Prangko

Penny Black, prangko pertama di dunia yang diciptakan pada tahun 1840.

Prangko (Latin: franco) yaitu secarik kertas berperekat menjadi bukti telah menjalankan pembayaran untuk budi pekerti baik layanan pos, seperti halnya mengirim surat. Prangko ditempelkan pada amplop, kartu pos, atau benda pos lainnya semasih belum dikirim. Pembayaran menggunakan prangko menjadi prosedur pembayaran yang paling populer dibanding prosedur lain, seperti menggunakan aerogram. Prangko pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 Mei 1840 di Britania Raya menjadi reformasi pos oleh Rowland Hill. Oleh karena itu sampai sekarang Britania Raya mendapat perlakuan khusus. Negara ini yaitu satu-satunya negara yang tidak perlu mencantumkan nama negara di atas prangko (bukan "Perangko", kata ini resmi 1985 diseragamkan berlaku Prangko oleh Richard Yani Susilo pada buletin Berita Filateli (http://berifil.com/) .

Prangko pada hakekatnya yaitu secarik kertas bergambar yang diterbitkan oleh pemerintah yang pada anggota balik umumnya memuat perekat, sedangkan pada anggota depannya memuat suatu harga tertentu yang dimaksudkan untuk direkatkan pada kiriman pos. Dengan menempelkan prangko pada sepucuk surat berarti biaya pengiriman surat tersebut telah dilunasi oleh pengirim surat, dan menjadi imbalannya pos berkewajiban menyampaikan surat tersebut kepada alamatnya di tempat tujuan.

Perkara surat-menyurat dan sistem perposan sebenarnya sudah dikenal manusia semasih belum dikenalnya prangko. Dan masing-masing pemerintahan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang perkara sistem perposan. Menjadi contoh, Jalan Raya Anyer-Panarukan yang dibangun oleh gubernur jenderal Hindia Belanda (Herman Willem Daendels), dikenal dengan nama Jalan Pos Raya.

Sejarah prangko

Prangko pertama yang merupakan hasil gagasan Sir Rowland Hill diterbitkan di Inggris pada tanggal 6 Mei 1840, dan merupakan prangko pertama yang resmi di dunia. Semasih belum tanggal tersebut sudah tidak kekurangan prangko pula tetapi tidak resmi, tidak dapat dipakai oleh masyarakat umum, tetapi hanya oleh kaum bangsawan tertentu. Prangko pertama resmi memiliki ciri-ciri menjadi berikut :

  • Memuat gambar kepala Ratu Victoria.
  • Dicetak dalam warna hitam.
  • Memuat kata postage pada anggota atasnya.
  • Memuat kata-kata one penny pada anggota bawahnya.

Mengingat warna tintanya hitam serta tulisan one penny yang memperlihatkan harga nominalnya, prangko tersebut lalu dikenal oleh masyarakat lebar dengan julukan The Penny Black.

Kisah timbulnya gagasan untuk menerbitkan prangko oleh Sir Rowland Hill ternyata cukup menarik. Suatu ketika dilihatnya seorang pengantar menyerahkan sepucuk surat kepada seorang gadis. Sejenak setelah melindungi surat itu dengan teliti, gadis itu pun segera mengembalikan surat itu kepada pengantar pos dan mendorong melunasi biaya pengiriman surat dengan gagasan bahwa dia tidak punya uang.

Sir Rowland Hill menghampiri gadis seraya berharap keterangan apa sebab dia mendorong menyetujui surat tersebut. Jawaban gadis tersebut ternyata mengagetkan. Surat yang ternyata datang dari kekasihnya itu memuat beberapa tanda/kode yang hanya dikenal oleh mereka berdua. Tanpa wajib membuka surat itu pun gadis tersebut telah kenal apa sebenarnya maksud/isi surat. Jadi, buat apa dia wajib susah-susah membayar ongkos kirim surat. Hal ini menciptakan Sir Rowland gusar, karena bila hal tersebut sering terjadi, alangkah ruginya dinas pos dan juga bagaimana nasib karyawan yang menjalankan tugas didalamnya. Kecuali kasus tersebut, yang menciptakan Sir Rowland juga memikirkan prangko yaitu ketika Sir Rowland menekuni aspek perpajakan dan ilmu administrasi, sekaligus melindungi perkembangan sosial ekonomi di Inggris pada masa itu.

