Kabupaten Aceh Luhur yaitu salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Sebelum dimekarkan pada belakang tahun 1970-an, ibu kota Kabupaten Aceh Luhur yaitu Kota Banda Aceh, kesudahan Kota Banda Aceh berpisah menjadi kotamadya sehingga ibu kota Kabupaten Aceh Luhur pindah ke daerah Jantho di Pegunungan Seulawah. Kabupaten Aceh Luhur juga adalah tempat kelahiran pahlawan nasional Cut Nyak Dhien yang berasal dari Lampadang.
Sekilas
Pada waktu Aceh baru saja menjadi sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan Aceh atau Kerajaan Aceh yaitu wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Luhur ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang telah menjadi bagian dari Kabupaten Pidie. Selain itu, juga termasuk Pulau Weh (sekarang telah menjadi pemerintah kota Sabang), beberapa wilayah pemerintah kota Banda Aceh, dan beberapa kenegerian/daerah dari wilayah Kabupaten Aceh Barat. Aceh Luhur dalam istilah Aceh dinamakan Aceh Rayeuk. Penyebutan Aceh Rayeuk menjadi Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibukota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam. Untuk nama Aceh Rayeuk benar juga yang menamakan dengan sebutan Aceh Lhee Sagoe (Aceh Tiga Sagi).[3]
Saat ini Aceh Luhur adalah sebuah kabupaten yang terdapat di dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan ibukotanya Kota Jantho. Namun, di Kota Jantho hanya terdapat kompleks perumahan dan kantor-kantor pemerintahan, tidak benar losmen ataupun hotel. Kota Jantho dihubungkan dengan labi-labi dengan jarak 60 km dari Banda Aceh, 28 km menuju Saree, dan 12 km menuju jalan utama Banda Aceh - Medan. Persangkaan 12 km dari Kota Jantho ini terdapat air terjun.[3]
Sejarah Aceh Luhur
Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, Kabupaten Aceh Luhur adalah daerah yang terdiri dari tiga kawedanan, yaitu:
- Kawedanan Seulimum
- Kawedanan Lhoknga
- Kawedanan Sabang
Kesudahannya dengan perjuangan yang panjang Kabupaten Aceh luhur disahkan menjadi daerah otonom menempuh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibu kotanya pada waktu itu yaitu Banda Aceh dan juga adalah wilayah hukum Kotamadya Banda Aceh.
Sehubungan dengan tuntutan dan pengembangan daerah yang semakin maju dan berwawasan lapang, Kota Banda Aceh menjadi ibu kota dianggap belum cukup efisien kembali, baik untuk masa kini maupun untuk masa yang hendak datang. Usaha pengalihan ibu kota tersebut dari Kota Banda Aceh mulai dirintis sejak tahun 1969, lokasi awal mulanya ditunjuk Kecamatan Indrapuri yang jaraknya 25 km dari Kota Banda Aceh. Usaha pengalihan tersebut belum berhasil dan belum dapat dilaksanakan sebagaimana diharapkan.
Tahun 1976 usaha perintisan pengalihan ibu kota untuk kedua kalinya mulai dilaksanakan kembali dengan memilih lokasi yang lain yaitu di Kecamatan Seulimeum tepatnya di kemukiman Janthoi yang jaraknya sekitar 52 km dari Kota Banda Aceh.
Kesudahannya usaha yang belakang ini berhasil dengan ditandai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1976 hal Pengalihan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Luhur dari wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh ke kemukiman Janthoi di Kecamatan Seulimeum, Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar. Berdasarkan hasil riset yang dilaksanakan oleh tim Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah yang ditinjau dari segala aspek dapat disimpulkan bahwa yang dianggap memenuhi syarat menjadi ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Luhur yaitu Kemukiman Janthoi dengan nama Kota Jantho.
Sehabis diputuskan Kota Jantho menjadi ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Luhur yang baru, maka dengan cara bertahap pengalihan ibukota dimulai, dan kesudahannya dengan cara serentak seluruh keaktifan perkantoran resmi dipindahkan dari Banda Aceh ke Kota Jantho pada tanggal 29 Agustus 1983, dan penetapannya dilaksanakan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 3 Mei 1984.[4]
Wilayah
Wilayah darat Aceh Luhur berbatasan dengan Kota Banda Aceh di sisi utara, Kabupaten Aceh Jaya di sebelah barat daya, serta Kabupaten Pidie di sisi selatan dan tenggara.
Aceh Luhur juga mempunyai wilayah kepulauan yang termasuk Kecamatan Pulo Aceh. Kabupaten Aceh Luhur bagian kepulauan di sisi barat, timur dan utaranya dibatasi dengan Samudera Indonesia, Selat Malaka, dan Teluk Benggala, yang memisahkannya dengan Pulau Weh, tempat di mana Kota Sabang benar. Pulau-pulau utamanya adalah:
Dengan cara geografis beberapa luhur wilayah Kabupaten Aceh Luhur benar pada hulu arus Sungai Krueng Aceh. Saat ini kondisi tutupan lahan (land cover) yaitu 62,5% (menurut data citra landsat tahun 2007).
Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda yang adalah bandara internasional dan menjadi salah satu pintu gerbang untuk turut ke Provinsi Aceh benar di wilayah kabupaten ini.
Pulau Benggala yang adalah pulau paling barat dalam wilayah Republik Indonesia adalah bagian dari Kabupaten Aceh Besar.
