Tentara Nasional Indonesia Tingkatan Laut (TNI-AL)

Tentara Nasional Indonesia
Tingkatan Laut
Simbol TNI AL.png
Simbol Tentara Nasional Indonesia
Tingkatan Laut
Didirikan10 September 1945
NegaraIndonesia
Tipe unitTingkatan Laut
Banyak personil74,000[1] (2011)
Proses dariTentara Nasional Indonesia
MottoJalesveva Jayamahe
(Sanskrit, lit:"Di Laut Kita Jaya")
Kapal perang dan perlengkapannya150[2] (2012)
PertempuranPertempuran Laut Aru
Komando tempur
Kepala Staf Tingkatan LautAdmiral Madya TNI Ade Supandi[3]
Lencana
Bendera KapalNaval Jack of Indonesia.svg
RoundelRoundel Indonesia naval aviation.svg
Situs resmi
Situshttp://www.tnial.mil.id/

Tentara Nasional Indonesia Tingkatan Laut (atau biasa disingkat TNI Tingkatan Laut atau TNI-AL) yaitu salah satu cabang tingkatan perang dan yaitu proses dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di laut.

TNI Tingkatan Laut dibentuk pada tanggal 10 September 1945 yang pada kala dibentuknya bernama Badan Keselamatan Rakyat (BKR Laut) yang yaitu proses dari Badan Keselamatan Rakyat.

TNI Tingkatan Laut dipimpin oleh seorang Kepala Staf Tingkatan Laut (KASAL) yang menjadi pemimpin tertinggi di Markas Akbar Tingkatan Laut (MABESAL). Sejak 31 Desember 2014 KSAL dijabat oleh Admiral Madya TNI Ade Supandi yang menggantikan Admiral TNI Marsetio yang memasuki masa pensiun.

Daya TNI-AL kala ini terbagi dalam 2 armada, Armada Barat yang berpusat di Tanjung Priok, Jakarta dan Armada Timur yang berpusat di Tanjung Perak, Surabaya, serta satu Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil). Selain itu juga membawahi Korps Marinir.

Tentara Nasional Indonesia
Simbol TNI 2013.png

Kecabangan Militer
Tingkatan Darat TNI Tingkatan Darat
Tingkatan Laut TNI Tingkatan Laut
Tingkatan Udara TNI Tingkatan Udara
Tidak samanya
Simbol TNI 2013.png Sejarah TNI
Simbol TNI 2013.png Panglima TNI
Kepangkatan di TNI
Tingkatan Darat Pangkat di TNI-AD
Tingkatan Laut Pangkat di TNI-AL
Tingkatan Udara Pangkat di TNI-AU

Sejarah TNI-AL

KRI Irian, kapal kelas penjelajah yang sudah menjalani dimiliki TNI AL berbobot mati 16.640 ton. Dipakai selama operasi Trikora melawan Belanda. Sampai sekarang Indonesialah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang sudah menjalani mengoperasikan kelas penjelajah

Sejarah TNI-AL dimulai tanggal 10 September 1945, setelah masa awal diproklamasikannya kemerdekaan negara Indonesia, administrasi pemerintah awal Indonesia mendirikan Badan Keselamatan Rakyat Laut (BKR Laut). BKR Laut dipelopori oleh pelaut-pelaut veteran Indonesia yang sudah menjalani menjalankan tugas di jajaran Koninklijke Marine (Tingkatan Laut Kerajaan Belanda) di masa penjajahan Belanda dan Kaigun di masa pendudukan Jepang.

Terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keselamatan Rakyat (TKR) ikut memacu keberadaan TKR Laut yang yang belakang sekali lebih dikenal sebagai Tingkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), dengan segala daya dan kemampuan yang dimilikinya. Sejumlah Pangkalan Tingkatan Laut terbentuk, kapal-kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang dipermainkan, dan personel pengawaknya pun direkrut untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut Republik yang baru terbentuk itu. Daya yang sederhana tidak menyurutkan ALRI untuk menggelar Operasi Lintas Laut dalam rangka menyebarluaskan berita proklamasi dan mengatur daya bersenjata di beragam tempat di Indonesia. Disamping itu mereka juga melakukan pelayaran penerobosan blokade laut Belanda dalam rangka menemukan bantuan dari luar negeri.

