Moirai

Patung tiga Moirai di Dublin, Irlandia

Moirai (Bahasa Yunani: Μοῖραι) dalam mitologi Yunani yaitu tiga orang dewi takdir. Mereka mengendalikan nasib setiap manusia sejak kelahiran hingga mati. Dalam mitologi Romawi dikenal menjadi Parkae atau Fata.

Asal-usul

Pada masa yang lebih lawas, Moirai hanya berjumlah satu dewa. Homer,[1] dengan cara umum hanya mengemukakan Moira, yang menenun benang kehidupan manusia pada saat kelahiran mereka; dia yaitu Moira Krataia "Moira yang kuasa"[2] atau tidak kekurangan juga beberapa Moirai lainnya.[3] Dalam Odyssey[4] diistilahkan tentang Klôthes, atau Penenun. Di Delphi, hanya Takdir Kelahiran dan Kematian yang diistilahkan.[5]

Sebuah teks Eteokreta dwibahasa[6] menunjukkan terjemahan Yunani Ομοσαι δαπερ Ενορκίοισι (Omosai d-haper Enorkioisi, "Tapi semoga dia bersumpah mengenai hal ini pada Para Penjaga Sumpah"). Dalam bahasa Etokreta, ini ditulis —S|TUPRMĒRIĒIA, dan MĒRIĒIA kemungkinan merujuk pada para dewa yang oleh orang Yunani lawas dikenal menjadi Moirai.

Beberapa mitografer mengklaim bahwa Moirai yaitu anak Zeus— hasil dari hubungan dengan Ananke ("keniscyaan") atau, menurut Hesiod,[7] dengan Themis atau Nix. Tidak kekurangannya argumen bahwa Moirai memiliki ayah, menunjukkan bahwa orang Yunani lawas mau berlagak cukup jauh dengan mengubah mitos supaya lebih pas dengan tradisi Patrilineal (keturunan berasal dari ayah).[8] Klaim patrilineal itu sendiri tidak diterima oleh Aiskhilos, Herodotos, atau Plato.

Beragam versi dari Moirai juga tidak kekurangan di beberapa mitologi Eropa lainnya. Moirai kemungkinan berkaitan dengan Norns, dewi takdir yang juga menenun, dari mitologi Nordik dan dewi Laima dari Baltik serta kedua saudarinya.

Pemujaan

Di Sparta, kuil untuk Moirai berdiri di dekat perapian umum, seperti diamati oleh Pausanias.[9] Sementara pengantin di Athena mempersembahkan ikat rambut mereka untuk Moirai dan para mempelai wanita bersumpah demi nama Moirai. Ini menimbulkan dugaan bahwa Moirai pada awalnya yaitu para dewi pernikahan sebelum dianggap menjadi dewi takdir.

Dari sebuah tulisan di Olympia pada ratus tahun ke-2 M, Pausanias menduga bahwa tidak kekurangan julukan Zeus Moiragetes ("Zeus Pemimpin Moirai) untuk Zeus. Pausanias menulis:[10]

Pada titik awal di arena balap kereta peperangan, tidak kekurangan sebuah altar dengan tulisan Untuk Moiragetes ("Pembawa Para Takdir"). Ini yaitu nama panggilan untuk Zeus, yang mengetahui segala urusan manusia, yang telah ditakdirkan oleh para Takdir, maupun yang tidak

—Pausanias, v.15.5.

Sementara di kuil Zeus di Megara, Pausanias mengamati:

Di atas kepala Zeus tidak kekurangan Horai dan Moirai, dan semua dapat melihat bahwa Zeus yaitu satu-satunya yang dipatuhi oleh Moira

Pausanias mendapati bahwa tidak kekurangan kuil untuk Moirai di Olympia,[11] Korintus,[12] dan Sparta[13], serta satu tempat suci Moirai yang berdampingan dengan kuil Themis di luar gerbang kota Thebes[14]

Mitologi

Para Moirai timbul tiga malam setelah kelahiran seorang bayi untuk memilihkan takdir hidupnya. Dalam suatu tuturan mengenai Perburuan Babi Kalidonia, diceritakan bahwa setelah Meleagros kelahiran, seorang dewi takdir timbul di depan ibu Meleagros dan memberitahunya bahwa Meleagros dapat tetap hidup selagi kayu suci tetap utuh.[15] Bruce Karl Braswell[16] dari bacaan di leksikon Hesikhius, menghubungkan kedatangan Moirai di perapian keluarga pada hari ketujuh setelah kelahiran.

Tidak kekurangan jumlah argumen mengenai asal mereka, tidak kekurangan yang mengemukakan bahwa mereka yaitu anak-anak perempuan Zeus dan Themis atau dewa-dewi awal seperti seperti Nyx,[17] Khaos atau Ananke. Para Moirae pada umumnya digambarkan menjadi sosok yang dingin, kejam dan tidak berperasaan, dan digambarkan menjadi perempuan tua.

Bahkan Para dewa pun tidak berani pada Moirai, meskipun tidak dikenal sejauh mana kekuasaan Moirai terhadap takdir para dewa. Menurut pendeta Pithia di Delphi, Zeus juga tunduk pada kekuasaan Moirai. Hesiod menulis, "Zeus sangat menghormati Moirai".[18]

Anggota

Relief Atropos yang sedang menggunting benang kehidupan.

Tiga orang Moirai yaitu:

Klotho

Klotho (bahasa Yunani: Κλωθώ, "pemintal"), menjalankan tugas memintal benang kehidupan tiap manusia. Dia yaitu yang termuda dibanding kedua saudarinya. Dia memilihkan kapan manusia kelahiran. Ketika Pelops dibunuh oleh ayahnya sendiri, Tantalos, Klotho menghidupkan kembali Pelops. Klotho juga pernah dibentuk mabuk oleh Alkestis sehingga Alkestis dapat menyelamatkan suaminya, Admetos, dari kematian dengan prosedur mengorbankan dirinya sendiri.

Klotho, bersama kedua saudarinya serta Hermes, dipercaya menjadi penemu alfabet. Klotho disembah di jumlah tempat di Yunani, dan sesekali diasosiasikan dengan Keres serta Erinyes. Klotho digambarkan membawa gulungan benang. Istilah Cloth (pakaian) dalam bahasa Inggris berasal dari nama Klotho. Padanan Romawinya yaitu Nona, (yang 'Kesembilan'), yang pada awalnya merupakan dewi bulan kesembilan masa kelahiran.

Lakhesis

Lakhesis (bahasa Yunani: Λάχεσις, "pembagi"), menjalankan tugas mengukur benang kehidupan tiap manusia dengan tongkat pengukurnya. Dia yaitu dewi yang memilihkan umur manusia dan berapa lama seeorang hidup.[19] Setelah mengukurnya, Lakhesis memilihkan takdir dan nasib untuk kehidupan orang tersebut. Dia digambarkan menjadi wanita yang keibuan, tapi juga cantik dan kuat. Dalam buku kesepuluh dari diskusi Repbulik karangan Plato, Lakhesis yaitu putri dari Keniscayaan. Diceritakan bahwa dia memberi perintah pada para roh yang akan memilih kehidupan selanjutnya. Padanan Romawinya yaitu Desima (yang 'Kesepuluh').

Atropos

Atropos (bahasa Yunani: Ἄτροπος, "tak terubah", "tak terbelokkan", atau "tak terelakkan"),[20] menjalankan tugas memilihkan kematian manusia. Dia menata bagaiamana seseorang mati. Ketika waktunya tiba, dia menggunting benang kehidupan manusia dengan "gunting kebencian" kepunyaannya.[21] Atropos yaitu yang tertua di selang Moirai. Padanan Romawinya yaitu Morta (Kematian). Istilah Atrofi, penyusutan jaringan atau organ, berasal dari nama Atropos.

Dalam ingatan budi populer

  • Dalam permainan video God of War II, Clotho yaitu seorang bos. Dia ditampilkan gemuk, bermodel seperti ulat sutra, dan menggunakan tangannya yang jumlah untuk memintal benang kehidupan. Dia memperingatkan tokoh utama, Kratos, bahwa jika Kratos mengubah tujuan, maka segalanya akan hancur.
  • Dlam novel Captain Blood karanga Raphael Sabatini, tokoh Peter Blood merebut tiga kapal dari orang Spanyol dan menamai kapal-kapal tersebut Clotho, Lachesis dan Atropos.[22]
  • "Clotho", "Lachesis" dan "Atropos" yaitu nama musik latar yang dapat dipilih pada permainan Columns di Sega Mega Drive.
  • Dalam Golden Sun: The Lost Age, sebuah senjata langka bernama Kayu Penggulung Benang Clotho dapat ditemukan di Mercusuar Mars.
  • "Clotho", "Lachesis", dan "Atropos" timbul menjadi demon dalam Shin Megami Tensei III: Nocturne.
  • "Clotho", "Lachesis", dan "Atropos" timbul menjadi persona yang dapat dibawa keluar oleh tokoh utama dalam Persona 3.
  • Clotho, "Lachesis", dan "Atropos" yaitu personifikasi takdir dalam novel fantasi Piers Anthony berjudul With a Tangled Skein, yang merupakan anggota dari seri novelnya, Incarnations of Immortality.
  • Tiga dewi takir timbul dalam seri novel Percy Jackson & Dewa-Dewi Olympia. Mereka ditampilkan sebagsi tiga perempuan tua yang sedang merajut sebuah kaus kaki yang sangat luhur.
  • Tiga dewi takir merupakan tokoh penting dalam seri buku Ravirn karangan Kelly McCullough. Tokoh utamanya menganggap Lachesis menjadi neneknya, padahal Lachesis ternyata yaitu seorang dewi
  • Dalam musik, "Lachesis" yaitu gerakan kedua piano solo dari potongan "The Three Fates" oleh Emerson, Lake and Palmer dalam album pertama mereka.

