Sejarah Korea berasal dari abad Paleolitik Awal sampai dengan sekarang [1]. Kebudayaan tembikar di Korea dimulai sekitar tahun 8000 SM, dan abad neolitikum dimulai ketika belum 6000 SM yang diikuti oleh abad perunggu sekitar tahun 2500 SM. Kemudian Kerajaan Gojoseon berdiri tahun 2333 SM [2]. Baru pada ratus tahun ke-3 SM Korea mulai terbagi-bagi dijadikan banyak wilayah kerajaan.
Pada tahun satu Masehi, Tiga Kerajaan Korea seperti Goguryeo, Silla dan Baekje mulai mendominasi Semenanjung Korea dan Manchuria. Tiga kerajaan ini bergantian berlomba secara ekonomi dan militer. Koguryo dan Baekje yaitu dua kerajaan yang terkuat, terutama Goguryeo, yang selalu dapat menangkis serangan-serangan dari Dinasti-dinasti Cina. Kerajaan Silla perlahan-lahan dijadikan kuat dan yang kesudahan sekalinya dapat menundukkan Goguryeo. Untuk pertama kalinya Semenanjung Korea berhasil disatukan oleh Silla pada tahun 676 dijadikan Silla Bersatu. Para pelarian Goguryeo yang selamat membangun sebuah kerajaan lain di sisi timur laut semenanjung Korea, yakni Balhae.
Silla Bersatu yang kesudahan sekalinya runtuh di kesudahan ratus tahun ke-9, yang juga menghabisi masa kekuasaan Tiga Kerajaan. Kerajaan yang baru, Dinasti Goryeo, mulai mendominasi Semenanjung Korea. Kerajaan Balhae runtuh tahun 926 sebab penyerangan negara bangsa Khitan dan beberapa mulia penduduk serta pemimpinnya, Dae Gwang hyun, mengungsi ke Dinasti Goryeo. Sementara masa pemerintahan Goryeo, hukum yang baru dibuat, pelayanan warga dibentuk, serta penyebaran agama Buddha mengembang pesat. Tahun 993 sampai 1019 suku Khitan dari Dinasti Liao meyerbu Goryeo, namun berhasil dipukul mundur. Kemudian pada tahun 1238, Goryeo balik diserbu pasukan Mongol dan sesudah merasai peperangan hampir 30 tahun, dua pihak yang kesudahan sekalinya melakukan akad damai.
Pada tahun 1392, Taejo dari Joseon membangun Dinasti Joseon sesudah menumbangkan Goryeo. Raja Sejong (1418-1450) mengumumkan penciptaan abjad Hangeul. Selang 1592-1598, dalam Peperangan Imjin, Jepang menginvasi Semenanjung Korea, namun dapat dipatahkan oleh prajurit pimpinan Admiral Yi Sun-shin. Lalu pada tahun 1620-an sampai 1630-an Dinasti Joseon balik menderita penyerangan negara dari (Dinasti Qing).
Pada awal tahun 1870-an, Jepang balik berusaha merebut Korea yang mempunyai dalam pengaruh Cina. Pada tahun 1895 Maharani Myeongseong dibunuh oleh mata-mata Jepang [3] Pada tahun 1905, Jepang memakasa Korea untuk menandatangani Akad Eulsa yang merupakan Korea sebagai protektorat Jepang, lalu pada 1910 Jepang mulai menguasai dan memerintah Korea. [4] Perjuangan rakyat Korea terhadap penjajahan Jepang dimanifestasikan dalam Pergerakan 1 Maret dengan tanpa kekerasan. Pergerakan kemerdekaan Korea yang diterapkan Pemerintahan Provisional Republik Korea banyakan aktif di luar Korea seperti di Manchuria, Cina dan Siberia.
Dengan menyerahnya Jepang pada tahun 1945, PBB membuat rancangan administrasi bersama Uni Soviet dan Amerika Serikat, namun rancangan tersebut tidak terlaksana. Pada tahun 1948, pemerintahan baru terbentuk, yang demokratik (Korea Selatan) dan komunis (Korea Utara) yang dibagi oleh garis lintang 38 derajat. Ketegangan selang kedua belah pihak mencuat ketika Peperangan Korea meletus tahun 1950 ketika pihak Korea Utara menyerang Korea Selatan.
