- Untuk kepatutan lain, lihat Batubara (disambiguasi)
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=220px-Coal.jpg)
Contoh batu bara
Batu bara atau batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya merupakan batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya merupakan sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk mengalami ronde pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batu bara juga merupakan batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Batu bara secara umum
Umur batu bara
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, lebih kurang 340 juta tahun yang lalu (jtl), merupakan masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi anggota utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, lebih kurang 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi anggota selatan, seperti Australia, dan berlanjut terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.
Materi pembentuk batu bara
Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) merupakan sebagai berikut:
- Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
- Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
- Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, sebagai bertambah sempurna biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
- Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Macam Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris merupakan penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
- Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Macam tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, tidak begitu bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, tidak begitu dapat terawetkan.
Penambangan
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=220px-Coal_mine_Wyoming.jpg)
Tambang batu bara di
Bihar, India.
Penambangan batu bara merupakan penambangan batu bara dari bumi. Batu bara dipakai sebagai bahan bakar. Batu bara juga dapat dipakai untuk membikin coke untuk pembuatan baja.[1]
Tambang batu bara tertua terletak di Tower Colliery di Inggris.
Kelas dan macam batu bara
Berdasarkan tingkat ronde pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
- Antrasit merupakan kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung selang 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar cairan tidak begitu dari 8%.
- Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar cairan 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling jumlah ditambang di Australia.
- Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan jumlah cairan, dan oleh karenanya dibuat sebagai asal panas yang tidak begitu efisien dibandingkan dengan bituminus.
- Lignit atau batu bara coklat merupakan batu bara yang sangat lunak yang mengeluarkan cairan 35-75% dari beratnya.
- Gambut, berpori dan memiliki kadar cairan di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.
Pembentukan batu bara
Ronde perubahan sisa-sisa tanaman dibuat sebagai gambut hingga batu bara dinamakan dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas tidak kekurangan 2 tahap ronde yang terjadi, yakni:
- Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Perwakilan utama yang mempunyai peran dalam ronde perubahan ini merupakan kadar cairan, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan ronde pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
- Tahap Malihan atau Geokimia, mencakup ronde perubahan dari lignit dibuat sebagai bituminus dan berakhir antrasit.
Batu bara di Indonesia
Di Indonesia, endapan batu bara yang mempunyai nilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di anggota barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, lebih kurang 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, lebih kurang 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi.
Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Sebagian diantaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka cairan tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan ucap lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa cairan dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar sisa dari pembakaran dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya bertambah tipis, berkadar sisa dari pembakaran dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada daerah sekitar yang berkaitan dengan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian luhur Kalimantan.[2]
Endapan batu bara Eosen
Endapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di Sumatera dan Kalimantan.
Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan anggota timur, Laut Jawa hingga Sumatera. Dari batuan sedimen yang mempunyai kalanya ditemukan dapat diketahui bahwa pengendapan berlanjut mulai terjadi pada Eosen Tengah. Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan tidak kekurangan pada tatanan busur dalam, yang diakibatkan terutama oleh gerak penunjaman Lempeng Indo-Australia.[3] Daerah sekitar yang berkaitan dengan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal.
Di Kalimantan anggota tenggara, pengendapan batu bara terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas tetapi di Sumatera umurnya bertambah muda, yakni Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di Sumatera anggota tengah, endapan fluvial yang terjadi pada fase permulaan yang belakang sekali ditutupi oleh endapan danau (non-marin).[3] Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan anggota tenggara dimana endapan fluvial yang belakang sekali ditutupi oleh lapisan batu bara yang terjadi pada dataran pantai yang yang belakang sekali ditutupi di atasnya secara transgresif oleh sedimen marin berumur Eosen Atas.[4]
Endapan batu bara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan berikut: Pasir dan Asam-asam (Kalimantan Selatan dan Timur), Barito (Kalimantan Selatan), Kutai Atas (Kalimantan Tengah dan Timur), Melawi dan Ketungau (Kalimantan Barat), Tarakan (Kalimantan Timur), Ombilin (Sumatera Barat) dan Sumatera Tengah (Riau).
Dibawah ini merupakan mutu rata-rata dari sebagian endapan batu bara Eosen di Indonesia.