Pada tahun 1930, ketika negara Inggris berkembang menjadi negara industri, transportasi menjalani kemajuan yang cukup menggembirakan. Jalan kereta api mulai membentang dari Barat ke Timur dan dari Utara ke Selatan. Pada waktu itu, Rowland Hill memikirkan bagaimana mendapatkan pemasukan uang untuk kaskerajaan dari pajak pengiriman surat-surat. Bahkan muslihat dari pajak pengiriman surat-surat. Bahkan muslihat Rowland Hill juga diganggu dengan pemberian hak bagi anggota Majelis Rendah dan Majelis Tinggi dalam parlemen untuk dapat mengirim surat secara cuma-cuma tanpa batas kecuali itu sistem pembayaran biaya pengiriman surat oleh penerima juga jumlah merugikan dinas pos. Hal tersebut dilihat oleh Rowland Hill menjadi suatu pemborosan dan sangat merugikan kas kerajaan.

Oleh karena itu, pada tahun 1837 Rowland Hill mengajukan usul kepada parlemen yang selang lain mengutarakan hal-hal menjadi berikut.

  • Ongkos pengiriman surat wajib diturunkan, dengan turunnya ongkos pengiriman surat, disandarkan terjadi perkembangan jumlah surat yang dikirim.
  • Untuk bertambah merangsang masyarakat supaya saling bertulis, perlu dikuatkan tarif pos yang seragam dengan tidak memandang jarak tempuh surat tersebut.
  • Untuk menghindari penyalahgunaan biaya pengiriman surat, biayanya wajib dibayar dimuka dengan menempelkan secarik kertas tanda pelunasan yang saat ini kita kenal menjadi prangko.

Konsep ini awalnya mendapat tentangan dari Parlemen. Tapi empat tahun lalu tepatnya pada tahun 1840 usul Rowland Hill diterima Parlemen. Dari sinilah lalu kelahiran prangko, carik kertas kecil yang dipakai menjadi tanda pelunasan pengiriman surat.

Perkembangan prangko di seluruh dunia

Setelah Inggris menerbitkan prangko pada tahun 1840, beberapa negara-negara lain pun segera mengiringinya selang lain Zurich, Jenewa, Basel (ketiganya di Swiss), Mauritius, Perancis, Bavaria, Amerika Serikat, dan Brasil.

Pada tanggal 1 April 1864, pemerintah Hindia Belanda yang waktu itu merebut seluruh Nusantara menerbitkan prangko pertama kali. Prangko Hindia Belanda yang baru kelahiran itu berwarna merah anggur dengan harga nominal 10 sen dan menampilkan gambar Raja Willem III.

Jenis-jenis prangko

Prangko definitif

Prangko definitif atau prangko biasa yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan prangko sehari-hari, tidak tidak kekurangan kaitannya dengan suatu kejadian atau peristiwa. Prangko tersebut terdiri dari beberapa pecahan harga mulai dari harga nominal rendah sampai yang harga nominal tinggi. Oplah cetak untuk tiap pecahan harga juga selisih tergantung mana yang bertambah jumlah dipergunakan. Prangko macam ini apabila persediaannya menipis akan dicetak ulang pas dengan kebutuhan. Masa jual prangko tersebut tidak terbatas sampai tidak kekurangan instruksi dari Pemerintah. Contohnya adalah :

  • Prangko seri Hewan (1956)
  • Prangko seri Alat musik (1967)
  • Prangko seri Presiden Soekarno
  • Prangko seri Presiden Soeharto
  • Prangko seri PELITA (Pembangunan Lima Tahun)

Prangko teguran memperingatkan

Prangko teguran memperingatkan yaitu prangko yang penerbitannya dikaitkan dengan suatu kejadian atau peristiwa dan dimaksudkan untuk memperingati kejadian atau peristiwa, adun yang bersifat nasional maupun internasional. Contoh dari prangko ini yaitu

Prangko istimewa

Prangko Istimewa yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk menarik perhatian masyarakat adun di dalam maupun di luar negeri hal kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh Pemerintah dalam beragam aspek, adun yang bersifat nasional maupun internasional. Contohnya adalah:

  • Prangko seri pariwisata 1988
  • Prangko seri Flora 1989
  • Prangko seri Fauna 1989
  • Prangko seri World Cup Italia 1990

Prangko amal

Prangko Amal yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk menghimpun dana bagi kebutuhan amal dan dijual dengan harga tambahan. Perolehan dari hasil penjualan prangko ini setelah dikurangi dengan harga prangko, ongkos pembuatan dan ongkos lainnya lalu disumbangkan kepada suatu badan amal yang telah dikuatkan oleh Pemerintah. Contohnya adalah:

  • Prangko Hari Sosial III (1960)
  • Prangko Hari Sosial IV (1961)

Prangko teguran memperingatkan, prangko istimewa, dan prangko amal masa jualnya di kantor pos terbatas yaitu selama tahun penerbitan ditambah 2 tahun, sedangkan masa terjadinya selama tahun penerbitan ditambah lima tahun.