Masa prasejarah
Bukti arkeologi menunjukkan bahwa manusia pertama menghuni Semenanjung Korea 700.000 tahun lalu, walaupun sejumlah arkeolog dari Korea Utara mengklaim bahwa Korea sudah berpenghuni 1 juta tahun yang lalu. [5]
Sejumlah artefak dari periode Palaeolitik (700 ribu SM-40 ribu SM) telah ditemukan di propinsi Hamgyong Utara, Pyongan Selatan, Gyeonggi, Chungcheong Utara dan Chungcheong Selatan. Dari penemuan tersebut dikenal pada masa prasejarah mereka tinggal di gua dan juga membangun kediaman, menggunakan api, berburu dan memakai peralatan yang dibuat dari batu.
Abad Tembikar Jeulmun
Abad kebudayaan tembikar di Korea dimulai sekitar 8000 SM, dinamakan Kebudayaan Tembikar Yungimun. Bukti-bukti arkeologinya ditemukan di seluruh Korea, seperti di situs Gosann-ni di Pulau Jeju.
Kebudayaan Tembikar Jeulmun (tembikar berpola sisir) dimulai tahun 7000 SM, dan kebudayaan tembikar dengan pola sisir di semuanya sisi artefak dimulai selang tahun 3500-2000 SM. Tembikar Jeulmun sesuai dengan tembikar yang ditemukan di Primorsky, Rusia, Mongolia, lembah sungai Amur dan Sungari di Manchuria [6]
Abad Tembikar Mumun
Pada masa ini (sekitar 1500 SM-300 SM) mulai terbentuk warga yang bercocok tanam dan berkehidupan sosial-politik. Warga di Korea proses selatan memperkembangkan pertanian padi ladang di Abad Mumun Tua (1500 SM-850 SM). Di Abad Mumun Madya (850 SM-550 SM) mulai dikenal sistem warga yang dipandu oleh kepala suku. Pada Abad Mumun Muda (sekitar 550 SM-300 SM) bukti arkeologi menunjukkan telah diterapkan upacara kematian (penguburan) bagi orang yang memiliki status tinggi. Produksi perunggu dimulai di Abad Mumun Madya dan berperan penting dalam perkara upacara atau politik sesudah tahun 700 SM. Pada periode ini pula pertama kalinya mengembang pemukiman yang mengembang semakin mulia dan yang kesudahan sekalinya hancur: beberapa misalnya seperti Songguk-ri, Daepyeong dan Igeum-dong. Abad Mumun yang kesudahan sekalinya sekitar tahun 300 SM.
Gojoseon
Gojoseon yaitu kerajaan Korea yang pertama. Berdasarkan Samguk Yusa dan teks-teks kuno Korea ratus tahun pertengahan[7], Gojoseon didirikan tahun 2333 SM oleh Dangun, putra tokoh mitologi Korea, Hwanin, yang dipercaya diturunkan dari surga.
Warga Gojoseon yaitu keturunan dari suku bangsa Altai yang bermigrasi ke Manchuria, kawasan sebelah utara Sungai Yangtze (Cina) dan semenanjung Korea. Mereka yaitu nenek moyang orang Korea yang pertama yang dinamakan dalam catatan sejarah [8]
Gojoseon sebenarnya terletak di Liaoning, tetapi sekitar tahun 400 SM memindahkan ibukotanya ke Pyongyang yang sekarang yaitu ibukota dari Korea Utara [9][10]
Kebudayaan perunggu
Kebudayaan perunggu menyingsing di Korea sekitar tahun 1500-1000 SM, dan menempuh bukti-bukti arkeologi menyebutkan mungkin semakin jauh lagi yaitu tahun 2500 SM[11]
Pada masa ini telah dikenal peralatan seperti pisau belati perunggu (bronze daggers), kaca, persenjataan serta pembuatan kota yang berdinding[12]
Warganya juga telah membudidayakan padi, kacang merah, kacang kedelai dan gandum. Mereka dapat membuat rumah-rumah yang mempunyai susunan persegi panjang dan membangun dolmen untuk tempat penguburan jenazah. Semenanjung Korea memiliki situs dolmen yang terbanyak di dunia. [6] Gojoseon berganti dari pemukiman bertembok (walled cities) yang bersifat feodal dijadikan sebuah kerajaan ketika belum ratus tahun ke 4 SM [13]
Kebudayaan besi
Sejak ratus tahun ke 3 SM, kebudayaan besi telah mengembang dan peperangan dengan bangsa Cina menyebabkan pengungsian ke timur dan selatan semenanjung. Baru-baru ini sebuah cermin besi ditemukan di Songseok-ri, Kangdong-gun, kota Pyongyang di Korea Utara[14] yang mungkin berasal dari tahun 1200 SM.
Pada masa ini, sebuah kerajaan bernama Jin, mengembang di proses selatan semenanjung Korea. Sangat sedikit bukti mengenai keberadaan Kerajaan Jin, namun kerajaan ini sudah mengadakan hubungan dengan Dinasti Han Cina dan mentransfer kebudayaan ke Yayoi (Jepang). [15] Raja dari Gija Joseon mungkin telah lari ke Jin sesudah dijadikan pemberontakan oleh Wiman. Jin kemudian mengembang berlaku Konfederasi Samhan. Dinasti Han lalu menumbangkan Wiman dan membangun Empat Komander Han.
Kehancuran
Sedang kabur kapankah waktu kejatuhan dan kehancuran Gojoseon, tergantung kepada bagaimana sejarawan memandang Gija Joseon. Sebuah teori dari Joseon Sangosa menyebutkan bahwa Gojoseon merasai perpecahan tahun 300 SM dan secara perlahan kehilangan kemudi atas wilayah teritorinya. Banyak negara (kerajaan) kecil yang dijadikan pecahannya seperti Buyeo, Okjeo, Dongye, Guda-guk, Galsa-guk, Gaema-guk, dan Hangin-guk. Sedangkan kerajaan mulia Goguryeo dan Baekje berasal dari Buyeo. Masa Tiga Kerajaan Korea dikuasai oleh Goguryeo, Baekje dan Silla walaupun sampai ratus tahun ke 5 dan 6 terdapat Kerajaan Buyeo dan Gaya.
Proto Tiga Kerajaan
Periode Proto Tiga Kerajaan (Masa Ketika belum Tiga Kerajaan) kadang-kadang dinamakan Periode Banyak Negara (열국시대), atau masa ketika belum timbulnya tiga kerajaan seperti Goguryeo, Baekje dan Silla. Pada masa ini terdapat banyak negara pecahan kerajaan Gojoseon. Yang terbesar yaitu Dongbuyeo (Buyeo Timur) dan Bukbuyeo (Buyeo Utara).
Buyeo dan Kerajaan dari Utara
Sesudah kehancuran Gojoseon, Buyo mengembang di Korea Utara kala ini dan sebelah selatan Manchuria, dari ratus tahun ke 2 SM sampai tahun 494 M. Sisa-sisa wilayah Gojoseon diresap oleh Goguryeo tahun 494, dan keduanya (Kerajaan Goguryeo dan Baekje) menganggap setiap sebagai penerus dari Gojoseon.
Walaupun banyak dari catatan sejarah tidak akurat dan bertentangan, diberitahukan pada tahun 86 SM, Buyeo terpecah berlaku Buyeo Utara (Bukbuyeo) dan Buyeo Timur (Dongbuyeo). Pada tahun 538 Baekje menamakan diri mereka Nambuyeo (Buyeo Selatan).
Okjeo yaitu kerajaan yang terletak di sebelah utara semenanjung Korea dan berdiri sesudah jatuhnya Gojoseon. Okjo sendiri sudah dijadikan proses dari Gojoseon ketika belum Gojoseon hancur. Okjeo tidak sempat dijadikan sepenuhnya kerajaan yang bebas sebab selalu menghadapi intervensi dari kerajaan-kerajaan tetangganya. Okjeo kemudian dijadikan jajahan Goguryeo di bawah Raja Gwanggaeto yang Mulia pada ratus tahun ke 5 M.
Dongye yaitu kerajaan kecil lain yang terletak di sebelah utara Semenanjung Korea. Dongye berbatasan dengan Okjeo dan dua kerajaan lain yang juga dijadikan negeri taklukkn Goguryeo. Dongye juga yaitu pecahan dari Gojoseon.
Samhan
Samhan (三韓) yaitu tiga negara konfederasi yaitu Mahan, Jinhan dan Byeonhan. Samhan terletak di proses selatan Semenanjung Korea. Tiga konfederasi ini dijadikan tonggak pendirian kerajaan Baekje, Silla dan Gaya. Mahan yaitu yang terbesar dengan 54 negara proses, Byeonhan dan Jinhan setiap memiliki 12 negara proses. Istilah samhan kemudian dipergunakan untuk menuding Tiga Kerajaan Korea.
