_
REGENCY OF BLORA
COLLECTION OF FREE STUDIES
Change to views  Mobile1, 2 Laptop 
Agriculture   ☕ Environment   ☕ Humanities
Search in Collection of Free Studies   
Regency of Bintan  (Beforehand)(After thisRegency of Boalemo

Kabupaten Blora

Kabupaten Blora
Lambang Kabupaten Blora.gif
Lambang Kabupaten Blora
Motto: Sasana Jaya Kerta Bumi


Locator kabupaten blora.gif
Peta lokasi Kabupaten Blora
Koordinat: 111016' - 1110338' BT, 60528' - 70248' LS
ProvinsiJawa Tengah
Dasar hukumUU No. 13/1950
Tanggal-
Ibu kotaBlora
Pemerintahan
 - BupatiDrs. Djoko Nugroho
 - DAURp. 753.830.036.000.-(2013)[1]
Luas1.820,59 km2
Populasi
 - Total844.490 jiwa (2006)
 - Kepadatan463,86 jiwa/km2
Demografi
 - BahasaBahasa Jawa Blora
 - Kode area telepon0296
Pembagian administratif
 - Kecamatan16
 - Kelurahan295
 - Situs webhttp://www.pemkabblora.go.id/

Kabupaten Blora (bahasa Jawa: Hanacaraka ꦧ꧀ꦭꦺꦴꦫ​) merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya merupakan Blora, sekitar 127 km sebelah timur Semarang. Tidak kekurangan di anggota timur Jawa Tengah, Kabupaten Blora berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur.

Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati di utara, Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur) di sebelah timur, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di selatan, serta Kabupaten Grobogan di barat.

Blok Cepu, kawasan penghasil minyak bumi paling utama di Pulau Jawa, terdapat di anggota timur Kabupaten Blora.

Daftar konten

Geografi

Wilayah Kabupaten Blora terdiri atas dataran rendah dan perbukitan dengan ketinggian 20-280 meter dpl. Anggota utara merupakan kawasan perbukitan, anggota dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Anggota selatan juga berupa perbukitan kapur yang merupakan anggota dari Pegunungan Kendeng, yang membentang dari timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur). Ibukota kabupaten Blora sendiri terletak di cekungan Pegunungan Kapur Utara.

Separuh dari wilayah Kabupaten Blora merupakan kawasan hutan, terutama di anggota utara, timur, dan selatan. Dataran rendah di anggota tengah umumnya merupakan areal persawahan.

Sebagian akbar wilayah Kabupaten Blora merupakan kawasan krisis cairan (baik untuk cairan minum maupun untuk irigasi) pada musim kemarau, terutama di kawasan pegunungan kapur. Selama pada musim penghujan, rawan banjir longsor di sejumlah kawasan.

Kali Lusi merupakan sungai terbesar di Kabupaten Blora, bermata cairan di Pegunungan Kapur Utara (Rembang), mengalir ke arah barat melalui kota Purwodadi yang dihabisi bergabung dengan Kali Serang.

Pembagian administratif

Kabupaten Blora terdiri atas 16 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 271 desa dan 24 kelurahan. Pusat pemerintahan tidak kekurangan di Kecamatan Blora.

Di samping Blora, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan merupakan Cepu, Jiken, Ngawen, dan Randublatung.


Tokoh

Tokoh populer asal Kabupaten Blora adalah:

Sejarah Blora

Asal Usul Nama Blora

Menurut cerita rakyat Blora berasal dari ucap BELOR yang berarti lumpur, lalu mengembang sebagai mbeloran yang dihabisi sampai sekarang bertambah diketahui dengan nama BLORA.

Secara etimologi Blora berasal dari ucap WAI + LORAH. Wai berarti cairan, dan Lorah berarti jurang atau tanah rendah.

Dalam bahasa Jawa sering terjadi pergantian atau pertukaran huruf W dengan huruf B, tanpa menyebabkan perubahan tafsiran ucap. Sehingga seiring dengan perkembangan zaman ucap WAILORAH sebagai BAILORAH, dari BAILORAH sebagai BALORA dan ucap BALORA dihabisi sebagai BLORA.

Berlaku nama BLORA berarti tanah rendah mengeluarkan cairan, ini dekat sekali dengan pengertian tanah berlumpur.