Prangko Prisma

Prangko Prisma, singkatan dari Prangko Identitas Milik Anda (personalised stamps), yaitu prangko yang dapat menampilkan foto atau identitas lainnya (logo, produk, lambang perusahaan, tulisan / slogan bahkan tanda tangan atau apa pun) yang dikehendaki oleh pemesan, yang dicetak di atas security paper seperti halnya kertas berharga. Prangko Prisma dapat dipergunakan untuk bertulis, juga dapat menjadi menjadi cinderamata.[1]

Perangko Prisma diperkenalkan pertama kali oleh Australia Post pada kesempatan "Australia 99" pameran filateli sedunia yang diadakan di Melbourne Australia pada tanggal 19-24 Maret 1999, dengan sebutan "personalised stamp". Konsep Australia Post untuk meluncurkan prangko yang memiliki identitas pribadi didukung oleh teknologi yang merupakan kombinasi teknologi cetak yang sudah lazim dikenal dengan kecanggihan ronde digital. Indonesia merupakan negara kedua setelah Australia yang memperkenalkan Prangko Prisma. Barulah Jepang memperkenalkan Prangko Prisma di PhilaNippon 2001.[2]

Prangko untuk tujuan khusus

Kecuali prangko-prangko tersebut di atas sedang tidak kekurangan prangko-prangko yang diterbitkan untuk tujuan khusus yaitu prangko pos kilat, prangko pos udara, prangko dinas, prangko ekspres, dan prangko pos udara ekspres. Prangko-prangko tersebut sudah tidak lagi terjadi dan tidak diterbitkan lagi.

Bentuk, ukuran, dan komposisi prangko

Komponen isi pada sebuah prangko:
1. Gambar
2. Perforasi
3. Harga
4. Nama negara

Pada mulanya prangko-prangko diterbitkan dalam bentuk persegi panjang pas dengan bingkai potret raja (yang menjadi gambar prangko) dari negara penerbitnya. Lalu dipergunakan bentuk persegi panjang mendatar yang bertambah serasi untuk prangko-prangko teguran memperingatkan. Beberapa bentuk prangko di selangnya ialah bentuk bujur sangkar yang pertama kali dipergunakan oleh Bavaria pada tahun 1849, bentuk segitiga yang pertama kali dipergunakan oleh Cape of Good Hope (Afrika Selatan) pada tahun 1853, bentuk aspek delapan dipergunakan Yunani pada tahun 1898 dan sedang tidak kekurangan lagi bentuk-bentuk lainnya.

Prangko-prangko yang mempunyai kalanya dipergunakan di Indonesia diterbitkan dalam bentuk persegi panjang, segiempat sama sisi dan segitiga sama sisi (terbitan pemerintah Hindia Belanda).

Ukuran prangko

Pada mulanya prangko-prangko diciptakan sepraktis munkin, tidak terlalu luhur tetapi juga tidak terlalu kecil. Prangko-prangko pertama bertambah banyak diterbitkan dalam ukuran 25 x 18 mm. Lalu ukurannya disesuaikan denga kebutuhan penerbitannya. Prangko terkecil yaitu prangko Mecklenburg Scwein (Jerman) yang diterbitkan pada tahun 1856 mempunyai ukuran 9 x 9 mm, sedangkan prangko terbesar yaitu prangko Amerika Serikat yang diterbitkan pada tahun 1856 mempunyai ukuran 53 x 97 mm. Umumnya prangko-prangko yang harga nominalnya bertambah tinggi diterbitkan bertambah luhur daripada yang harga nominalnya rendah seperti halnya dengan prangko-prangko terbitan Hindia Belanda, Inggris, dan Belanda.