Hanja "han" (韓) dari Samhan kala ini dipergunakan untuk menuding Korea (Dae Han Min Guk).
Periode Tiga Kerajaan
Goguryeo
Goguryeo yaitu kerajaan paling mulia di selang Tiga Kerajaan. Goguryeo didirikan tahun 37 SM oleh Jumong (Dongmyeongseong) pertama memeluk Buddhisme pada tahun 372 pada masa pemerintahan Raja Raja Sosurim.
Goguryeo mencapai masa keemasan pada ratus tahun ke 5, ketika Raja Gwanggaeto yang Mulia dan anaknya Raja Raja Jangsu memperluas wilayah kekuasaan sampai Manchuria dan Mongolia, serta merebut Seoul dari tangan kerajaan Baekje. Gwanggaeto dan Jangsu yang kesudahan sekalinya memaksa Baekje dan Silla untuk tunduk dan untuk pertama kalinya menyatukan semenanjung Korea.
Goguryeo menangkis berkali-kali penyerangan negara tentara Cina dalam Peperangan Goguryeo-Sui tahun 598 sampai 614 yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Sui. [16] Namun dengan banyaknya peperangan dengan Cina, telah perlahan-lahan melemahkan Goguryeo. Goguryeo ditundukkan dalam penyerangan negara gabungan Silla dan Dinasti Tang tahun 668.
Baekje
Baekje didirikan tahun 18 SM oleh Onjo [7]seperti kalimat di Samguk Sagi.
Teks Cina kuno Sanguo Zhi menyebutkan bahwa Baekje yaitu proses dari Konfederasi Mahan yang bertempat di lembah Sungai Han (dekat Seoul kala ini). Baekje memperluas wilayah kekuasaannya ke propinsi Chungcheong dan Jeolla dan dijadikan saingan bagi Goguryeo dan dinasti-dinasti di Cina.
Pada puncak kegemilangannya pada ratus tahun ke 4, Baekje menguasai semua negara proses Konfederasi Mahan dan menguasai proses barat semenanjung Korea.
Baekje melakukan peran yang penting dalam mentransfer perkembangan kebiasaan ke Jepang seperti pengenalan watak Tionghoa, agama Buddha, pembuatan barang dari besi, keramik dan upacara pemakaman [17] Baekje ditundukkan oleh aliansi Silla dan Dinasti Tang pada tahun 660 dan anggota kerajaannya melarikan diri ke Jepang.
Silla
Menurut catatan sejarah, Kerajaan Silla terbentuk pada kala unifikasi negara proses milik Konfederasi Jinhan oleh Bak Hyeokgeose tahun 57 SM di proses selatan semenanjung Korea.
Artefak Silla seperti kerajinan emas menunjukkan hal mempunyai pengaruh nomadik, dan tidak dipengaruhi kebiasaan Tionghoa seperti halnya milik Goguryeo dan Baekje. Silla mengembang cepat dan menguasai wilayah lembah sungai Han dan menyatukan beragam wilayah kecil.
Pada ratus tahun ke 2, Silla mulai tumbuh dijadikan kerajaan yang kuat dan sering terlibat peperangan dengan Baekje, Goguryeo dan Jepang. Pada tahun 660 Raja Silla, Muyeol, menundukkan Baekje bersama Jenderal Kim Yushin yang ditolong pasukan dari Dinasti Tang. Pada tahun 661 Silla dan Tang menyerbu Goguryeo, namun dapat ditangkis. Raja Muyeol melakukan penyerangan negara lagi tahun 667 dan Goguryeo ditaklukkan pada tahun berikutnya.
Gaya
Konfederasi Gaya yaitu sebuah konfederasi yang terletak di lembah sungai Nakdong di Korea proses selatan. Gaya mengembang dari Konfederasi Byeonhan dan pada tahun 562 ditaklukkan oleh Silla.
Negara Utara dan Selatan
Sebutan Negara Utara dan Selatan merujuk pada kerajaan Silla Bersatu dan Balhae, yaitu kala Silla menguasai semenanjung Korea dan Balhae memperluas kekuasaannya di Manchuria.
Silla Bersatu
Sesudah peperangan unifikasi, Dinasti Tang membangun teritori dan komunitasnya di bekas wilayah Goguryeo dan juga di Baekje. Silla menyerang orang-orang Tang di Baekje dan Korea Utara tahun 671. [16]
Cina menginvasi Silla tahun 674 namun gagal di bawah tentara Jenderal Kim Yushin yang kuat. Silla yang kesudahan sekalinya mengeluarkan semua daya Tang tahun 676 dan membawa penyatuan bagi beberapa mulia semenanjung Korea.
