Kabupaten Halmahera Utara![Lambang Kabupaten Halmahera Utara](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=120px-Lambang_Kabupaten_Halmahera_Utara.jpg) Lambang Kabupaten Halmahera Utara Semboyan: Hibualamo
|
Peta lokasi Kabupaten Halmahera Utara Koordinat: 1°57'-2°0' LU dan 128°17'-128°18' BT |
Provinsi | Aibku Utara |
Landasan hukum | UU RI Nomor 1 Tahun 2003 |
Tanggal | - |
Ibu kota | Tobelo, 138 mil laut dari Kota Ternate |
Pemerintahan |
- Bupati | Ir. Hein Namotemo, MSP |
- APBD | Rp. 300.597.247.000,00 (2005) |
- DAU | Rp. 366.797.961.000.-(2013)[1] |
Lapang | 24.983 kilometer2 (total) 19.536,02 km² (laut) dan 5.447,30 km² (darat) |
Populasi |
- Total | 220.765 jiwa (2007) |
- Kepadatan | 8,84 jiwa/km2 |
Demografi |
- Kode area telepon | 0924 |
Pembagian administratif |
- Disktrik | - |
- Kelurahan | - |
- Situs web | http://www.halutkab.go.id/ |
Kabupaten Halmahera Utara yaitu salah satu kabupaten di provinsi Aibku Utara, Indonesia.
Potensi
Pertanian
Macam tanaman pangan yang cocok untuk dikembangkan di daerah dengan struktur tanah yang ada, ditengahnya tanaman pisang, padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi tanah serta beberapa macam buah-buahan, misalnya jeruk, langsat, rambutan, mangga dan durian.
Dengan menggunggulkan macam tanaman pangan, yaitu pisang, ubi kayu dan jagung, petani di daerah ini telah memanfaatkan lahan pertanian seluas 27.058 ha yang sudah diolah dari ketersediaan lahan seluas 130.035 ha lahan pertanian, sisanya seluas 103.247 ha tercatat menjadi lahan yang belum diolah.
Sampai dengan tahun 2004 perkembangan penglolahan sektor pertanian dilihat dan diperhatikan dari kelompok komoditi adalah:
- Tanaman palawija mencapai lapang panen 614 ha dengan produksi sebesar 2.149 ton
- Tanaman padi ladang mencapai lapang panen 213 ha dengan produksi sebesar 256 ton
- Tanaman jagung mencapai lapang panen 129 ha dengan produksi sebesar 323 ton
- Tanaman ubi kayu mencapai lapang panen 715 ha dengan produksi sebesar 8.580 ton
- Tanaman ubi alar mencapai lapang panen 673 ha dengan produksi sebesar 5.294 ton
Program Upaya meningkatkan kualitas Potensi Pertanian selang lain:
- Padi sawah
- Kacang tanah
- Kedelai
- Upaya meningkatkan kualitas industri pengolahan hasil pertanian
- Pembangunan Unit Balai Benih Utama
- Upaya meningkatkan kualitas jagung
- Upaya meningkatkan kualitas hortikultura
Perkebunan
Pada sub sektor perkebunan juga terdapat beberapa macam tanaman yang diproduksi menjadi unggulan, yaitu:
- Kelapa, lapang areal 55.435 ha dengan produksi sebesar 66.198,6 ton
- Cengkeh, lapang areal 3.179,5 ha dengan produksi sebesar 320,71 ton
- Kakao, lapang areal 6.368 ha dengan produksi sebesar 3.009,8 ton
- Pala, lapang areal 2.449,5 ha dengan produksi sebesar 980,4 ton
- Kopi, lapang areal 459 ha dengan produksi sebesar 105,2 ton
Peternakan
Pada sub sektor peternakan beberapa macam binatang ternak sangat cocok dikembangkan, yaitu ternak kambing unggul dan lokal, sapi bibit dan potong, ayam potong (broiller), ayam petelur (layer) serta babi. Terdapat juga ternak bantuan pemerintah yang telah dikembangbiakkan, ditengahnya sapi bali bibit dan ayam buras.
