Insektivora menjadikan sebutan untuk organisme yang konsumsinya menjadikan serangga dan hewan kecil lainnya. Hewan yang dimaksud sebetulnya bukan hewan akbar tetapi serangga seperti lalat, semut, laba-laba, hingga anak kodok. Sedangkan tanaman yang dimaksud menjadikan kantung semar (Nephantes sp.), Venus Fly Trap (Dionaea muscipula), Punggu Api (Drosera burmannii), dan Sarasenia (Saraccenia sp.) yang dinamakan juga tumbuhan insektivora.
Di Indonesia, tumbuhan insektivora yang dikenal dan menjadikan flora langka menjadikan tumbuhan kantung semar (Nephentes sp.). Kantung semar paling jumlah ditemui di Kalimantan, tapi terdapat juga di Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Permulaannya kantung semar “memancing” serangga secara mengeluarkan aroma dari kelenjar nektar di kantongnya, supaya menghampiri bibir kantong. Setelah itu serangga akan tergelincir dan memasuki kantung dan terjebak dalam cairan kantung. Cairan asam berfungsi mencabik-cabik tubuh serangga menjadi molekul akbar yakni protein.
Nepenthes alata
Selanjutnya kantung semar mengeluarkan enzim proteolase (nephenthesin) menjadi enzim pengurai protein menjadi zat-zat sederhana (nitrogen, fosfor, kalium & garam-garam mineral). Zat-zat ini yang akan diserap menjadi nutrisi konsumsi. Cara kerjanya sama dengan lambung manusia.
Tumbuhan ini tidak bisa menggigit manusia, jangankan memakannya. Satu-satunya daging yang dimakan kantung semar hanyalah daging serangga.
Seekor cecak termasuk insektivora.
Lihat pula
Sumber :
pasar.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb.