Elisabet
Elisabeth yaitu tokoh Alkitab dalam Perjanjian Baru.[1][2] Elisabet yaitu istri dari seorang Imam bernama Zakharia.[2] Keduanya yaitu keturunan Harun[3] Tinggal di sebuah kota di kawasan Yudea.[4] Lama dalam perkawinan itu mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.[5] Tetapi atas anugerah Tuhan dia memperoleh seorang putra pada masa tuanya.[2] Hal itu terjadi sehabis malaikat Gabriel membuat menjadi dapat diamati diri kepada Zakharia ketika bekerja di Bait Suci dan berucap kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, hendak melahirkan seorang anak laki-laki untukmu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes." [6] Nantinya anaknya lebih dikenal sebagai Yohanes Pembaptis, tokoh yang sangat penting terkait dengan karya Allah dalam diri Yesus Kristus.[2] Yohanes Pembaptis yaitu sahabat Yesus, dan dia yang membaptis Yesus.[2] Kisah tentang Elisabet yang mengandung Yohanes Pembaptis ini terdapat dalam Injil Lukas.[2]
Kunjungan Maria
Elisabet sendiri yaitu sanak saudara dari Maria ibu dari Yesus Kristus;[1][7] probabilitas yaitu saudara sepupu.[4] Maria kenal jikalau Elisabet mengandung, karena diberitahu oleh malaikat Gabriel saat mengabarkan bahwa Maria sendiri hendak mengandung oleh Roh Kudus.[8] Sedangkan Elisabet sejak mengandung tidak selamanya 5 bulan tidak membuat menjadi dapat diamati diri.[9] Maria mengunjungi Elisabet, saat kandungan Elisabet sudah berusia 6 bulan. Jarak rumah mereka cukup jauh. Maria tinggal di Nazaret, Galilea, dan pergi ke rumah Elisabet di Yudea.[4]
Peristiwa kunjungan Maria kepada Elisabet inilah yang banyak dimaknai dalam kehidupan iman orang Kristen dan Katolik.[10] Sebab waktu Maria pergi, Yohanes yang saat itu masih dalam kandungan Elisabeth melonjak kegirangan. Dan hal ini dimaknai karena Yohanes telah mengenal kedatangan Yesus yang benar dalam kandungan Maria.[10] Yohanes Pembaptis merespon kehadiran Yesus yang harus ia persiapkan jalan-Nya untuk berkarya di lingkungan kehidupan dalam rangka menyelamatkan manusia.[10] Dari sinilah, Yohanes Pembaptis mempersiapkan mata pencaharian Yesus yang dinamakan Mesias, dengan mengentaskan orang Yahudi yang saat itu penuh dengan kemunafikan dan jauh dari Tuhan.[10] Pautan daripada itu Salam yang dikatakan oleh Elisabet kepada Maria dijadikan salah satu landasan Salam Maria dalam tradisi Katolik.[10] Hal ini berlandaskan teori Santo Ambrosius pada 100 tahun IV, Uskup Akbar dari Milan, Itali.[10] Salam Elisabet yang dikatakan kepada Maria ini menenangkan hati Maria, dan hal ini ditafsirkan sebagai kerendahan hati Elisabet, sebabagai hamba Allah yang telah terpilih.[4]
“ | Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah diri sendiri ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang diceritakan kepadanya dari Tuhan, hendak terlaksana. | ” |
—Lukas 1:42-45 |
Sumber acuan
- ^ a b (Indonesia)Michael Baigent., The Messsianic LegacyUfuk Publishing House.
- ^ a b c d e f (Indonesia)Adji A. Sutama., Yesus Tidak Bangkit?, Yogyakarta: Kanisius, 2008
- ^ Lukas 1:5
- ^ a b c d (Indonesia)Maria Setiawati., Seri Orang Kudus 24 SANTO YOHANES PEMBAPTIS, Yogyakarta: Kanisius, 2005
- ^ Lukas 1:7
- ^ Lukas 1:13
- ^ Lukas 1:36
- ^ Lukas 1:36
- ^ Lukas 1:24
- ^ a b c d e f (Indonesia)Inspirasi Batin 2007 Yogyakarta: Kanisius, 2007
Lihat pula
- Maria
- Yohanes Pembaptis
- Zakharia (imam)
- Bagian Alkitab yang berkaitan: Injil Lukas, Lukas 1.
Pranala luar
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, pasar.kelas-karyawan.co.id, dsb.