Kehutanan
Lapang areal hutan ± 536.600 ha, terbagi ke dalam beberapa macam, selang lain:
- Hutan lindung: ± 145.500 ha
- Hutan produksi: ± 26.250 ha
- Hutan tanaman industri: ± 1.500 ha
Pertambangan
Sumber kekuatan pertambangan yang potensial di Kabupaten Halmahera Utara sebagian akbar telah teridentifikasi lokasi keberadaannya menempuh penyelidikan dan eksplorasi secara bertahap yang diterapkan oleh para investor.
Untuk bahan galian yang termasuk klasifikasi golongan B, pertambangan emas misalnya, investor PT. Nusa Halmahera Minerals mendapat izin eksploitasi (kontrak karya) pertambangan emas di wilayah Halmahera Utara (Disktrik Kao), disamping itu pemerintah memberikan kesempatan untuk orang-orang menempuh Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dengan model pertambangan skala kecil yang dapat merembes jumlah tenaga kerja lokal.
Selain tambang emas di Disktrik Kao terdapat juga pertambangan emas di Disktrik Loloda (Desa Dotia). Disamping itu Disktrik Morotai memiliki potensi sumber kekuatan energi yang diperkirakan sebesar 0,0072 juta barel dan energi gas bumi sebesar 0,018 Tscf, juga terdapat sumber kekuatan energi panas bumi di Disktrik Galela (Desa Mamuya). Sedangkan di Disktrik Malifut (Desa Malapa) terindikasi mengandung bijih Nikel.
Disamping itu juga terdapat pertambangan yang termasuk klasifikasi bahan galian golongan B, seperti Mangan di Disktrik Morotai Selatan, Desa Posi-Posi Rao dan Disktrik Loloda Utara.
Di Pulau Doi juga terdapat Pasir Besi/Titan dan Tembaga.
Bahan galian golongan C seperti belerang, batuan andesit, batu gamping dan kaolin/tras tersebar di beberapa wilayah di Halmehera Utara, seperti di Disktrik Galela, Morotai Utara dan Morotai Selatan.
Kelautan
Berlandaskan hasil Riset Balai Riset Perikanan Laut (1983) potensi sumber kekuatan ikan (standing stock) yang terdapat di perairan Halmahera Utara diperkirakan mencapai 644.382,48 ton dengan jumlah potensi lestari yang dapat dimanfaatkan (Maximum Sustainable Yield, MSY) sebesar 347.191,24 ton/tahun, untuk ikan pelagis sebesar 211.590 ton/tahun dan ikan demersal 135.005,24 ton/tahun. Data empiris tersebut menunjukkan bahwa potensi sumber kekuatan perairan laut Halmahera Utara cukup akbar dan ada prospek cerah, bila dimanfaatkan dan dikelola secara efisien dan berkelanjutan.
Perikanan tangkap yaitu salah satu cara ekonomi andalan dan hendak diproduksi menjadi salah satu prime mover karena kontribusinya cukup akbar untuk perikanan pengolahan. Sampai dengan tahun 2002 kontribusi produksi perikanan tangkap sebesar 98.782,21 ton atau 66,36% dengan nilai produksi sebesar Rp. 475.209,332 atau 62,54% dari total produksi secara keseluruhan.
Cara perikanan tangkap memproduksi beragam macam hasil tangkapan, berupa ikan makanan berharga ekonomis tinggi di selangnya ikan pelagis akbar seperti cakalang (Katsuwonus pelamis), tuna (Thunnus spp.), tongkol (Euthynnus spp.) dan jenis-jenis iklan pelagis kecil seperti kembung (Rastrelliger), layang (Decapterus), tembang (Sardinella), selar (Selaroides) dan beberapa macam iklan pelagis ekonomis lainnya yang ditangkap oleh warga nelayan di sekitar perairan pantai. Beberapa macam ikan demersal yang diusahakan oleh warga nelayan dan pengusaha perikanan ditengahnya kerapu (Ephinephelus spp.), lolosi (Caesio spp.), beronang (Siganus spp.), kakatua (Scars spp.), kakap (Lates spp.) serta jenis-jenis lainnya yang belum dikomersilkan dan masih terbatas pada makanan warga.
Selain jenis-jenis sumberdaya ikan, beberapa macam sumberdaya berharga ekonomis tinggi dan telah dimanfaatkan oleh warga nelayan di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, seperti jenis-jenis krustasea, teripang telur (Holothuroidea), moluska dan rumput laut.
