_
TAOISM
COLLECTION OF FREE STUDIES
Change to views  Mobile1, 2 Laptop 
Animals   ♜ Art   ♜ Borneo   ♜ Economics   ♜ Italy   ♜ Language   ♜ Mahabharata   ♜ Politics   ♜ Table of Content   ♜ Tanah Datar   ♜ Tanjung Jabung Brt   ♜ Technology   ♜ Wamena
Topics E J O S X 2 7 8 
Search in Collection of Free Studies   
tantalum  (Previous)(NextCatharanthus Roseus

Taoisme

Laozi yang dilukiskan sebagai seorang MAHA DEWA atau Manifestasi TAO

Taoisme (Tionghoa: 道教 atau 道家 ) juga dikenali dengan Daoisme, diprakarsai oleh Laozi (老子;pinyin:Lǎozǐ) sejak belakang Zaman Chunqiu yang hidup pada 604-517 sM atau zaman ke-6 sebelum Masehi. Taoisme adalah nasihat Laozi yang sepadan Daode Jing (道德經,pinyin:Dàodé Jīng). Pengikut Laozi yang terkenal adalah Zhuangzi (莊子) yang adalah tokoh penulis kitab yang berjudul Zhuangzi.

Taoisme adalah sebuah arus filsafat yang berasal dari Cina. Taoisme sudah berumur ribuan tahun, dan akar-akar konsepnya telah sah sebelum masa Konfusiusme. Perihal ini bisa disebut sebagai tahap permulaan dari Taoisme. Bentuk Taoisme yang bertambah sistematis dan berupa arus filsafat timbul anggar-anggar 3 zaman SM. Lain daripada arus filsafat, Taoisme juga timbul dalam bentuk agama rakyat, yang mulai mengembang 2 zaman setelah perkembangan filsafat Taoisme.

Daftar konten

Taoisme sebelum Dinasti Qin

Setelah dihabisinya Zaman Chunqiu, Disaat Zaman Berperangan yang menjadikan Cina terbagi-bagi dibuat sebagai sebagian kerajaan yang berbeda-beda, sehingga Shihuangdi (秦始皇帝) menyatukan semua kerajaan tersebut dan membuat bentuk Dinasti Qin. Sebelum Dinasti Qin, Taoisme adalah filsafat Laozi dan Zhuangzi, tapi bukan sebuah agama. Taoisme yang mementingkan kesehatan, sudah menjalani mendiskusikan “hidup abadi” dalam konteks nasihatnya, Taoisme dibuat sebagai landasan perkembangan keyakinan manusia untuk dibuat sebagai dewa dalam mencapai keabadian. [1].

Agama Dao dan Daojia

Pada zaman dahulu, tidak sahnya perbedaan antara agama Dao (道教) dengan Daojia(道家). Saat ini, agama Dao(道教) tidak dibedakan dengan Daojia(道家), kedua-duanya berarti Taoisme.

Pada era sekarang ini, agama Dao adalah ajaran-ajaran Laozi-Zhuangzi yang mengembang dibuat sebagai agama yang memiliki jumlah penganut. Agama Dao bertujuan supaya menghadapkan manusia mencapai TAO adalah suatu keadaan dimana Manusia mencapai Kesempurnaan, agama ini bertambah bersifat kemanusiaan, dan berpotensi memenuhi keperluan rohaniah manusia. Dalam agama Dao, Laozi didewakan sebagai Taishanglaojun (太上老君); kitab-kitab Daode Jing dan Zhuangzi dibuat sebagai kitab suci dalam agama Dao.

