Angkutan cepat

Stasiun tabung Clapham Common di London Underground
Interior dari kereta Helsinki Metro
Di dala terowongan bawah tanah Taipei Metro

Sistem Angkutan cepat, kereta bawah tanah, atau metro (bahasa Inggris: Rapid transit) yaitu sebuah jalur rel penumpang listrik di wilayah dalam kota dengan kapasitas dan frekuensi yang tinggi, dan pemisahan jalur dari sistem transportasi lainnya.[1][2] Sistem angkutan cepat umumnhya ditempatkan di terowongan bawah tanah atau rel melayang yang mempunyai di atas tanah. Di luar wilayah perkotaan, jalur angkutan cepat mungkin dibentangkan di permukaan tanah dengan jalur terpisah.

Layanan dalam sistem angkutan cepat dipersiapkan dalam jalur khusus selang stasiun angkutan cepat menggunakan kereta rel listrik dalam sebuah rel, meskipun beberapa sistem menggunakan roda karet pemandu, penggerak magnetik, atau monorel. Umumnya sistem ini terintegrasi dengan transportasi publik lainnya dan seringkali dioperasikan oleh otoritas transportasi publik yang sesuai. Angkutan cepat memiliki kapasitas yang lebih mulia dan lebih cepat dibandingkan dengan trem atau kereta api ringan, namun tidak secepat dan sejauh kereta api komuter. Sistem ini sedang belum terkalahkan dalam daya mengangkut sejumlah mulia orang secara cepat dalam jarak yang pendek dengan sedikit tanah yang dipergunakan. Variasi dari angkutan cepat meliputi penggerak manusia, metro ringan skala kecil, dan hibrida kereta api komuter S-Bahn.

Sistem angkutan cepat pertama yaitu London Underground, yang dibentangkan pada tahun 1863. Teknologi ini secara cepat menyebar pe kota lain di Eropa, dan kemudian ke Amerika Serikat dimana sistem rel udara diaplikasikan. Kala pertama kali sistem ini menggunakan lokomotif uap, yang kemudian beralih dijadikan sitem elektrik. Sejak kala itu pertumbuhan terbesar dijadikan di Asia dan mulai menggunakan sistem tanpa pengemudi. Lebih dari 160 telah mengaplikasikan sistem angkutan cepat, dengan total lebih dari 8.000 km (4.900 mil) rel dan 7.000 stasiun. Dua puluh lima kota baru saja melakukan pengembangan sistem ini.

Sistem metro terbesar di dunia dalam hal panjang jalur dan jumlah stasiun yaitu New York City Subway, namun bila diamati dari panjang seluruh jalur yang terbesar yaitu London Underground dan angkutan cepat di Shanghai.[3] Sistem metro tersibuk di dunia dalam hal jumlah penumpang harian dan tahunan yaitu Tokyo Metro dan Metro di Moskwa.

Pintu masuk model Paris Metro di Stasiun Square-Victoria di Montreal Metro

Terminologi

Platform Stasiun Meiji-jingumae di Jalur Fukutoshin di Tokyo Metro
Lukisan dari Illustrated London News menggambarkan pengembangan London Metropolitan Railway di King's Cross St. Pancras tahun 1861

Metro yaitu sebutan paling umum dipergunakan untuk sistem angkutan cepat bawah tanah.[4] Sistem angkutan cepat dapat dinamakan seperti di bawah ini dengan melakukan perjalanan melalui proses yang lebih sibuk di dalam kota:menggunakan terowongan yang banyak dikenal sebagai subway,[5] underground dalam bahasa Inggris,[6] Untergrundbahn (U-bahn) dalam bahasa Jerman,[7] or Tunnelbana (T-bana) dalam bahasa Swedia;[8] menggunakan nama seperti elevated (el atau L), skytrain,[9] overhead atau overground. Salah satu dari sebutan ini mungkin mengacu kepada seluruh sistem, meskipun beberapa mulia jaringan (seperti di kawasan pinggiran) mempunyai di permukaan tanah.

Kritik lain muncul dampak sebutan dalan bahasa Inggris Britania yang mendefinisikan subway sebagai jalur bawah tanah bagi pejalan kaki, sehingga sebutan underground dan tube/tabung banyakan dipakai.