Adapun peralatan penangkapan ikan yang digunakan oleh sebagian akbar nelayan di wilayah Halmahera Utara bersifat tradisional, seperti jaring dan alat penangkapan lainnya, dilengkapi dengan sarana penangkapan seperti perahu/kapal motor.
Lapangnya kawasan pesisir dan laut dengan kualitas perairan memungkinkan untuk upaya meningkatkan kualitas budidaya laut, terpenting kerapu, lobster, rumput laut dan mutiara. Tipe pantai yang landai pada beberapa kawasan dan tersedianya suplai air tawar yang berkualitas yaitu salah satu kesesuaian lahan untuk upaya meningkatkan kualitas budidaya air payau. Bahkan beberapa kawasan memiliki sumber air tawar yang berkualitas diproduksi menjadi alternatif untuk upaya meningkatkan kualitas budidaya air tawar (kolam).
Sampai saat ini optimalisasi dan produktivitas perikanan budidaya di Kabupaten Halamahera Utara masih rendah. Hingga tahun 2002 lapang areal budidaya laut, payau dan kolam baru mencapai 128.110 ha. Dari lapang tersebut telah dicapai produksi sebesar 46.550 ton atau 0,03% dengan nilai sebesar Rp. 53.706.500 atau 7,07% dari total volume dan nilai produksi.
Sebagian akbar warga di Kabupaten Halmahera Utara menghuni kawasan pesisir dan bergantung pada ekosistem tersebut menjadi sumber kehidupan sosial ekonomi. Bentuk-bentuk aktivitas mereka di selangnya menangkap ikan dan biota laut lainnya, pedagang kecil, petani kebun, penambang karang serta penebang pohon bakau.
Selain kawasan pesisir, wilayah Kabupaten Halmahera Utara memiliki pulau-pulau kecil yang berkarakteristik spesifik, terisolasi dan ada sekeliling yang terkait yang khusus dengan proporsi spesies endemik yang tinggi serta karakteristik sosial ekonomi dan sosial budaya yang spesifik pula. Sebagian akbar pulau-pulau kecil di Kabupaten Halmahera Utara bertipe yang vulkanik dan pulau karang, tipe pulau ini dapat terlihat di sekitar Pulau Morotai dan beberapa pulau-pulau kecil lainnya.
Eksosistem alami yang terdapat di kedua kawasan yang ada di Kabupaten Halmahera Utara ditengahnya terumbu karang, hutan mangrove, padang lamun, pantai berpasir, pantai berbatu, formasi pes-caprae, estuaria, laguna dan delta. Sedangkan ekosistem buatan ditengahnya kawasan pariwisata, pelabuhan dan pusat-pusat pendaratan ikan, areal budidaya dan kawasan pemukiman warga.
Pariwisata
Di wilayah kabupaten Halmahera Utara dapat ditemui beragam objek unik dan spesifik yang sangat berpotensi guna dikelola dan dikembangkan diproduksi menjadi objek wisata.
Panorama pesisir pantai yang berpasir putih, pesona taman laut, hamparan pulau-pulau, keanekaragaman hayati dan masih jumlah kembali keindahan lingkungan kehidupan yang belum tereksplorasi.
Wilayah Kao dan Morotai yaitu zona nostalgia perang alam kedua dimana kedua tempat ini memiliki peran strategis pada saat itu. Beberapa artefak sisa perang alam kedua, seperti meriam artileri, bangkai kapal perang, kendaraan ampibi, landas pacu serta bunker pengamanan masih dapat ditemukan di kedua wilayah ini. Bahkan salah satu pulau di wilayah morotai yakni pulau zum-zum sudah menjalani diproduksi menjadi Markas sekaligus tempat peristirahatan oleh jendral akbar Mac arthur, salah seorang pemimpin tentara sekutu di wilayah pasifik pada saat itu.
Selagi itu di bagian seni dan budaya terdapat jenis-jenis tarian, macam kerajinan tangan, musik tradisional, bahasa yang berbeda serta adanya akar budaya adat Hibua Lamo. Beberapa ditengahnya sudah hampir punah. Salah satu yang cukup menarik yaitu komunitas suku Togutil yang sebagian masih menghuni wilayah hutan Halmahera, komunitas ini diyakini yaitu turunan dari serdadu Portugis yang melarikan diri ke dalam hutan pada masa perang kolonial.
Dengan pengelolaan yang optimal, potensi pariwisata di Kabupaten Halmahera Utara dapat diproduksi menjadi salah satu komoditas unggulan dan memungkinkan wilayah ini untuk diproduksi menjadi daerah tujuan wisata baru yang tidak kalah menariknya dibanding daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia.
- Tarian Cakalele, Tide-tide, Togal, Gala dan menjadinya
- Musik tradisional: Musik Bambu, Jangere dan menjadinya
- Upacara Adat Hibua Lamo
- Keseharian warga tradisional agraris maritim
- Suku Togutil
- Bangkai Meriam: Galela
- Panser: Morotai Selatan
- Meriam dan Bangkai Kapal PD II: Kao
- Bangkai Kapal Tosimaru: Malifut
- Bandara "The Seven Strips": Morotai
- Bangkai Kapal Amfibi: Morotai
- Bunker Jepang dan Amerika: Kao, Pulau Bobale dan Morotai
- Pantai Ruko - Kokota Jaya
- Air Terjun Jembatan Lingkungan kehidupan - Ruko Kokota Jaya
- Air Terjun Kokoguru - Ruko Kokota Jaya
- Air Terjun Kontener - Ruko Kokota Jaya
- Pantai Luari: Tobelo
- Panorama Laut Tupu-tupu: Tobelo
- Taman Laut Tagalaya: Tobelo
- Pulau Zum-zum: Morotai Selatan
- Pantai Dodola: Morotai Selatan
- Pulau Bobale: Kao
- Pantai Malifut: Malifut
- Pantai Panamboang: Loloda
- Gunung Dukono: Tobelo
- Dabau Duma: Tobelo
- Sumber Air Panas: Tobelo
- Gua: Galela
- Pulau Doi: Galela
- Pulau Kahatola: Morotai Selatan
- Air Terjun Barangka Dolong: Loloda
Orang-orang
Pertambahan
Orang-orang Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2003 tercatat sebanyak 165.326 jiwa, sedangkan orang-orang Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2007 berjumlah 220.765 jiwa.
Kepadatan
Bila dibandingkan dengan lapang wilayah Kabupaten Halmahera Utara secara keseluruhan, maka tingkat kepadatan orang-orang tertinggi yaitu di Disktrik Tobelo yakni 57.42 jiwa/km², sedangkan tingkat kepadatan orang-orang terendah yaitu di Disktrik Morotai Selatan Barat, yakni 24.83 jiwa/km².
Sebaran
Sebaran tertinggi ada di Disktrik Tobelo (20,72%), sedangkan terendah ada di Disktrik Malifut (4,69%).
Faktor yang memengaruhi tidak meratanya sebaran orang-orang adalah:
- Topografi wilayah
- Kurangnya aksesibilitas jalan darat
- Peluang ekonomi
Nisbah Macam Kelamin
Jumlah orang-orang wanita semakin jumlah dibandingkan dengan jumlah orang-orang laki-laki. Nisbah macam kelamin di Kabupaten Halmahera Utara ini yaitu 1,02. Artinya terdapat 102 Laki-laki di selang 100 orang-orang wanita. Secara umum kondisi ini menunjukkan keseimbangan jumlah orang-orang di kedua kelompok.
Sosial Budaya
Sejak dulu suku-suku di Halmahera Utara telah mengenal istilah O Dumule (bahasa Tobelo) dan De O Doro (bahasa Galela) yang artinya bertanam di kebun. Secara turun temurun telah dikenal beragam macam pisang dan umbi-umbian menjadi tanaman hasil pertanian, juga dikenal sistem berladang padi gogo. Warga Halmahera Utara juga mengenal cara meramu pohon sagu untuk diambil patinya. (Menurut Dr. Joppy Ayawaila, 1992).