Catatan kaki

  1. ^ Homer, Iliad (xxiv.209)
  2. ^ Homer, Iliad (xvi.334)
  3. ^ Homer, Iliad (xxiv.49)
  4. ^ Homer, Odyssey (vii.197)
  5. ^ Kerenyi 1951:32.
  6. ^ Tulisan dari Delphinion di Dreros, diterbitkan oleh Henri van Effenterre dalam Bulletin de Correspondance Hellénique 70 (1946:602f); tulisan aslinya telah lenyap: on-line text.
  7. ^ Hesiod, Theogonia, 904.
  8. ^ "Zeus dengan cara jelas telah mengasimilasi para dewi penenun ini, dan merupakan mereka menjadi putri-putrinya. Meskipun itu hanya tidak kekurangan pada beberapa sumber, karena Zeus juga bahkan terikat oleh Takdir", jelas Ruck dan Staples (1994:57).
  9. ^ Pausanias, 3.11. 10-11.
  10. ^ (Pausanias, 5.15.5
  11. ^ Pausanias (v.15.4)
  12. ^ Pausanias (ii.4.7)
  13. ^ Pausanias (iii.11.8)
  14. ^ "Tidak kekurangan tempat suci untuk Themis, dengan patung marmer putih; berdampingan dengan tempat suci untuk Moirai dan Zeus. Tidak kekurangan patung Zeus dari batu sedangkan Moirai tak tidak kekurangan patungnya." (Pausanias, ix.25.4).
  15. ^ Pseudo-Apollodorus, Bibliotheke 1.65.
  16. ^ Braswell, "Meleager and the Moirai: A Note on Ps.-Apollodorus 1. 65" Hermes 119.4 (1991:488f).
  17. ^ H.J. Rose, Handbook of Greek Mythology, hlm.24
  18. ^ Hesiod, Theogonia, 901.
  19. ^ Hamilton, Edith (1942). Mythology, hlm. 49. Little, Brown and Company, Boston. ISBN 978-0-316-34114-1
  20. ^ Bandingkan dengan dewi Adrasteia, yang "tak terhindarkan".
  21. ^ "Comes the blind Fury with th'abhorred shears, / And slits the thin spun life." John Milton, Lycidas, l. 75.
  22. ^ Raphael Sabatini, Captain Blood (Bab XVIII)

Acuan

  • Thomas Blisniewski, '1992'. 'Kinder der dunkelen Nacht: Die Ikonographie der Parzen vom späten Mittelalter bis zum späten 18. Jahrhundert. (Cologne) Ikonografi Para Takdir sejak kesudahan Ratus tahun Pertengahan hingga kesudahan ratus tahun ke-18.
  • Robert Graves, Greek Myths
  • Jane Ellen Harrison, Prolegomena to the Study of Greek Religion 1903. Bab VI, "The Maiden-Trinities"
  • Karl Kerenyi, 1951. The Gods of the Greeks (Thames dan Hudson)
  • Harry Thurston Peck, Harper's Dictionary of Classical Antiquities, 1898. [1]
  • Herbert Jennings Rose, Handbook of Greek Mythology, 1928.
  • Carl Ruck dan Danny Staples, The World of Classical Myth, 1994.
  • William Smith, Dictionary of Greek and Roman Biography and Mythology, 1870, artikel mengenai Moira, [2]
  • Bulfinch, Thomas. Bulfinch's Mythology. penyunting: Richard Martin. New York: HarperCollins, 1991.
  • Dixon-Kennedy, Mike. "Clotho". Encyclopedia of Greek-Roman Mythology. ABC-CLIO. 1998.
  • Dixon-Kennedy, Mike. "Fates". Encyclopedia of Greek-Roman Mythology. ABC-CLIO. 1998.
  • Evslin, Bernard. Heroes, Gods, and Monsters of the Greek Myths. New York: Laurel-Leaf Books, 1996.
  • Grimal, Pierre. The Dictionary of Classical Mythology. Malden: Blackwell Publishing, 1996.
  • Harris, Stephen L. and Gloria Platzner. Classical Mythology Images and Insights. penyunting: Emily Barrosse. edisi kelima. New York: McGraw-Hill, 2008.
  • McLeish, Kenneth. Myth: Myths and Legends of the World Explored. New York: Facts On File, 1996.
  • Mercatante, Anthony S. "Meleager". The Facts on File Encyclopedia of World Mythology and Legend. New York: Facts On File, 1988.
  • Rouse, W.H.D. Gods, Heroes and Men of Ancient Greece. New York: Penguin Putnam Inc., 1957.
  • Schwab, Gustav. Gods and Heroes of Ancient Greece. New York: Pantheon Books, 1946.
  • Turner, Patricia and Charles Russell Coulter. Dictionary of Ancient Deities. Oxford: Oxford University Press, 2000.
  • Piers Anthony. With A Tangled Skein. New York: Ballantine Books/Del Rey, 1985.

Pranala luar

Mitologi Yunani (dewa-dewa)
 
 
Dewa awal
Jacopo Zucchi - The Assembly of the Gods.jpg
 
Titan
 
Dewa Olimpus
 
Dewa laut
 
Dewa dunia bawah
 


Sumber :
pasar.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb-nya.