Dataran Tinggi Minangkabau

Dataran Tinggi Minangkabau atau juga dikata Darek yaitu wilayah pegunungan yang terletak di anggota tengah Bukit Barisan dengan tiga puncak tertinggi yang dijuluki menjadi puncak Tri Arga. Wilayah yang kini menjadi anggota dari provinsi Sumatera Barat ini terdiri dari tiga lembah utama atau juga dikata luhak, yaitu: Luhak Agam, Luhak Limopuluah, dan Luhak Tanah Data.[1] Wilayah ini merupakan kampung halaman bagi orang Minangkabau; mereka menyebutnya menjadi Dunia Minangkabau.[2]

Di wilayah ini diketahui telah terbentuk banyak kerajaan setidaknya sejak masa abad ke-7, mulai dari Kerajaan Malayu, Kerajaan Dharmasraya, hingga Kerajaan Pagaruyung.[3] Luhur kemungkinan budidaya padi sawah awalnya berkembang di Minangkabau jauh sebelum bermuncul di anggota lain di pulau Sumatera, bahkan menyamai kontak kebudayaan asing yang luhur.[4] Sejumlah prasasti yang ditemukan di Minangkabau tercatat menjadi peninggalan Adityawarman (1347–1375).[5]

Belanda mulai mengeksploitasi cadangan emas di Minangkabau sekitar tahun 1680-an.[6] Pada awal masa abad ke-19, pedagang-pedagang Eropa termasuk Belanda mendominasi perdagangan di Minangkabau. Belanda juga membatasi keaktifan pedagang Minangkabau yang menuju pantai timur pulau Sumatera, dan memindahkannya menuju pelabuhan di pantai barat selang tahun 1820 sampai 1899, yang menyebabkan produksi padi mengalami penurunan tajam.[7]

Rujukan

  1. ^ Backshall, Stephen (1 June 2003). Rough Guide to Indonesia. Rough Guides. hlm. 404–. ISBN 978-1-85828-991-5. Diakses 8 August 2012. 
  2. ^ Ooi, Keat Gin (2004). Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor. ABC-CLIO. hlm. 887. ISBN 978-1-57607-770-2. Diakses 7 August 2012. 
  3. ^ Wink, André (1 January 2004). Indo-Islamic Society, 14th–15th Centuries. BRILL. hlm. 47. ISBN 978-90-04-13561-1. Diakses 7 August 2012. 
  4. ^ Miksic, John (2004). "From megaliths to tombstones: the transition from pre-history to early Islamic period in highland West Sumatra.". Indonesia and the Malay World 32 (93): 191. doi:10.1080/1363981042000320134. 
  5. ^ Barnard, Timothy P. (2004). Contesting Malayness: Malay Identity Across Boundaries. NUS Press. hlm. 66. ISBN 978-9971-69-279-7. Diakses 7 August 2012. 
  6. ^ Borschberg, Peter (2004). Iberians in the Singapore-Melaka Ajang and Adjacent Regions (16th to 18th Century). Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 156. ISBN 978-3-447-05107-1. Diakses 7 August 2012. 
  7. ^ Schneider, David Murray; Gough, Kathleen (1961). Matrilineal Kinship. University of California Press. hlm. 476. ISBN 978-0-520-02529-5. Diakses 7 August 2012. 

-->



Asal :
id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, pasar.kpt.co.id, wiki.edunitas.com, dsb-nya.