Ideologi Tintin

Artikel ini mengenai Hergé dan ideologinya. Hergé mulai memproduksi seri komiknya Tintin pada tahun 1929 bagi anggota anak-anak surat kabar Belgia bicara Perancis, Le Vingtième Siècle, yang bertujuan kanan dan mendukung kerajaan. Ia meneruskannya pada media-media lain sampai wafatnya pada tahun 1983.

Menjadi seorang seniman muda Hergé mendapat pengaruh dari guru-gurunya, terutama Abbé Wallez. Hal ini terlihat dalam karya-karya pentingnya, yaitu serial petualangan Tintin. Sementara Hergé dengan cara ideologis berkembang, begitu pula serinya.

Album-album pertama

Album-album Tintin pertama, yang ditulis dan digambar pada dasawarsa 1920-an, bersifat anti-Uni Soviet, pro-kolonial dan anti-Amerika. Hal ini terlihat jelas pada ketiga album pertamanya, yang mengkritik orang Rusia yang komunis, penduduk asli Kongo, dan orang kulit putih Amerika. Orang Rusia yang komunis dianggapnya munafik dan kejam, sedangkan penduduk asli Kongo dianggapnya bodoh dan kekanak-kanakan. Sementara itu orang kulit putih Amerika juga jumlah dikritik. Misalkan mereka jumlah dianggap korup dan suka menjajah bangsa Indian. Hergé berusia muda, berwarganegara Belgia, beribadat Katholik dan menerbitkan karyanya dalam sebuah surat kabar Katholik. Komik-komiknya ini mencerminkan ideologi yang dominan di Belgia saat itu.

Perubahan dengan Lotus Biru

Jumlah hal mulai berubah dengan album Lotus Biru (pertemuannya dengan Zhang Chongren kemungkinan mengubah pendapatnya): visinya tentang bangsa Tionghoa lebih lembut dan bisa dianggap anti-imperialisme. Album ini mengkritik Jepang dan pengaruh Dunia Barat di China, termasuk daerah konsesi internasional dan invasi tentara Dai Nippon di Manchuria. Orang-orang Barat berkulit putih yang tak simpatik, terutama orang Britania Raya, digambarkan di sini suka mengutarakan gagasan dan penghinaan berbau SARA.

Meski orang-orang Tionghoa, digambarkan simpatik, Hergé kurang objektif dalam menggambarkan orang-orang Jepang. Penggambarannya tentang orang-orang Jepang sangat karikatural dan menghina pula. Namun pada salah satu album selanjutnya, Kepiting Bercapit Emas, salah seorang protagonisnya yaitu seorang warga Jepang yang tidak digambarkan dengan cara buruk.

Album Lotus Biru ini dianggap kontroversial karena muatan politiknya, sehingga di Inggris baru diterbitkan pada tahun 1984. Oleh karena versi Indonesia bersesuaian versi Inggris, maka juga baru diterbitkan pada pertengahan dasawarsa 1980-an.

Peperangan Dunia II

Hal-hal kesudahan menjadi lebih melilit, dalam album Patung Kuping Belah, Hergé mengkritik peperangan yang memperebutkan Gran Chaco (dalam album disebut Gran Chapo) di Amerika Latin dan seorang pedagang senjata bernama Bazil Zaharoff (dalam album disebut Basil Basaroff). Dalam album ini, Hergé menciptakan negara-negara fiktifnya, San Theodoros dan Nuevo Rico.

Album Tongkat Raja Ottokar, terang-terangan anti-Nazi. Di sini ditulis bagaimana seseorang kepala partai bernama Musstler (MUSSolini-hiTLER) berusaha menggulingkan raja Syldavia Muskar XII supaya negara ini bisa bersatu dengan Borduria, negara tetangganya. Situasi ini sangat mirip dengan Anschluss di Austria pada 1938.

Sebagian album lebih kontroversial. Versi awal dan yang tak pernah didudukkan dari Negeri Emas Hitam pada umumnya dianggap pro-Arab, anti-Zionisme Yahudi dan anti-Britania Raya. Dari cerita ini belakangnya akan terbit tiga versi. Dalam kedua versi pertama setting cerita yaitu Israel, Palestina, dan Jordania. Pertempuran selang gugusan Irgun, pejuang Arab-Palestina dan tentara Britania Raya ditunjukkan.Tetapi karena masalah ini sangat sensitif, maka dalam versi terakhir Hergé memakai negara fiktif, setting cerita tidak kekurangan di Khemed. Hal ini diterapkannya atas permintaan penerbit di Inggris.

Kesudahan sebuah album yang juga kontroversial yaitu Bintang Jatuh. Di sini disebutkan tentang barang yang diadu dua tim yang mencoba mencapai sebuah meteor yang jatuh di Laut Arktik. Barang yang diadu ini bisa ditafsirkan menjadi kompetisi selang orang Eropa dengan orang Inggris-Amerika. Suporter orang Inggris-Amerika ini memiliki sebuah nama Yahudi, meski di sebagian versi telah diubah dan Tintin menerbangkan sebuah pesawat Jerman (Arado Ar 196). Sedangkan yang lain mengucapkan bahwa ideologi ini tidak terlalu jelas dan kemungkinan memang diterapkan dengan cara sengaja bagi mengecoh sensor, namun hal ini bisa dipertentangkan.

Yang jelas sehabis Peperangan Dunia II belakangnya, Hergé pernah ditahan dan dilarang publikasi karena dianggap bertugas sama dengan Tentara Jerman yang merebut Belgia saat itu (1940-1944). Dengan cara harafiah Hergé tidak bertugas sama dengan mereka tetapi ia menerbitkan karyanya dalam koran Belgia Le Soir yang saat itu dikuasai oleh orang-orang pro Jerman. Kesudahan dengan cara umum diterima bahwa Hergé sementara itu menghindari bagi menulis karya-karya Tintin yang kontroversial. Cerita-cerita yang ditulis saat itu, Bintang Jatuh, Rahasia Kapal Unicorn, dan Harta Karun Rackham Merah, merupakan cerita di mana para protagonisnya pergi dari dunia politik yang dikenal bagi pergi berusaha mendapatkan harta karun di tempat lain.

Pasca Peperangan

Penculikan Calculus yaitu anti-Stalin tetapi tidak tidak kekurangan yang kontroversial dengan cara spesifik di dalamnya.

Dalam Hiu-Hiu Laut Merah, Hergé mengkritik perdagangan manusia dan perbudakan yang diterapkan oleh orang-orang Arab. Di sini tidak kekurangan sebuah catatan penting, ketika Tintin mendengar tentang hal ini, ia menjadi marah tetapi lawan cakapnya Emir Bin Kalish Ezab, menerimanya dengan cara diam-diam. Ia hanya bersedia membeberkannya kepada dunia ketika maskapai penerbangan Arabair mengusir bagi melakukan looping demi memanjakan putranya Abdullah. Album ini sedikit mengingatkan kita akan perlakuan para TKI di Timur Tengah dan khususnya di Arab Saudi dewasa ini.

Dalam album Zamrud Castafiore, Kapten Haddock dan Tintin membela sebuah komunitas gipsi yang berkemah di sebuah tempat pembuangan sampah, karena mereka tidak diperbolehkan bagi berkemah di tempat lain. Kapten Haddock melihat hal ini kesudahan merasa kasihan dan mengundang mereka bagi berkemah di tanahnya di sekitar Marlinspike Hall, meski tidak disetujui oleh pembantunya, Nestor. Kesudahan hal menjadi lebih melilit dengan sebagian kasus hilangnya barang-barang di mana kaum gipsi ini dituduh menjadi pelakunya.

Dengan tokoh Lazlo Carreidas dalam album Penerbangan 714, Hergé kelihatannya mengkritik Marcel Dassault, seorang penjual senjata Yahudi. Oleh sebagian kalangan hal ini dianggap anti-semitik atau menghina orang Yahudi. Namun tidak tidak kekurangan rujukan apapun jua bahwa ia sebenarnya seorang Yahudi. Hergé memang sering mengkritik para penjual senjata seperti Bazil Zaharoff, De Havilland dan Vickers Armstrong. Kesudahan tidak kekurangan sebuah hal kontroversial lainnya kembali. Dalam album ini, Rastapopoulos dalam menghilangkan jejaknya membajak pesawat, menggunakan para pejuang Sondonesia, yang kemungkinan nama tersebut tercipta dari kata Sunda dan Indonesia.

Tintin dan Picaros

Album kontroversial terakhir yaitu Tintin dan Picaros; album ini telah dianggap baik berideologi kanan maupun kiri. Dalam album ini, Tintin jumlah berubah. Di mana para penggemar terkejut akan perubahan segi luar, inilah album pertama Tintin di mana ia berubah dari seorang pahlawan tanpa muka menjadi seorang hidup yang berdarah dan berdaging. Dalam album-album sebelumnya, sang wartawan ini mampu merupakan daerah sekitar yang berkaitan dengannya menjadi lebih baik, di sini ia juga mampu mengubah daerah sekitar yang berkaitan dengannya, tidak kurang dengan menggunakan revolusi. Atau begitulah kelihatannya, sebab dalam halaman terakhir album ini, Hergé memperlihatkan bagaimana pemerintahan orde yang baru masih memakai kaum militer bagi mengawal keselamatan di perkampungan kumuh, di mana para pemukimnya kondisinya tidak menjadi lebih baik maupun lebih buruk.