Selama 1949-1959 ALRI sukses menyempurnakan daya dan memperkembangkan kemampuannya. Di proses Organisasi ALRI membentuk Armada, Korps Marinir yang kala itu dinamakan sebagai Korps Komando Tingkatan Laut (KKO-AL), Penerbangan Tingkatan Laut dan sejumlah Komando Kawasan Maritim sebagai komando pertahanan kewilayahan bidang laut.

Pada 1990-an TNI AL menemukan tambahan daya berupa kapal-kapal perang jenis korvet kelas Parchim, kapal pendarat tank (LST) kelas 'Frosch', dan Penyapu Ranjau kelas Kondor. Penambahan daya ini dinilai sedang jauh dari kebutuhan dan tuntutan tugas, lebih-lebih pada masa krisis multidimensional ini yang menuntut pengembangan operasi namun perolehan dukungannya sangat terbatas. Reformasi internal di tubuh TNI membawa pengaruh akbar pada tuntutan penajaman tugas TNI AL dalam proses pertahanan dan keselamatan di laut seperti reorganisasi dan validasi Armada yang tersusun dalam flotila-flotila kapal perang berdasarkan dengan kecocokan fungsinya dan pemekaran organisasi Korps Marinir dengan pembentukan satuan setingkat divisi Pasukan Marinir-I di Surabaya dan setingkat Brigade merdeka di Jakarta.

Tugas TNI Tingkatan Laut

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Perihal TNI Pasal 9, Tingkatan Laut bertugas:

  1. mengerjakan tugas TNI matra laut di proses pertahanan;
  2. menegakkan hukum dan menjaga keselamatan di wilayah laut yurisdiksi nasional berdasarkan dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;
  3. mengerjakan tugas diplomasi Tingkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah;
  4. mengerjakan tugas TNI dalam pembangunan dan upaya memperkembangkan kualitas daya matra laut;
  5. mengerjakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.

Organisasi

TNI-AL benar di bawah Markas Akbar TNI. Perwira tersenior Tingkatan Laut, Kepala Staf TNI Tingkatan Laut, yaitu perwira tinggi berbintang empat dengan pangkat Admiral mengepalai Tingkatan Laut di bawah Panglima TNI.

Kepala staf

Jabatan tertinggi di TNI Tingkatan Laut yaitu Kepala Staf TNI Tingkatan Laut, yang biasanya dijabat oleh Admiral berbintang empat. Kala ini TNI Tingkatan Laut dipimpin oleh Admiral TNI Marsetio

Pangkat

Di TNI Tingkatan Laut, sebagaimana di kecabangan tidak samanya, kepangkatan terdiri dari Perwira, Bintara dan Tamtama. Adapun pangkat tertinggi di Tingkatan Laut yaitu Admiral Akbar dengan bintang lima. Sampai kala ini belum benar seorangpun perwira TNI Tingkatan Laut yang dianugerahi pangkat tersebut.

Komando Utama

Patung Jalesveva Jayamahe yang berarti "Di laut kita jaya" yang benar di Markas Armatim, Surabaya

Komando Armada Barat

Komando Armada RI Kawasan Barat atau disingkat Koarmabar yaitu salah satu Komando Utama TNI Tingkatan Laut. Komando ini bermarkas akbar di Jl Gunung Sahari Jakarta Pusat, sedangkan Pangkalannya benar di Tanjung Priok, Jakarta. Panglima Koarmabar yang sekarang menjabat yaitu Admiral Muda TNI Arief Rudianto menggantikan Admiral Muda TNI Sadiman ,S.E.[4] Admiral Muda TNI Admiral Muda TNI Arief Rudianto secara resmi menjabat Panglima Komado Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) setelah dikukuhkan Kepala Staf Tingkatan Laut (Kasal) Admiral TNI Marsetio, M.M. dalam suatu upacara serah terima jabatan di di Auditorium O.B. Syaaf, Koarmabar Jl. Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat, Kamis 24 Januari 2013. Admiral Muda TNI Laksda TNI Sadiman, S.E., yang hendak menjabat sebagai Koordinator Staf Berbakat (Koorsahli KSAL).[5]

