Prangko

Penny Black, prangko pertama di dunia yang diproduksi pada tahun 1840.

Prangko (Latin: franco) yaitu secarik kertas berperekat sebagai bukti telah menjalankan pembayaran untuk jasa layanan pos, seperti halnya mengirim surat. Prangko ditempelkan pada amplop, kartu pos, atau benda pos lainnya ketika belum dikirim. Pembayaran menggunakan prangko diproduksi sebagai cara pembayaran yang paling tersohor dibanding cara lain, seperti menggunakan aerogram. Prangko pertama kali dikenalkan pada tanggal 1 Mei 1840 di Britania Raya sebagai reformasi pos oleh Rowland Hill. Oleh karena itu sampai sekarang Britania Raya mendapat perlakuan khusus. Negara ini yaitu satu-satunya negara yang tidak perlu mencantumkan nama negara di atas prangko (bukan "Perangko", istilah ini resmi 1985 diseragamkan ada Prangko oleh Richard Yani Susilo pada buletin Berita Filateli (http://berifil.com/) .

Prangko pada hakekatnya yaitu secarik kertas bergambar yang diterbitkan oleh pemerintah yang pada bagian balik umumnya memuat perekat, sedangkan pada bagian depannya memuat suatu harga tertentu yang dimaksudkan untuk direkatkan pada kiriman pos. Dengan menempelkan prangko pada sepucuk surat berarti biaya pengiriman surat tersebut telah dilunasi oleh pengirim surat, dan sebagai imbalannya pos berkewajiban menyampaikan surat tersebut kepada alamatnya di destinasi.

Keaktifan surat-menyurat dan sistem perposan sebenarnya sudah dikenal manusia ketika belum dikenalnya prangko. Dan tiap pemerintahan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang keaktifan sistem perposan. Sebagai contoh, Jalan Raya Anyer-Panarukan propertti oleh gubernur jenderal Hindia Belanda (Herman Willem Daendels), dikenal dengan nama Jalan Pos Raya.

Sejarah prangko

Prangko pertama yang yaitu hasil gagasan Sir Rowland Hill diterbitkan di Inggris pada tanggal 6 Mei 1840, dan yaitu prangko pertama yang resmi di dunia. Ketika belum tanggal tersebut sudah hadir prangko pula tetapi tidak resmi, tidak dapat dipakai oleh masyarakat umum, tetapi hanya oleh kaum bangsawan tertentu. Prangko pertama resmi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Memuat gambar kepala Ratu Victoria.
  • Dicetak dalam warna hitam.
  • Memuat istilah postage pada bagian atasnya.
  • Memuat kata-kata one penny pada bagian bawahnya.

Memikirkan warna tintanya hitam serta tulisan one penny yang memperlihatkan harga nominalnya, prangko tersebut akhir dikenal oleh masyarakat lapang dengan julukan The Penny Black.

Kisah timbulnya gagasan untuk menerbitkan prangko oleh Sir Rowland Hill ternyata cukup menarik. Suatu ketika diamatinya seorang pengantar menyerahkan sepucuk surat kepada seorang gadis. Sejenak setelah melihat surat itu dengan teliti, gadis itu pun segera mengembalikan surat itu kepada pengantar pos dan menampik melunasi biaya pengiriman surat dengan alasan bahwa dia tidak punya uang.

Sir Rowland Hill menghampiri gadis seraya meminta keterangan apa sebab dia menampik memberi sambutan surat tersebut. Jawaban gadis tersebut ternyata mengejutkan. Surat yang ternyata datang dari kekasihnya itu memuat beberapa tanda/kode yang hanya dikenal oleh mereka berdua. Tanpa harus membuka surat itu pun gadis tersebut telah tahu apa sebenarnya maksud/isi surat. Jadi, buat apa dia harus susah-susah membayar ongkos kirim surat. Hal ini membikin Sir Rowland gusar, karena bila hal tersebut sering terjadi, alangkah ruginya dinas pos dan juga bagaimana nasib karyawan yang menjalankan mata pencaharian didalamnya. Selain kasus tersebut, yang membikin Sir Rowland juga memikirkan prangko yaitu ketika Sir Rowland menekuni bagian perpajakan dan ilmu administrasi, sekaligus melihat pengembangan sosial ekonomi di Inggris pada masa itu.