Tambang | Cekungan | Perusahaan | Kadar cairan total (%ar) | Kadar cairan inheren (%ad) | Kadar sisa dari pembakaran (%ad) | Zat terbang (%ad) | Belerang (%ad) | Nilai energi (kkal/kg)(ad) |
---|
Satui | Asam-asam | PT Arutmin Indonesia | 10.00 | 7.00 | 8.00 | 41.50 | 0.80 | 6800 |
Senakin | Pasir | PT Arutmin Indonesia | 9.00 | 4.00 | 15.00 | 39.50 | 0.70 | 6400 |
Petangis | Pasir | PT BHP Kendilo Coal | 11.00 | 4.40 | 12.00 | 40.50 | 0.80 | 6700 |
Ombilin | Ombilin | PT Bukit Asam | 12.00 | 6.50 | <8.00 | 36.50 | 0.50 - 0.60 | 6900 |
Parambahan | Ombilin | PT Allied Indo Coal | 4.00 | - | 10.00 (ar) | 37.30 (ar) | 0.50 (ar) | 6900 (ar) |
(ar) - as received, (ad) - cairan dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998
Endapan batu bara Miosen
Pada Miosen Awal, pemekaran regional Tersier Bawah - Tengah pada Paparan Sunda telah berakhir. Pada Kala Oligosen hingga Permulaan Miosen ini terjadi transgresi marin pada daerah yang lebar dimana terendapkan sedimen marin klastik yang tebal dan perselingan sekuen batugamping. Pengangkatan dan kompresi merupakan kenampakan yang umum pada tektonik Neogen di Kalimantan maupun Sumatera. Endapan batu bara Miosen yang ekonomis terutama terdapat di Cekungan Kutai anggota bawah (Kalimantan Timur), Cekungan Barito (Kalimantan Selatan) dan Cekungan Sumatera anggota selatan. Batu bara Miosen juga secara ekonomis ditambang di Cekungan Bengkulu.
Batu bara ini umumnya terdeposisi pada daerah sekitar yang berkaitan dengan fluvial, delta dan dataran pantai yang mirip dengan daerah pembentukan gambut saat ini di Sumatera anggota timur. Rumusan lainnya merupakan kadar sisa dari pembakaran dan belerang yang rendah. Tetapi kebanyakan sumberdaya batu bara Miosen ini tergolong sub-bituminus atau lignit sehingga tidak begitu ekonomis lain daripada jika sangat tebal (PT Adaro) atau lokasi geografisnya menguntungkan. Tetapi batu bara Miosen di sebagian lokasi juga tergolong kelas yang tinggi seperti pada Cebakan Pinang dan Prima (PT KPC), endapan batu bara di sekitar hilir Sungai Mahakam, Kalimantan Timur dan sebagian lokasi di dekat Tanjungenim, Cekungan Sumatera anggota selatan.
Tabel dibawah ini menunjukan mutu rata-rata dari sebagian endapan batu bara Miosen di Indonesia.
Tambang | Cekungan | Perusahaan | Kadar cairan total (%ar) | Kadar cairan inheren (%ad) | Kadar sisa dari pembakaran (%ad) | Zat terbang (%ad) | Belerang (%ad) | Nilai energi (kkal/kg)(ad) |
---|
Prima | Kutai | PT Kaltim Prima Coal | 9.00 | - | 4.00 | 39.00 | 0.50 | 6800 (ar) |
Pinang | Kutai | PT Kaltim Prima Coal | 13.00 | - | 7.00 | 37.50 | 0.40 | 6200 (ar) |
Roto South | Pasir | PT Kideco Jaya Luhur | 24.00 | - | 3.00 | 40.00 | 0.20 | 5200 (ar) |
Binungan | Tarakan | PT Berau Coal | 18.00 | 14.00 | 4.20 | 40.10 | 0.50 | 6100 (ad) |
Lati | Tarakan | PT Berau Coal | 24.60 | 16.00 | 4.30 | 37.80 | 0.90 | 5800 (ad) |
Cairan Laya | Sumatera anggota selatan | PT Bukit Asam | 24.00 | - | 5.30 | 34.60 | 0.49 | 5300 (ad) |
Paringin | Barito | PT Adaro | 24.00 | 18.00 | 4.00 | 40.00 | 0.10 | 5950 (ad) |
(ar) - as received, (ad) - cairan dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998
Sumberdaya batu bara
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=220px-Charging_of_coal_into_barges.jpg)
Pengisian batu bara ke dalam kapal tongkang.