Komando Armada Timur

Komando Armada RI Kawasan Timur atau disingkat Koarmatim yaitu salah satu Komando Utama TNI Tingkatan Laut. Komando ini bermarkas akbar di Surabaya, Jawa Timur. Panglima Koarmatim yang sekarang menjabat yaitu Admiral Muda TNI Drs. Besar Pramono,S.H. M.Hum. Beliau menggantikan Admiral Muda TNI Ade Supandi,S.E. paada tahun 2004.

Komando Lintas Laut Militer

Komando Lintas Laut Militer atau disingkat Kolinlamil yaitu salah satu Komando Utama TNI Tingkatan Laut. Komando ini bermarkas akbar di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kolinlamil dibentuk sejak tanggal 1 Juli 1961 dengan nama Djawatan Angkutan Laut Militer (DALMIL). Panglima Kolinlamil yang sekarang menjabat yaitu Laksda TNI S.M. Darojatim Kolinlamil yaitu Komando Utama (Kotama) Pembinaan dan Operasional. Dalam proses pembinaan Kolinlamil bermarkas langsung di bawah KASAL, sedangkan dalam proses operasional bermarkas langsung di bawah Panglima TNI.

Korps Marinir

Korps Marinir Republik Indonesia yaitu daya pemukul dan pendarat TNI-AL. Secara garis akbar Korps Marinir menjalankan tugas merebut kedudukan pantai musuh, mengamankan obyek fital TNI-AL dan mengerjakan tugas-tugas pertahanan negara tidak samanya.

Berdasarkan rancangan upaya memperkembangkan kualitas daya TNI-AL yang baru saja disusun untuk jangka waktu 2005-2024, daya Korps Marinir (Kormar) hendak ditingkatkan baik dari proses struktur maupun daya fisik. Kala ini banyak personel marinir agak 17.000 orang, sehingga menimbulkan gurauan di kalangan militer sendiri bahwa dengan banyak pulau di Indonesia yang juga lebih tidak cukup 17.000 buah, maka tiap personel marinir menjalankan tugas mengamankan satu pulau. Banyak ini pada masa depan hendak ditingkatkan sampai 60.000 personel.

Dalam rancangan upaya memperkembangkan kualitas, hendak benar tiga pasukan marinir (Pasmar), yaitu kesatuan induk yang melekat di tiap komando wilayah laut (Kowilla), 2 brigade marinir merdeka, 1 komando latihan marinir dan 5 pangkalan marinir ditambah 11 batalyon marinir pertahanan pangkalan. Dankormar kala ini dijabat oleh Mayjen TNI Mar A. Faridz Washington.

Komando Upaya memperkembangkan kualitas dan Edukasi Tingkatan Laut

Kobangdikal yaitu salah satu komando utama di jajaran TNI Tingkatan Laut. Sejak 12 Mei 2007, berganti namanya dari Komando Edukasi Tingkatan Laut (Kodikal) menjadi Komando Upaya memperkembangkan kualitas dan Edukasi Tingkatan Laut (Kobangdikal). Kala ini Dankobangdikal dijabat oleh Laksda TNI Djoko Teguh Wahojo.

Akademi Tingkatan Laut

Akademi Tingkatan Laut (disingkat AAL) yaitu sekolah edukasi TNI Tingkatan Laut di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Akademi Tingkatan Laut mencetak perwira TNI Tingkatan Laut. Secara organisasi, Akademi Tingkatan Laut benar di dalam struktur organisasi TNI Tingkatan Laut, yang dipimpin oleh seorang Gubernur Akademi Tingkatan Laut. Gubernur AAL kala ini dijabat oleh Laksda TNI Herry Setianegara, S.sos, S.H, M.M lulusan AAL tingkatan 29 tahun 1983 dan Wakil Gubernur AAL Laksma TNI Achmad Taufiqoerohman, M,S.E lulusan AAL 31 tahun 1985.

Sekolah Staf dan Komando Tingkatan Laut

Seskoal yaitu lembaga edukasi upaya memperkembangkan kualitas umum tertinggi di sekeliling yang terkait TNI Tingkatan Laut. Kala ini Komandan Seskoal yaitu Laksda TNI Arief Rudianto, SE dan Wakil Komandan Seskoal yaitu Laksma TNI

Daya

Bendera kapal perang Indonesia.

Nama kapal yang dimiliki TNI-AL selalu dimulai dengan KRI, singkatan dari Kapal Perang Republik Indonesia. Selain itu juga benar kapal yang diawali dengan KAL, singkatan dari Kapal Tingkatan Laut. Suatu sistem penomoran diadopsi guna membedakan tiap Kapal. Nama kapal bervariasi, mulai dari nama Pahlawan, Teluk, sampai binatang.

Tiap kapal dipersenjatai dengan salah satu atau lebih dari beragam jenis persenjataan yang tersedia menurut kelasnya, mulai dari senapan mesin 12,7mm, kanon, meriam sampai peluru kendali.

Kala ini TNI AL memiliki agak 68.800 prajurit, termasuk di dalamnya 18.500 personel marinir dan 1.090 penerbangan/personel udara AL. Daya TNI AL secara garis akbar sebagai berikut:

Kapal perang

KRI Oswald Siahaan, menembakkan rudal yakhont dalam sebuah latihan di Selat Sunda.
KRI Oswald Siahaan, menembakkan rudal yakhont dalam sebuah latihan di Selat Sunda.
KRI Diponegoro, korvet terbaru TNI AL jenis Sigma.
KRI Diponegoro, korvet terbaru TNI AL jenis Sigma.
KRI Cut Nyak Dien, Parchim Class yaitu kapal pemukul dengan armada terbesar di TNI AL.
KRI Cut Nyak Dien, Parchim Class yaitu kapal pemukul dengan armada terbesar di TNI AL.
KRI Clurit, yaitu Kapal Cepat Rudal 40 meter hasil pekerjaan dalam negeri
KRI Clurit, yaitu Kapal Cepat Rudal 40 meter hasil pekerjaan dalam negeri

Kapal Republik Indonesia (KRI) berjumlah 132 kapal, KRI, dibagi menjadi tiga himpunan kekuatan:

  1. Daya Pemukul (Striking Force) terdiri dari 40 KRI yang memiliki persenjataan strategis:
    1. 2 kapal selam kelas Cakra.
    2. 6 Fregat kelas Ahmad Yani
    3. 3 Fregat kelas Fatahillah
    4. 1 Fregat kelas Ki Hajar Dewantara
    5. 4 Korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach)
    6. 15 Korvet anti kapal selam kelas Parchim
    7. 2 Kapal cepat rudal (KCR) kelas Clurit
    8. 4 kapal cepat rudal (KCR) kelas Mandau.
    9. 2 kapal cepat torpedo (KCT) kelas Ajak.
    10. 2 kapal (hibah dari Brunei) kelas Salawaku
    11. 2 buru ranjau (BR) kelas Pulau Rengat.
  2. Daya Patroli (Patrolling Force) berjumlah 50 KRI.
    1. 10 kapal FPB hasil pekerjaan PT. PAL kelas Pandrong, 5 ditengahnya yang bertipe Nav-5 sudah dipersenjatai dengan rudal
    2. 1 Kapal cepat hasil pekerjaan Fasharkan TNI AL 40 meter kelas Krait
    3. 2 Kapal cepat hasil pekerjaan Fasharkan 40 meter kelas Tarihu
    4. 25 kapal Fiber hasil pekerjaan Fasharkan TNI AL kelas Boa
    5. 15 kapal PC kelas Sibarau
  3. Daya Pendukung (Supporting Force) berjumlah 48 KRI, terdiri dari:
    1. 7 angkut tank (AT) kelas Teluk Langsa
    2. 4 angkut tank (LST) kelas Teluk Semangka
    3. 2 angkut tank (LSTM) kelas Teluk Banten
    4. 14 angkut tank (AT) Kelas Frosch
    5. 2 angkut tank kelas NSU dan KPG
    6. 4 Landing Platform Dock (LPD) Kelas Makassar
    7. 1 markas (MA) kelas Multatuli
    8. 6 penyapu ranjau (PR) kelas kondor
    9. 5 bantuan cair minyak (BCM): ARN, SRG, SGG, SMB,BPP
    10. 1 Bantuan Rumah Sakit (BRS) Kelas dr. Suharso
    11. 2 bantu tunda (BTD)Kelas Soputan
    12. 4 bantu umum (BU): KMT, MTW, NTU, WGO
    13. 1 bantu angkut personel (BAP) kelas Tanjung Kambani
    14. 2 bantu angkut personel (BAP) kelas Tanjung Nusanive
    15. 3 bantu hidrooseanografi (BHO) kelas Pulau Rondo
    16. 1 bantu hidrooseanografi (BHO) kelas Dewa Kembar
    17. 2 kapal latih.

TNI AL sudah benar 4 kapal LPD. Kapal multipurpose ini 2 unit diproduksi di Korea Selatan (KRI MKS dan KRI SBY) dan 2 unit dikerjakan oleh PT. PAL (KRI BAC DAN KRI BJN)

Kapal patroli pendukung

Kapal Tingkatan Laut (KAL) yaitu kapal patroli yang berfungsi untuk mendukung Pangkalan TNI AL (Lanal) dalam mengerjakan tugas-tugas patroli keselamatan laut dan tugas-tugas dukungan tidak samanya.

Pesawat udara

Pesawat udara berjumlah 82 unit, terdiri dari 52 sayap tidak berganti dan 30 sayap putar.

Pasukan pendarat

Peralatan tempur Korps Marinir sejumlah 437 kendaraan tempur (ranpur), tetapi 307 ranpur berusia di atas 30 tahun, 37 ranpur berusia 21-30 tahun, sisanya 103 ranpur berusia 1-10 tahun.

Daya marinir indonesia kala dibagi dalam 2 Pasmar (Surabaya dan Jakarta) membawahi Brigif, Menbanpur, Menart, Menkav, Lanmar dsb.

Pangkalan

Pangkalan Utama Tingkatan Laut

Penomoran lantamal diubah menjadi berurutan dari Lantamal I sampai XI berdasarkan lokasi dari barat ke timur pada 1 Agustus 2006 seiring dengan peresmian Pangkalan Tingkatan laut (Lanal) Teluk Bayur, Kota Padang, Sumatera Barat menjadi Pangkalan Utama Angkalan Laut (Lantamal) II.

Daya TNI Tingkatan Laut tersebar di beberapa Pangkalan Utama Tingkatan Laut (Lantamal) yang benar di bawah dua komando utama armada yaitu:

  1. Komando Armada RI Kawasan Barat
    1. Pangkalan Utama I (Lantamal I) di Belawan, membawahi Pangkalan Tingkatan Laut, meliputi Sabang, dan Dumai, Lhokseumawe, Tanjung Balai Asahan dan Simeulue. Satu Pangkalan Udara Tingkatan Laut (Lanudal) Sabang, dan dua fasilitas pemeliharaan dan perbaikan (Fasharkan) di Sabang, Belawan. Lantamal ini rancangannya hendak dipindahkan ke Lhokseumawe, Aceh. Kala ini Danlantamal I dijabat oleh Laksma TNI Didik Wahyudi, S.E
    2. Pangkalan Utama II (Lantamal II) di Padang membawahi Lanal Sibolga, Gunungsitoli (rencana), Mentawai (rencana), dan Bengkulu. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal II yaitu sebutan untuk Lantamal III Jakarta. Kala ini Danlantamal II dijabat oleh Brigjen TNI Mar Gatot Subroto
    3. Pangkalan Utama III (Lantamal III) di Jakarta, membawahi 6 Pangkalan Tingkatan Laut, meliputi Palembang, Cirebon, Panjang, Banten, Bandung, dan Bangka Belitung. Selain itu, memiliki satu fasilitas pemeliharaan dan perbaikan di Pondok Dayung, Jakarta. Fasharkan Pondok Dayung ini sekarang memiliki kemampuan membuat kapal patroli jenis KAL ukuran 28-35 meter. Satu Lanudal di Pondok Cabe jakarta Selatan. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal III yaitu sebutan untuk Lantamal V Surabaya. Kala ini Danlantamal III dijabat oleh Brigjen TNI Mar Ikin Sodikin
    4. Pangkalan Utama IV (Lantamal IV) di Tanjungpinang membawahi 6 Pangkalan Tingkatan Laut, yaitu Batam, Pontianak, Tarempa, Ranai, Tanjung Balai Karimun, dan Dabo Singkep. Lantamal Tanjung Pinang memiliki satu fasilitas pemeliharaan dan perbaikan (Fasharkan) di Mentigi yang punya kemampuan membuat kapal patroli (KAL) 12, 28, dan 35 meter. Di samping itu, memiliki 2 Pangkalan Udara Tingkatan Laut (Lanudal) benar di Matak, Kepulauan Natuna, dan di Tanjungpinang/Kijang. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal IV yaitu sebutan untuk Lantamal VI Makassar. Kala ini Danlantamal IV dijabat oleh Laksma TNI Agus Heryana
  2. Komando Armada RI Kawasan Timur
    1. Pangkalan Utama V (Lantamal V) di Surabaya membawahi tujuh Pangkalan Tingkatan Laut satu Denal, meliputi Tegal, Cilacap, Semarang, Denal Yogyakarta, Malang, Banyuwangi, Denpasar dan Batuporon . Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal V yaitu sebutan untuk Lantamal X Jayapura.Membawahi Lanudal Juanda dan Fasharkan Surabaya. Kala ini Danlantamal V dijabat oleh Brigjen TNI ( Mar ) Rudy Andi Hamzah
    2. Pangkalan Utama VI (Lantamal VI) di Makassar, membawahi Pangkalan Tingkatan Laut Kendari, Palu, Balikpapan, Kotabaru, dan Banjarmasin. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal VI yaitu sebutan untuk Lantamal VIII Bitung.Membawahi Fasharkan Makasssar. Kala ini Danlantamal VI dijabat oleh Laksma TNI Rudito Hadi Purwanto
    3. Pangkalan Utama VII (Lantamal VII) di Kupang, Nusa Tenggara Timur, membawahi Pangkalan Tingkatan Laut Mataram, Maumere, Kupang, Tual, dan Aru. Memiliki 1 Pangkalan Udara, di Kupang. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal VII yaitu sebutan untuk Lantamal IV Tanjungpinang. Kala ini Danlantamal VII dijabat oleh Laksma TNI Deddy Muhibah Pribadi,S.H.,M.AP.
    4. Pangkalan Utama VIII (Mako Lantamal VIII) di Manado, Sulawesi Utara, membawahi Pangkalan Tingkatan Laut Tarakan, Nunukan, Tahuna, Toli-Toli dan Gorontalo serta satu Pangkalan Udara Tingkatan Laut di Manado. Lantamal VIII sebelum 1 Agustus 2006, yaitu sebutan untuk Lantamal IX Ambon.Kala ini Danlantamal VIII dijabat oleh Laksma TNI Guguk Handayani
    5. Pangkalan Utama IX (Lantamal IX) di Ambon membawahi Pangkalan Tingkatan Laut Ternate, Saumlaki , Morotai dan Fasharkan Ambon. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal IX yaitu sebutan untuk Lantamal VII Kupang.Kala ini Danlantamal IX dijabat oleh Laksma TNI Arusukmono Indra Sucahyo
    6. Pangkalan Utama X (Lantamal X) di Jayapura, membawahi Pangkalan Tingkatan Laut Sorong, Biak,Lanudal Biak serta satu Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan di Manokwari yang mampu memproduksi KAL 12 dan 28 meter.Kala ini Danlantamal X dijabat oleh Brigjen TNI ( Mar ) Gatot Triswanto
    7. Pangkalan Utama XI (Lantamal XI) di Merauke, Papua membawahi Pangkalan Tingkatan Laut Timika dan Aru serta Lanudal Aru.Kala ini Danlantamal XI dijabat oleh Brigjen TNI Mar Buyung Lalana

