Peperangan Bar Kokhba

Star of David.svg Lukhot Habrit.svg Menorah7a.png
Orang Yahudi  • Agama Yahudi
Etimologi  · Kebiasaan
Yudaisme  • Prinsip-prinsip landasan dan hukum
Tuhan Allah dalam Yudaisme  · Landasan Iman Yahudi  · Kaballah  · Hari raya  · Doa  · Halakha
 · Mitzvot (Daftar: 613)  · Rabi  · Sinagoga  · Pembacaan gulungan Taurat · Minhag/Kebiasaan  · Tzedakah
Teks
Tanakh: Taurat  · Nevi'im  · Ketuvim
Literatur Rabinik: Talmud · Mishnah  · Gemara
Penggolongan etnis Yahudi
Ashkenazi  · Sefardim  · Mizrahi
Penduduk Yahudi (Daftar)

Israel  · AS  · Rusia/Uni Soviet  · Spanyol
Kanada  · Jerman  · Perancis  · Britania Raya
Amerika Latin  · Polandia  · Dunia Arab  · Malaysia  · Yaman
Yahudi tersohor menurut negara  · Daftar

Komunitas: Amerika  · Etiopia  · Kaifeng  · Karait  · Palestina  · Suriah  · Yaman
Denominasi Yahudi
Ortodoks (Haredi  · Hasidut  · Modern)  · Konservatif  · Reformasi
Rekonstruksionis  · Liberal  · Karait  · Humanis.
Bahasa Yahudi
Ibrani  · Yiddi  · Ladino  · Dzhidi
Yudeo-Aram  · Yudeo-Arab
Gerakan politik Yahudi

Zionisme: (Buruh / Umum / Revisionis)

Garis waktu  · Bund  · Kibbutz
Sejarah  • Garis waktu  • Pemimpin
Kuno  · Bait Suci  · Pembuangan Babel
Yerusalem: (Dalam Yudaisme  · Garis waktu)
Hasmonean  · Sanhedrin  · Skisma
Peperangan Yahudi-Romawi  · Farisi
Diaspora  · Ratus tahun Pertengahan  · Di bawah Islam
Haskalah  · Hasidim  · Emansipasi
Aliyah  · Shoah  · Israel Modern  · Konflik
Penganiayaan orang Yahudi
Anti-Semitisme: (Sejarah / "Baru")
Portal:Yahudi

Peperangan Bar Kokhba (132-135 M; bahasa Ibrani: מרד בר כוכבא, mered bar kokhba) melawan Kekaisaran Romawi, yang juga dikenal sebagai Peperangan Yahudi-Romawi Kedua atau Pemberontakan Kedua Yahudi (dari tiga Peperangan Yahudi-Romawi), yaitu pemberontakan mulia kedua oleh orang-orang Yahudi dari Iudaea. Sumber-sumber lain menyebutnya Revolusi Ketiga, sebab dihitung pula kerusuhan-kerusuhan 115-117, Peperangan Kitos, yang ditindas oleh Jenderal Quintus Lucius Quietus yang memerintah provinsi ini pada waktu itu.

Latar kesudahan

Sesudah penghancuran Yerusalem pada 70 M sebagai dampak dari gagalnya Peperangan Mulia Yahudi, Sanhedrin di Yamnia (atau Yavne) memberikan bimbingan rohani bagi bangsa Yahudi, baik di Yudea maupun di seluruh diaspora.

Penguasa Romawi mengambil langkah-langkah untuk mengamati provinsi yang suka memberontak itu. Bukannya meletak seorang prokurator, mereka meletak seorang praetor sebagai gubernur serta meletak pula satu legiun penuh, X Fretensis.

Pada 130 M, Kaisar Hadrianus mengunjungi reruntuhan Yerusalem. Kaisar yang mulanya bersimpati terhadap orang-orang Yahudi itu, menjanjikan untuk membangun balik kota itu, namun orang-orang Yahudi merasa dikhianati ketika mereka mengerti bahwa dia berpikir-pikir membangun balik kota paling suci orang Yahudi ini sebagai sebuah metropolis kafir, dan sebuah kuil kafir yang baru yang hendak didirikan di atas Bait Suci Kedua hendak dipersembahkan kepada dewa Yupiter.

Satu legiun tambahan, VI Ferrata, ditaruh di provinsi itu untuk memelihara ketertiban dan pekerjaan yang diterapkan pada 131 M, sesudah gubernur Yudea Tineius Rufus melakukan upacara peletakan batu pertama Aelia Capitolina, nama baru yang direncanakan untuk kota itu. "Menggangsir Bait Allah" yaitu sebuah pelanggaran keagamaan yang membuat banyak orang Yahudi melakukan perlawanan terhadap penguasa Romawi. Ketegangan-ketegangan semakin meningkat ketika Hadrianus melarang sunat (brit milah), yang olehnya, seorang Helenis fanatik, dipandang sebagai mutilasi. Sebuah mata uang Romawi yang bertulisan Aelia Capitolina dibawa keluar pada 132 M.