Periode Silla bersatu yaitu masa ketika kebudayaan Korea mengembang dengan pesat serta Buddhisme dijadikan agama negara. Kuil-kuil seperti Bulguksa yaitu contoh betapa pesatnya kebudayaan Korea dalam pengaruh agama Buddha. Beberapa kuil yang indah didirikan seperti Kuil Hwangnyeong, Bunhwangsa, dan Sokkuram yang dijadikan Situs Warisan Dunia (UNESCO). Masa ini juga dijadikan masa damai ketika Korea menjalin hubungan baik dengan Dinasti Song Cina.
Silla mulai merasai masa kericuhan politik tahun 789 yang membuat Silla berlaku lemah. Sementara itu sisa-sisa Baekje mulai struktur dan membangun Kerajaan Hubaekje ("Baekje Akhir"). [16]
Silla Bersatu hanya bertahan 267 tahun ketika rajanya yang paling yang kesudahan sekali, Raja Gyeongsun disingkirkan oleh Wanggeon yang membangun Dinasti Goryeo tahun 935.[18]
Balhae
Balhae didirikan di proses utara di bekas wilayah Goguryeo oleh Dae Jo-yeong, mantan jenderal Goguryeo. Balhae menguasai wilayah paling utara dari semenanjung Korea, beberapa mulia Manchuria dan wilayah Propinisi Maritim Rusia kala ini. Balhae menyebut kerajaan mereka sebagai penerus dari Goguryeo.
Dalam masa damai, Balhae memperkembangkan kebudayaannya, terutama pada masa pemerintahan Raja Mun (sekitar 737-793). Kebudayaan Balhae dipengaruhi oleh Buddhisme sesuai seperti Silla dan Baekje. Kerajaan Balhae runtuh pada tahun 926 sebab diserang oleh bangsa Khitan dari Dinasti Liao.
Tidak mempunyai catatan sejarah dari Balhae yang tersisa. Goryeo menyerap beberapa teritori Balhae dan menerima pengungsinya, termasuk anggota kerajaannya. Dalam teks Samguk Sagi terdapat ringkasan mengenai Balhae, tetapi tidak menuliskan sejarah berdirinya. Sejarawan dari Dinasti Joseon ratus tahun 18, Yu Deukgong mengisi Balhae ke dalam proses sejarah Korea dan mulai menggunakan penyebutan Periode Negara Utara dan Selatan untuk masa berdirinya Balhae.
Tiga Kerajaan Kesudahan Korea
Tiga Kerajaan Kesudahan (892-936) terbagi atas Silla, Hubaekje (Baekje Akhir) dan Taebong (juga dikenal dengan sebutan Hukoguryo atau Goguryeo Akhir). Wang Geon menumbangkan Hubaekje tahun 936 dan mengesahkan pemerintahan baru, yaitu Dinasti Goryeo.
Goryeo
Dinasti Goryeo didirikan tahun 918 dan sejak tahun 936 menggantikan Silla sebagai kerajaan yang memerintah Semenanjung Korea. Istilah Goryeo yaitu kependekan dari Goguryeo dan yaitu sebutan bagi orang asing yang merujuk ke Korea. Dinasti ini bertahan sampai tahun 1392.
Pada tahun 1231 bangsa Mongol memulai penyerangan terhadap Goryeo. Sesudah peperangan yang melelahkan sementara 25 tahun yang kesudahan sekalinya Goryeo menandatangani akad damai dengan Kerajaan Mongol. Maka dalam waktu 80 tahun Goryeo mempunyai dalam bayang-bayang kekuasaan bangsa utara itu.
Pada tahun 1340-an Raja Gongmin memberontak terhadap kekuasaan Mongol dan secara cepat menyingkirkan mereka dari semenanjung Korea. Namun Koryo kini baru saja menghadapi penyerangan negara dari bajak laut Jepang (Wokou) yang mulai mencapai Korea. Tahun 1392 seorang jenderal bernama Yi Seong-gye, memberontak dan menghabisi kekuasaan dinasti ini.