Rancangan ke depan

Berdasarkan rancangan upaya memperkembangkan kualitas daya periode 2005-2024, struktur operasional TNI-AL hendak diubah di mana dua komando armada yang benar sekarang (Komando Armada Kawasan Barat dan Komando Armada Kawasan Timur) hendak dilebur menjadi satu armada yang dipimpin admiral berbintang tiga yang bermarkas di Surabaya .

Armada ini hendak membawahi tiga komando wilayah laut (Kowilla) yaitu Kowilla Barat dengan markas direncanakan di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Kowilla Tengah dengan markas di Makassar dan Kowilla Timur dengan markas di Sorong. Pembagian komando operasional ini didasarkan pada karakteristik perairan yang membutuhkan pola operasi dan perangkat yang berbeda-beda serta untuk meringankan pergeseran pasukan atau logistik. Marinir juga hendak dimekarkan dengan Dankormar yang dipimpin Pati berbintang tiga dengan penambahan satu Pasmar yaitu Pasmar III yang hendak bermarkas di Sorong

Proyek-proyek ke depan ditengahnya pembangunan 3 kapal selam jenis Changbogo Class (Lisensi Tipe 209 Jerman) yang hendak berhenti pada 2015, pembangunan 1 Fregat Sigma 10514 yang dijadwalkan hendak berhenti pada 2017, pembelian 3 MRLF (Multi Role Light Frigate) Nakhoda Ragam Class hasil pekerjaan BAE Inggris yang hendak diterima tahun 2013 (tahap I), upaya memperkembangkan kualitas armada KCR-40 kelas Clurit sampai 2014 sebanyak 8 buah, pembelian 3 KCR Stealth kelas klewang, pembelian 3 FPB-60 dari PT PAL (kontrak sudah ditandatangani), pembelian 11 helikopter anti permukaan dan anti kapal selam (AKS) dan pembelian 5 CN-235 MPA (sedang tahap pembangunan di PT DI).

Evaluasi hasil pembinaan daya TNI AL tahun 2014 sebagai berikut: pertama, proses organisasi: Pelaksanaan validasi organisasi TNI AL diterapkan bertujuan untuk memperkembangkan kinerja dan mempertajam tugas isi organisasi serta penguatan hubungan kelembagaan dengan berpedoman pada Perpres RI Nomor 10 Tahun 2010 perihal Bangunan Organisasi TNI. Validasi organisasi TNI AL tahun 2014 yang sudah terlaksana yaitu perubahan kedudukan Sekolah Tinggi Teknologi Tingkatan Laut (STTAL) yang semula di bawah Kobangdikal menjadi Balakpus Mabesal dipimpin Perwira Tinggi Bintang Satu, pengembangan Posal Teluk Dalam menjadi Lanal Kelas B Nias, pembentukan Kolatnerbal, dan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Ladokgi RE. Martadinata. Sedangkan usulan validasi TNI AL yang sedang dalam proses di Mabes TNI sebagai proses daru usulan revisi Prepres Nomor 10 Tahun 2010 yaitu pembentukan Steral, Komando Armada Kawasan, Pushidrosal, Disopslatal, pembentukan Lantamal Pontianak, Lantamal Tarakan dan Lantamal Sorong, pembentukan Pasmar 3 Sorong, serta pengembangan jabatan Danpuspomal dan Kadiskum Kormar.