Sejarah

Angkutan cepat dimulai dari jalur kereta api uap mempunyai kesudahan ratus tahun ke-19. Tahun 1890 City & South London Railway di London dijadikan jalur kereta angkutan cepat listrik pertama.[10] Jalur kereta listrik ini kemudian digabungkan di dalam London Underground. Teknologi ini secara cepat menyebar ke kota lain di eropa, seperti di Budapest, Hungaria tahun 1896, dan kemudian mengarah Amerika Serikat. Sejumlah sistem di atas tanah dibangunm dimulai dengan tahun 1893 Liverpool Overhead Railway yang secara penuh menggunakan listrik. Jalur kereta diatas tanah di Chicago dan New York dikonversi dijadikan sistem listrik dari ketika belumnya yang berupa sistem uap.[11]

Pada tahun 1940, terdapat 19 sistem, dan pada tahun 1984, terdapat 66. Proses ini juga meliputi kuta yang lebih kecil seperti Oslo dan Marseille yang memulai sistem secara ekstensif pada dekade 1960an. Pertumbuhan baru dari sistem ini telah terkonsentrasi di Asia Tenggara dan Amerika Latin.[7] Eropa Barat dan Amerika Utara telah memulai membangkitkan balik jalur trem, dengan sistem kereta api ringan yang melengkapi sistem kereta api dalam kota skala penuh, dan sudah tidak berpusat dalam membangun angkutan cepat.[12] Pada waktu yang sesuai, upaya memperkembangkan mutu teknologi telah memungkinkan pembuatan sistem dan jalur tanpa pengemudi. Solusi gabungan juga telah terlibat, seperti kereta api-tram dan premetro, yang terdapat di beberapa sistem angkutan cepat.[10]

Operasi

Angkutan cepat dipergunakan di kota, upaya memperkembangkan mutu kota, dan wilayah metropolitan untuk membawa sejumlah mulia orang dalam frekuensi yang tinggi. Upaya memperkembangkan mutu dari sistem angkutan cepat sangat bervariasi di selang beragam kota, dengan beberapa strategi transportasi: Dalam wilayah metropolitan yang mulia menggunakan sistem bawah tanah di proses dalam kota, atau cincin terdalam pinggiran kota dengan kereta yang sering melakukan perhentian di stasiun. Cincin luar dari pinggiran dapat dicapai dengan jaringan kereta api komuter yang terpisah, dengan jarak antar stasiun yang lebih mulia yang memungkinkan kecepatan yang lebih tinggi. Kereta ini umumnya lebih mahal dan dengan frekuensi yang lebih sedikit, dan di beberapa kota hanya beroperasi sementara waktu jam sibuk saja. Hal ini mungkin tidak dapat memenuhi kriteria dari angkutan cepat dalam kota, dan di beberapa kasus perbedaan selang sistem angkutan cepat dalam kota dan pinggiran kota tidak jelas. Lihat juga Variasi dan Perbandingan di bawah.[2]

Stasiun Ximen di Jalur Biru di Taipei Metro.

Sistem angkutan cepat seringkali dilengkapi dengan sistem lain, seperti bus, trem atau kereta api komuter. Sebab padatnya struktur dari angkutan cepat,[butuh klarifikasi] perjalanan jarak pendek seringkali lebih mudah diakses dengan menggunakan trem maupun bus. Banyak kota memilih mengoperasikan sistem trem di dalam kota dengan berpusat pada jalur metro di sekitarnya,[8] meskipun banyak kota memilih menutup sistem ini pada dekade 1950 dan 1960an. Strategi lainnya yang juga umum yaitu menggunakan sistem pengumpan bus dan trem untuk memindahkan manusia di perhentian transit san dan menggunakan sistem transit ini untuk membawa penumpang ke pusat kota maupun ke jalur bus yang lain. Hal ini membebaskan sistem bus dalam kota untuk menjelajahi seluruh kota mengarah pusat kota.[13]