Selain bertani, warga Halmahera Utara juga berburu dan menangkap ikan. Hal ini dapat dilihat dan diperhatikan dengan dikenalnya sejenis alat-alat untuk berburu binatang di hutan yang dinamakan O Kuama De O Toimi dan istilah O Gahioko, yaitu menentang badai untuk mencari ikan yang mereka sebut Yo Koiho De Yo Yaungu, yakni mengejar dan memancing ikan.
Sisi lain dari mata pencaharian warga Halmahera Utara yaitu Yo canga-canga di mana mereka mengarungi samudra untuk merampok para pedagang. Wilayah Yo canga-canga ini telah mengantarkan warga Halmahera Utara mengarungi samudera ke daerah Papua, Banggai dan Mangindanau pada masa itu. Petuangan misi Yo canga-canga membikin warga Halmahera Utara menembus zona internasional.
Warga Halmahera Utara mewarisi tatanan adat yang telah dibentuk selama petualangan para leluhur untuk mencari permukiman baru di mana mereka ada di adab sampai dengan menetap dan mewujudkan komunitas dalam peradaban awal di Telaga Lina.
Seni budaya warga Halmahera Utara yaitu pancaran ketulusan jiwa dan semangat mensyukuri hendak karunia Tuhan Yang Maha Kuasa terhadap tanah persadanya. Ini terungkap dari beragam macam kesenian yang selalu mewarnai setiap upacara seremonial adat maupun upacara-upacara sakral yang dipentaskan pada setiap kesempatan. Pemahaman ini dinamakan O Guru'mini Ma'oa Awi'ngale yang artinya Yang Kuasa Mengilhami.
Ekonomi
Orang-orang Halmahera Utara bergantung pada pertanian, terpenting perkebunan kelapa dan cengkeh. Lapang areal perkebunan kelapa tahun 2002 sebesar 47.900 hektar dengan produksi 68.500 ton. Disktrik Tobelo, Tobelo Selatan dan Galela paling jumlah memproduksi komoditas kelapa.
Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung perekonomian seperti pelabuhan, bank, pasar maupun aktivitas bidang usaha primer secara dominan terkonsentrasi di kota ini. Hal ini merupakan peranan kota Tobelo semakin dari sekadar pusat administrasi pemerintahan. Kota ini diproduksi menjadi urat nadi aktivitas bidang usaha di Halmahera Utara.
Keuangan
Membaiknya stabilitas ekonomi tidak terlepas dari peningkatan fiskal menjadi pelaksanaan dari konsolidasi fiskal yang dapat mendorong peningkatan perolehan daerah. Pada tahun 2005 faktor yang mendorong peningkatan sumber-sumber pembiayaan yaitu APBD Kabupaten Halmahera Utara yang mencapai Rp. 300.597.247.000, ini diperoleh dari beragam sumber penerimaan daerah.
Sumbangan yang terbesar masih didominasi oleh dana pembangunan, baik DAU, Untuk Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta Perolehan Asli Daerah (PAD). Bila dilihat dan diperhatikan dari konstribusi komponen sumber penerimaan daerah terhadap APBD tahun 2005. Selain itu sistem penganggaran dewasa ini secara umum mendorong tumbuhnya ketahanan fiskal di daerah dari sisi perolehan diperkirakan tetap terjaga sehingga memberikan landasan yang kuat untuk penataan APBD Kabupaten Halmahera Utara ke depan.
Faktor utama yang mendorong orang-orang untuk menetap di suatu wilayah yaitu kekuatan tarik aktivitas perekonomiannya. Dengan adanya aktivitas ekonomi maka orang-orang dapat memperoleh mata pencahariannya berlandaskan dengan bagian keahliannya. Dengan demikian terdapat keterkaitan yang ketat selang orang-orang di suatu wilayah dengan aktivitas di wilayah tersebut.
Pertumbuhan Ekonomi
Berlandaskan PDRB Tahun 2005 harga konstan tercatat sebesar 373.693,21 juta rupiah. Jumlah ini meningkat 50.776,52 juta rupiah dari tahun 2003.
Stabilitas moneter yang membaik tersebut belum sukses mendorong perekonomian secara berarti. Dalam tahun 2003, perekonomian Kabupaten Halmahera Utara lebih 2,93% dan meningkat pada tahun 2004 diproduksi menjadi 3,33%; akhir 2005 meningkat diproduksi menjadi 3,54%. Ini menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan perekenomian Kabupaten Halmahera Utara dari tahun 2003 berlandaskan dengan kontribusi ekonomi dari 9 sektor di Kabupaten Halmahera Utara.