Operasi keselamatan Laut (Kamla) yang diterapkan sepanjang tahun 2014, dengan hasil 434 kapal diperiksa, 409 kapal diizinkan meneruskan pelayaran, 25 kapal dikawal (di-adhoc), 12 kapal proses lepas karena tidak cukup bukti, dan 13 proses hukum. Benar 4 kapal yang ditenggelamkan, setiap 2 kapal ikan asing diperairan Anambas, Tarempa pada tanggal 5 Desember 2014 lalu, dan 2 kapal asing diperairan Ambon pada tanggal 21 Desember 2014 baru-baru ini, dan yang belakang sekali benar rancangan penenggelaman berikutnya sambil menunggu pemberesan hukum (inkrah).

Penyediaan sumber daya manusia (SDM) selama tahun 2014 telah diterapkan perekrutan personel sebanyak 953 orang. Dengan rincian 106 orang Perwira, 460 orang Bintara, 387 orang Tamtama. Daya personel TNI AL sampai bulan Desember 2014 berjumlah 73.295 orang atau 72% dari DSP (Daftar Bangunan Personel), yang terdiri dari 65.190 personel militer dan 8.105 personel PNS TNI AL. Perekrutan personel merujuk pada kebutuhan organisasi berdasarkan dengan pembangunan daya isi minimum, pembentukan organisasi baru, atau upaya memperkembangkan kualitas organisasi yang benar, namun tidak berganti memperhatikan rata-rata tingkat susut alami dan nonalami berdasarkan kebijakan zero grouth of personnel dan right sizing.[6]

Daya tidak sama

Puspenerbal

Puspenerbal atau Pusat Penerbangan TNI AL yaitu proses dari TNI-AL yang menjalankan tugas mempersiapkan fungsi penerbangan bagi operasi-operasi Tingkatan Laut. Pupernerbal didirikan pada tahun 1956. Puspenerbal dibentuk sebagai sentralisasi pembinaan penerbangan TNI AL dalam suatu wadah, sehingga hendak lebih menguntungkan dalam riset dan pengelolaannya.

Komando Pasukan Katak

Komando Pasukan Katak (disingkat Kopaska) yaitu pasukan khusus dari TNI Tingkatan Laut. Semboyan dari korps ini yaitu "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak benar rintangan yang tak dapat diatasi". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya tersedia sejak 1954.

Detasemen Jala Mengkara

Detasemen Jala Mangkara (disingkat Denjaka) yaitu sebuah detasemen pasukan khusus TNI Tingkatan Laut. Denjaka yaitu satuan gabungan selang personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI untuk Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984.

Korps Wanita Tingkatan Laut

Korps Wanita Tingkatan Laut (disingkat Kowal) yaitu proses dari TNI Tingkatan Laut, dan tiap tanggal 5 Januari diperingati sebagai Hari benar Kowal.

Polisi Militer Tingkatan Laut

Polisi Militer Tingkatan Laut yaitu pelaksana fungsi kepolisian militer di jajaran TNI Tingkatan Laut.

Referensi

Pranala luar

TNI Tingkatan Laut
Komando Utama
Komando operasi
Komando tempur
Komando pembinaan
Simbol TNI AL.png
Badan Pelaksana Pusat
Pasukan khusus
Dinas
  • Dispamal
  • Dispenal
  • Dishidrosal
  • Diskomlekal
  • Kadiskumal
  • Dispotmar
  • Disminpersal
  • Disdikal
  • Diswatpersal
  • Diskesal
  • Dispsial
  • Dismatal
  • Dissenlekal
  • Dislaikmatal
  • Disfaslanal
  • Disadal
  • Disbekal
  • Diskual
  • Dislitbangal
  • Disinfolahtal


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, pasar.andrafarm.com, dsb.