Keselamatan (Kristen)

Anggota dari seri
Keselamatan
The Creation of Adam.jpg
Konsep umum
Tempat

Di dalam kekristenan, konsep keselamatan yaitu salah satu isu utama dan menempati kedudukan yang sentral dalam teologi Kristen. Studi teologi untuk hal keselamatan dinamakan soteriologi - yaitu mengenai bagaimana keselamatan dapat dicapai dan apa saja yang memengaruhi keselamatan, dan hasilnya. Keselamatan juga dinamakan menjadi "pelepasan" atau "penebusan" dari dosa dan pengaruh dosa.

Menurut keyakinan Kristen tidak mempunyai orang yang dapat memperoleh keselamatan menempuh usaha mereka sendiri, baik itu dengan ritus-ritus, kelakuan baik, persembahan, meditasi atau cara-cara lainnya. Keselamatan hanya dapat diterima karena telah diberikan dengan cara cuma-cuma oleh kematian Yesus di kayu salib. Untuk menerima keselamatan pertama-tama seseorang harus mengakui keberadaannya yang berdosa terlebih dahulu, selanjutnya dihadiri dengan penerimaan karya penebusan Kristus, yang dinamakan menjadi "pertobatan". Istilah "pertobatan" memiliki makna lebih dari sekedar menyesali kelakuannya yang salah. Pertobatan harus disertai dengan perubahan mentalitas.

Keselamatan berasal dari anugerah Allah. Janji Lama memperlihatkan bahwa manusia pada landasannya yaitu berdosa, dan menceritakan mengenai janji yang diberikan Tuhan kepada umat pilihan. Janjinya termasuk Janji kepada Abraham, yaitu bahwa menempuh Abraham semua bangsa di bumi akan diberkati. Tuhan memperlihatkan karya penyelamatannya di sepanjang sejarah Israel dan juga menjanjikan Mesias yang akan menyelamatkan manusia dari kuasa dan hukuman dosa. Sosok Mesias tersebut dijawab oleh Yesus yang akhirnya mengalahkan seluruh karya Iblis, termasuk penderitaan, penyakit, dan kematian.[1]

Di dalam Janji Baru dijelaskan bahwa "karena kasih karunia [kita] diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan mempunyai orang yang memegahkan diri." Efesus 2:8-9

Orang yang diselamatkan diampuni dosanya dan akan menerima hidup yang abadi. Mereka dinamakan menjadi anak-anak Allah dan menerima Roh Kudus yang memampukan mereka untuk lahir baru.

Keselamatan universal

Kata Universal dapat diartikan menjadi menyeluruh, semesta, umum meliputi seluruh dunia. Keselamatan universal dapat dituturkan keselamatan ke seluruh dunia, atau dengan kata lain, perluasan keselamatan keluar dari batas-batas Israel. Wesley Ariarajah dalam bukunya Alkitab dan Orang-orang berkepercayaan lain, menyatakan konsep keselamatan yang universal menempuh tafsirannya dari kitab Yunus mengenai kisah Niniwe.[2] Beliau memaparkan bagaimana keselamatan Allah itu dapat dihadirkan juga kepada orang diluar Israel dan juga orang yang diluar pengikut agama Yahudi.[2] Kitab Yunus melukiskan kedaulatan Allah yang mutlak atas seluruh ciptaan. Dalam kisah Niniwe, Allah digambarkan menjadi Allah yang rahami dan mengasihi lebih suka mengampuni daripada menghancurkan. [3] Hal yang mau ditekankan dalam kitab ini yaitu rahmat Allah tidak terbatas kepada bangsa atau orang-orang tertentu. Kota dan orang-orang asing ini sama-sama dipedulikan Allah seperti Israel dan Yerusalem. Doa dan petobatan mereka sama-sama didengar seperti doa dan pertobatan orang lain. Allah memberlakukan Niniwe dengan kasih belas kasih yang dalam.

Konsep keselamatan dalam Janji Lama

Keselamatan dalam Janji Lama mempunyai berdasarkan pemenuhan Hukum Taurat.Selain itu, mempunyai juga berdasarkan iman dan anugerah Allah.[4] Sejarah umat Israel dapat dituturkan menjadi sejarah anugerah di mana Allah memilih Israel serta setia melindungi perjanjian-Nya meskipun Israel sering kali terjadi bejat di hadapan Allah.[3] Tema mengenai pengampunan (Maz 130: 3-4) dan iman menjadi respon ketika manusia menerima anugerah Allah juga terdapat di dalam PL (Hab 2: 4).Dalam bahasa Ibrani kata percaya adalah‘mn. Kata ini dapat juga diartikan menjadi percaya dengan mantap dan dapat diharap. Selain itu terdapat pula kata yang cukup penting yaitu tsedaqa yang berarti kebenaran. Kata tersebut memiliki argumen landasan yaitu kesesuaian antara apa yang dilaksanakan manusia menurut penilaian Allah. Hal tersebut berkaitan dengan cara hidup, bertindak dan bersikap ada di hadapan Allah.

