 2007
  46. ^ Briggs G. E., Haldane J. B. S. (1925). "A note on the kinetics of enzyme action". Biochem. J. 19: 339–339. PMID 16743508. 
  47. ^ Radzicka A, Wolfenden R. (1995). "A proficient enzyme". Science 6 (267): 90–931. doi:10.1126/science.7809611. PMID 7809611. 
  48. ^ Ellis RJ (2001). "Macromolecular crowding: obvious but underappreciated". Trends Biochem. Sci. 26 (10): 597–604. doi:10.1016/S0968-0004(01)01938-7. PMID 11590012. 
  49. ^ Kopelman R (1988). "Fractal Reaction Kinetics". Science 241 (4873): 1620–26. doi:10.1126/science.241.4873.1620. PMID 17820893. 
  50. ^ Savageau MA (1995). "Michaelis-Menten mechanism reconsidered: implications of fractal kinetics". J. Theor. Biol. 176 (1): 115–24. doi:10.1006/jtbi.1995.0181. PMID 7475096. 
  51. ^ Schnell S, Turner TE (2004). "Reaction kinetics in intracellular environments with macromolecular crowding: simulations and rate laws". Prog. Biophys. Mol. Biol. 85 (2–3): 235–60. doi:10.1016/j.pbiomolbio.2004.01.012. PMID 15142746. 
  52. ^ Xu F, Ding H (2007). "A new kinetic model for heterogeneous (or spatially confined) enzymatic catalysis: Contributions from the fractal and jamming (overcrowding) effects". Appl. Catal. A: Gen. 317 (1): 70–81. doi:10.1016/j.apcata.2006.10.014. 
  53. ^ Garcia-Viloca M., Gao J., Karplus M., Truhlar D. G. (2004). "How enzymes work: analysis by modern rate theory and computer simulations". Science 303 (5655): 186–95. doi:10.1126/science.1088172. PMID 14716003. 
  54. ^ Olsson M. H., Siegbahn P. E., Warshel A. (2004). "Simulations of the large kinetic isotope effect and the temperature dependence of the hydrogen atom transfer in lipoxygenase". J. Am. Chem. Soc. 126 (9): 2820–8. doi:10.1021/ja037233l. PMID 14995199. 
  55. ^ Masgrau L., Roujeinikova A., Johannissen L. O., Hothi P., Basran J., Ranaghan K. E., Mulholland A. J., Sutcliffe M. J., Scrutton N. S., Leys D. (2006). "Atomic Description of an Enzyme Reaction Dominated by Proton Tunneling". Science 312 (5771): 237–41. doi:10.1126/science.1126002. PMID 16614214. 
  56. ^ Cleland, W.W. (1963). "The Kinetics of Enzyme-catalyzed Reactions with two or more Substrates or Products 2. {I}nhibition: Nomenclature and Theory". Biochim. Biophys. Acta 67: 173–87. 
  57. ^ Poulin R, Lu L, Ackermann B, Bey P, Pegg AE. Mechanism of the irreversible inactivation of mouse ornithine decarboxylase by alpha-difluoromethylornithine. Characterization of sequences at the inhibitor and coenzyme binding sites. J Biol Chem. 1992 January 5;267(1):150–8. PMID 1730582
  58. ^ Yoshikawa S and Caughey WS. (15 May 1990). "Infrared evidence of cyanide binding to iron and copper sites in bovine heart cytochrome c oxidase. Implications regarding oxygen reduction". J Biol Chem. 265 (14): 7945–58. PMID 2159465. 
  59. ^ Hunter T. (1995). "Protein kinases and phosphatases: the yin and yang of protein phosphorylation and signaling". Cell. 80 (2): 225–36. doi:10.1016/0092-8674(95)90405-0. PMID 7834742. 
  60. ^ Berg JS, Powell BC, Cheney RE (01 April 2001). "A millennial myosin census". Mol. Biol. Cell 12 (4): 780–94. PMC 32266. PMID 11294886. 
  61. ^ Meighen EA (01 March 1991). "Molecular biology of bacterial bioluminescence". Microbiol. Rev. 55 (1): 123–42. PMC 372803. PMID 2030669. 
  62. ^ Mackie RI, White BA (01 Oct 1990). "Recent advances in rumen microbial ecology and metabolism: potential impact on nutrient output". J. Dairy Sci. 73 (10): 2971–95. PMID 2178174. 
  63. ^ Faergeman NJ, Knudsen J (April 1997). "Role of long-chain fatty acyl-CoA esters in the regulation of metabolism and in cell signalling". Biochem. J. 323 (Pt 1): 1–12. PMC 1218279. PMID 9173866. 
  64. ^ Doble B. W., Woodgett J. R. (April 2003). "GSK-3: tricks of the trade for a multi-tasking kinase". J. Cell. Sci. 116: 1175–86. doi:10.1242/jcs.00384. PMID 12615961. 
  65. ^ Carr C. M., Kim P. S. (April 2003). "A spring-loaded mechanism for the conformational change of influenza hemagglutinin". Cell 73: 823–32. doi:10.1016/0092-8674(93)90260-W. PMID 8500173. 
  66. ^ Phenylketonuria: NCBI Genes and Disease Accessed 4 April 2007