Infrastruktur
Bandar Udara
Bandar Udara terdapat di Kao, Galela dan Daruba.
Aksi eksternal dengan transportasi udara, tapi masih dalam lingkup Kabupaten Halmahera Utara yaitu Kao-Ternate, Galela-Ternate dan Daruba-Ternate.
Pelabuhan Laut
Pelabuhan Tobelo yaitu pelabuhan kolektor (collector port) menjadi pelabuhan antar pulau dari pusat cara wilayah (Pelabuhan Ternate) ke Pusat Cara Lokal dan Eksternal, dengan rute Tobelo-Surabaya, Tobelo-Manado/Bitung. Pelabuhan Tobelo sangat memastikan pertumbuhan dan perkembangan Kabupaten Halmahera Utara, semakin khusus daerah Tobelo.
Pelabuhan berfungsi juga menjadi pintu gerbang yang menghubungkan Wilayah Aibku Utara dengan wilayah lain di Sulawesi, Papua, Ambon, Jawa dan Kalimantan.
Selain pelabuhan Tobelo terdapat beberapa pelabuhan yang tersebar di wilayah kabupaten Halmahera Utara, selang lain:
- 1 pelabuhan regional di Daruba
- 4 pelabuhan lokal di Padiwang, Wayabula, Galela dan Bare-Bare.
Jalan
Wilayah Kabupaten Halmahera Utara dilintasi oleh jaringan jalan provinsi Trans Halmahera yang sekaligus yaitu jalan kolektor primer di wilayah ini.
Ditinjau dari perihalnya, jaringan jalan di wilayah Kabupaten Halmahera Utara pada umumnya berkondisi baik dengan macam pengerasan aspal dan beton.
Sistem transportasi darat eksternal yaitu jaringan jalan Trans Halmahera, termasuk angkutan penyeberangan yang keluar wilayah kabupaten, seperti Tobelo-Bitung. ft
Listrik
Pelayanan listrik di Kabupaten Halmahera Utara dilayani oleh PLN Wilayah IX Ranting Tobelo yang meliputi seluruh wilayah utara Kabupaten Halmahera Utara dengan penyebaran PLTD di 5 lokasi.
Telekomunikasi
Untuk menunjang arus informasi dari/ke Kabupaten Halmahera Utara ditopang dengan prasarana pos dan telepon. Jumlah sarana pelayanan pos yang terdapat di wilayah kabupaten sampai tahun 2003 terdiri dari 6 kantor pos dan giro.
Sampai dengan tahun 2004, PT. Telkom telah memiliki pelanggan di Kabupaten Halmahera Utara sebanyak 777 pelanggan. Selain sambungan telepon langsung sarana telekomunikasi lain yang ada yaitu warung telepon. Adapun macam sarana telekomunikasi lainnya yang ada berupa All Band/ Icom / Kenwood.
Letak
Terletak di tepi utara Semenanjung Halmahera dan berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik, yaitu keuntungan geografis untuk Kabupaten Halmahera Utara. Hal ini secara historis telah terbukti pada periode perang alam kedua, dimana wilayah Halmahera Utara khususnya Kao dan Pulau Morotai diproduksi menjadi rebutan selang pihak Jepang dan sekutu guna diproduksi menjadi basis strategis untuk wilayah pasifik. Karenanya wilayah Kabupaten Halmahera Utara sangat memungkinkan untuk diproduksi menjadi gerbang niaga internasional, baik untuk skala Provinsi Aibku Utara atau bahkan Indonesia.
Batas Wilayah
Topografi
Kemiringan lereng di daratan Kabupaten Halmahera Utara sangat bervariasi, di antaranya:
Macam | % Daratan | % Total |
---|
Datar | 0-2 | 33,5 |
Bergelombang | 2-15 | 18,23 |
Berbukit | 15-40 | 23,17 |
Bergunung | > 40 | 25,05 |
Geologi dan Fisiografi
Sebagian akbar Kabupaten Halmahera Utara yaitu daerah pegunungan yang didominasi oleh formasi batuan gunung api (Andesit dan batuan beku Basaltik). Daerah pegunungan yaitu bentangan lingkungan kehidupan dengan puncak tajam dan punggung curam serta lereng yang curam (sekira 40% daratan).
