Indartato

Drs. Indartato, MM
Bupati Pacitan
Petahana
Mulai menjabat 2011
Wakil	Prayitno
Informasi pribadi
Lahir	27 September 1954 Ponorogo, Jawa Timur
Kebangsaan	Indonesia
Partai politik	Partai Demokrat
Suami/istri	Luki Tri Baskoro Wati
Agama	Islam

Drs. Indartato, MM (lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 27 September 1954) adalah bupati Pacitan yang memerintah pada periode 2011-2016.

Kehidupan awal

Indartato lahir di Ponorogo dari pasangan Sudarmanto dan istrinya Kasiati. Keluarganya kesudahan pindah ke Ngadirojo. Orang tuanya ini berprofesi sebagai wedana yang berpenghasilan pas-pasan. Maka dari itu, masa kecilnya sangat sederhana. Saat beranjak dewasa, ia memiliki cita-cita yang sederhana yakni ingin dibuat menjadi sopir. Ia menghargai pada saat itu dibuat menjadi sopir adalah mata pencaharian yang menjanjikan. Karena pada saat itu, disaat orang desa hanya dapat menikmati nasi tiwul (ketela pohon) sebagai menu sehari-hari, para sopir dapat makan nasi putih di warung. Sehabis lulus SMA pada tahun 1975, ia kesudahan bekerja di Pemkab Pacitan sebagai sopir bupati Mohammad Kusnan.^[1]

Karier di pemerintahan

Melewati bupati Kusnan, pada tahun 1978 Indartato mendapat peluang memperoleh ilmu ke Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (saat ini IPDN). Dan pada tahun 1984, ia mengawali karier sebagai camat Pringkuku. Sehabis itu ia berpindah-pindah tempat kerja dan terkahir ia memangku jabatan sebagai Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan sampai pensiun pada tahun 2010.^[1]

Dibuat menjadi bupati

Ia bersama pasangannya Prayitno berhasil memenangi pilkada Pacitan dengan meraih 186.590 suara atau 65, 48 persen. Pasangan ini mengalahkan pasangan Aziz Ahmadi-Mardiyanto yang diusung Partai Golkar dan PDI Perjuangan yang meraih 77.544 suara atau sekira 27,21 persen. Sementara, pasangan Nur Tjahjono-Masruri Abdul Ghoni yang diusung koalisi PNI Marhaenisme, PPKB, Partai Patriot, PDP, PAN, PBB, PBR dan Gerindra hanya meraih 20.833 suara atau 7,31 persen.^[2]

Sumber acuan

Kepala kawasan petahana di Jawa Timur   Gubernur: Soekarwo   Bupati Abdullah Azwar Anas (Banyuwangi) Abuya Busyro Karim (Sumenep) Achmad Syafii (Pamekasan) Amin (Ponorogo) Amin Said Husni (Bondowoso) Budi Sulistyono (Ngawi) Dadang Wigiarto (Situbondo) Irsyad Yusuf (Pasuruan) Fadeli (Lamongan) Fannan Hasib (Sampang) Fathul Huda (Tuban) Haryanti Sutrisno (Kediri) Herry Noegroho (Blitar) Indartato (Pacitan) Makmun Ibnu Fuad (Bangkalan) Mustofa Kamal Pasa (Mojokerto) Muhtarom (Madiun) Mulyadi WR (Trenggalek) MZA Djalal (Jember) Nyono Wihandoko (Jombang) Puput Tantriani Sari (Probolinggo) Rendra Kresna (Malang) Saiful Ilah (Sidoarjo) Sambari Halim Radianto (Gresik) Sjahrazad Masdar (Lumajang) Sumantri (Magetan) Suyoto (Bojonegoro) Syahri Mulyo (Tulungagung) Taufiqurrahman (Nganjuk)   Wali Kota Masud Yunus (Mojokerto) Bambang Irianto (Madiun) Eddy Rumpoko (Batu) Samsul Ashar (Kediri) Hasani (Pasuruan) Rukmini Buchori (Probolinggo) Samanhudi Anwar (Blitar) Muhammad Anton (Malang) Tri Rismaharini (Surabaya)