Global bond yaitu obligasi internasional atau surat utang negara yang diterbitkan oleh suatu negara dalam valuta asing. Berbedaan dengan utang-utang resmi (pinjaman pemerintah dari negara-negara donor), global bond tidak mengikat seperti pinjaman resmi, di mana alokasi penggunaannya sudah ditentukan.
Global bond juga berarti sebuah obligasi yang diterbitkan dan diperdagangkan di luar negeri di mana mata uangnya didenominasi, dan tidak kekurangan di luar peraturan-peraturan dari sebuah negara. Contoh global bond yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan non-Eropa untuk dijual di Eropa, obligasi ini dinamakan "Eurobond".
Global bond di Indonesia
Pasar modal internasional yaitu salah satu sumber pendanaan baru bagi keuangan pemerintah. Dengan global bond, pemerintah dapat semakin tidak terikat memanfaatkan dananya. Bagi Indonesia, mencari dana di pasar modal internasional lewat global bond, sesungguhnya bukan hal yang benar-benar baru.
Pada 1996, pemerintah Indonesia saat itu sudah menerbitkan obligasi di pasar internasional senilai 400 juta dolar AS (Rp 3,7 triliun). Surat utang berjangka waktu sepuluh tahun itu baru hendak jatuh tempo pada 2006.
Setelah krisis ekonomi, sosial, dan politik yang berlaku sekitar delapan tahun, pada 2004 pemerintah kembali menerbitkan global bond. Nilainya jauh semakin akbar, satu miliar dolar AS, dengan jangka waktu sama sepuluh tahun, yaitu jatuh tempo pada 2014. Dan pada April 2005, setelah tertunda satu bulan, pemerintah kembali menerbitkan global bond juga senilai satu miliar dolar AS, dan jatuh tempo 2015. Nilai kupon sebesar 7,25%, dan imbal hasil pada waktu jatuh tempo (yield to maturity) sebesar 7,375% (Tempo interaktif, 2005).
Pada 3 Maret 2006 pemerintah Indonesia kembali menerbitkan dua seri obligasi internasional (global bond). Kedua obligasi itu diterbitkan dengan issue format 144A/Reg S dan dicatatkan di Bursa efek Singapura. Tanggal penuntasan transaksi 9 Maret 2006 dengan pembayaran kupon yaitu 6,875% untuk INDO 17 dan 8,5% untuk INDO 35.
Dua seri Nominal penawaran untuk kedua seri obligasi itu yaitu US$7,6 miliar yang terdiri dari US$3,9 miliar untuk INDO 17 dengan 232 investor dan reopening INDO 35 sebesar US$3,7 miliar dengan jumlah investor 189 investor.
Guna bagi Indonesia dengan menerbitkan global bond
Penerbitan obligasi internasional disandarkan tidak hanya menutup defisit keuangan Indonesia tapi juga sebagai patokan dan hendak mengurangi biaya pinjaman dari swasta di samping juga memperkuat cadangan devisa.
Daya memperoleh akses ke pasar modal internasional adalah pengakuan dengan cara de facto atas keberhasilan pengelolaan kebijakan dan prospek perekonomian. Jangankan bila surat utang yang dinegosiasikan sampai keunggulan permintaan (oversubscribe), seperti global bond Indonesia 2004 yang oversubscribe delapan kali.
Itu jelas dapat sebagai benchmark (tolok ukur) bagi investor asing, baik langsung maupun pasar modal, terhadap stabilitas makroekonomi Indonesia. Lewat penerbitan global bond pula pemerintah dimungkinkan untuk memupuk cadangan devisa, yang mungkin saja terus merosot lantaran melindungi nilai tukar rupiah di pasar uang domestik.
Guna lainnya, global bond adalah salah satu cara pemerintah melakukan diversifikasi sumber pembiayaan, sekaligus optimalisasi alokasi portofolio utang. Sehingga risiko utang dapat diminimalkan. Keuntungan lain yang tak kalah penting yaitu penerbit surat utang tidak terikat perhitungan dari pembeli obligasi. Karena itu, penerbit global bond juga memiliki jabatan tawar yang cukup kuat.
Kondisi global bond Indonesia
Bagi Indonesia sebagai penerbit, seluruh guna penerbitan global bond jelas sangat menguntungkan, terutama bagi stabilitas perekonomian. Kendati begitu, tidak kekurangan kecenderungan pemerintah hendak sebagai frequent issuer untuk obligasi internasional. Jangka waktu penerbitan yang amat sangat singkat, dapat sebagai indikasinya.
Kecenderungan terlena menikmati global bond itu, barangkali hendak semakin baik bila dijauhi. Pasalnya, faktor kelangkaan sebagai salah satu nilai tambah yang membikin harga obligasi Indonesia mampu berlomba. Perlu diingat juga global bond, bagaimanapun juga yaitu pinjaman komersial yang juga memiliki risiko tak kecil.
Selain itu, jarak waktu penerbitan yang amat sangat akrab berarti waktu jatuh tempo hampir bersamaan. Situasi itu berisiko menyulitkan pemerintah, ibarat utang pemerintah lewat global bond dipakai untuk menutupi jatuh tempo global bond sebelumnya.
Pranala luar
- (Indonesia) "Tidak usah terlena global bond", Republika
- (Indonesia) Berita keuangan Matrix-centro.com
Sumber :
andrafarm.com, pasar.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.