Konsep keselamatan dalam Janji Baru

Dalam Janji Baru tema keselamatan yaitu salah satu yang menonjol terutama dalam tulisan-tulisan Paulus. Yesus dalam pengajarannya mengecam bahwa seseorang dapat membenarkan dirinya sendiri.[5] Misalnya saja dalam Lukas 18:9-14 mengenai orang farisi dan pemungut cukai dan Lukas 16:15 mengenai orang farisi yang mengalami rasa diri ada dampak kelakuannya.[5] Yesus sangat mengharapkan supaya manusia dapat berusaha menemukan kebenaran tetapi tidak dengan usaha sendiri. [5]Pembenaran itu dicapai menempuh pertobatan di dalam kerendahan hati. [6] Paulus pun sangat menentang pemahaman bahwa seseorang diselamatkan karena kelakuannya.[6] Paulus menolak pemahaman bahwa seseorang dapat diselamatkan menempuh Hukum Taurat dan tradisi-tradisinya (sunat, kurban, dan menjadinya.Dalam bahasa Ibrani kata kebenaran yaitu sedaqa, dapat pula berarti kelepasan.Terjemahan kebenaran dalam konsep Ibrani ke dalam PB yaitu dikaiosune. Dari sisi manusia dikaiousune ialah aksi manusia yang berdasarkan dengan kehendak Allah sedangkan dari sisi Allah ialah aksi Allah yang membenarkan manusia. Menurut Paulus kebenaran Allah yaitu cara Allah untuk menilai manusia. Kebenaran itu seharusnya yaitu “status pribadi”. Bangsa-bangsa non Yahudi memperoleh kebenaran walaupun mereka tidak mengejarnya sedangkan bangsa Israel tidak. Hal ini terjadi karena bangsa Israel mengejar kebenaran itu menempuh kelakuan bukan menempuh iman.

Perbandingan dalam Protestan

Teologi keselamatan dalam Arminianisme (dari Jacobus Arminius, penentang Calvin) yang terkenal dengan nama doktrin Arminian. Kelima pokok nasihat Calvinisme yang terkenal dengan singkatannya dalam bahasa Inggris "T U L I P" yaitu tanggapan terhadap doktrin Arminian yang tidak berdasarkan dengan Alkitab.

Tabel berikut ini merangkum tiga pandangan klasik terhadap keselamatan.[7]

 
TopikLutheranismeCalvinismeArminianisme
Kehendak manusia/
Kehendak tidak terikat
Kerusakan total tanpa memiliki kehendak tidak terikatKerusakan total tanpa memiliki kehendak tidak terikatManusia memiliki kehendak tidak terikat untuk memilih yang baik dan yang jahat
Doktrin pemilihan/
Predestinasi
Pemilihan tanpa syarat hanya untuk keselamatanPemilihan tanpa syarat baik untuk keselamatan maupun untuk penghukumanPemilihan dengan syarat didasarkan pada iman dan kelakuan baik manusia yang sudah dikenal Allah ketika belumnya.
Pembenaran/PenebusanPenebusan untuk semua orang telah berkesudahan ketika Kristus mati.Penebusan terbatas hanya pada umat pilihan Allah, telah berkesudahan ketika Kristus mati.Pembenaran dimungkinkan untuk semua orang (penebusan universal), tetapi hanya terjadi ketika seseorang memanfaatkannya/menentukan pilihan yang didasarkan oleh imannya. Semua umat manusia mempunyai probabilitas untuk dapat ditebus menjadi dampak dari mata pencaharian Kristus di kayu salib.
Mata pencaharian Roh Kudus/
Anugerah keselamatan
Menempuh cara-cara menerima anugerah Allah, keselamatan dapat ditolakTanpa menempuh cara apa pun, keselamatan tidak dapat ditolakMenyangkut anugerah kehendak tidak terikat dan oleh karenanya dapat ditolak; mata pencaharian Roh Kudus terbatas, karena Beliau memanggil manusia untuk tidak terikat memilih bertobat dan manusia dapat menolaknya.
PerlindunganOrang percaya dapat jatuh, tetapi Allah memberi jaminan preservasiKetekunan orang-orang kudus, sekali diselamatkan, akan tetap selamatOrang percaya dilindungi imannya oleh Allah tetapi memiliki probabilitas kehilangan anugerah Allah tersebut.
 

Referensi dan pranala luar

  1. ^ "Salvation." Macmillan Dictionary of the Bible. London: Collins, 2002. Credo Reference. 19 July 2009. ISBN 0-333-64805-6
  2. ^ a b (Indonesia) Ariarajah Wesley. Alkitab orang-orang yang berkepercayaan lain . 2009 . . Jakarta: BPK Gunung Mulia..
  3. ^ a b (Inggris)EA Martins. Plot and purpose in the old testament . 1981. . USA: Varsity press.
  4. ^ (Indonesia)Yonky Karman. Bunga rampai teologi janji lama . 2009. Jakarta: BPK Gunung Mulia
  5. ^ a b c (Indonesia)Bambang Subandrijo. Menyingkap pesan-pesan janji baru 1. 2010.. Bandung: Bina Media Informasi.
  6. ^ a b (Indonesia)Donald Guthrie. Teologi janji baru 2: Keselamatan dan hidup baru . 1992. Jakarta: BPK Gunung Mulia
  7. ^ Table drawn from, though not copied, from Lange, Lyle W. God So Loved the Word: A Study of Christian Doctrine. Milwaukee: Northwestern Publishing House, 2006. p. 448.

Lihat pula



Sumber :
ilmuwan.web.id, pasar.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb.