Hanzhalah (Arab: حنظلة) yaitu seorang nabi yang diutus oleh Allah kepada Penduduk Rass,[1] yang dikisahkan menjadi kaum penyembah berhala yang tinggal dekat dengan telaga.
Dikisahkan bahwa ketika Dzul Qarnain mengelilingi beragam negeri dan memasuki kota Rass, dia menemukan rajanya, penduduknya, wanitanya, anak-anaknya, hewan-hewannya, barang-barangnya, pepohonannya, dan buah-buahnya, keseluruhan menjadi batu hitam.[2]
Genealogi
Diberitahukan bahwa Hanzhalah bin Shafwan seorang rasul dari Bani Israil, keturunan Yahuda. Sesuai keadaan Ibnu Hazmi, dia meriwayatkan bahwa Qahtan memiliki 10 anak. Semua kesepuluh putranya tak pernah memiliki pewarisnya. Dua lainnya dari anak-anaknya telah memasuki marga Himyar. Jadi, diriwayatkan bahwa salah satu anak yang masuk klan Himyar dikenal menjadi al-Harits bin Qahtan. Lalu dia memiliki anak yang dikenal menjadi al-'Asur, lalu dia memiliki keturunan Hanzhalah bin Safwan.
Kisah Hanzhalah
ʿAnqāʾ burung luhur pemakan manusia & hewan
Sesuai keadaan kisah dari al-Kisa’i bahwa di kota dimana Hanzhalah tinggal tersebut, tidak kekurangan sebuah gunung tinggi yang bernama Gunung Falaj. Gunung tersebut menjadi tempat berlindung sejenis burung yang sangat luhur yang diberi nama ʿanqā’. Apabila burung itu terbang, dia dapat menutupi matahari seperti layaknya awan. Lehernya seperti leher unta, memiliki empat sayap, dua panjang dan dua lagi pendek. Bulunya berwarna-warni, suka mengangkat kuda, unta, gajah yang mati, dan binatang yang lainnya dengan cakarnya dan membawanya ke gunung tempat berdiamnya.[3]
Ketika burung tersebut kian membahayakan manusia, dia menyambar penduduk lalu diangkat gunung dan mereka menjadi santapan bagi anak-anaknya yang baru menetas, maka penduduk kota tersebut mengadukannya kepada Hanzhalah bin Shafwan. Mendengar pengaduan tersebut, Hanzhalah berdoa supaya Allah membinasakan ʿanqā’. Dia berdoa, “Ya Allah, matikanlah binatang tersebut dan putuskanlah keturunannya.” Setelah itu, burung luhur tersebut jatuh lalu terbakar bersama anak-anaknya hingga tak tidak kekurangan lagi bentuknya.
Beberapa orang Arab mengingkari keberadaan binatang bernama ʿanqā’ ini. Sesuai keadaan mereka, burung itu hanyalah sebuah tuturan yang dikarang oleh orang-orang Arab terdahulu, akan tetapi di dalam hal ini tidak kekurangan sebuah syair yang mengemukakan keberadaannya, di mana bangsa Arab yang selalu mengemukakan segala sesuatu dengan syair. Berikut yaitu syair yang pernah ditulis:
“ | "Diri sendiri telah berlatih jumlah dari anak-anak zaman. Mereka tidak dapat menjadi sahabat, tetapi diri sendiri pasti dapat memilih-milih kesempatan. Akhirnya, diri sendiri kenal bahwa yang tidak masuk akal itu tidak kekurangan tiga, raksasa, ʿanqā’, dan sahabat yang sempurna." | ” |
Penduduk Rass penyembah berhala
Acuan
- ^ Stories of the Prophets, Ibnu Katsir, Chapter XIII: Towns Destroyed By Divine Punishment
- ^ “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” karya Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas, diartikan oleh Abdul Halim, Bandung: Pustaka Hidayah, Cet. I, Oktober 2002, hal. 148-150.
- ^ Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas, “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” (diterjemahkan oleh Abdul Halim), Bandung: Pustaka Hidayah, Cet. I, Oktober 2002, hal. 148-150.
Pranala luar
|
---|
| 25 Nabi dan Rasul | |
---|
| Diberitahukan dalam Quran dan Hadits | |
---|
| |
|
Asal :
pasar.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb-nya.