Daojia adalah pusat pengkajian filsafat tentang Daode Jing dan Zhuangzi, nasihat ini berisi unsur mistisme yang tidak mendewakan apa-apa. Daojia digolongkan kepada tiga generasi adalah “Daojia sebelum Qin” (先秦老莊道家),”Qin-Han Daojia” (秦漢黃老道家), dan ”Wei-Jin Daojia” (魏晋玄學道家). Setelah generasi Wei-Jin, Daojia tidak pulang berupa agama tersendiri, tetapi digabungkan dalam nasihat agama Dao. Saat ini, nasihat tersebut dikenali sebagai Taoisme. [2]

Tokoh Sentral

Tokoh sentral dari Taoisme adalah Laozi. Mengenai biografinya, terdapat sebuah pertanyaan mengenai kebenaran historis Laozi. Sah berbagai pihak yang memperdebatkan mengenai perihal ini. Sah pihak yang menerangkan Laozi hanya tokoh fiksi, karena cerita-cerita mengenai dirinya jumlah yang tidak datang daya upaya. Di pihak lain, sah yang menerima semua cerita dan tradisi mengenai Laozi. Akan tetapi, sah juga pihak yang tidak keterlaluan memperdebatkan mengenai Laozi. Mereka menerima tokoh Laozi benar-benar sah, tapi perihal itu tidak keterlaluan penting untuk dipercakapkan. Mereka bertambah suka membahas kitabnya dan konten pengajaran Taoisme.[3]

Sumber mengenai kehidupan Laozi bisa dilihat dalam Shi Ji yang adalah catatan sejarah dari Sima Qian yang hidup pada zaman pertama sebelum Masehi.[4] Meskipun Sima Qian mengenal sah konflik historis di dalan cerita tersebut, tapi ia tetap menulis apa sahnya, karena ia tidak mengenal mana yang sah atau tidak.[4] Ia hanya menyuratkannya dalam 248 huruf Tionghoa dan diterjemahkannya melintas kisah dari mulut ke mulut dalam sekeliling yang terkait menganut Tao.

Menurut tradisi Laozi kelahiran anggar-anggar tahun 640 SM di negara Chu (provinsi Honan).[5] Nama Laozi bisa diterjemahkan sebagai “Putra Tua”, “Sahabat Tua”, ataupun “Sang Orang yang mengajar Tua”.[5] Sebutan ini adalah suatu gelar kecintaan dan penghormatan.[5] Menurut legenda, ia dilahirkan tanpa dosa mentah-mentah oleh sebuah meteor; dan dikandung oleh ibunya tidak selamanya delapan puluh dua tahun.[5] Pekerjaannya adalah pemelihara arsip, dan bahwa dengan pekerjaannya itu ia hidup secara sederhana dan tidak jumlah tuntutan.[5] Kepribadiannya, hampir seluruhnya didasarkan pada sebuah buku kecil yang dianggap ditulis oleh ia sendiri.[5]

Duka karena orientasi orang mengambil arti dari kebaikan yang diajarkannya, serta berusaha mencari kedamaian pribadi yang bertambah luhur pada usianya yang lebih lanjut, dihabisi Laozi menunggang seekor kerbau dan berkunjung ke arah Barat, adalah yang sekarang disebut Tibet (Lembah Hankao).[5] Sebelum berkunjung, sah seorang penjaga gerbang yang berusaha menahannya supaya tidak berkunjung. Karena usahanya gagal, ia menginginkan Laozi untuk pergi dari suatu catatan mengenai pandangan Laozi.[5] Yang belakang sekali Laozi tinggal tidak selamanya tiga hari, dan setelah itu ia pulang dengan sebuah buku kecil yang memuat ± 5000 huruf Cina berjudul Dao De Jing.[5]

Laozi juga dikemukakan hidup satu zaman dengan Konfusius. Akan tetapi dengan menyelidiki kitab Daode Jing, bisa disimpulkan bahwa perihal tersebut tidak jangan-jangan, karena sah sebagian gagasan yang tidak jangan-jangan dikenali umum pada masa Konfusius.[5] Biasanya pandai masa kini menerangkan Laozi hidup ± 2 zaman setelah Konfusius.[5]

Nasihat Taoisme

Dao

Isi pengajaran Taoisme adalah "Dao" (道) yang berarti tidak mempunyai bentuk, tidak terlihat, tapi adalah babak perihal sahnya dari semua benda hidup dan segala benda-benda yang sah di dunia semesta. Dao yang berwujud dalam bentuk benda hidup dan kebendaan lainnya adalah De (德). Gabungan Dao dengan De dikenali sebagai Taoisme yang adalah landasan kealamian. Taoisme bersifat tenang, tidak berbalah, bersifat lembut seperti cairan, dan bersifat tidak selesai dengan. Keabadian manusia terwujud disaat seseorang mencapai kesadaran Dao, dan orang tersebut akan dibuat sebagai dewa. Penganut-penganut Taoisme mempraktekkan Dao untuk mencapai kesadaran Dao, dan dibuat sebagai seorang dewa.

Taoisme juga memperkenalkan teori Yinyang (阴阳/陰陽), dalam Daode Jing Bab 42:

“道生一,一生二,二生三,三生万物。万物负阴而抱阳,冲气以为和"

Berarti: Dao melahirkan sesuatu, yang dilahirkan itu melahirkan Yin dan Yang, Yinyang saling melengkapkan untuk berproduksi tenaga atau daya. Daya tersebut sebagai sumber dari jutaan benda di dunia. Setiap benda di dunia semesta yang berupa benda hidup ataupun benda mati berisi Yinyang yang saling melengkapkan untuk mencapai keseimbangan.

Secara terminologi, Yin dan Yang diterjemahkan sebagai negatif dan positif. Setiap benda bersifat dualisme yang terdiri dari unsur positif dan unsur negatif. Benda yang tidak memiliki unsur negatif dan positif, itu bermakna kosong dan hampa. Seperti perihalnya magnet, magnet mempunyai unsur positif dan negatif, kedua-duanya bersifat saling melengkapkan. Magnet tanpa unsur positif, maka tidak terwujudnya unsur negatif. Itu bermakna bahwa magnet tidak akan terwujud jika tidak memiliki kedua unsur tersebut.

Yang belakang sekali Taoisme memiliki penekanan kuat terhadap keselarasan manusia dengan Dao dan dunia semesta. Dao dipandang mengatasi segala perihal, adun manusia maupun dunia, dan sekaligus juga tersebar di dalam dunia ini.[6] Dalam Taoisme dikemukakan bahwa manusia harus hidup menurut kelola prosedur dunia (Dao), mengerti hakikatnya, dan hidup sepadan dengannya.[6]

Dao sebenarnya tidak bisa diberi nama, dan ia juga tidak bisa dinyatakan dengan kata-kata. Dao yang sesungguhnya hanya bisa dipahami dengan melintas kesadaran rohani manusia.[6] Akan tetapi, untuk bisa mengentengkan orang segala sesuatu yang diajarkan akan Dao ini, maka Dao harus dinyatakan dengan kata-kata.[6] Dao secara harafiah bisa dikemukakan sebagai "jalan setapak" atau "jalan".[6] Untuk bisa bertambah mengerti "jalan" ini, maka sah tiga makna yang bisa dipelajari:

1. Tao adalah Jalan dari Realita Paling belakang Dao tidak bisa ditangkap karena melampaui jangkauan panca indera. Dao melampaui segala cara melakukan sesuatu dan fiktif. Oleh sebab itu, kata-kata tidak akan bisa menerangkan Dao yang sesungguhnya.[5] Dao adalah yang maha luhur dan adalah azas totalitas segala benda dan kehidupan. Dao adalah substansi yang mewujudkan segala benda, termasuk makhluk hidup, juga adalah sumber asal dari setiap permulaan dan setiap belakang.[6] Makna Dao yang pertama dan terdasar ini bisa dikenali, hanya melintas kesadaran mistik yang tidak bisa dinyatakan dengan kata-kata.[5]

2. Tao adalah Jalan Dunia Semesta Dao memiliki sifat transenden tetapi juga imanen. Dao dibuat sebagai penggerak dari dunia semesta ini, adalah sebagai kaidah, irama, dan daya pendorong seluruh dunia, dan juga sebagai asas penyusun yang sah di balik semua yang sah. Dao adalah roh yang mendiami seluruh dunia, sehingga ia dibuat sebagai “benda” dan bersifat imanen.[5]

3. Tao adalah Jalan Manusia Menyusun Hidupnya Dao juga memberikan ajaran kepada manusia mengenai kehidupan yang seharusnya dijalani oleh manusia supaya sepadan dengan prosedur melakukan pekerjaan dunia semesta ini.[5] Perihal ini berkaitan dengan ajaran-ajaran dan etika Taoisme lainnya.

Lambang Yin Yang

Lambang Yin Yang

Lambang Yin Yang yang paling terkenal adalah lambang Xiantian Taiji (先天太極圖) atau Yinyang Yu (陰陽魚) diperkenalkan oleh Lai Zhide (來知德; tahun 1525~1604). Sejarah pengkajian dan perkembangan lambang Yinyang dimulai pada masa Dinasti Song hingga zaman ke-15. Lambang Taoisme yang lainnya adalah Chentuan (陳摶) dan Chou Dunyi (周敦頤), popularitas kedua lambang ini jabatannya setelah popularitas lambang Xiantian Taiji . Lambang asli dari Taoisme adalah lambang Wuji(無極圖) oleh Chentuan pada permulaan Dinasti Song, akibatnya dimajukan oleh Chou Dunyi yang memperkenalkan lambang Taiji (太極圖).

Pandangan tentang Wu Wei

Wu-wei bisa secara harafiah diterjemahkan dengan ‘tidak mempunyai kegiatan’ atau ‘tidak berbuat’.[7] Sebutan ini sesungguhnya tidak berarti mentah-mentah tidak sah cara, atau mentah-mentah tidak berbuat apapun, melainkan berarti berbuat tanpa pura-pura dan tidak semau-maunya.[7] Karena wu-wei adalah sifat landasan kehidupan yang sepadan dengan dunia semesta.[7] Bersikap pura-pura dan semau-maunya berlawanan dengan sikap kodrati atau sikap yang wajar.[7] Menurut teori Wu-wei, seseorang inginnya membatasi kegiatan-kegiatannya pada apa yang dibutuhkan dan apa yang kodrati atau wajar.[7] Seperti dalam mencapai tujuan tertentu, jangan hingga berbuat berkelebihan atau menjalankan upaya semau-maunya.[7] Dalam menjalankan afal ini, inginnya orang mengambil kesederhanaan sebagai prinsip hidup yang membimbingnya, sebab umat manusia mempunyai terlampau jumlah keinginan dan keterlaluan jumlah pengetahuan.[7] Mereka mencari kebahagiaan dengan prosedur memenuhi keinginan mereka. Akan tetapi, ketika mereka berusaha memenuhi terlampau jumlah keinginan, mereka memperoleh hasil yang sebaliknya.[7]

Wu-wei adalah hidup yang dijalani tanpa ketegangan.[5] Wu-wei adalah perwujudan yang murni dari kelemah-lembutan, kesederhanaan, dan kebebasan; suatu daya yang efektif, yang murni di mana tidak sah gerak yang dihambur-hambur sekedar untuk dipamerkan ke luar.[5] Jika Wu-wei dilihat dari luar, terlihatlah ia tanpa daya, karena tidak sudah menjalani memaksa dan tidak sudah menjalani terlihat tegang.[5] Rahasianya terletak pada prosedur mencari ruang kosong dalam hidup dan dunia, dan melakukan usaha melintasnya.[5] Chuang Tzu menerangkan perihal ini dengan ceritanya tentang seorang pejagal yang pisaunya tidak sudah menjalani tumpul tidak selamanya dua puluh tahun. Sewaktu didesak untuk menerangkan rahasianya, pejagal itu menjawab, “Dari antara tulang-tulang pada setiap persendian selalu sah suatu ruang.[5] Jika tidak demikian, tentu tidak akan sah gerakan. Dengan mencari ruang ini dan meingisinya di situ, maka pisau aku bisa melintas tulang-tulang itu tanpa menyentuhnya.”[5]

Gejala dunia yang paling mirip dengan Tao dalam pandangan para penganut Taoisme adalah cairan.[5] Mereka kagum dengan prosedur cairan yang bisa menyesuaikan diri dengan sekeliling yang terkait lebih kurangnya dan mencari tempat-tempat yang terletak paling rendah.[5] Cairan juga mempunyai daya yang mampu meluluhkan batu karang dan menghanyutkan bukit-bukit.[5] Sifat luwes tak berhingga tapi kokoh tanpa bandingan.[5] Itulah kebajikan cairan dan demikian juga kebajikan dari Wu-wei.[5] Ciri yang paling belakang adalah kejernihannya di saat ia tenang. Namun, kejernihan hanya bisa tertangkap oleh mata batin jika kehidupan manusia itu mencapai ketenangan yang diam dari suatu telaga yang dalam dan hening.[5]

Pandangan tentang Manusia

Menurut pandangan Taoisme, hidup manusia sudah digariskan oleh ‘langit’.[6] Manusia sudah memiliki jalannya masing-masing. Yang harus diterapkan manusia hanya meneliti jalan itu dan mengikuti jejak itu tanpa coba memaksakan pandangannya yang sempit, serta tanpa kehendak berhasrat menyelewangkan diri dari yang alamiah demi keuntungan pribadi.[6] Sikap semacam itulah yang disebut dengan Wu Wei, yang berarti tidak mencampuri.[6] Wu-wei bisa juga diberikan arti ‘tidak berkeinginan’.[6] Manusia dalam pandangan Taoisme, harus menghilangkan keinginannya, dan mengikuti jalannya babak dunia tanpa mencampuri babak itu.[6]

Menurut Taoisme, apabila manusia dibuat sebagai sombong dan menjalankan perihal di luar dayanya, maka suatu saat ia akan mendapat celaan yang bisa menciptakannya berduka atau menderita.[8] Karena itu, seorang bijak yang mengenal Dao dan hukum dunia akan memilih mengundurkan diri dan tidak menerima segala penghargaan yang diberikan padanya. Ia memilih untuk tidak menonjolkan dirinya.[8] Meskipun demikian, Taoisme tidak mengajarkan bahwa seseorang harus menyingkirkan seluruh harta benda yang dimiliki untuk mencapai ketentraman batin.[8] Perihal yang perlu dibuang adalah rasa kemelekatan terhadap harta tersebut. Apabila harta dibuang tapi masih sah kemelekatan terhadapa harta tersebut, maka sia-sia saja.[8] Karena itu buanglah kemelekatan terhadap harta dari diri manusia, dan harta benda harus dipakai untuk kebutuhan sosial.[8] Dengan demikian manusia tidak akan mengalami rasa penderitaan dampak kehilangan harta. Seperti tertulis dalam Daode Ching Bab 2 ayat 11b: “…Oleh karena tidak mempunyai apa-apa, maka ia tidak sudah menjalani kehilangan apa-apa.”[8]

Manusia yang mengikuti Dao tidak mencampuri hidup orang lain, dalam guna ia tidak memaksakan orang lain membutuhkan, ia menolong mereka dibuat sebagai lepas sama sekali dengan mengikuti Dao.[6] Manusia yang adun adalah yang mampu mengikuti jalannya dunia semesta sepadan dengan Dao.[6]

Jika manusia telah sukses mengikuti jalan Dao, maka ia tidak perlu takut akan kematian.[6] Kematian adalah sebuah babak dunia dan manusia tidak bisa melawan dunia, oleh sebab itu manusia tidak perlu taku atau cemas terhadap kematian. Kematian hanya mengembalikan manusia kepada Dao.[6]

Etika Taoisme

Dalam menjalani kehidupan yang sah, manusia mengarah pada kehidupan yang alamiah tanpa sahnya babak ikut campur.[6] Kehidupan yang alami inilah yang dibuat sebagai suatu kebajikan landasan yang memicu timbulnya tiga buah kebajikan lain yang menuntun manusia dalam kehidupannya, adalah lemah lembut, rendah hati, dan menyangkal diri.[6] Kelemah-lembutan adalah kenalan dari kehidupan, sebaliknya, kekerasan dan kekakuan adalah kenalan dari kematian.[6] Rendah hati adalah sikap mampu membatasi diri dengan berbuat seperlunya saja.[6] Di dalam kitab Daode Ching dikemukakan, “Tidak sah kutuk yang bertambah luhur daripada merasa kurang puas. Tidak sah dosa yang bertambah luhur daripada selalu berhasrat memiliki.”[6] Yang belakang sekali menyangkal diri adalah sikap menganggap diri dan hidup manusia hanyalah sebagai pinjaman dari dunia semesta kepada manusia.[6] Oleh karena itu, manusia yang bijak dan menginginkan hidup tenang dan tenteram akan mempercayakan seluruh hidupnya kepada Dao atau dunia semesta.[6]

Perkembangan nasihat yang sepadan segala sesuatu yang diajarkan Taoisme

Bidang-bidang yang mengembang sepadan segala sesuatu yang diajarkan Taoisme, antara lain: Taiji, Qigong, segi kesehatan, Kimia, musik, dan sebagainya. Salah satu perhimpunan Taoisme di Cina memiliki gugusan kitab-kitab hasil telaahan Taoisme. Kitab-kitab tersebut berisikan rangkuman tentang nasihat asli Taoisme, peraturan Taoisme, Qigong, kajian-kajian tentang kesehatan, Kimia, musik dan sebagainya. [9]

Aliran-aliran Taoisme

Sebuah kuil Taoisme yang berarsitektur Cina di Cho Lon, Ho Chi Minh, Vietnam

Perkembangan Taoisme tidak selamanya 2000 tahun ini, telah mengembang dibuat sebagai sebagian arus Taoisme. Aliran-aliran tersebut adalah:

  • Wudoumi Dao (正一盟威道 atau 五斗米道)
    • Qingshui Dao(清水道)
    • Tianxing Pai (天心派)
  • Fulu Pai (符箓派)
    • Qingwei Pai (清微派)
  • Lijia Dao (李家道)
  • Shangqing Pai (上清派)
  • Zhongxuanxie Pai (重玄学派)
  • Jingming Dao (净明道)
  • Taiyi Jiao (太一教 atau太乙道)
  • Xuan Jiao (玄教)
  • Wudang Pai (武当派)
  • Zhong Pai (中派)
  • Xi Pai (西派)
  • Danding Pai (丹鼎派 atau 金 丹 道 教, Jindan Daojiao)
  • Yujun Dao (于君道)
  • Bojia Dao (帛家道)
  • Lingbao Pai (灵宝派)
    • Donghua Pai (东华派)
  • Louguan Dao (楼观道)
  • Lushan Pai (闾山派)
  • Shengxiao Pai (神霄派)
  • Dadao Jiao (大道教 atau 真大道教)
    • Yuxian Pai (遇仙派)
  • Quanzhen Dao (全真道)
    • Nanwu Pai (南无派)
    • Longmen Pai (龙门派)
      • Pidong Zhong (碧洞宗)
  • Dong Pai (东派)
  • Tài shàng mén Xiāo yáo pài (太上门 逍遥派)

Perkembangan Taoisme di Indonesia.

Di Indonesia mengembang pula Taoisme arus Tài shàng mén太上门 Xiāo yáo pài 逍遥派,. Lain daripada memuja Maha Dewa Thai Sang Lao Cin (= Tài shàng lǎo jūn 太上老君), Dewa Er Lang Sen (Èr láng shén 二郎神) dan Dewi Ciu Thien Sien Ni (= Jiǔ tiān xuán nǚ 九天), juga memuja Para Dewa Dewi Tao yang lain.[10] Arus ini juga mengajarkan Senkung (Shén gōng 神功)(senam kesehatan Tao yang diajarkan oleh Maha Dewa Tai Shang Lao Cin) juga Qigong (Qì gōng 气功)(Olah Raga Pernapasan kesehatan Tao untuk menghimpun Qi dalam tubuh) serta Cingco (Jìng zuò 静坐)(Duduk diam / Meditasi ).[11]

Arus ini mengutamakan pedoman Wu (Kesadaran - Kecerdasan - Kebijaksanaan) sebagai pedoman prosedur berpikir dan prosedur bertingkah laku yang dibuat dalam mendalami Taoisme dan dalam Kehidupan sehari hari. Dengan harapan supaya pengikut arus bisa memperbaiki kehidupan Spiritual dan Duniawi dibuat sebagai bertambah adun, dimana yang belakang sekali akan membawa kemajuan pula bagi diri sendiri, keluarga dan sekeliling yang terkait masyarakat disekitarnya.[12] [13]