Blora Era Kerajaan di bawah Kadipaten Jipang

Blora di bawah Pemerintahan Kadipaten Jipang pada masa ratus tahun XVI, yang pada saat itu sedang di bawah pemerintahan Demak. Raja muda Jipang pada saat itu bernama Aryo Penangsang, yang bertambah diketahui dengan nama Aria Jipang. Kawasan kekuasaan meliputi:

Pati, Lasem, Blora, dan Jipang sendiri. Akan tetapi setelah Jaka Tingkir (Hadiwijaya) mewarisi takhta Demak, pusat pemerintahan dipindah ke Pajang. Dengan demikian Blora datang Kerajaan Pajang.

Blora di bawah Kerajaan Mataram

Kerajaan Pajang tidak lama memerintah, karena direbut oleh Kerajaan Mataram yang berpusat di Kotagede Yogyakarta. Blora termasuk wilayah Mataram anggota Timur atau kawasan Bang Wetan.

Pada masa pemerintahan Paku Buwana I (1704-1719) kawasan Blora diberikan kepada putranya yang bernama Pangeran Blitar dan diberi gelar Adipati. Luas Blora pada saat itu 3.000 karya (1 karya = ¾ hektar). Pada tahun 1719-1727 Kerajaan Mataram diberi petuah oleh Amangkurat IV, sehingga sejak saat itu Blora tidak kekurangan di bawah pemerintahan Amangkurat IV.

Blora di Zaman Pertempuran Mangkubumi (tahun 1727–1755)

Pada saat Mataram di bawah Paku Buwana II (1727-1749), terjadi pemberontakan yang diberi petuah oleh Mangku Bumi dan Mas Sahid, Mangku Bumi berhasil menguasai Sukawati, Grobogan, Demak, Blora, dan Yogyakarta. Dihabisi Mangku Bumi dinaikkan oleh rakyatnya sebagai raja di Yogyakarta.

Berita dari Babad Giyanti dan Serat Kuntharatama mengutarakan bahwa Mangku Bumi sebagai raja pada tanggal 1 Sura tahun Alib 1675, atau 11 Desember 1749. Bersamaan dengan dinaikkannya Mangku Bumi sebagai raja, maka dinaikkan pula para pejabat yang lain, di selangnya merupakan pemimpin prajurit Mangkubumen, Wilatikta, sebagai Bupati Blora.

Blora di bawah Kasultanan Pertempuran Mangku Bumi diakhiri dengan akad Giyanti, tahun 1755, yang populer dengan nama 'palihan negari', karena dengan akad tersebut Mataram terbagi sebagai dua kerajaan, adalah Kerajaan Surakarta di bawah Paku Buwana III, padahal Yogyakarta di bawah Sultan Hamengku Buwana I. Di dalam Palihan Negari itu, Blora sebagai wilayah Kasunanan sebagai anggota dari kawasan Mancanegara Timur, Kasunanan Surakarta. Akan tetapi Bupati Wilatikta tidak sepakat datang sebagai kawasan Kasunanan, sehingga beliau pilih mundur dari jabatannya

Blora sebagai Kabupaten

Sejak zaman Pajang sampai dengan zaman Mataram, Kabupaten Blora merupakan kawasan penting bagi Pemerintahan Pusat Kerajaan, mengenai ini karena Blora populer dengan hutan jatinya.

Blora mulai berubah statusnya dari apanage sebagai kawasan kabupaten pada hari Kamis Kliwon, tanggal 2 Sura tahun Alib 1675, atau tanggal 11 Desember 1749 Masehi, yang sampai sekarang diketahui dengan HARI JADI KABUPATEN BLORA. Adapun Bupati pertamanya merupakan WILATIKTA.

Perjuangan Rakyat Blora menentang Penjajahan

Perlawanan Rakyat Blora yang dipelopori petani timbul pada terakhir masa ratus tahun ke-19 dan awal masa ratus tahun ke-20. Perlawanan petani ini tak lepas dari makin memburuknya kondisi sosial dan ekonomi penduduk pedesaan pada waktu itu.

Pada tahun 1882 pajak kepala yang dilaksanakan oleh Pemerintah Penjajah sangat memberatkan bagi pemilik tanah (petani). Di daerah-daerah lain di Jawa, kenaikan pajak telah menimbulkan pemberontakan petani, seperti peristiwa Cilegon pada tahun 1888. Selang dua tahun lalu seorang petani dari Blora mengawali perlawanan terhadap pemerintahan penjajah yang dipelopori oleh Samin Surosentiko.

Gerakan Samin sebagai gerakan petani antikolonial bertambah cenderung mempergunakan metode protes pasif, adalah suatu gerakan yang tidak merupakan pemberontakan radikal bersenjata.