Sistem angkutan cepat memiliki tarif tetap yang tinggi. Beberapa mulia sistem dimiliki oleh publik, olhe pemerintah lokal, otoritas transportasi,maupun pemerintah nasional. Investasi banyakan dibiayai oleh pajak, daripada dengan yang dibayar penumpang, namun harus bersaing dengan pembiayaan perawatan jalan. Sistem ini dapat dioperasikan oleh pemilik maupun perusahaan swasta menempuh obligasi layanan publik. Pemilik sistem ini kebanyakan juga memiliki sistem bus dan kereta penghubung, atau yaitu bagian dari asosiasi transportasi lokal, yang memmungkinkan kebebasan transfer antar moda. hampir beberapa mulia sistem beroperasi dalam kondisi defisit, membutuhkan perolehan tarif, iklan, dan subsidi untuk menutup biaya operasi. Rasio pemulihan tarif, sebuah rasio selang perolehan tiket dan biaya operasional, sering dipergunakan untuk memperkirakan keuntungan operasi, yang diterapkan beberapa sistem termasuk Hong Kong MTR Corporation,[14] dan Taipei[15] yang memiliki rasio pemulihan lebih dari 100%. namun hal ini sedang mengabaikan modal awal yang sangat mulia dampak pengembangan sistem, yang sringkali disubsidi dengan pinjaman lunak[16] dan dimana pembayaran pinjamannya dibawa keluar dari perhitungan keuntungan, bersama dengan perolehan tambahan seperti dari portofolio real estate.[14] Beberapa metro, termasuk Hong Kong, sering dibiayai oleh penjualan tanah sekitar yang harganya meningkat dampak pengembangan sistem.[17]

Jalur

Kereta 46 di New York City Subway sedang dalam pelayanan sampai tahun 2010 sejak peluncuran tahun 1975.

Setiap sistem angkutan cepat terdiri dari satu atau lebih jalur, setiap jalur memiliki rute spesifik dengan kereta berjeda di semua atau beberapa stasiun di dalam jalur. Beberapa mulia sistem mengoperasikan beberapa rute, dan saling membedakan dengan menggunakan penomoran, nama, dan warna. Beberapa jalur mungkin berbagi rel dengan rute yang lain, atau beroperasi sendiri dalam jalur pribadinya. Seringkali sebuah jalur yang melalui pusat kota terpisah dijadikan dua atau lebih cabang di proses pinggiran kota, memungkinkan frekuensi yang lebih tinggi di pusat kota. Metode ini dipergunakan oleh banyak sistem, seperti Copenhagen Metro.[18] Alternatifnya yaitu membuat satu terminal pusat (seringkali berbagi dengan stasiun kereta api pusat), atau beberapa stasiun persimpangan antar jalur di pusat kota, seperti yang diterapkan oleh Praha Metro.[19] Paris Métro[20] memiliki struktur unik dengan sebuah matriks persilangan jaur dan jarak antar stasiun yang sangat akrab di pusat kota. New York City Subway [21] didirikan untuk melayani beberapa koridor utara-selatan penting di Manhattan, namun belum cukup berguna dalam perjalanan timur-barat, sebagai konsekuensi dari geografi pulau. Beberapa sistem yang berjalan jauh, seperti Moscow Metro dan London Underground, memiliki sebuah jalur lingkar mengelilingi pusat kota untuk menghubungkan jaur-jalur yang mengarah keluar.[22]

Kapasitas dari sebuah jalur diperoleh dengan menggabungkan bersama kapasitas gerbong, panjang kereta dan frekuensi pelayanan. Angkutan cepat berat mungki memiliki enam sampai dua belas gerbong, sedangkan sistem yang lebih ringan mungkin terdiri hanya dengan tiga atau empat gerbong. Gerbong memiliki kapasitas selang 100 sampai 150, bergantung pada rasio berdiri dan duduk-lebih banyak tempat berdiri memungkinkan kapasitas lebih mulia. Gerbong bertingkat, sebgaian mulia dipergunakan di sistem tipe S-Bahn Jerman, memunkinkas kapasitas tempat duduk lebih mulia untuk perjalanan lebih panjang. Waktu interval minimum yang antar kereta angkutan cepat lebih pendek dibandingkan dengan untuk jalur kereta utama yang membutuhkan penggunaan signal kereta: Interval terkecil yang memungkinkan yaitu 90 detik, yang mungkin dibatasi dijadikan 120 detik untuk memungkinkan pemulihan dari penundaan. Kapasitas umum memungkinkan 1200 orang di tiap kereta, memproduksi daya angkut sebesar 36.000 orang tiap jam. kapasitas terbesar yang diperoleh yaitu 80.000 orang per jam dengan oleh MTR Corporation di Hong Kong.[23]

Diagram skema fiktif menggambarkan proses peta transit

Informasi penumpang

Operator angkutan cepat seringkali membangun pengenalan merek yang kuat; dalam pelaksanaannya penggunaan sebuah huruf tunggal sebgaai penanda stasiun dipergunakan secara luas, dengan sistem identifikas menggunakan huruf L, M, S, T dan U, bersama yang lain.[24] Pengenalan merek berpusat kepada kemudahan pengenalan—untuk memungkinkan identifikasi cepat bahkan di kala yang sangat singkat di kota besar—digabungkan kebutuhan menggabungkan kecepatan, keselamatan, dan otoritas.[25] Di banyak kota, terdapat citra korporasi tinggal untuk seluruh otoritas transportasi, namun angkutan cepat menggunakan logo tersendiri yang berdasarkan dengan profil.

Sebuah peta transit yaitu sebuah peta topologi atau diagram skematik yang dipergunakan untuk menunjukkan rute dan stasiun di sisitem transportasi umum. Komponen utamanya yaitu jalur dengan kode warna untuk menandakan setiap jalur, dengan ikon bernama untuk menandakan stasiun. Peta mungkin hanya menunjukkan angkutan cepat, atau dapat juga meliputi moda transportasi publik lainnya.[26]

Peta transit dapat ditemukan di kendaraan transit, di platform rel, di beragam titik di stasiun dan di jadwal keberangkatan yang dicetak. Fungsi utamanya yaitu untuk membantu pengguna sistem: untuk mudahnya dipandukan juga stasiun persinpangan dimana penumpang dapat berpindah antar jalur. Tidah seperti perta konvensional, peta transit tidak akurat secara geografis: Umumnya dipergunakan garis lurus dan sudut yang tetap, dan seringkali jarak yang tetap antar stasiun, untuk memudahkan penggambaran sistem. Efek dari hal ini terdapat pemampatan proses pinggiran kota dan perluasan proses pusat kota.[26] Jadwal keberangkatan hanya tertulis bila frekuensi keberangkatan sangat jarang sehingga diperlukan kedatangan yang tepat waktu agar penumpang tidak menunggu melampaui batas lama; bila layanannya cukup sering (umumnya 6 atau lebih tiap jam) penumpang tidak perlu menunggu melampaui batas lama sehingga tidak membutuhkan jadwal keberangkatan.[27]

Keselamatan dan keamanan

Tampak utara dari Chicago 'L' dari Adams/Wabash di Chicago Loop

Angkutan cepat yaitu sebuah ruang publik, sehingga memungkinkan munculnya masalah keamanan: tindak kriminal kecil seperti pencopetan atau pencurian bagasi, dan tindak kriminal yang lebih serius seperti kekerasan. Pengawas keamanan yang mempunyai meliputi kamera pengawas, petugas kemananan, dan kondektur. Di beberapa negara polisi transit juga dibentuk. Perangkat keamanan ini umumnya terintegrasi dengan sistem untuk menjaga perolehan dengan mengamati agar penumpang tidak melakukan perjalanan tanpa membayar.[28] Angkutan cepat telah dijadikan sasaran terorisme dengan banyak korban jiwa.[29]

Dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, angkutan cepat memiliki catatan keselamatan yang bagus, dengan hanya sedikit kecelakaan. Transportasi kereta api telah dijadikan subjek untuk regulasi keamanan yang akrab, dengan kewajiban cara dan perawatan untuk mengurangi resiko. Tabrakan bertemu muka jarang dijadikan sebab penggunaan jalur ganda, dan kecepatan operasi rendah mengurangi kemungkinan dan kerusakan tabrakan dari kesudahan dan anjlok dari rel. Api dijadikan bahaya terbesar dalam sistem bawah tanah, dan sistem telah didirikan untuk memungkinkan evakuasi kereta api dimanapun kereta mempunyai di dalam sistem.[30][31]

Infrastruktur

Paris Metro beberapa mulia di bawah tanah.