Potensi sumberdaya batu bara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batu bara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat dipilihkan keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.
Di Indonesia, batu bara merupakan bahan bakar utama lain daripada solar (diesel fuel) yang telah umum dipakai pada jumlah industri, dari segi ekonomis batu bara jauh bertambah hemat dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai berikut: Solar Rp 0,74/kilokalori sedangkan batu bara hanya Rp 0,09/kilokalori, (berdasarkan harga solar industri Rp. 6.200/liter).
Dari segi kuantitas batu bara termasuk cadangan energi fosil terpenting untuk Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai puluhan milyar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya, Indonesia tidak mungkin membakar berakhir batu bara dan mengubahnya dibuat sebagai energis listrik mengalami PLTU. Lain daripada mengotori daerah sekitar yang berkaitan dengan mengalami polutan CO2, SO2, NOx dan CxHy cara ini dinilai tidak begitu efisien dan tidak begitu menghargai tambah tinggi.
Batu bara sama tidak sewenang-wenangnya tidak langsung dibakar, akan bertambah bermakna dan efisien jika dikonversi dibuat sebagai migas sintetis, atau bahan petrokimia lain yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini merupakan likuifikasi (pencairan) dan gasifikasi (penyubliman) batu bara.
Membakar batu bara secara langsung (direct burning) telah dikembangkan teknologinya secara continue, yang bertujuan untuk mencapai efisiensi pembakaran yang maksimum, cara-cara pembakaran langsung seperti: fixed grate, chain grate, fluidized bed, pulverized, dan sebagainya, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya.
Gasifikasi batu bara
Coal gasification merupakan sebuah ronde untuk mengubah batu bara padat dibuat sebagai gas batu bara yang mudah terbakar (combustible gases), sehabis ronde pemurnian gas-gas ini karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen (H), metan (CH4), dan nitrogen (N2) – dapat dipakai sebagai bahan bakar. hanya menggunakan udara dan uap cairan sebagai reacting-gas yang belakang sekali menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah.
Tetapi, batu bara bukanlah bahan bakar yang sempurna. Terikat di dalamnya merupakan sulfur dan nitrogen, bila batu bara ini terbakar kotoran-kotoran ini akan dimerdekakan ke udara, bila mengapung di udara zat kimia ini dapat menggabung dengan uap cairan (seperti contoh kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, dinamakan sebagai "hujan asam" “acid rain”. Disini juga tidak kekurangan noda mineral kecil, termasuk kotoran yang umum tercampur dengan batu bara, partikel kecil ini tidak terbakar dan membikin abu yang ketertinggalan di coal combustor, sebagian partikel kecil ini juga tertangkap di putaran combustion gases bersama dengan uap cairan, dari asap yang keluar dari cerobong sebagian partikel kecil ini merupakan sangat kecil setara dengan rambut manusia.
Bagaimana membikin batu bara bersih
Tidak kekurangan sebagian cara. Contoh sulfur, sulfur merupakan zat kimia kekuningan yang tidak kekurangan sedikit di batu bara, pada sebagian batu bara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan eastern states lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari berat batu bara, sebagian batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-negara anggota sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat batu bara. Penting bahwa sebagian luhur sulfur ini dibuang sbelum mencapai cerobong asap.
Satu cara untuk membikin supaya bersih batu bara merupakan secara mudah memecah batu bara ke bongkahan yang bertambah kecil dan mencucinya. Sebagian sulfur yang tidak kekurangan sebagai bintik kecil di batu bara dinamakan sebagai "pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi dibuat sebagai bentuk iron pyrite, lain daripada itu dikenal sebagai "fool's gold” dapat dipisahkan dari batu bara. Secara khusus pada ronde satu kali, bongkahan batu bara dimasukkan ke dalam tangki luhur yang terisi cairan , batu bara mengambang ke permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini dinamakan "coal preparation plants" yang membikin supaya bersih batu bara dari pengotor-pengotornya.
