Duswanta
दुष्यंत | |
---|---|
![]() Duswanta mendorong Bharata menjadi puteranya | |
Tokoh dalam mitologi Hindu | |
Nama | Duswanta |
Ejaan Dewanagari | दुष्यंत |
Ejaan IAST | Dushyaṇta |
Nama lain | Dusyanta; Dusmanta |
Kitab acuan | Mahabharata; Purana |
Kasta | Ksatriya |
Dinasti | Candra |
Anak | Bharata |
Duswanta atau Dushyanta (Sanskerta: दुष्यंत; dushyanta) merupakan leluhur keluarga Pandawa dan Korawa dalam wiracarita Mahabharata. Duswanta merupakan salah satu keturunan Sang Puru yang mengurangi Wangsa Paurawa. Dia bertahta di sebuah kerajaan India Lawas yang lalu menjadi Hastinapura. Permaisuri beliau bernama Sakuntala dan putera beliau bernama Bharata yang mengurangi keluarga Bharata dalam kisah Mahabharata.
Pertemuan dengan Sakuntala
Dalam Mahabharata diceritakan, pada suatu ketika, Duswanta pergi berburu sampai ke tengah hutan di kaki gunung Himawan. Setelah masuk jauh ke tengah hutan, dia menemukan lokasi pertapaan yang sangat indah, yang ternyata kediaman Bagawan Kanwa. Di sana dia disambut dengan ramah oleh puteri cantik jelita bernama Sakuntala. Melihat wajah sang puteri petapa yang sangat adun, timbulah harapan Sang Raja untuk menikahinya. Sakuntala mendorong, tapi dirayu terus oleh Sang Raja. Selesai Sakuntala bersedia menikahi Sang Raja dengan syarat bahwa anak yang dilahirkannya wajib menjadi pewaris tahta Sang Raja. Karena diselimuti rasa cinta, Sang Raja bersedia memenuhi permohonan tersebut. Lalu Sang Raja bercinta dengan Sakuntala. Tak lama setelah itu, dia pergi membelakangi pertapaan karena terikat oleh kewajibannya menjadi seorang Raja. Dia pun pulang dan berjanji bahwa nantinya dia akan kembali lagi ke pertapaan tersebut untuk menjemput Sakuntala beserta anaknya jika sudah lahir.
Penolakan Duswanta
Setelah sekian lama, Duswanta sibuk dengan urusan negara sehingga tidak dapat menjemput Sakuntala beserta anaknya untuk tinggal di istana. Hal itu menciptakan Sakuntala tidak tahan sehingga dia memutuskan akan datang menghadap Sang Raja bersama anaknya (Sarwadamana) di ibukota.
Sampai di ibukota, Sakuntala menghadap Sang Raja yang sedang bersidang di istana kerajaan. Di depan umum, Sakuntala menjelaskan maksud kedatangannya bahwa dia hendak menyerahkan puteranya, Sarwadamana, menjadi putera mahkota karena akad Sang Raja. Mendengar pengakuan tersebut, Raja Duswanta mendorong kebenaran perkataan Sakuntala. Bahkan dia mendorong telah menikah dan memiliki anak dari Sakuntala. Dia juga menghina dan mencela Sakuntala di muka umum. Sakuntala menangis karena dipermalukan.
Tiba-tiba terdengar suara dari langit yang mengemukakan sepakat perkataan Sakuntala. Raja tak dapat mengelak lagi lalu dia menyongsong dan memeluk Sakuntala beserta anaknya. Lalu dia menagis karena bahagia sambil cakap, "Duhai Sakuntala, sebenarnya diri sendiri sangat gembira akan kedatanganmu. Tapi diri sendiri terhalang karena kedudukanku menjadi Raja. Apa kata dunia bila akau menikahimu yang tidak dikira menjadi istriku? Kini kesangsian itu tak tidak kekurangan lagi, karena keseluruhan telah mendengar sabda dari langit yang mengemukakan sepakat sapaanmu. Karena itu, engkau yaitu istriku dan Sarwadamana yaitu puteraku. Dia akan kuangkat menjadi Raja menukarkan kekuasaanku. Namanya kuganti menjadi Bharata karena pas sabda dari langit."
Setelah Raja Duswanta cakap demikian, dia menyerahkan tahta kepada Sarwadamana yang berubah nama menjadi Bharata. Lalu Bharata menaklukkan daratan India Lawas (Bharatawarsha) dan mengurangi Kuru, yang mengurangi Wangsa Kaurawa (Korawa).
Silsilah
Puru | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Wangsa Paurawa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Generasi Paurawa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sakuntala | Duswanta | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bharata | Watsa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Keluarga Bharata | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Yasodari | Hasti | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Para Raja Hastinapura | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kuru | Yamadi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dinasti Kuru | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sunanda | Pratipa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gangga | Santanu | Satyawati | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bisma | Citrānggada | Ambalika | Wicitrawirya | Ambika | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Madri | Kunti | Pandu | Dretarastra | Gandari | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pandawa | Korawa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Acuan
- Adiparwa, buku pertama dari seri Astadasaparwa kitab Mahābhārata
Sebelumnya: Ilina | Raja Dinasti Candra Leluhur keluarga Bharata | Digantikan oleh: Bharata |
|
pasar.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb-nya.