_
REGENCY OF PATI
COLLECTION OF FREE STUDIES
Change to views  Mobile1, 2 Laptop 
Collection of Free Studies         A C D E F G H J 
First Website : Agriculture   ■ Astronomy   ■ Biology   ■ Brunei   ■ Jayawijaya   ■ National Hero   ■ North Africa   ■ Table of Content
Search in Collection of Free Studies   
Regency of Pasaman  (Before this)(NextRegency of Pegunungan Arfak

Kabupaten Pati

Kabupaten Pati
Lambang Kabupaten Pati.jpg
Lambang Kabupaten Pati
Motto: Pati Bumi Mina Tani


Locator kabupaten pati.png
Peta lokasi Kabupaten Pati
Koordinat: 6°44'56,80" LS 111°02'06,96" BT Elevasi 60ft
ProvinsiJawa Tengah
Dasar hukumUU No. 13/1950
Ibu kotaPati
Pemerintahan
 - BupatiHaryanto
 - DAURp. 960.479.326.000.-(2013)[1]
Lebar1.419,07 km2
Populasi
 - Total1.189.000 jiwa (2003)
 - Kepadatan837,87 jiwa/km2
Demografi
 - Suku bangsaJawa
 - AgamaIslam, Kejawen, Konghucu, dan lain-lain
 - BahasaIndonesia, Jawa
 - Zona waktuWIB
 - Kode area telepon0295
Pembagian administratif
 - Disktrik21
 - Kelurahan405
 - Flora resmi ???
 - Fauna resmiBandeng Juwana
 - Situs webhttp://www.patikab.go.id/

Kabupaten Pati (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦥ​ꦛꦶ; Latin, Pathi) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Pati. Kabupaten ini bersamaan ketentuan yang tidak boleh dilampauinya dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat.

Daftar konten

Sejarah Pati

Sejarah Kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 yaitu Gambar yang berupa: "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara".

Menurut kisah rakyat dari mulut ke mulut yang terdapat juga pada kitab Babat Pati dan kitab Babat lainnya dua pusaka yaitu "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara" adalah lambang kekuasan dan daya yang juga adalah simbul kesatuan dan persatuan.

Barangsiapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menduduki dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoka.

Kevakuman Pemerintahan di Pulau Jawa

Menjelang terakhir zaman ke XIII lebih kurang tahun 1292 Masehi di Pulau Jawa vakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singasari surut, baru saja Kerajaan Majapahit belum berdiri.

Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah lebih kurang Gunung Muria anggota Timur menyembul penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai raja muda, wilayah kekuasaannya disebut kadipaten.

Berada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu. 1. Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Raja mudanya bernama Yudhapati, wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara bersamaan ketentuan yang tidak boleh dilampauinya dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai putra bernama Raden Jasari. 2. Penguasa Kadipaten Carangsoka, Raja mudanya bernama: Puspa Andungjaya, wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai Juwana sampai pantai Utara Jawa Tengah anggota timur. Raja muda Carangsoka mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan

Kadipaten Carangsoka dan Paranggaruda Berbesanan

Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai bagi melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, Kedua raja muda tersebut bersepakat bagi mengawinkan putra dan putrinya itu. Utusan Raja muda Paranggaruda bagi meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun yang akan menjadi mempelai putri minta bebana supaya pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama "Sapanyana".

Bagi memenuhi bebana itu, Raja muda Paranggaruda menugaskan penggede kemaguhan bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, bertambah dahulu Yuyurumpung bermaksud melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoka dengan prosedur menduduki dua pusaka kepunyaan Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan uSondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat dikuasai kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung bagi menduduki dan memiliki dua pusaka itu gagal.

Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugasnya bagi berusaha mendapatkan Dalang Sapanyana supaya perkawinan putra Raja muda Paranggaruda tidak mangalami kegagalan (berhasil dengan baik).

Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri pergi dari kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan perkawinan selang " Raden Jasari " dan " Rara Rayungwulan " gagal total.

Raja muda Yudhapati merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan kembali. Sekaligus menerangkan permusuhan terhadap Raja muda Carangsoka. Dan peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka mempimpin prajurit Carangsoka, mengalami luka parah dan lalu meninggal. Raden Kembangjaya (adik kandung Raden Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan yang menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Paranggaruda. Raja muda Paranggaruda, Yudhapati dan putera lelakinya gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.

Oleh Raja muda Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan lalu dinaikkan sebagai pengganti Carangsoka. Baru saja dalang Sapanyana dinaikkan sebagai patihnya dengan nama " Singasari ".

Kadipaten Pesantenan

Bagi menyusun pemerintahan yang semakin lebar wilayahnya ke anggota selatan, Raja muda Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama " Kadipaten Pesantenan dengan gelar " Raja muda Jayakusuma di Pesantenan.

Raja muda Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu " Raden Tambra ". Sehabis ayahnya meninggal, Raden Tambra dinaikkan sebagai Raja muda Pesantenan, dengan gelar " Raja muda Tambranegara ". Dalam melakukan tugas pemerintahan Raja muda Tambranegara berlagak arif dan berbakat. Sebagai songsong luhur yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta sebagai pengayom bagi abdi sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraannya semakin meningkat.

Kabupaten Pati

Bagi dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya Raja muda Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula tidak kekurangan di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan sebagai Kadipaten Pati.

Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di musium Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang keempat selang lain berbunyi bahwa : ... ....... ...... Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan Abhiseka Wiralanda Gopala pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama Dyah Malayuda dengan gelar "Rakai", Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan pisuwanan luhur yang dikunjungi dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah anggota Timur termasuk Raden Tambranegara tidak kekurangan di dalamnya.

Pati Anggota dari Majapahit

Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para Raja muda itu dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Raja muda itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.

Bahwa Raja muda Raden Tambranegara juga berada dalam pisuwanan luhur di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S.Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Edukasi dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada : 12 yang lengkapnya berbunyi : ... ....... ...... Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, putra Jaka Suruh, Kyai Ageng Pathi nama, Raden Tambranegara sumewa maring Keraton Majalengka.

Berarti Sebentar lalu Kerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan Tanah Jawa lalu beralih ke Majapahit, adapun yang sebagai rajanya adalah Brawijaya II, yaitu Jaka Pekik namanya, putranya Jaka Suruh. Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama Tambranegara menghadap ke Majalengka, yaitu Majapahit.

Berdasarkan perihal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Raja muda Pati masuk serta berada dalam pisowanan luhur di Majapahit. Pisowanan luhur yang dikunjungi oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa beralihnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan sebagai Kabupaten Pati itu pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Berada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu : 3 Juli, 7 Agustus dan 14 Agustus 1323.

Hari Aci Pati

Lalu diselenggarakan seminar pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati yang dikunjungi oleh para perwakilan lapisan warga Kabupaten Pati, para orang yang mengajar sejarah SMA se Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, dengan cara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan sebagai Kabupaten Pati.

Tanggai 7 Agustus 1323 sebagai HARI JADI KABUPATEN PATI telah diteguhkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor : 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga sebagai momentum Hari Aci Kabupaten Pati dengan surya sengkala " KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI " yang bermakna " Dengan bertugas keras dan penuh do'a kami gali Bumi Pati bagi meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ". Bagi itu maka setiap tanggal 7 Agustus 1323 yang diteguhkan dan diperingati sebagai "Hari Aci Kabupaten Pati".

Geografi

Beberapa agung wilayah Kabupaten Pati adalah dataran rendah. Anggota selatan (perbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora) terdapat rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Anggota barat laut (perbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara) berupa perbukitan. Sungai terbesar adalah Sungai Juwana, yang bermuara di daerah Juwana.

Ibukota Kabupaten Pati terletak tengah-tengah wilayah Kabupaten, tidak kekurangan di jalur pantura Semarang-Surabaya, lebih kurang 75 km sebelah timur Semarang. Jalur ini adalah jalur ramai yang menunjuk diri sebagai jalur transit. Kelemahan terbesar dari jalur ini adalah kecilnya jalan, hanya memuat dua jalur, sehingga bagi berpapasan cukup sulit.

Terdapat sungai agung yaitu Sungai Juwana. Saat musim penghujan sudah terbiasa sungai ini meluap, sehingga pemerintah Jawa Tengah membentuk lembaga yang berfungsi menanggulangi banjir yang bernama Jatrunseluna.

Pembagian administratif

Kota-kota disktrik lainnya yang cukup signifikan adalah Juwana dan Tayu, keduanya adalah kota pelabuhan yang tidak kekurangan di pesisir Laut Jawa, juga Disktrik Winong.

Slogan: Pati Bumi Mina Tani.

Disandarkan Pati sebagai daerah sentra perikanan dan pertanian di Indonesia.