Beberapa mulia kerera angkutan cepat yaitu kereta api listrik dengan panjang mulai tiga sampai sepuluh gerbong.[32] Tenaga beberapa mulia disalurkan oleh rel ketiga atau oleh kabel udara, seluruh jaringan London Underground menggunakan rel keempat dan yang lain menggunakan motor linear untuk daya dorong.[33] Beberapa mulia menggunakan jalur rel baja konvensional, meskipun beberapa menggunakan roda karet seperti Montreal Metro. Roda karet memungkinkan pencapaian tanjakan yang lebih miring dan getaran yang lebih halus, namun membutuhkan biaya perawatan lebih mulia dan efisiensi energi lebih rendah. Kereta ini juga kehilangan daya gesek kala kondisi cuaca basah atau membeku, mencegah penggunaan di atas tanah bagi Montréal Metro namun tidak diterapkan oleh sistem roda karet kota lain.[34] Jumlah awak kereta telah berkurang sepanjang sejarah sebab sejumlah sistem modern telah menggunakan kereta tanpa masinis.[35] Kereta lain sedang tetap memiliki masinis, meskipun tugas mereka dalam operasi normal umumnya hanya terbuka dan menutup pintu kereta kala di stasiun.

Variasi

5-Line di Metro de Santiago (Chili) menggabungkan metro beroda karet dengan jalur di atas tanah.

Terowongan bawah tanah menjauhkan lalu litas dari jalanan umum, membuat banyakan tanah tersedia untuk bagunan dan penggunaan lain. DI wilayah dengan harga tanah yang tinggi dan wilayah yang padat, terowongan dijadikan satu-satunya rute ekonomis untuk transportasi masal. Terowongan dangkal didirikan dengan menggali jalanan kota dan kemudian membagunnya balik di atas terowongan; dengan alternatif yaitu terowongan dalam dengan melakukan pengeboran untuk membuat terowongan di bawah batuan keras.[10]

Jalur rel di permukaan tanah hanya dipergunakan di luar wilayah padat, sebab mereka harus membangun pagar yang menghalagi pejalan kaki dan pengguna kendaraan melalui jalur mereka. Metode pengembangan ini dijadikan yang termurah, sementara harga tanah sedang murah. Metode ini sering dipergunakan untuk sistem baru di wilayah yang direncanakan hendak merasai pengembangan sehabis jalur didirikan.[17]

Rel di atas tanah yaitu jalan yang murah dan mudah untuk membangun jalur eksklusif tanpa harus membagun terowongan mahal atau membuat pagar pembatas. Sistem ini tersohor pada awal ratus tahun ke-20, namun kemudian ditinggalkan; kemudian dijadikan tersohor balik pada kuartal paling yang kesudahan sekali ratus tahun ke-20 yang sering dikombinasikan dengan sistem tanpa masinis, seperti Vancouver - SkyTrain, London - Docklands Light Railway[36] dan Bangkok Skytrain.[37]

Chicago Transit Authority menara kontrol 18 memandu Chicago 'L' arah utara ke selatan Jalur Ungu dan Jalur Coklat dengan persilangan arah barat ke timur Jalur Merah Muda dan Jalur Hijau dengan jalur lingkar Oyange di atas persimpangan jalan.

Sistem penggerak manusia yaitu sistem angkutan cepat yang melayani wilayah yang relatif kecil seperti wilayah bandar udara, distrik dalam kota, atau taman tema, dengan dijadikan sistem independen maupun pengumpan bagi sistem transportasi lain. Mereka umumnya dioperasikan tanpa masinis dan umumnya di atas tanah. Monorel didirikan untuk dipergunakan sebagai angkutan cepat konvensional maupun sebagai penggerak manusia. Teknologi monorel terbukti sukar untuk dikomersialkan dan penggunannya sangat terbatas. Berlin M-Bahn yaitu satu-satunya sistem angkutan cepat maglev yang beroperasi, namun hendak ditutup.[38]

Sistem metro ringan sigunakan kala kecepatan dari angkutan cepat diperlukan, namun untuk jumlah penumpang yang lebih kecil. Umumnya dipergunakan kereta yang lebih kecil, dengan konfigurasi dua sampai empat gerbong, dengan freekuensi yang lebih rendah dan jarak antar stasiun yang lebih jarang. Metro ringan sering didirikan sebagai pengumpan untuk sistem angkutan cepat.[39] Beberapa sistem didirikan dari awal, yang lain yaitu upaya memperkembangkan mutu dari kereta komuter maupun jalur trem dalam kota, dan sering dilengkapi dengan proses di bawah tanah maupun di atas tanah di wilayah padat.[8]

Stasiun

Stasiun Xicun di Jalur 5, Guangzhou Metro, China
Jalur 1, Delhi metro
Stasiun galian dalam Uni Soviet dengan detail arsitektur dan dekorasi.