Sebagian indikator penyebab tidak kekurangannya pemberontakan untuk menentang kolonial penjajah Belanda selang lain:

Beragam macam pajak diimplementasikan di kawasan Blora

Perubahan pola pemakaian tanah komunal

Ronde memberi batas dan pengawasan oleh Belanda mengenai penggunaan hasil hutan oleh penduduk

Indikator-indikator ini mempunyai hubungan langsung dengan gerakan protes petani di kawasan Blora. Gerakan ini mempunyai corak MILLINARISME, adalah gerakan yang menentang ketidakadilan dan menginginkan zaman emas yang makmur.

Situs-Situs Kuno

Situs Fosil Fauna Purba

Lokasi situs fosil hewan purba terletak di Dukuh Kawung dan Singget, Desa Menden dan Dukuh Sunggun, Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. Lokasinya tidak kekurangan di tepian kawasan saluran sungai Bengawan Solo dan berjauhan tidak begitu bertambah 65 km arah selatan dari Kota Blora. Di Lokasi ini telah ditemukan fosil Kepala kerbau purba, kura-kura purba, dan Gajah Purba. Diperkirakan umur fosil selang 200.000-300.000 tahun. Fosil ini awal mulanya ditemukan oleh penduduk lalu diamankan oleh Yayasan Mahameru. Sekarang sedang diamati oleh pandai antropologi dari Bandung, Fahrul Azis dan tim dari Wolongong University, Australia, yang diberi petuah Gertz Vandenburg.

Situs Wura-Wari

Lokasi Situs Wura-wari ini terletak di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Haji Wura-Wari merupakan penguasa bawahan (vasal) yang pada tahun 1017 Masehi menyerang Kerajaan Mataram Hindu (semasa Raja Darmawangsa Teguh). Saat itu Kerajaan Mataram Hindu berpusat di kawasan yang sekarang diketahui dengan Maospati, Magetan, Jawa Timur. Serangan diterapkan ketika pesta pernikahan putri Raja Darmawangsa Teguh dengan Airlangga, yang juga keponakan raja, sedang dilanjutkan. Membalas dendam atas kematian istri, mertua, dan kerabatnya, Airlangga yang terlepas dari penyerangan dan tinggal di Wanagiri (di kawasan perbatasan Jombang-Lamongan), dihabisi balik menghancurkan Haji Wura-Wari. Namun, ketika belumnya Haji Wura-Wari terlebih dahulu menyerang Airlangga sehingga dia terpaksa mengungsi dan keluar dari keratonnya di Wattan Mas (sekarang Kecamatan Ngoro, Pasuruan, Jawa Timur). Serangan balik Airlangga, yang ketika itu sudah dinobatkan menggantikan Darmawangsa Teguh, ditulis dalam Prasasti Pucangan (abad XI) yang terjadi pada tahun 1032 M. Serangan itu pula yang memperkuat dugaan batu bata kuno berserakan di sekitar situs tersebut. Situs yang ditemukan tim ekspedisi tidak kekurangan di tengah tegalan, di tepi persawahan, berupa tumpukan batu bata kuno berlumut yang kini sebagai areal pemakaman. Sejak tahun 2000, telah dikumpulkan serpihan batu bata kuno mempunyai ukuran 20 x 30 sentimeter dengan tebal sekitar 4 cm, serpihan keramik, serta serpihan perunggu yang kini disimpan di Museum Mahameru. Temuan di situs itu memperkuat konten Prasasti Pucangan bertarikh Saka 963 (1041/1042 Masehi) yang sudah menjalani diuraikan pandai huruf kuno (epigraf) Boechori dari Universitas Indonesia. Boechori mengucapkan, "Haji Wura-Wari mijil sangke Lwaram". Mijil mempunyai tafsiran keluar (muncul dari). Hasil analisis toponimi (nama tempat), probabilitas nama Lwaram berubah sebagai Desa Ngloram sekarang. “Pelesapan konsonan ’w’, penyengauan di awal ucap, dan perubahan vokal ’a’ sebagai ’o’ merupakan nama lama Lwaram sebagai Ngloram sekarang. Penjelasan seperti itu pula yang membantah beragam argumen terdahulu yang mengucapkan Haji Wura-Wari berasal dari kawasan Indocina atau Sumatera sebagai koalisi Sriwijaya. Cepu memiliki data arkeologis, toponimi, dan geografis kuat untuk melokasikannya di tepian Bengawan Solo di Desa Ngloram.