Komposisi prangko

Komposisi prangko atau propertti prangko pada umumnya berjajar, satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan perforasi dan dalam satu lembar (sheet) terdapat prangko dengan desain dan harga nominal yang sama. Tapi matang ini beberapa negara termasuk Indonesia telah menerbitkan prangko bergandengan yaitu beberapa macam prangko dicetak menjadi satu sehingga membuat bentuk suatu kesatuan prangko. Masing-masing prangko memuat harga nominal sendiri-sendiri dan selang prangko yang satu dengan prangko yang lainnya diberi perforasi sehingga mudah dipisahkan. Termasuk dalam katagori prangko bergandengan ialah:

  • Prangko Se-tenant (atau Prangko Damping, diciptakan kata ini oleh Richard Yani Susilo tahun 1985)
    • Beberapa prangko yang dicetak bergandengan dan keseluruhannya membuat bentuk sebuah gambar yang utuh. Contoh prangko seri Borobudur 1868, Olimpiade Mexico 1968, Seni Lukis Tradisional 1981, Bangsa Peduli Daerah sekitar yang berkaitan dengan 1993.
    • Beberapa prangko yang masing-masing memuat gambar yang selisih, tetapi dicetak bergandengan. Contoh Prangko seri Amphilex 1971, Sensus Ekonomi 1986 dan Cinta Puspa dan Satwa 1993.
  • Tete-Beche (atau Damping Sungsang, diciptakan kata ini oleh Richard Yani Susilo tahun 1985): Dua keping dicetak bergandengan yang satu terletak terbalik terhadap yang lainnya. Apabila jabatan 2 prangko tersebut berdampingan, maka dinamakan tete-beche horizontal, dan apabila jabatan 2 prangko tersebut yang satu tidak kekurangan di bawah yang lainnya, maka dinamakan tete-beche vertikal.
  • Gutter-Pair: Selang dua prangko terdapat satu aspek mempunyai bentuk prangko tanpa harga nominal dan tidak dapat dipergunakan untuk harga nominal dan ridak dapat dipergunakan untuk melunasi biaya pengeposan. Pada aspek tersebut pada umumnya dimuat suatu pesan khusus, logo, atau disain lain yang menarik. Prangko seri "100 Tahun Museum Zoologicum Bogoriense" dengan harga nominal Rp 1000,- (1994).

Data teknis prangko

Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia
Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia
Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia
Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia
Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia
Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia
Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia
Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia
Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia
Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia
Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia
Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia
Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia
Prangko teguran memperingatkan Hari Filateli Indonesia

Teknik pencetakan prangko

Pada umumnya prangko dicetak oleh percetakan negara. Di Indonesia, prangko dicetak oleh Perum Peruri. Matang ini, pencetakan dipertontonkan dengan menggunakan mesin-mesin modern tapi secara garis luhur tetap mengiringi prinsip-prinsip di bawah ini:

  • Cetak tinggi (typography)
  • Cetak dalam (engraving)
  • Cetak rata (lithography)
  • Cetak limpah (offset)

Dalam keadaan darurat, tidak kekurangan prangko-prangko yang dicetak dengan klise terdiri dari huruf-huruf bebas (typeset) seperti halnya orang mencetak kartu nama menjadi contoh prangko yang dibawa keluar oleh Malta pada tahun 1925. Kadang-kadang sedang disetai klise gambar seperti pada prangko milik British Guiana (1856) yang merupakan prangko termahal di dunia. Prangko-prangko yang dicetak dengan menggunakan cetaktindih umumnya menggunakan typeset menjadi contoh prangko edisi RIS, RIAU, UNTEA.

Umumnya tidak kekurangan prangko-prangko yang tercetak menyimpang dari prangko umumnya. Karena jumlahnya sedikit, prangko-prangko yang cetakannya menyimpang menjadi incaran para filatelis, karena langka dan harganya sangat mahal. Menjadi cerminan bila prangko yang bergambar penari piring tercetak dengan piring yang menghadap ke atas, maka tidak kekurangan prangko yang bergambar penari piring tercetak dengan piring yang menghadap ke bawah, dan prangko inilah yang lalu menjadi incaran para kolektor.

Kertas

Matang ini prangko dicetak pada kertas putih, tetapi tidak kekurangan juga yang dicetak pada kertas berwarna dengan maksud tertentu. Kertas juga menggambarkan masa atau negara mana yang mengeluarkan prangko tersebut.

Perekat

Prangko-prangko umumnya sudah diberi perekat (gom) yang akan menempel apabila terkena cairan.

Gambar

Menjadi identitas negara, maka prangko-prangko diterbitkan dengan gambar kepala negara, raja atau tokoh terkenal suatu negara, lalu memuat angka tahun atau harga nominal dengan alat berselok seperlunya. Tapi demikian kecuali gambar tokoh atau kepala negara, prangko diterbitkan dengan gambar-gambar lain menjadi sarana promosi, teguran memperingatkan atau lainnya.