Tidak semua sulfur dapat dibersihkan secara ini, bagaimanapun sulfur pada batu bara merupakan secara kimia benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe sulfur ini dinamakan "organic sulfur," dan pencucian tak akan menghilangkannya. Sebagian ronde telah dicoba untuk mencampur batu bara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur pergi dari molekul batu bara, tetapi kebanyakan ronde ini sudah terbukti terlalu mahal, ilmuan masih menjalankan pekerjaan untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.
Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua fasilitas bangunan sehabis 1978 — telah diwajibkan untuk mempunyai alat khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil pembakaran batu bara ketika belum gas ini meningkat menuju cerobong asap. Alat ini sebenarnya merupakan "flue gas desulfurization units," tetapi jumlah orang menyebutnya "scrubbers" — karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar dari asap yang dibawa keluar oleh tungku pembakar batu bara.
Membuang NOx dari batu bara
Nitrogen secara umum merupakan anggota yang luhur dari pada udara yang dihirup, pada kenyataannya 80% dari udara merupakan nitrogen, secara normal atom-atom nitrogen mengambang terikat satu sama lainnya seperti pasangan kimia, tetapi ketika udara dihangatkan seperti pada nyala api boiler (3000 F=1648 C), atom nitrogen ini terpecah dan terikat dengan oksigen, bentuk ini sebagai nitrogen oksida atau kadang kala itu dinamakan sebagai NOx. NOx juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak di dalam batu bara.
Di udara, NOx merupakan polutan yang dapat menyebabkan kabut coklat yang kabur yang kadang kala terlihat di seputar kota luhur, juga sebagai polusi yang membentuk “acid rain” (hujan asam), dan dapat membantu terbentuknya sesuatu yang dinamakan “ground level ozone”, tipe lain dari pada polusi yang dapat membikin kotornya udara.
Salah satu cara paling baik untuk mengurangi NOx merupakan menghindari dari bentukan asalnya, sebagian cara telah ditemukan untuk membakar batubara di pemabakar dimana tidak kekurangan bertambah jumlah bahan bakar dari pada udara di ruang pembakaran yang terpanas. Di bawah kondisi ini kebanyakan oksigen terkombinasikan dengan bahan bakar daripada dengan nitrogen. Campuran pembakaran yang belakang sekali dikirim ke ruang pembakaran yang kedua dimana terdapat ronde yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar berakhir terbakar. Konsep ini dinamakan "staged combustion" karena batu bara dibakar secara bertahap. Kadang dinamakan juga sebagai "low-NOx burners" dan telah dikembangkan sehingga dapat mengurangi kangdungan Nox yang terlepas di uadara bertambah dari separuh. Tidak kekurangan juga teknologi baru yang menjalankan pekerjaan seperti "scubbers" yang membikin supaya bersih NOX dari flue gases (asap) dari boiler batu bara. Sebagian dari alat ini menggunakan bahan kimia khusus yang dinamakan katalis yang mengurai anggota NOx dibuat sebagai gas yang tidak berpolusi, walaupun alat ini bertambah mahal dari "low-NOx burners," tetapi dapat menekan bertambah dari 90% polusi Nox.
Cadangan batu bara dunia
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=300px-Us_coal_regions_1996.jpg)
Daerah batu bara di Amerika Serikat
Pada tahun 1996 diestimasikan terdapat sekitar satu exagram (1 × 1015 kg atau 1 trilyun ton) total batu bara yang dapat ditambang menggunakan teknologi tambang saat ini, diperkirakan setengahnya merupakan batu bara keras. Nilai energi dari semua batu bara dunia merupakan 290 zettajoules.[5] Dengan konsumsi global saat ini merupakan 15 terawatt,[6] terdapat cukup batu bara untuk menyediakan energi untuk seluruh dunia untuk 600 tahun.
British Petroleum, pada Laporan Tahunan 2006, memperkirakan pada kesudahan 2005, terdapat 909.064 juta ton cadangan batu bara dunia yang terbukti (9,236 × 1014 kg), atau cukup untuk 155 tahun (cadangan ke rasio produksi). Angka ini hanya cadangan yang diklasifikasikan terbukti, program bor eksplorasi oleh perusahaan tambang, terutama sekali daerah yang di bawah eksplorasi, terus memberikan cadangan baru.