Petilasan Kadipaten Jipang Panolan

Petilasan Kadipaten Jipang Panolan tidak kekurangan di Desa Jipang, sekitar 8 kilometer dari Kota Cepu. Petilasannya berwujud makam Gedong Ageng yang dahulu merupakan pusat pemerintahan dan bandar perdagangan Kadipaten Jipang. Di tempat tersebut juga terlihat Petilasan Siti Hinggil, Petilasan Semayam Kaputren, Petilasan Bengawan Sore, dan Petilasan Masjid. Tidak kekurangan juga makam kerabat kerajaan, diantaranya makam R. Bagus Sumantri, R. Bagus Sosrokusumo, R. A. Sekar Winangkrong, dan Tumenggung Ronggo Atmojo. Di sebelah utara Makam Gedong Ageng, terdapat Makam Santri Songo. Dikata demikian karena di situ tidak kekurangan sembilan makam santri dari Kerajaan Pajang yang dibunuh oleh prajurit Jipang karena dicurigai sebagai telik sandi atau mata-mata Sultan Hadiwijaya.

Edukasi

Edukasi formalTK atau RASD atau MISMP atau MTsSMA atau MASMKPerguruan tinggiLainnya
Negeri1647609200
Swasta5187678332612
Total519723138422812
Data sekolah di Kabupaten Blora
Sumber:[2]

Transportasi

Bengawan Solo di Kota Cepu, Kabupaten Blora

Blora dilalui perlintasan provinsi yang menghubungkan Kota Semarang dengan Surabaya lalu Purwodadi. Jalur ini tidak begitu begitu ramai jika dibandingkan dengan jalur Semarang-Surabaya lalu Rembang, karena kondisi perlintasannya yang kalah lebar. Blora juga dapat dicapai dengan menempuh jalur Semarang-Kudus-Rembang-Blora.

Jalur kereta api melintas wilayah Kabupaten Blora, tetapi tidak melalui ibukota kabupaten ini. Jalur tersebut melintas di anggota selatan. Stasiun kereta api Cepu merupakan yang terbesar, di mana berhenti kereta api jurusan Surabaya-Jakarta (KA Sembrani), Surabaya-Semarang (KA Rajawali), serta kereta api lokal Semarang-Bojonegoro (KRD). Blora memiliki juga alat transportasi lainnya seperti dokar, cikar, becak, dan sebagainya.

Perekonomian

Pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Kabupaten Blora. Pada subsektor kehutanan, Blora merupakan salah satu kawasan utama penghasil kayu jati berkualitas tinggi di Pulau Jawa.

Kawasan Cepu sejak lama diketahui sebagai kawasan tambang minyak bumi, yang dieksploitasi sejak era Hindia Belanda. Blora mendapat sorotan internasional ketika di kawasan Blok Cepu ditemukan cadangan minyak bumi sebanyak 250 juta barel. Bulan Maret 2006 Kontrak Kerja Sama selang Pemerintah dan Kontraktor (PT. Pertamina EP Cepu, Exxon Mobil Cepu Ltd, PT Ampolex Cepu telah ditandatangani, dan Exxon Mobil Cepu Ltd. dituding sebagai operator lapangan, selaras kesepakatan Joint Operating Agreement (JOA) dari ketiga kontraktor tersebut, perkembangan terakhir untuk saat ini Plan Of Development (POD)I Lapangan Banyu Urip telah diresmikan Menteri ESDM.

Tetapi ironinya , walau Blora populer dengan hutan Jati dan Minyak bumi yang dikelola sejak zaman kolonial Belanda sampai dengan pemerintah NKRI sekarang ini,tetapi perekonomian rakyat Blora termasuk salah satu yang terendah di Jawa Tengah. Kekayaan Sumber Daya Dunia ( SDA ) yang dimiliki oleh kabupaten Blora ternyata tidak mampu mengangkat taraf kehidupan dan taraf ekonomi masyarakatnya. Mengenai ini disebabkan karena semua hasil SDA dinikmati oleh pemerintah pusat dan pegawai perusahaan yang sebagian akbar dari luar Blora, tanpa tidak kekurangan program yang jelas untuk mengembangkan perekonomian rakyat sekitar. Apa berlakunya sekiranya ini terjadi di luar jawa.

Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang tidak kekurangan di Kabupaten Blora :

  • RS Dr. R Soetijono Blora, tipe C: Jl Dr Sutomo No.42 Blora
  • RSU Suprapto Cepu, tipe C: Jl RSU No.50 Cepu
  • RS PPT Migas Cepu: Jl Diponegoro No.9 Cepu
  • RS PKU Muhammadiyah : Jl RSU Cepu
  • RS Permata: Jl Reksodiputro No.57 Blora

Kesenian

Kesenian khas Blora adalah:

  • Barongan Gembong Amijoyo
  • Tayub
  • Ketoprak ( Hampir Punah )
  • Wayang Kulit
  • Wayang Krucil ( hampir punah )
  • Kentrung ( hampir punah )

Tempat Wisata

Tempat pariwisata di Kabupaten Blora:

  • Waduk Greneng, di Desa Tunjungan
  • Goa Terawang, di Desa Kedungwungu
  • Waduk Tempuran, di Desa Tempuran
  • Waduk Bentolo, di Desa Tinapan
  • Wisata Kereta Lokomotif[3], di Desa Cepu
  • Pemandian Sayuran, di Desa Soko
  • Taman Rekreasi Tirtonadi, di Desa Karangjati
  • Taman Water Splash Sarbini, di Desa Tempuran
  • Gunung Manggir, di Desa Ngumbul

Makanan khas Blora

Makanan khas Blora adalah:

  • Soto Blora
  • Sate Ayam Blora
  • Sate Kambing Blora
  • Wedang Cemohe
  • Manco
  • Iwak Asin Sego Jagung
  • Limun Kawis
  • Oseng-Oseng Ungker (ungker merupakan sejenis kepompong)
  • Lontong Tahu
  • Mangut

Even

Blora mempunya sebagian even atau cara, yaitu:

  • Blora Expo, di Desa Gersi
  • Blora Barong Festival (BBF), di Desa Gersi
  • Parade Seni Budaya Blora, di Desa Gersi

Potensi

Perguruan tinggi

Kabupaten Blora memiliki sebagian perguruan tinggi, yaitu:

Julukan

  • Blora Kota Sate

Karena Blora terdapat sate khas dengan bumbu khas Blora

  • Blora Kota Barongan

Karena Blora merupakan kota yang paling gencar melestarikan seni budaya Barongan

Sumber rujukan

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ Data Isi Edukasi (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Blora (2010/2011)
  3. ^ http://dollar-niftystats.blogspot.com/

Pranala luar

  • (Indonesia) Resmi Pemerintah Kabupaten Blora


Kabupaten Blora, Jawa Tengah
 
Kecamatan
Banjarejo • Blora • Bogorejo • Cepu • Japah • Jati • Jepon • Jiken • Kedungtuban • Kradenan • Kunduran • Ngawen • Randublatung • Sambong • Todanan • Tunjungan
Lambang Kabupaten Blora
 
Pusat pemerintahan: Kota Semarang · Gubernur: Bibit Waluyo
 
Kabupaten
Banjarnegara  • Banyumas  • Batang  • Blora  • Boyolali  • Brebes  • Cilacap  • Demak  • Grobogan  • Jepara  • Karanganyar  • Kebumen  • Kendal  • Klaten  • Kudus  • Magelang  • Pati  • Pekalongan  • Pemalang  • Purbalingga  • Purworejo  • Rembang  • Semarang  • Sragen  • Sukoharjo  • Tegal  • Temanggung  • Wonogiri  • Wonosobo
Lambang Jawa Tengah
 
Kota
Magelang  • Pekalongan  • Salatiga  • Semarang  • Surakarta  • Tegal
 
Topik
 


Sumber :
pasar.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, sepakbola.biz, dan sebagainya.



 Waivers Cost of Education Request
 Morning Tuition Program
 Various Forums
 Postgraduate Program
 Download Brochures
 Job Fairs
 Night Lecture
eduNitas.com
Toll-free service
0800 1234 000
Excellent Links
 ☕ Bengkulu Utara
 ☕ Biography
 ☕ Cimahi
 ☕ Culture
 ☕ Formula1
 ☕ Greek Mythology
 ☕ Medicine
 ☕ Music
Site
Employee International Lecture (Online Lectures / Blended)
Universitas Nusantara Manado
Online Registration
Profile
New Student Admission
Study Program
Career Prospects
List Scholarship Recipients
Website Network (Web List)
Universitas Nusantara Manado

Main Websites
 Online Registration
 Encyclopedia
 Psychological Test Practice
 Reference book
 Shalat Schedule
 Qur'an Online
 Various Promotion
 Entrepreneur Class Program
 Tuition Scholarships Program
 Online College in the Best 168 PTS
 Try Out Sample Questions


_