Nama negara

Prangko memuat nama negara, tidak kekurangan yang memuat nama resmi negara adun dalam bahasa Inggris atau bahasa resmi negaranya, tidak kekurangan yang memuat dua bahasa seperti prangko Belgia, Kanada, Afrika Selatan, Srilanka dan Finlandia, bahkan tidak kekurangan yang mempergunakan 3 bahasa seperti Cyprus dan Israel. Swiss menggunakan nama latinnya "Helvetia".

Nama-nama negara tidak kekurangan juga yang disingkat menjadi contoh DDR (Jerman Timur), CCCP (Uni Sovyet), RSA (Afrika Selatan), UAR (Mesir), USA (Amerika Serikat) dan lain menjadinya. Di Indonesia, pada masa revolusi, prangko-prangko Hindia Belanda dan Jepang dicetak tindih dengan NRI.

Adakalanya prangko-prangko yang sama dipergunakan 2 atau 3 negara bersama-sama, sehingga nama negaranya dicantumkan bersama seperti Rhodesia-Nyassa dan Kenya-Uganda-Tanganyika.

Satu-satunya negara tanpa menyuratkan nama negaranya pada prangko yaitu Inggris. karena dianggap pelopor penerbitan prangko di dunia dimana prangko resmi pertama di dunia berasal dari Inggris (Richard Yani Susilo, Mengenal Filateli di Indonesia).

Teks

Dari teks yang terdapat pada prangko dapat dikenal bahwa beberapa prangko tertentu diterbitkan untuk keperluan khusus contohnya prangko dengan teks "pos Udara", "dinas", dan lain lain.

Warna

Pemberian warna pada prangko bertujuan untuk membedakan macam maupun harga prangko. Kecuali itu, variasi warna pada prangko bertujuan untuk menarik perhatian konsumen.

Tanda cairan

Tanda cairan atau watermark yaitu identitas yang diberikan oleh pembuat kertas berharga seperti uang, prangko atau sertifikat. Watermark yaitu gambar yang khusus dilihat bila kertas tersebut dibentangkan cahaya atau detektor khusus, hal ini dipergunakan untuk menghindari pemalsuan.

Prangko yang dibawa keluar oleh persemakmuran Inggris bertanda cairan "mahkota" yang bentuknya selisih dan memakai huruf CC (Crown Colony) atau CA (Crown Agency). Prangko-prangko Jepang bertanda cairan garis-garis gelombang dan prangko Belanda bertanda cairan lingkara-lingkaran kecil, Jerman menggunakan garis-garis silang. Kecuali itu, gambar lambang negara juga diguanakan menjadi tanda cairan prangko. Prangko Republik Indonesia tidak bertanda cairan , hanya seri porto 1950 cetak tindih pada prangko Ned. Indie (Nederland Indie atau Hindia Belanda) bertanda cairan C of A karena prangko tersebut dicetak di Australia dengan kertas prangko negara tersebut yang bertanda cairan Cof A (Commonwealth of Australia).

Prangko-prangko pada zaman revolusi Indonesia tidak kekurangan yang dicetak pada kertas bertanda cairan "Padalarang" atau "Made in USA" (1949).

Perforasi

Perforasi merupakan baris lubang-lubang di selang deretan prangko dalam lembaran, diadakan dengan maksud supaya prangko-prangko tersebut mudah disobek. Preforasi yang disobek merupakan "gigi-gigi" pada prangko.

Perforasi pada prangko dilaksanakan oleh Archer di Inggris pada tahun 1864, semasih belumnya prangko diterbitkan tanpa perforasi sehingga untuk menggunakan, prangko tersebut perlu dipotong dari lembarannya. Prangko tanpa perforasi memiliki harga yang bertambah mahal daripada prangko dengan macam yang sama yang diterbitkan tanpa gigi.