Departemen Energi Amerika Serikat memperkirakan cadangan batu bara di Amerika Serikat sekitar 1.081.279 juta ton (9,81 × 1014 kg), yang setara dengan 4.786 BBOE (billion barrels of oil equivalent).[7]
Negara pengekspor batu bara utama
Pengekspor batu bara berdasarkan negara dan tahun
(dalam juta ton)[12]Negara | 2003 | 2004 |
---|
Australia | 238,1 | 247,6 |
---|
Amerika Serikat | 43,0 | 48,0 |
---|
Afrika Selatan | 78,7 | 74,9 |
---|
Uni Soviet | 41,0 | 55,7 |
---|
Polandia | 16,4 | 16,3 |
---|
Kanada | 27,7 | 28,8 |
---|
Republik Rakyat Cina | 103,4 | 95,5 |
---|
Amerika Selatan | 57,8 | 65,9 |
---|
Indonesia | 200,8 | 131,4 |
---|
Total | 713,9 | 764,0 |
---|
Lihat pula
Sumber acuan
- ^ BHP Billiton Mitsubishi Alliance - Glossary
- ^ Frederich, Langford and Moore, 1999
- ^ a b Cole and Crittenden, 1997
- ^ Frederich et al, 1995
- ^ Sustainable Energy" 2005 page 303 The MIT Press by Jefferson W. Tester et al. ISBN 0-262-20153-4
- ^ BP2006 energy report, and US EIA 2006 overview
- ^ (Inggris) "International Energy Annual 2003: Reserves". Badan Informasi Energi AS.
- ^ (Inggris) "Reserves-Coal page 1". Dewan Energi Dunia.
- ^ (Inggris) "Resources-bituminous". Dewan Energi Dunia.
- ^ (Inggris) "Resources-sub-bitum". Dewan Energi Dunia.
- ^ (Inggris) "Resources-lignite". Dewan Energi Dunia.
- ^ http://www.eia.doe.gov/oiaf/aeo/supplement/pdf/suptab_114.pdf
Pranala luar
- (Inggris)World Coal Institute
- (Indonesia)Yayasan Batu Bara Dunia
- (Inggris)Coal: Facts & Figures
- (Inggris)MSNBC report on coal pollution health effects in the United States
- (Inggris)Clean coal technologies
(Inggris)Advanced methods of using coal (Pusat Energi Batu bara Jepang en)
(Inggris)USDOE Hydrogen from Coal Research (Inggris)Coal Preparation (Inggris)Wyoming Coal dari Universitas Wyoming. (Inggris)Coal - origin, purification and consumption (Inggris)History of coal seams and the practice of coal mining in North Staffordshire, UK (Indonesia)Gasifikasi Batubara Daniel Burns. The modern practice of coal mining (1907) Chirons, Nicholas P. Coal Age Handbook of Coal Surface Mining (ISBN 0-07-011458-7) Hamilton, Michael S. Mining Environmental Policy: Comparing Indonesia and the USA (Burlington, VT: Ashgate, 2005). (ISBN 0-7546-4493-6). Hayes, Geoffrey. Coal Mining (2004), 32 pp Hughes. Herbert W, A Text-Book of Mining: For the use of colliery managers and others (London, many editions 1892-1917), the standard British textbook for its era. National Energy Information Center, Greenhouse Gases, Climate Change, Energy, http://www.eia.doe.gov/oiaf/1605/ggccebro/chapter1.html, diakses pada 2007-10-16 Charles V. Nielsen and George F. Richardson. 1982 Keystone Coal Industry Manual (1982) Saleem H. Ali. Minding our Minerals, 2006. [1] A.K. Srivastava. Coal Mining Industry in India (1998) (ISBN 81-7100-076-2) The Department of Trade and Industry, The Coal Authority, http://www.coal.gov.uk/resources/cleanercoaltechnologies/CoalMineandbedmethane.cfm, diakses pada 2007-10-16 James Tonge. The principles and practice of coal mining (1906)
Asal :
pasar.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, dsb.