Lihat pula

Acuan

  1. ^ http://www.gb.taoism.org.hk/general-taoism/origin&formation-of-taoism/pg1-1-1-5.htm
  2. ^ http://www.gb.taoism.org.hk/general-taoism/origin&formation-of-taoism/pg1-1-1-6.htm
  3. ^ H.G. Creel. 1990. Dunia Cara melakukan sesuatu Cina: Sejak Confucius hingga Mao Zedong. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana. Hal. 103.
  4. ^ a b Diane Morgan. 2001. The Best Guide to Eastern Philosophy and Religion. Los Angeles: Renaissance Books. Hal. 223-224.
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa Huston Smith. 1999. Agama-agama Manusia. Jakarta: Yayasan OBOR.
  6. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v Bagus Takwin. 2003. Filsafat Timur: Sebuah Pengantar ke Pemikiran-pemikiran Timur. Yogyakarta: Jalasutra.
  7. ^ a b c d e f g h Fung Yu-Lan. 1990. Sejarah Ringkas Filsafat Cina: Sejak Confucius hingga Han Fei Tzu. Yogyakarta: Liberty.
  8. ^ a b c d e f Sutradharma Tj. Sudarman. 1998. Menjalani Kehidupan Buddhisme, Confuciusme dan Taoisme. Jakarta: Sunyata. Hal. 180-181.
  9. ^ http://www.taoist.org.cn/jingdian
  10. ^ Xiū dào bǎo jiàn 修道宝剑, cetakan ke sebelas, Majelis Tridharma Indonesia & Paguyuban Umat Tao Indonesia, 2008 
  11. ^ Siu Tao Menuju Kesempurnaaan, Majelis Tridharma Indonesia & Paguyuban Umat Tao Indonesia, 1996 
  12. ^ http://taoindonesia.org/  Missing or empty |title= (help)
  13. ^ http://www.tridharma.org/  Missing or empty |title= (help)

Pranala luar

  1. Majelis Tridharma Indonesia
  2. Paguyuban Umat Tao Indonesia
  3. Diskusi Taoisme Indonesia
  4. Riwayat Lao Zi
  5. Pengkajian tempat kelahiran Laozi (老子诞生地考)
  6. Laozi dan Gunung Laozi
  7. Tokoh-tokoh Taoisme
  8. Laozi
  9. Diskusi tentang Laozi
  10. Penemuan Daode Jing
  11. Laman Laozi
  12. Daya upaya budi Taoisme
  13. Cerita selama Laozi pergi dari Chuguo
  14. Taoisme
  15. Asal unsur Taoisme
  16. Taoisme sebelum Dinasti Qin
  17. Pemahaman tentang Agama Dao dan Daojia
  18. Berlatih Daode
  19. Kitab-kitab Taoisme
  20. Penerangan Daode Jing
  21. Penerangan Maha Dewi Yao Chi



Sumber :
id.wikipedia.org, andrafarm.com, pasar.kpt.co.id, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.



 Various Adverts
 Master Degree
 Download Brochures
 Job Opportunities
Click Register Online
Get the Scholarship Info
eduNitas.com
Being Successful is Easy
Site
Regular Day Class Program (Online Lectures)

Profile & Objectives
Student Admission
Study Program each PTS
Department + Prospectus
Steady Solutions
Quickly Got Job or Enhance Career
Chosen Knowledge
 ♜ Astronomy
 ♜ Education
 ♜ Germany
 ♜ Humanities
 ♜ Jabodetabek
 ♜ Music
 ♜ North Africa
 ♜ North America
 ♜ Religion
 ♜ Tangerang Selatan
 ♜ Tigaraksa
Websites Network Regular Night Lecture
Websites Network Main
Websites Network Regular Tuition
Websites Network Master Degree
Websites Network Executive Class
 Try Out Exam Schedule
 Sholat Times
 Al Qur'an Online
 Computer Systems Guide
 Psychotest Practice
 Knowledge Set
 Various Communities
 Online Registration
 Scholarship Lecture Submission
 Online College Programs in the Best 168 PTS
 Free Tuition
 Executive Class
 Regular Tuition
 Regular Night Lecture Program



Collection of Free Studies
_