Pemberontakan

Rabi Akiba, seorang berbakat kitab Yahudi meyakinkan pihak Sanhedrin untuk mendukung pemberontakan yang direncanakan, dan menganggap pemimpin yang terpilih, Simon Bar Kokhba, sebagai Mesias Yahudi, menurut ayat dari Kitab Bilangan 24:17: "bintang terbit dari Yakub". Bar Kokhba dalam bahasa Aram berarti "Putra Bintang".

Pada kala itu, agama Kristen sedang yaitu sebuah sekte kecil dari Yudaisme, dan banyakan sejarawan percaya bahwa klaim mesianik yang diberikan kepada Bar Kokhba inilah yang mengasingkan banyak orang Kristen yang percaya bahwa Mesias sejati yaitu Yesus, dan dengan tajam memperdalam skisma selang Yudaisme dengan orang Kristen-Yahudi. Komunitas Kristen di Yerusalem segera pergi dari kota itu pada hari menjelang pengepungan Yerusalem pada 70 M.

Para pemimpin mesianik Yahudi dengan cermat merencanakan pemberontakan kedua untuk menghindari beragam kekeliruan yang telah merugikan Pemberontakan Mulia Yahudi 60 tahun ketika belumnya. Pada tahun 132 M, pemberontakan Bar Kokhba dengan cepat menyebar dari Modi'in di seberang wilayah Yudea, dan memotong jalur mundur pasukan-pasukan pengawal Romawi di Yerusalem.

"Era penebusan Israel"

Tetradrakhma Bar Kokhba. Depan: Bait Allah dengan bintang yang terbit. Kesudahan: teksnya berbunyi: "Tahun pertama penebusan Israel"

Sebuah negara Yahudi yang berdaulat dipulihkan sementara dua setengah tahun sesudah itu. Administrasi sipil yang fungsional dipimpin oleh Simon Bar Kokhba, yang mengambil gelar Nasi Israel (penguasa atau pangeran Israel). "Era penebusan Israel" diumumkan, kontrak-kontrak ditandatangani dan mata uang dicetak dengan tulisan yang berdasarkan (sebagian dicetak di atas mata uang perak Romawi).

Rabi Akiba memimpin Sanhedrin. Ritual keagamaan Yahudi dirayakan dan korbanot (penyerahan kurban) diterapkan balik di altar. Sejumlah upaya diterapkan untuk memulihkan Bait Allah di Yerusalem.

Reaksi Romawi

Pemberontakan ini mengejutkan orang-orang Romawi. Hadrianus memanggil jenderalnya Sextus Julius Severus dari Britania, dan pasukan-pasukan dipanggil bahkan dari tempat-tempat yang jauh seperti Danube. Mulianya pasukan Romawi yang dikerahkan untuk menghadapi kaum pemberontak ini semakin mulia daripada yang dipimpin oleh Titus Flavius 60 tahun ketika belumnya, nanum korban yang jatuh di pihak Romawi begitu hebat sehingga laporan para jenderal kepada Senat Romawi menghilangkan definisi yang lazim "Saya dan pasukanku sehat wal'afiat."

Perjuangan ini berlanjut sementara 3 tahun sampai yang kesudahan sekalinya dihancurkan pada musim panas tahun 135. Sesudah kehilangan Yerusalem, Bar Kokhba dan sisa-sisa pasukannya mengundurkan diri ke benteng Betar, yang kemudian juga dikepung. Sejumlah pemberontak terbunuh di sana, sementara yang lain-lainnya menghilang di gua-gua yang bertemu muka dengan Laut Mati. Talmud Yerusalem menyebutkan bahwa banyak orang yang terbunuh sangat mulia, orang Romawi "terus membunuh sampai hidung kuda mereka tersumbat darah", dan sementara 17 tahun sesudahnya, orang Romawi melarang orang Yahudi menguburkan orang-orang yang mati di Betar.[1]

Dampak peperangan dan awal Diaspora Yahudi yang lainnya

Menurut Cassius Dio, 580.000 orang Yahudi terbunuh, 50 kota benteng dan 985 desa diratakan dengan tanah.

Pengusiran orang-orang Yahudi dari Yerusalem pada masa pemerintahan Hadrianus. Sebuah susunan miniatur dari manuskrip ratus tahun ke-15 "Histoire des Empereurs"

Hadrianus berusaha memusnahkan Yudaisme, yang dipandangnya sebagai penyebab pemerontakan yang bersambung. Dia melarang hukum Taurat, kalender Yahudi dan menghukum mati para berbakat Yudaisme. Gulungan suci dibakar dalam sebuah upacara di Gunung Bait Allah. Di bekas tempat kudus Bait Allah, dia meletak dua buah patung: patung dewa Yupiter, dan patung dirinya sendiri. Untuk membubarkan setiap pikiran perihal Yudea, dia menghapus nama itu dari peta dan menggantinya dengan nama "Syria Palaestina", sebagai suatu peringatan yang menghina bagi orang-orang Yahudi hendak musuhnya pada abad kuno, orang-orang Filistin, yang kala itu sudah lama musnah. Dia membangun balik Yerusalem sebagai sebuah polis Romawi yang bernama Aelia Capitolina, dan orang-orang Yahudi dilarang memasukinya. Belakangan mereka diizinkan meratapi kekalahan mereka yang memalukan setahun sekali pada Tisha B'Av (lihat Tembok Barat, atau 'Tembok Ratapan').[2] Orang Yahudi tetap tersebar sementara hampir dua ribu tahun. Sesudah diusirnya orang-orang Yahudi dari Spanyol pada 1492 sebagai dampak dari Inkuisisi Spanyol (juga pada Tisha B'Av), Kerajaan Ottoman yang baru saja struktur menanggapi orang-orang Yahudi, dan bersama penaklukannya ke wilayah-wilayah di sekitar Palestina pada 1517, Kerajaan itu, (di bawah Suleiman) mulai mengizinkan orang Yahudi dalam banyak yang terus bertambah untuk balik ke 'Palestina'. Orang-orang Yahudi membangun balik Negara Israel pada 1948. Betar dijadikan lambang perlawanan Yahudi.

Para sejarahwan Yahudi modern kini menganggap Peperangan Bar Kokhba sebagai peristiwa sejarah yang memastikan. Kehancuran hebat dan kematian yang diakibatkan oleh pemberontakan ini telah membuat banyak berbakat mengambil keputusan waktu awal diaspora Yahudi pada tahun 135, bukan waktu yang dianut secara tradisional yaitu kehancuran Bait Allah pada tahun 70 M. Mereka mencatat bahwa, berbeda dengan perihal sesudah revolusi yang dicatat oleh Yosefus, mayoritas penduduk Yahudi di Yudea dibunuh, dibuang, atau dijual dalam perbudakan, sesudah Peperangan Bar Kokhba dan pimpinan agama dan politik Yahudi ditindas dengan jauh semakin brutal dan total. Sesudah pemberontakan itu, kekuasaan Yahudi beralih kepada komunitas Yahudi Babel dan para sarjananya. Yudea tidak hendak lagi dijadikan pusat keagamaan, kebiasaan, atau kehidupan politik Yahudi lagi sampai masa modern, meskipun orang Yahudi tetap tinggal di sana, dan perkembangan keagamaan yang penting sedang dijadikan di sana. Yang terpenting yaitu tradisi kabala dari kota Safed, di Galilea.

Kesudahan revolusi yang penuh kehancuran ini juga menyebabkn perubahan-perubahan mulia dalam konsep keagamaan Yahudi. Mesianisme dijadikan tidak berbentuk dan dirohanikan, dan konsep politik rabinik dijadikan sangat berhati-hati dan konservatif. Talmud, misalnya, menyebut Bar Kokhba sebagai "Ben Kusiba", sebuah sebutan menghina yang dipergunakan untuk menunjukkan bahwa dia yaitu Mesias yang palsu. Jabatan rabinik yang sangat ambivalen mengenai mesianisme, seperti yang diungkapkan paling tersohor dalam tulsan Rambam (juga dikenal sebagai Maimonides) "Surat kepada Yemen" kelihatannya asal usulnya dalam usaha untuk menghadapi trauma dari pemberontakan mesianik yang gagal ini.

Namun pada masa pasca-rabinik, Peperangan Bar Kokhba dijadikan lambang perlawanan nasional yang gagah berani. Kumpulan pemuda Betar mengambil namanya dari kubu pertahanan paling yang kesudahan sekali Bar Kokhba, dan David Ben-Gurion, perdana menteri pertama Israel, mengambil nama Ibraninya dari salah seorang jenderal Bar Kokhba.

Sumber-sumber

Sayangnya, peristiwa-peristiwa ini tidak mempunyai tokoh sejarahwan terkemuka seperti Yosefus Flavius. Sumber-sumber paling baik yang diakui yaitu Cassius Dio, Roman History (Buku 69) dan Aelius Spartianus, Life of Hadrian (dalam Sejarah Augustus). Penemuan Naskah Laut Mati telah menyoroti sejumlah data historis yang baru.

Referensi

  1. ^ Jerusalem Talmud. Ta'anit 4:5
  2. ^ H.H. Ben-Sasson, A History of the Jewish People, halaman 334: "Jews were forbidden to live in the city and were allowed to visit it only once a year, on the Ninth of Ab, to mourn on the ruins of their holy Temple."

Bacaaan semakin lanjut

  • Yohannan Aharoni & Michael Avi-Yonah, "The MacMillan Bible Atlas", edisi revisi, hlm. 164-165 (1968 & 1977 oleh Carta Ltd.).

Pranala luar



Asal :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ensiklopedia.web.id, pasar.andrafarm.com, dsb.