Lihat pula

Enzim
 
Zimogen
Angiotensinogen " Caspase " F12 " Kimotiypsinogen " Pepsinogen " Proelastase " Prokarboksipolipeptidase " Prolipase " Tripsinogen
 
Group
 
Koenzim
AcCoA " CoA " CoQ10 " FAD " NAD+
 
Enzim
.3 HSD " .4 " .5 " .6 " .7 " .8 " .9 " .10 " .11 " .12 " .13 " .14 " .15 " .16 " .17 " .18 " .19 " .20 " .21 " .22 " .23 " .24 " .25 " .26 " .27 LDH " .146 11β-HSD " .196 15-PGDH
 
.2
 
.3
.1 " .2 " .4 GOX " .8 GLO
 
.2
 
.3
 
.5
 
.6
 
.9
 
.10
 
.11
 
.13
 
.14
 
.16
 
EC 2
 
.4
 
.6
 
.7
 
.2
 
.3
.1 " .2 CK
 
.4
 
.6
 
.7
DNA " Taq " Transkriptase " Telomerase
 
.10-.13
 
.11 STK
.1 Rsk " .2 PDK " .3 " .4 " .5 " .6 " .7 " .8 " .9 " .10 " .11 " .12 " .13 " .14 " .15 " .16 " DAPK " .18 " .19 " .20 " .21 " .22 CDK " .24 MAPK
 
.12
 
.13
F3 " Strepto
Glikosil
 EC3
 .2
 .3
.67 PI3P
Pektin
 .2
 .3
 .4
 .16-.18
 .19
.8 PSMA
 .21-.24
 .5
 .6
 .7
 EC 4
 .2
 .3
 .4
 .5
 .6
Pektin
 EC 5
 EC 6
DNA
 Helikase
 Girase
 Konvertase
C3/C5
 Permease
ATPase " EEAT " FATP " GLUT " MCT " OATP " SGLT " UCP-1
Aldolase  · Fosfatase  · Laktase  · Nuklease  · Papain  · Rekonektin  · Renin  · Rennet  · Rubisco  · Selulase  · Sulfatase
 
Lihat pula : Asam amino " Darah " Hormon
Kimia konsumsi
 

Aditif · Air · Asam lemak esensial · Cita rasa · Enzim · Karbohidrat · Lipid · Mineral · Pewarna · Protein · Vitamin



Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, pasar.nomor.net, dsb.



Tags (tagged): , enzyme, collection, of, free studie
Toll-free service
0800 1234 000
 Job Exchange
 Many Kinds Discussions
 Online Tuition in the Best 168 PTS
 Online Registration
eduNitas.com
Site Special Tuition
UNKRIS Jakarta
Online Registration
Profile UNKRIS Jakarta
Student Admission
Study Program
Postgraduate (MM, S2)
Prospects Alumnus
UNKRIS Jakarta web list
Employee Class Web
Main Websites
Helpful Topics
 ⛯ Disney
 ⛯ Europe
 ⛯ Football
 ⛯ Gorontalo
 ⛯ History
 ⛯ Marshall Islands
 ⛯ Naruto
 ⛯ Plant
 ⛯ Science
 ⛯ US Virgin Islands
 ⛯ West Kalimantan
 Reference book
 Psychological Test Practice
 Literature
 Multifarious Promotion
 Scholarship Submission
 Download Catalogs
 Tuition Scholarships
 Extension School Program
 Master School Program
 Morning College
 Regular Night Course Program
 Try Out Sample Questions
 Sholat Times
 Quran Online


Enzyme   ⛯   Collection of Free Studies
_