Kecamatan
Kabupaten Aceh Luhur memiliki 23 kecamatan yang salah satunya berupa kepulauan yaitu kecamatan Pulo Aceh. Banyak desa keseluruhannya mencapai 609 desa/kelurahan[5][6].
Pariwisata
Konsumsi khas
Kabupaten Aceh Luhur terkenal dengan salah satu konsumsi khasnya, yakni Bolu manis ala Aceh yang terkonsentrasi di kecamatan Peukan Bada. Bolu ini terkenal dengan citarasanya yang khas, tetapi kesukaran pengembangan karena gendala dana selain kondisi yang belum sepenuhnya stabil. Selain itu benar pula gulai kambing (kari) dan ayam tangkap yang terkenal kelezatannya serta Sie rebuh (daging Rebus) dan asam keu eung (asam pedas).
Wisata kebiasaan
- Museum Cut Nyak Dhien pada mulanya adalah tempat tinggal pahlawan wanita yang bernama Cut Nyak Dhien. Di dalamnya memuat koleksi sejarah Aceh yang diurus dan dirawat oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Hanya pondasi yang asli dari kontruksi ini, sedangkan yang berdiri sekarang ini yaitu hasil renovasi kontruksi yang sebelumnya telah dibakar oleh Belanda.[7]
- Masjid Tua Indra Puri berlokasi sekitar 25 km ke selatan arah ke Ajang dan dapat ditempuh dengan transportasi apapun. Indra Puri yaitu Kerajaan Hindu dan adalah tempat pemujaan sebelum Islam turut. Kemudian, Sultan Iskandar Muda memperkenalkan Islam kepada masyarakat. Dan sehabis seluruh masyarakat memeluk Islam, tempat yang sebelumnya kuil diubah menjadi sebuah masjid. Kontruksi mesjid berdiri di atas tanah seluas 33.875 m², terletak di ketinggian 4,8 meter diatas permukaan laut dan benar sekitar 150 meter dari tepi Sungai Krueng Aceh.[7]
- Benteng Indra Patra terletak ± 19 km dari Banda Aceh arah ke Krueng Raya, tidak jauh Pantai Ujong Batee. Menurut riwayat didirikan pada masa pra Islam di Aceh yaitu pada masa Kerajaan Hindu, Indra Patra. Tetapi benar sumber yang menyebutkan bahwa benteng ini didirikan pada masa Kesultanan Aceh Darussalam dalam upaya menahan agresi Portugis. Benteng ini sangat luhur fungsinya pada abad Sultan Iskandar Muda yang angkatan lautnya, pada waktu itu, dipandu oleh Laksamana Malahayati.[7]
- Museum Ali Hasymi adalah kebanggaan lain kota Banda Aceh. Ali Hasymi yang mantan Gubemur Aceh dan seniman memiliki koleksi pribadi yang berharga dan menarik. Kini koleksi dia menjadi pajangan di museum tersebut diantaranya kitab- kitab karya para ulama luhur Aceh tempo dahulu, keramik kuno, senjata khas Aceh, cendera mata dari bermacam pelosok dunia, dll.[7]
- Perpustakaan Kuno Tanoh Abee terdapat di Desa Tanoh Abee, di kaki Gunung Seulawah, Aceh Besar. Perpustakaan Tanoh Abee terletak di dalam kompleks Pesantren Tanoh Abee yang didirikan oleh keluarga Fairus yang mencapai klimaks kejayaannya pada masa pimpinan Syekh Abdul Wahab yang terkenal dengan sebutan Teungku Chik Tanoh Abee. Dia berpulang pada tahun 1894 dan dimakamkan di Tanoh Abee. Pengumpukan naskah (manuskrip) Dayah Tanoh Abee telah dimulai sejak Syekh Abdul Rahim, kakek dari Syekh Abdul Wahab. Naskah yang belakang ditulis pada masa Syekh Muhammad Sa’id, anak Syekh Abdul Wahab yang berpulang dunia pada tahun 1901 di Banda Aceh, dalam tahanan Belanda.[7]
- Rumoh Teunuen Nyak Mu adalah pusat produksi tenun asli khas Aceh, yang berlokasi di Gampong Siem Mukim Siem Kecamatan Darussalam. Lokasi ini berjarak 12 KM ke sebelah Timur Kota Banda Aceh. Di Rumoh Teunuen Nyak Mu ini di produksi aneka kain tenun Aceh dengan beragam motif khas Aceh. [7]
Wisata alam
Gambar
Laut jernih di Kabupaten Aceh Luhur
Sumber referensi
Sumber
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15.
- ^ http://www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf
- ^ a b Sekilas hal Aceh Luhur di situs NAD
- ^ Aceh Luhur Dalam Angka 2004
- ^ Daftar kecamatan di Aceh Luhur
- ^ Daftar kecamatan di Aceh Luhur di situs resmi
- ^ a b c d e f g Wisata Kebiasaan Aceh Luhur di situs NAD
- ^ Presiden SBY mengesahkan Waduk Keuliling
- ^ Pocut Meurah Intan: Riwayatmu Kini
- ^ Eksotisme Cagar Alam Jantho
Lihat pula
Pranala luar
Kabupaten Aceh Luhur, Aceh |
---|
| Kecamatan | | |
---|
| |
|
Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, pasar.nomor.net, dan sebagainya.