Joseon
Tahun 1392 sesudah Goryeo tumbang, Dinasti yang baru mulai didirikan oleh Jenderal Yi Seong-gye, yaitu Dinasti Joseon. Dia menamakan kerajaan ini sebagai Joseon untuk memberikan penghormatan terhadap Gojoseon, yang yaitu kerajaan pertama bangsa Korea. Yi seong gye memindahkan ibukota ke Hanseong dan membangun Gyeongbokgung serta mengesahkan Konfusianisme sebagai agama negara, yang yang kesudahan sekalinya membuat para pendeta Buddha kehilangan kekayaan dan kemakmuran. Dinasti Joseon menikmati perkembangan yang sangat pesat dalam bidang ilmu ilmu dan kebudayaan. Misalnya yaitu penemuan abjad Hangeul tahun 1443 oleh Raja Sejong. Dinasti Joseon yaitu dinasti yang memiliki usia pemerintahan terpanjang di Asia Timur dalam milenium paling yang kesudahan sekali.
Ekonomi
Joseon memiliki perihal ekonomi yang stabil dalam masa-masa damainya, terutama pada masa pemerintahan Raja Sejong yang Mulia. Walau demikian, ekonomi Joseon juga sempat menderita banyak kelesuan lain daripada sebab serangan-serangan Jepang tahun 1592-1598, juga sebab terbongkarnya skandal korupsi internal, suap dan juga pengenaan pajak yang tinggi.
Perihal sosial warga
Dinasti Joseon menerapkan sistem kemasyarakatan yang akrab bagi rakyat yang sangat memengaruhi perihal ekonomi. Raja yaitu puncak dari pemerintahan, sementara Yangban (bangsawan) dan pemegang jabatan kantor kerajaan mempunyai di bawahnya. Di bawah Yangban dan pemegang jabatan yaitu golongan tengah yang terdiri dari kaum pedagang dan pengrajin. Proses terbesar dari sistem ini tentunya yaitu rakyat jelata yang terdiri dari kaum petani dan budak. Kaum budak menempati jabatan terbawah dan tidak membayar pajak pada pemerintah. Banyak kaum ini sempat mencapai 30% dari populasi.
Invasi-invasi asing
Joseon menderita luka-luka berat pada kala masa Invasi Jepang ke Korea tahun 1592-1598, Invasi Dinasti Qing tahun 1627 dan 1636. Banyak fasilitas yang hancur dan rusak yang membuat perekonomian melemah.
Ratus tahun ke 19
Dalam ratus tahun ke 19, Korea mencoba mengontrol pengaruh asing dengan menutup semua batasnya untuk semua negara selain dengan Cina. Tahun 1853 sebuah kapal peperangan Amerika Serikat, USS South America, berlabuh di Busan sementara 10 hari dan mengadakan kontak dengan pejabat-pejabat Korea. Beberapa orang Amerika sempat terdampar di Korea sebab kapal mereka tenggelam pada tahun 1855 dan 1865, namun mendapat perlakuan yang baik dari orang Korea dan mereka dipulangkan ke negara asal lewat Cina. Walau demikian Choson tetap waspada terhadap pihak-pihak asing dan juga tetangga mereka, Dinasti Qing.
Invasi Perancis (1866)
Invasi Perancis ini dijadikan sebab pihak Kerajaan yang melakukan pembantaian terhadap misionaris Katolik dari Perancis serta warga Korea yang masuk Kristen. Kejadian ini membuat pasukan Perancis melancarkan penyerangan negara pada musim gugur tahun 1866. Peperangan dijadikan di Pulau Ganghwa di lepas pantai Incheon dan tentara Korea berhasil dikalahkan oleh pasukan Perancis yang memakai persenjataan modern.
Peristiwa tahun 1866-1895
- Pada tahun 1866, Jenderal Sherman (Amerika Serikat) melakukan penculikan, pembunuhan dan perampokan terhadap warga pesisir pantai Korea.
- Pada tahun 1871, militer Amerika Serikat balik melancarkan penyerangan negara terhadap Korea dan menewaskan 350 orang. Peristiwa ini dinamakan Sinmiyangyo
- Tahun 1894-1895 Jepang memenangkan peperangan dengan Dinasti Qing pada Peperangan Sino Jepang yang membuat Jepang memaksa Korea terbuka pelabuhannya pada tahun 1876.
- Pada tahun 1895 Maharani Myeongseong dibunuh oleh mata-mata Jepang [19]
Kekaisaran Han Raya
Pada tahun 1897, Dinasti Joseon beralih dijadikan Kekaisaran Han Raya dengan Kaisar Gojong sebagai pemimpinnya. Pada tanggal 25 Juli 1905 secara efektif Korea sudah mempunyai dalam wilayah prektorat Jepang dengan paksaan tanpa hal mempunyai akad dan pernyataan setuju dari Raja Gojong.
