Kelenteng Hian Thian Siang Tee

Kelenteng Welahan yang diberi nama Hian Thian Siang Tee yaitu sebuah klenteng yang terletak 24 kilometer ke arah selatan dari pusat kota Jepara, di Desa Welahan Disktrik Welahan Kabupaten Jepara. Klenteng ini diproduksi sebagai aset peninggalan Tionghoa di Jepara. Klenteng ini didirikan oleh tokoh pengobatan dari Tiongkok bernama Tan Siang Hoe bersama dengan kakaknya bernama Tan Siang Djie. [1][2]

Akses transportasi

Untuk mengarah Obyek Wisata Sejarah ini didukung dengan beragam prasarana ditengahnya jalan beraspal dapat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat atau angkutan umum yang lain, karena lokasi Obyek tersebut berhampiran dengan pasar Welahan .

Sejarah

Pada tahun 1830 dimana Gubernur Jendral Belanda yaitu Johanes Graaf Van Bosch berkuasa di Indonesia, yang pada waktu itu dinamakan penjajahan Hindia Belanda, datanglah seorang Tionghoa totok dari Tiongkok bernama Tan Siang Boe. Kepergiannya dari Tiongkok mengarah ke Asia Tenggara tersebut perlu mencari beradik-berkakak tuanya bernama Tan Siang Djie di Indonesia. Sewaktu berangkat dari Tiongkok bersamaan dalam satu perahu yang ada di dalamnya seorang Tasugagu Pendeta dimana Tasu tersebut mandek bersemedi dari Pho To San di wilayah daratan Tiongkok, yang yaitu tempat pertapaan dari paduka menteri/ kaisa “ Hian Thian Siang Tee “.

Ditengah adab tasu tersebut jatuh sakit, sehingga dirawat Tan Siang Hoe dengan bekal obat – obatan yang dibawanya dari Tiongkok, sehingga sembuh.

Sebagai terima kasih, Tan Siang Boe diberikan satu kantong yang berisi barang–barang pusaka lawas Tiongkok ditengahnya sehelai sien tjiang (kertas halus bergambar Paduka Hian Thiam Siang Tee), sebilah po kiam (pedang Tiongkok), satu hio lauw (tempat abu), dan satu jilid tjioe hwat (buku pengobatan/ramalan).

Sehabis Tan Siang Boe tiba di Semarang, menginap di rumah perkumpulan “Kong Kwan” memperoleh keterangan bahwa beradik-berkakak tuanya / kakaknya ada di daerah Welahan Jepara, maka beliau pergi untuk menjumpai Tan Siang Djie di tempat tersebut.

Di sana beliau dapat berjumpa dengan beradik-berkakak tuanya yang sedang mondok berkumpul dalam satu rumah dengan keluarga Liem Tjoe Tien. Rumah tersebut sedang ada terletak di Gang Pinggir Welahan dan rumah itu sampai sekarang dipergunakan tempat buat menyimpan pusaka lawas “klenteng”sebagai tempat pemujaan dan dihormati oleh tiap masyarakat Tionghoa yang meyakininya, sehabis beberapa waktu lamanya, Tan Siang Boe menetap dengan kakaknya di Welahan, maka pada suatu hari pergilah dia bekerja di lain daerah, sedangkan barang yang berisi pusaka lawas tersebut dititipkan untuk kakaknya. Mengingat keselamatan hendak barang-barang titipan tersebut maka oleh Tan Siang Djie barang tersebut dititipkan untuk pemilik rumah Liem Tjoe Tien yang selalu disimpan di atas loteng dari rumah yang ditinggali. Pada waktu itu, biasanya sedang belum memahami barang pusaka apakah gerang yang tersimpan di atas loteng itu. Sementara dalam penyimpanan di atas loteng tersebut tiap tanggal tiga yaitu hari lahir “sha gwe” yakni hari Imlex Seng Tam Djiet dari Hian Thiam Siang Tee, keluarlah kekuatan ghaib dari barang pusaka tersebut mengeluarkan cahaya api seperti barang terbakar, sewaktu-waktu keluarlah ular naga dan kura-kura yang sangat menakjubkan untuk seisi rumah. Dengan peristiwa itu dipanggilah Tan Siang Boe yang semula menitipkan barang tersebut untuk balik ke Welahan guna mebuka pusaka yang tersimpan di dalam kantong tersebut. Sehabis ditanggalkan dan dipandukan untuk orang-orang seisi rumah sambil menyebutkan tentang asal mula barang tersebut sehingga dia dapat memiliki pusaka lawas Tiongkok. Dengan adanya asal mula pusaka tersebut maka orang-orang seisi rumah ada kepercayaan bahwa pusaka lawas itu yaitu wasiat peninggalan dari Paduka Hian Thiam Siang Tee maka dipujanya menurut adapt leluhur.

Pada suatu hari Lie Tjoe Tien sakit keras dan penyakitnya dapat disembuhkan balik dengan kekuatan ghaib yang ada di pusaka, dengan peristiwa itu maka dari percakapan mulut ke mulut oleh jumlah masyarakat sehingga pusaka itu dikenal namanya, dihormati, dan dipuja-puja oleh masyarakat yang meyakininya hingga sekarang.

Menurut keterangan, satu-satunya pusaka Tiongkok yang pertama kali di Indonesia yang dibawa oleh Tan Siang Boe pusaka tersebut yang tersimpan di Welahan sehingga ada kalimat lain bahwa keberadaan klenteng di Welahan yaitu yang paling tua di Indonesia.

Pengunjung

Dengan keberadaan klenteng yang ada di Welahan bukan hanya didominasi keturunan Tionghoa saja tetapi juga pribumi yang berdatangan dari beragam kota maupun propinsi untuk memohon pengobatan, tanya nasib, jodoh, bercocok tanam, serta mohon maju dalam usahanya, dan sebagainya

Catatan kaki



Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, indonesia-info.net, pasar.kelas-karyawan.co.id, dll.