Perforasi tidak kekurangan 3 macam:

  • Perforasi baris
  • Perforasi sisir
  • Perforasi blok

Perforasi sendiri tidakhanya mempunyai bentuk lubang, tetapi dapat berbentuk :

  • Tusuk jarum (pin perporation)
  • Tusuk pisau (roulette)

Cetak tindih

Prangko yang sudah beredar lalu diberi tanda cetakan lagi dinamakan cetak tindih. Kadang-kadang tambahan cetakan ini dipertontonkan dengan mesin cetak yang sederhana yang dapat menimbulkan bermacam-macam perbedaan, penyimpangan dan kealpaan. Adapula yang hurufnya rusak (cetak tindih UNTEA 1962) . Adapula yang dipertontonkan dengan cap tangan/cap karet (Pendudukan Jepang dan masa Revolusi Indonesia). Prangko-prangko yang diberi cetak tindih berjumlah bertambah sedikit daripada prangko aslinya, sehingga nilainya menjadi bertambah tinggi dan menjadi incaran kolektor, dengan cetak tindih yang tidak kekurangan, para kolektor dapat nasihat peristiwa sejarah yang dialami suatu negara atau wilayah. Umumnya, cetaktindih dipertontonkan secara darurat atau lokal oleh kantor pos setempat.

Perubahan harga nominal yang mendadak

Pada umumnya bila terjadi perubahan tarif pos untuk menghabiskan persediaan lama yang sedang jumlah. Menjadi contoh pada Desember 1965 prangko Indonesia dibubuhi cetak tindih "sen" menukarkan "rupiah" berhubung revaluasi mata uang rupiah. Pada masa revolusi, prangko di Sumatera jumlah sekali prangko yang harga nominalnya diberi tindihan.

Dipergunakan untuk daerah tertentu

Menjadi contoh prangko "RIAU" (1954-1960) dan "IRIAN BARAT" (1963-1970) yang masing masing memakai mata uang Str $ (Strait Dollar) dan Gulden.

Keperluan khusus

Prangko-prangko tersebut dicetak untuk keperluan khusus dimana tidak mempunyai waktu untuk diterbitkan prangkonya, menjadi contoh prangko Seri Bencana Dunia (1953) dan 1961, cetak tindih "Pos Udara" pada prangko Sumatera dan cetak tindih "Resmi" pada serti Cetakan Wina.

Perubahan nama negara

Pada pergantian kekuasaan dari tangan Belanda ke tangan Jepang (1942) prangko Hindia-Belanda dibubuhi cetaktindih Jepang, tidak kekurangan yang dipertontonkan secara setempat atau darurat dan tidak kekurangan pula yang dipertontonkan secara mekanis di kota-kota luhur. Macamnya jumlah sekali. Di Indonesia Timur oleh Tingkatan Laut (Kaigun) dan di Jawa dan Sumatera oleh Tingkatan Darat (Rikugun).

Pada tahun 1945 cetak tindih "R.I.", "N.R.I.", "Rep. Indonesia", "Republik Indonesia" diterakan pada:

  • Prangko Hindia (Nederl. Indie)
  • Prangko Hindia Blanda yang sudah dibubuhi cetaktindih oleh Jepang;
  • Prangko yang diterbitkan oleh Jepang sendiri.

Cetak tindih menjadi teguran memperingatkan

Prangko Cetakan Wina selang lain dibubuhi cetak tindih:

  • "Bebas sama sekali Djokjakarta 6 Djuli 1949"
  • "Republik Indonesia Serikat 27 Des. 1949"

Peralihan pemerintah

Di Irian Jaya (Papua), prangko "Nederl. Nieuw Guinea" selama pemerintahan peralihan oleh PBB dibubuhi cetak tindih UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) yang terjadi mulai Oktober 1962 sampai Maret 1963. Cetak tindih tersebut dipertontonkan di Holandia (Jayapura) dan di Haarlem (Nederland).

Cetak tindih di dalam dunia filateli dikenal 2 macam istilah yaitu

Surcharge

Cetak tindih yang dibubuhi akan berakhiran pada perubahan harga pada prangko aslinya.

Overprint

Yakni, jika cetak tindih hanya dimaksudkan untuk mengubah nama negara untuk teguran memperingatkan dan menjadinya yang tidak tidak kekurangan kaitannya dengan perubahan harga.

Asal

  • Mengenal Dunia Filateli, Hobi Rekreatif Yang Bermanfaat, 1995, Perusahaan Umum Pos dan Giro (sekarang menjadi PT Pos Indonesia).
  • Richard Yani Susilo, 1982, Mengenal Philateli di Indonesia, Jakarta, Indonesia.
  • http://www.filateli.net/

Lihat pula

  • Prangko Indonesia (galeri)
  • Sampul Hari Pertama (SHP) -- First Day Cover (FDC)/Commemorative Cover
  • Sampul Teguran memperingatkan (SP)
  • Mini Sheet (MS)
  • Souvenir Sheet (SS)
  • Full Sheet

Pranala luar



Asal :
pasar.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb-nya.