Di Semenanjung Utara Pulau Halmahera terdapat barisan gunung api aktif dan non aktif dengan bentuk dan struktur yang sangat khas. Pada bagian ini dataran aluvial tidak ditemukan, tetapi memasuki daerah Kao ditemukan dataran alluvial yang lapang pada daerah pedalaman, dataran vulkanik yang berombak dan dataran alluvial berawa secara lokal. Pulau Morotai memiliki jumlah kesamaan dengan Pulau Halmahera bagian utara yang dicirikan oleh gunung-gunung yang mengembang dari batuan sedimen dan batuan beku basa.
Iklim
Kabupaten Halmahera Utara dipengaruhi oleh iklim laut tropis yang terdiri atas tiga musim, yaitu:
- Musim hujan pada bulan November sampai dengan Februari
- Musim kemarau pada bulan April sampai dengan bulan Oktober
- Musim Pancaroba pada bulan Maret dan Oktober
Adapun curah hujan di wilayah Kabupaten Halmahera Utara berkisar selang 1.500-4.500 mm per tahun. Curah hujan tertinggi (2.500-4.500 mm per tahun) dapat dijumpai di Galela dan Loloda Utara dengan tipe A sampai C menurut Klasifikasi Oldeman. Curah hujan terendah (1.500-2.000 mm per tahun) dapat dijumpai di Tobelo Selatan, Kao, Malifut dan Kepulauan Morotai, menurut klasifikasi Oldeman termasuk tipe Dl (4 bulan basah berturutan dan 1 bulan kering).
Administrasi
Kabupaten Halmahera Utara terbentuk pada 31 Mei 2003 berlandaskan UU No. I Thn 2003. Secara Administratif, wilayah kabupaten ini terdiri terdiri dari 9 (sembilan) disktrik dan 174 desa. Sembilan disktrik tersebut adalah: Disktrik Loloda Utara (21 desa), Disktrik Morotai Utara (17 desa), Disktrik Morotai selatan (17 desa), Disktrik Morotai Selatan Barat (13 desa), Disktrik Galela (23 desa), Disktrik Tobelo (13 desa), Disktrik Tobelo Selatan (13 desa), Disktrik Kao (41 desa) dan Disktrik Malifut (16 desa).
Setelah penetapan Bupati dan Wakil Bupati defenitif maka jumlah disktrik dimekarkan diproduksi menjadi 22 disktrik, yaitu:
- Galela
- Galela Barat
- Galela Selatan
- Galela Utara
- Kao
- Kao Barat
- Kao Teluk
- Kao Utara
- Loloda Kepulauan
- Loloda Utara
- Malifut
- Morotai Jaya
- Morotai Selatan
- Morotai Selatan Barat
- Morotai Timur
- Morotai Utara
- Tobelo
- Tobelo Barat
- Tobelo Selatan
- Tobelo Tengah
- Tobelo Timur
- Tobelo Utara
Selagi itu jumlah desa dimekarkan diproduksi menjadi 254 desa.
Tetapi pada 29 Oktober 2008, dibentuklah Kabupaten Pulau Morotai, sehingga kecamatan-kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara tersisa menjadi berikut:
- Galela
- Galela Barat
- Galela Selatan
- Galela Utara
- Kao
- Kao Barat
- Kao Teluk
- Kao Utara
- Loloda Kepulauan
- Loloda Utara
- Malifut
- Tobelo
- Tobelo Barat
- Tobelo Selatan
- Tobelo Tengah
- Tobelo Timur
- Tobelo Utara
Sejarah
Kabupaten Halmahera Utara terbentuk pada 31 Mei 2003 berlandaskan Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2003.
Referensi
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15.
Pranala luar
- Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara
- Situs Resmi Pariwisata Kabupaten Halmahera Utara
- Situs Resmi Pemerintah Provinsi Aibku Utara
- Alam Melayu Se-Alam
Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, indonesia-info.net, pasar.kelas-karyawan.co.id, dll.