Tokoh-tokoh dari Pati

  1. KH. Sahal Mahfudz
  2. Bp Soelaiman Dwijosoekarto atau Mbah Leman. Beliau adalah Pencipta lambang daerah kabupaten Pati
  3. KH. Abdullah Salam
  4. Hj. Fatimatuzzahro
  5. Ismail Saleh
  6. Sukawi Sutarip
  7. Kwik Kian Gie
  8. M. Soegijono atau pak Giek, yang membangun SMP Rondole ditahun 1943, lalu tukar nama sebagai SMP N 1 Pati.
  9. KH.Muhammad Yuda
  10. Drs. H. Imam Suroso, MM ( Pengusaha, Politikus )
  11. Anis Sholeh Ba'asyin (Budayawan)
  12. H. Muhammad Zuhri (Budayawan)


Pariwisata

Mesjid Pati di tahun 1930-an
Cairan Terjun Tadah Hujan
Pintu datang kolam renang dan kolam pemancingan

wisata Dunia

Wisata Sejarah

Wisata Keluarga

Wisata Religi

  • Makam Mbah Tabek Merto, di Desa Kajen
  • Makam Saridin (Syeh Jangkung), di Disktrik Kayen
  • Makam Mbah Ahmad Mutamakkin Kajen Margoyoso Pati
  • Mbah Ronggo Kusumo, di Desa Ngempelak Margoyoso pati
  • Makam Ki Ageng Singo Padu (Patih Carang Soko), di Desa Ngurenrejo
  • Makam Nyai Ageng Ngerang, di Desa Tambakromo (Dukuh Ngerang)
  • Makam Simbah Hasbullah di Desa Kembang Dukuhseti Pati
  • Makam Mbah Hendro Kusumo,di desa Gambiran/Kajen kidul, Margorejo, Pati

Kuliner

Masakan

Masakan khas kabupaten Pati, yaitu:

Minuman

Minuman khas kabupaten Pati, yaitu:

Oleh-Oleh

Oleh-oleh khas kabupaten Pati, yaitu:

  • Kerupuk Daging
  • Kerupuk Ampo

Potensi

Selain terkenal dengan Bandeng Prestonya, Pati adalah salah satu dari dua kabupaten penghasil buah Manggis terbesar di Jawa Tengah selain Cilacap.

Julukan Pati

  • Bumi Mina Tani

Karena Kabupaten Pati penduduknya mayoritas bertugas dalam bidang pertanian, bahkan 70% kabupaten Pati adalah sawah.

  • Kota Pensiunan

Karena orang yang tinggal di Pati mayoritas orang pensiun/purnawirawan.

  • Kota Manggis'

Karena Kabupaten Pati adalah penghasil manggis terbesar alias terbanyak seJawa Tengah, Selain membanjiri pasar Jawa Tengah juga dikirim ke Jakarta, Surabaya, Bandung

Tentang Pati

  • Kota Pati dikenal dengan sebutan Kota Pensiunan, karena kotanya beberapa agung dihuni oleh para pesiunan atau purnawirawan yang lahir atau dibesarkan di kota ini, baru saja para pemudanya memilih berusaha mendapatkan kerja di tempat lain atau merantau ke luar negeri sebagai TKI/TKW, karena minimnya industri di kota ini.

Perencanaan

Pemkab Pati dan Bupati Pati mempunyai beberapa rencana jangka panjang (maksimal 5 tahun) dan jangka pendek 9maksimal 2 tahun) bagi membangun Kabupaten Pati, diantaranya:

  • Membangun Jalur sepeda yang jalan rayanya di cat hijau dan di beri semacam trotoar pemisah dengan jalan raya mobil dan motor. jalur sepeda bisa dipakai bagi sepeda, becak, dokar. jalur sepedanya dari Alun-Alun Pati hinga ketentuan yang tidak boleh dilampaui Kudus, dari Alun-Alun Pati hinga ketentuan yang tidak boleh dilampaui Rembang, dari Alun-Alun Pati hinga Purwodadi. jalur sepeda supaya meningkatkan minat bersepeda dan pergi dari yang dikendarai bermotor supaya Pati udaranya tidak polusi. (Jangka Pendek)
  • Bekerjasama dengan Pemkab Kudus dan Pemkab Jepara serta PT. KAI bagi menghidupkan kembali Kereta Api dari Stasiun Mayong-Stasiun Kudus-Stasiun Juwana. bagi mengurangi orang berkendara bermotor, supaya Kabupaten di Lingkar Muria bersih dari polusi udara. (Jangka Panjang)
  • Membangun stadion baru dengan nama Stadion Gelora Bumi Tani (GBT) / Stadion Gelora Mina Tani (GMT), bagi meningkatkan prestasi Persipa Pati dan bagi sebagai icon landmark Kabupaten Pati. (Jangka Panjang)
  • Menjadikan seluruh sawah di Kabupaten Pati sebagai sawah organik, yaitu padi organik, kacang organik, tebu organik, jagung organik, dan lain-lain. (Jangka Pendek)
  • Menanti kepada PSSI Pengprov Jateng bagi mengadakan Jateng Champion League yaitu kompetisi sepak bola yang di ikuti oleh klub ssb yang sebagai juara 1 pada liga tingkat kabupatenya setiap. (Jangka Pendek)
  • Membangun Mal di daerah Disktrik Tayu, Karena stategis karena Disktrik Keling (Jepara) dan Disktrik Donorojo (Jepara) bertambah dekat ke Tayu dari Pada ke Kotanya yaitu Jepara. Oleh karenanya bisa mendapatkan konsumen yang banyak selain warga Kabupaten Pati.

Nomor Darurat Pati

Nomor penting dan darurat Kabupaten Pati:

  • Polres Pati: (0295) 381610
  • RS Islam Pati: (0295) 453593
  • RS RASoewondo: (0295) 384024
  • Ambulans: (0295) 383118
  • PMI Pati: (0295) 5505159
  • PLN Pati: (0295) 381311
  • Pemadam Kebakaran: (0295) 381808

Referensi

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 

Pranala luar

  • www.patikab.go.id - Website Pemerintahan Kabupaten Pati - Bumi Mina Tani
  • [1]- Situs Pemerintahan
  • Suara Pati FM - Ex. RSPD Kab. Pati
  • Kabar Baru PAS FM Pati- Berita daerah di pasfmpati.com
  • Streaming radio PAS FM Pati- Sering dinikmati para perantau asal Pati
Kabupaten Pati, Jawa Tengah
 
Disktrik
Batangan • Cluwak • Dukuhseti • Gabus • Gembong • Gunungwungkal • Jaken • Jakenan • Juwana • Kayen • Margorejo • Margoyoso • Pati • Pucakwangi • Sukolilo • Tambakromo • Tayu • Tlogowungu • Trangkil • Wedarijaksa • Winong
Lambang Kabupaten Pati
 
Pusat pemerintahan: Kota Semarang · Gubernur: Bibit Waluyo
 
Kabupaten
Banjarnegara  • Banyumas  • Batang  • Blora  • Boyolali  • Brebes  • Cilacap  • Demak  • Grobogan  • Jepara  • Karanganyar  • Kebumen  • Kendal  • Klaten  • Kudus  • Magelang  • Pati  • Pekalongan  • Pemalang  • Purbalingga  • Purworejo  • Rembang  • Semarang  • Sragen  • Sukoharjo  • Tegal  • Temanggung  • Wonogiri  • Wonosobo
Lambang Jawa Tengah
 
Kota
Magelang  • Pekalongan  • Salatiga  • Semarang  • Surakarta  • Tegal
 
Topik
 


Sumber :
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, pasar.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dsb.



Toll-free service
0800 1234 000
 Various Kinds Info
 Graduate School Program
 Download Catalogs
 Job Opportunities
eduNitas.com
Site
Saturday Sunday Lecture
UNKRIS Jakarta
Online Registration
Profile UNKRIS Jakarta
New Student Admission
Study Program
Postgraduate (MM, S2)
Career Prospects
UNKRIS Jakarta web list
Graduate Program Web
Main Websites
First Website
 ■ Albanian
 ■ Biography
 ■ Chemistry
 ■ Culture
 ■ Dogiyai
 ■ Dompu
 ■ Economics
 ■ Education
 ■ Electronic
 ■ Geography
 ■ North Africa
 Regular Day Tuition
 Regular Night Lecture Program
 Free Online Try Out
 Sholat Times
 Al-Qur'an Online
 Informatics Tutorials
 Psychotest Tips & Tricks
 Literature
 Various Forums
 Online Registration
 Waivers Tuition Submission
 Online College Programs in the Best 168 PTS
 Free Tuition Fees
 Special Class


Regency of Pati   ■   Collection of Free Studies
_