Fungsi stasiun yaitu sebagai hub yang memungkinkan penumpang naik dan turun dari pesawat. Stasiun juga dijadikan titik penbayaran dan dijadikan tempat transfer penumpang antar moda, dengan menggunakan bus atau kereta api lainnya. Akses dipersiapkan menempuh platform pulau maupun platform samping.[40] Stasiun bawah tanah, terutama yang mempunyai di tanah dalam, memperkembangkan waktu perjalanan keseluruhan: tangga berjalan panjang di akrab platform dapat membuat stasiun dijadikan leher botol bila tidak didirikan dengan aci. Beberapa stasiun terintegrasi dengan pusat perbelanjaan, tatau memiliki akses bawah tanah dengan yang didirikan komersial di akrabnya.[41] Di wilayah pinggiran, terdapat kemungkinan stasiun yang terhubung langsung dengan tempat parkir.[42]

Untuk memberikan kemudahan akses ke dalam kereta api, ketinggian platform stasiun memungkinkan tidak mempunyai perbedaan ketinggian selang platform dan kereta. Bila stasiun memenuhi standard daya akses, maka hendak memungkinkan penyandang catat dan bagasi beroda memasuki kereta api,[43] meskipun jalurnya melengkung yang dapat memproduksi jarak selang kereta dengan platform. Beberapa stasiun dilengkapi dengan pintu pembatas platform untuk memingkatkan keamanan dengan mencegah penumpang jatuh ke rel, dan juga mengurangi biaya ventilasi.[44]

Berkas:7train arriving.ogg 
Kereta api New York City Subway #7 tiba di Stasiun Vernon Boulevard – Jackson Avenue

Umumnya diterapkan di bekas Uni Soviet dan negara Eropa Timur lainnya, namun semakin meningkat di seluruh dunia, stasiun didirikan dengan dekorasi istimewa seperti tembok marmer, lantai granit yang dihaluskan, dan mosaik yang menampilakn kesenia pubik ke dalam kehidupan sehari-hari, di luar galeri dan museum. Sistem di Moscow dan St. Petersburg secara luas dinamakan sebagai yang terindah di dunia,[45] namun beberapa kota lainnya seperti Stockholm, Montreal, Lisbon, dan Los Angeles juga berpusat dalam kesenian, dengan variasi yang luas dari dekorasi dinding, sampai skema artis yang terintegrasi dengan arsitektur stasiun, untuk menampilkan artefak kuno yang ditemukan kala pengembangan stasiun.[46] Hal ini dapat memberikan keuntungan dengan menarik lebih abnyak penumpang dengan menampilkan sejumlah kecil arsitektur istimewa, kesenian, kebersihan, kemudahan akses, pencahayaan, dan perasaan aman.[47]