Penjajahan Jepang
Pada tahun 1910 Jepang secara efektif menguasai Korea dalam Akad Aneksasi Jepang-Korea. Akad ini dipakai oleh Jepang tanpa menghiraukan kemarahan rakyat Korea yang tidak menerangkan sepakat akad yang tidak disahkan oleh Raja Gojong tersebut.
Korea dikuasai Jepang dengan susunan kepemimpinan Gubernur Jenderal Korea sampai tahun 1945 ketika Jepang menyerah kepada tentara sekutu.
Jaringan transportasi dan komunikasi didirikan di seluruh wilayah negeri oleh pemerintahan kolonial Jepang dan mengarah pada eksploitasi rakyat Korea. Hanya sedikit arti yang diperoleh rakyat Korea dari modernisasi ini, sebab semua fasilitas hanya dibuat untuk melancarkan kebutuhan dan perdagangan Jepang. Beberapa kejahatan penjajahan Jepang atas Korea:
- Meruntuhkan Gyeongbokgung
- Mengenakan pajak tinggi terhadap hasil pertanian serta mengekspornya ke Jepang yang menyebabkan bencana kelaparan bagi rakyat Korea.
- Menyiksa dan membunuh warga yang menyorongkan membayar pajak
- Kerja paksa membangun jalan dan pertambangan
- Perbudakan seks terhadap wanita Korea [20]
- Mengirimkan pekerja ke teritori Jepang lain untuk kerja paksa
Spekulasi wafatnya Raja Gojong bulan Januari 1919 sebab diracuni oleh mata-mata Jepang membuat rakyat melakukan tindakan protes secara damai di seluruh negeri pada tanggal 1 Maret 1919, peristiwa ini dinamakan Pergerakan 1 Maret. Dalam peristiwa ini tentara dan polisi Jepang membunuh hampir 7000 orang Korea. [21]
Setidaknya 2 juta orang ikut ambil proses dalam pergerakan ini (Jepang mengklaim belum cukup dari 500 ribu orang). Banyak warga Kristen Korea juga terbunuh oleh tentara Jepang, termasuk sebuah desa bernama Jeamri yang seluruh penduduknya dibinasakan oleh Jepang sebab mendukung perjuangan kemerdekaan. Pergerakan 1 Maret ini telah menginspirasi pidato Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson yang mendeklarasikan kebebasan hak asasi manusia.
Pemerintahan Provisional Republik Korea disahkan di Shanghai, Cina sesudah dijadikannya Pergerakan 1 Maret untuk memperjuangkan kemerdekaan Korea. Pemerintahan provisional diasumsikan sebagai pemerintahan de jure dari rakyat Korea dari tahun 1919 sampai 1948.
Sentimen anti Jepang di Korea terus mencuat, seperti pada peristiwa protes mahasiswa di seluruh Korea pada bulan November 1929 yang membuat pengetatan peraturan militer tahun 1931. Kurikulum sekolah dimodifikasi untuk menghilangkan pengolahan mengajarkan dalam bahasa Korea. Sekolah juga dilarang untuk memberi latihan ke murid-muridnya mengenai sejarah Korea. Orang Korea dipaksa untuk mengadopsi nama orang Jepang [22] Dalam peperangan dunia ke II, banyak pula warga Korea yang dipaksa untuk menyokong usaha peperangan tentara Jepang [23]
Pemecahan Korea
Pembagian Korea dijadikan Korea Utara dan Korea Selatan berasal sejak kemenangan Blok Sekutu di dalam Peperangan Dunia II, menghabisi 35 tahun Penjajahan Jepang atas Korea. Di dalam sebuah proposal yang tidak diterima oleh hampir seluruh bangsa Korea, Amerika Serikat dan Uni Soviet setuju untuk sementara menguasai negara Korea sebagai wilayah perwalian dengan zona pengawasan yang didemarkasi pada sepanjang 38 derajat lintang utara. Tujuan perwalian ini yaitu untuk membangun pemerintah sementara Korea yang akan dijadikan "bebas dan bebas pada waktunya."[24] Meskipun pemilihan umum dijadwalkan, dua adidaya mendukung dari kesudahan para pemimpin yang berseberangan dan dua negara itu secara efektif telah didirikan, setiap mengakui kedaulatan atas seluruh Semenanjung Korea.
Lihat Sejarah Korea Utara and Sejarah Korea Selatan sesudah akhirnyanya masa peperangan.
Catatan
- ^ Byeon (1999), p. 27. Byeon explains that the lower layers of Seokjangni and other sites have been dated to 600,000-500,000 BC, and that the discovery of yet older layers at a site in Damyang County have led to the hypothesis that hominid habitation of Korea began around 700,000 BCE
- ^ Go-Choson
- ^ Murder of Empress Myeongseong.
- ^ Forced Annexation
- ^ Han, Chang-Gyun (March 2002). "한국의 선사시대에 대한 북한 고고학계의 동향과 시각-구석기시대와 신석기시대를 중심으로-Trend and Perspective of Korean Prehistoric Study in North Korea". 한국고대사연구 (25): 5–27. Diakses 2006-12-03. In addition, the Korean Central News Agency, the official News Agency of North Korea claims that Korea is one of the several cradles of humankind in the world (13/04/2004). Typical of relics that allegedly dates from the beginning period of humankind was discovered in a grotto in Huku-ri of Sangwon County, Pyongyang.[1]
- ^ http://www.bartleby.com/67/160.html.
- ^ See also Jewang Ungi, Dongguk Tonggam, Sejong Sillok, and Chronicle of Korean Rulers, 제왕연대력 帝王年代曆 Jewang yeondaeryeok, Choe Chiwon (최치원) (857 - ?)
- ^ Jaehoon Lee (2004). "The Relatedness Between The Origin of Japanese and Korean Ethnicity". The Florida State University. hlm. 31. Diakses 2007-04-11. .
- ^ http://enc.daum.net/dic100/viewContents.do?&m=all&articleID=b01g4157b%7CDaum article: 고조선[古朝鮮
- ^ http://www.metmuseum.org/toah/ht/04/eak/ht04eak.htm%7CMetropolitan Museum of Art: Timeline of Art and History, Korea, 1000 BC-1 AD.
- ^ http://www.artsmia.org/art-of-asia/history/korea-neolithic-bronze-age.cfm.
- ^ http://www.artsmia.org/art-of-asia/history/korea-neolithic-bronze-age.cfm.
- ^ http://www.kimsoft.com/2004/go-chosun.htm.
- ^ Editorial of Buksori by Prof. Park Seonhee[2]
- ^ "Yayoi Period History Summary," BookRags.com; Jared Diamond, "Japanese Roots," Discover 19:6 (June 1998); Thayer Watkins, "The Genetic Origins of the Japanese"
- ^ a b c http://www.asianinfo.org/asianinfo/korea/history.htm#The%20Ko%20Choson
- ^ "Korean Buddhism Basis of Japanese Buddhism," Seoul Times, June 18, 2006; "Buddhist Art of Korea & Japan," Asia Society Museum; "Kanji," JapanGuide.com; "Pottery," MSN Encarta; "History of Japan," JapanVisitor.com.
- ^ http://www.rootsinfo.co.kr/history/king08.html Wang Geon changed the name of dynasty to Goryeo
- ^ Murder of Empress Myeongseong.
- ^ [3] [4] [5] Comfort-Women.org
- ^ March 1st Movement
- ^ 宮田 節子 [Miyata, Setsuko]. "創氏改名" [Creating Surnames and Changing Given Names}, 明石書店 [Akashi-shoten], 1992, al. ISBN 4-7503-0406-9.
- ^ 山脇 啓造 Yamawaki, Keizo. 近代日本と外国人労働者―1890年代後半と1920年代前半における中国人・朝鮮人労働者問題 Modern Japan and Foreign Laborers: Chinese and Korean Laborers in the late 1890s and early 1920s, 明石書店 Akashi-shoten, 1994, et al. ISBN 4-7503-0568-5.
- ^ Peperangan Dunia II dan Korea Andrea Matles Savada dan William Shaw, editor. South Korea: A Country Study. Washington: GPO for the Library of Congress, 1990.
Referensi
- Byeon Tae-seop (변태섭) (1999). 韓國史通論 (Hanguksa tongnon) (Outline of Korean history), 4th ed. ISBN 89-445-9101-6.
- Yang, S.C. (1999). The North and South Korean political systems: A comparative analysis. (Rev. Ed.). Seoul: Hollym. ISBN 1-56591-105-9
Pranala luar
Asal :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ensiklopedia.web.id, pasar.andrafarm.com, dsb.