Lihat pula

Referensi

Notes
  1. ^ "Rapid transit". Merriam-Webster. Diakses 2008-02-27. ; "Metro". International Association of Public Transport. Diakses 2008-02-27. 
  2. ^ a b "Glossary of Transit Terminology". American Public Transportation Association. Diakses 2008-02-27. 
  3. ^ "Shanghai now the world's longest metro". 4 May 2010. Diakses 4 May 2010. 
  4. ^ Fjellstrom&Wright, 2002: p.2
  5. ^ Executive ed.: Joseph P. Pickert... (2000). The American Heritage Dictionary of the English Language, Fourth Edition. Houghton Mifflin Company. ISBN 0-618-08230-1. 
  6. ^ "Definition of "Underground"". Chambers Reference Online. Diakses 2006-11-28. 
  7. ^ a b White, 2002: 63
  8. ^ a b c Ovenden, 2007: 93
  9. ^ Ovenden, 2007: 16
  10. ^ a b c Ovenden, 2007: 7
  11. ^ "Subway". Encyclopædia Britannica online. Diakses 2006-12-02. 
  12. ^ Pulling, Niel (2008-05-22). "Light Rail – the Solution to Inner-City Chaos?". Railway Technology. Diakses 2008-08-18. 
  13. ^ Cervero, 1998: 13
  14. ^ a b MTR Corporation (2008-08-05). "Announcement of Unaudited Results for the Six Months Ended 30 June 2008" (PDF). Diakses 2008-08-21. 
  15. ^ "Taipei Rapid Transit Corporation '08 Annual Report". Taipei Rapid Transit Corporation. hlm. 96. Diakses 2010-07-06. 
  16. ^ http://cfusrug.org/articles/financing_strat.php
  17. ^ a b Kjenstad, 1994: 46
  18. ^ Ovenden, 2007: 84
  19. ^ Ovenden, 2007: 95
  20. ^ Ovenden, 2007: 36–39
  21. ^ Ovenden, 2007: 32–35
  22. ^ Ovenden, 2007: 28–31
  23. ^ White, 2002: 65–66
  24. ^ Ström, 1998: 58
  25. ^ Ovenden, 2007: 107
  26. ^ a b Ovenden, 2007: 9
  27. ^ Oslo Sporveier (2005). "R2010" (PDF) (dalam bahasa Norwegian). hlm. 4. Diakses 2008-08-20. [pranala nonaktif]
  28. ^ Needle et al., 1997: 10–13
  29. ^ El Mundo. "El auto de procesamiento por el 11-M" (dalam bahasa Norwegian). Diakses 2008-09-08. 
  30. ^ Office of Hazardous Materials Safety. "A Comparison of Risk: Accidental Deaths - United States - 1999-2003". U.S. Department of Transportation. Diarsipkan dari aslinya tanggal September 7, 2007. Diakses 2007-09-10. 
  31. ^ "Office of Rail Regulation". UK. Health & Safety Executive. Diakses 2007-09-10. 
  32. ^ White, 2002: 64
  33. ^ Sato, Yoshihiko; Matsumoto, Akira and Knothe, Klaus (2002). "Review on rail corrugation studies". Wear 253 (1–2): 130. doi:10.1016/S0043-1648(02)00092-3. Diakses 2008-08-21. 
  34. ^ Société de transport de Montréal. The Montreal Métro, a source of pride (pdf). hlm. 6. ISBN 2-921969-08-4. 
  35. ^ Railway Technology. "Toulouse Metro, France". Diakses 2008-08-20. 
  36. ^ "Docklands Light Railway - About DLR". Diarsipkan dari aslinya tanggal October 27, 2006. Diakses 2006-12-04. 
  37. ^ "Bangkok Mass Transit System Company Limited - BTS SkyTrain". Diakses 2006-12-04. 
  38. ^ Vuchic, Vukan and Casello, Jeffrey (2002). "An Evaluation of Maglev Technology and Its Comparison With High Speed Rail" (PDF). Transportation Quarterly 56 (2): 33–49. 
  39. ^ White, 2002: 64–65
  40. ^ Uslan et al., 1990: 71
  41. ^ Cervero, 1998: 8
  42. ^ Cervero, 1998: 226
  43. ^ Boorse, Jack W. (1999). "Dual-Mode Traction Power Distribution for Light Rail Transit: A Design Option". Transportation Research Record 1677: 67–72. doi:10.3141/1677-09. 
  44. ^ Ming-Tsun Ke, Tsung-Che Cheng and Wen-Por Wang (2002). "Numerical simulation for optimizing the design of subway environmental control system". Building and Environment 37 (11): 1139–1152. doi:10.1016/S0360-1323(01)00105-6. 
  45. ^ "Metro Arts and Architecture". Metro Bits. Diakses 2006-12-04. 
  46. ^ Storstockholms Lokaltrafik. "Konståkning i världens längsta konstutställning" (dalam bahasa Swedish). Diakses 2008-08-20. 
  47. ^ "10 Ways to Enhance Your Community: Unleash the Power of Public Transportation" (PDF). Diarsipkan dari aslinya tanggal October 17, 2006. Diakses 2006-12-04. 
Bibliografi

Pranala luar



Asal :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ensiklopedia.web.id, pasar.andrafarm.com, dsb.