Pada tahun 1930, ketika negara Inggris berkembang diproduksi sebagai negara industri, transportasi menemui kemajuan yang cukup menggembirakan. Jalan kereta api mulai membentang dari Barat ke Timur dan dari Utara ke Selatan. Pada waktu itu, Rowland Hill memikirkan bagaimana menemukan pemasukan uang untuk kaskerajaan dari pajak pengiriman surat-surat. Bahkan kecerdikan dari pajak pengiriman surat-surat. Bahkan kecerdikan Rowland Hill juga diganggu dengan pemberian hak untuk anggota Majelis Rendah dan Majelis Tinggi dalam parlemen untuk dapat mengirim surat secara cuma-cuma tanpa batas selain itu sistem pembayaran biaya pengiriman surat oleh penerima juga banyak merugikan dinas pos. Hal tersebut diamati oleh Rowland Hill sebagai suatu pemborosan dan sangat merugikan kas kerajaan.

Oleh karena itu, pada tahun 1837 Rowland Hill mengajukan usul kepada parlemen yang diantaranya mengatakan hal-hal sebagai berikut.

  • Ongkos pengiriman surat harus diturunkan, dengan turunnya ongkos pengiriman surat, diandalkan terjadi pengembangan jumlah surat yang dikirim.
  • Untuk lebih merangsang masyarakat agar bergantian berkirim surat, perlu ditentukan tarif pos yang seragam dengan tidak memandang jarak tempuh surat tersebut.
  • Untuk menghindari penyalahgunaan biaya pengiriman surat, biayanya harus dibayar dimuka dengan menempelkan secarik kertas tanda pelunasan yang saat ini kami kenal sebagai prangko.

Pemikiran ini awal mulanya mendapat tentangan dari Parlemen. Namun empat tahun akhir tepatnya pada tahun 1840 usul Rowland Hill diterima Parlemen. Dari sinilah akhir kelahiran prangko, carik kertas kecil yang dipakai sebagai tanda pelunasan pengiriman surat.

Pengembangan prangko di seluruh dunia

Setelah Inggris menerbitkan prangko pada tahun 1840, beberapa negara-negara lain pun segera memasukinya diantaranya Zurich, Jenewa, Basel (ketiganya di Swiss), Mauritius, Perancis, Bavaria, Amerika Serikat, dan Brasil.

Pada tanggal 1 April 1864, pemerintah Hindia Belanda yang waktu itu menempati seluruh Nusantara menerbitkan prangko pertama kali. Prangko Hindia Belanda yang baru kelahiran itu berwarna merah anggur dengan harga nominal 10 sen dan menampilkan gambar Raja Willem III.

Jenis-jenis prangko

Prangko definitif

Prangko definitif atau prangko biasa yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan prangko sehari-hari, absen kaitannya dengan suatu hal adanya atau peristiwa. Prangko tersebut terdiri dari beberapa pecahan harga mulai dari harga nominal rendah sampai yang harga nominal tinggi. Oplah cetak untuk tiap pecahan harga juga berbeda tergantung mana yang banyakan dipergunakan. Prangko jenis ini apabila persediaannya menipis hendak dicetak ulang berlandaskan dengan kebutuhan. Masa jual prangko tersebut tidak terbatas sampai hadir instruksi dari Pemerintah. Misalnya adalah :

  • Prangko seri Hewan (1956)
  • Prangko seri Alat musik (1967)
  • Prangko seri Presiden Soekarno
  • Prangko seri Presiden Soeharto
  • Prangko seri PELITA (Pembangunan Lima Tahun)

Prangko peringatan

Prangko peringatan yaitu prangko yang penerbitannya dikaitkan dengan suatu hal adanya atau peristiwa dan dimaksudkan untuk memperingati hal adanya atau peristiwa, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Contoh dari prangko ini yaitu

Prangko istimewa

Prangko Istimewa yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk menarik perhatian masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri mengenai kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh Pemerintah dalam beragam bagian, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Misalnya adalah:

  • Prangko seri pariwisata 1988
  • Prangko seri Flora 1989
  • Prangko seri Fauna 1989
  • Prangko seri World Cup Italia 1990

Prangko amal

Prangko Amal yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk menghimpun dana untuk kebutuhan amal dan dijual dengan harga tambahan. Pemasukan dari hasil penjualan prangko ini setelah dikurangi dengan harga prangko, ongkos pembuatan dan ongkos lainnya akhir disumbangkan kepada suatu badan amal yang telah ditentukan oleh Pemerintah. Misalnya adalah:

  • Prangko Hari Sosial III (1960)
  • Prangko Hari Sosial IV (1961)

Prangko peringatan, prangko istimewa, dan prangko amal masa jualnya di kantor pos terbatas yaitu selagi tahun penerbitan ditambah 2 tahun, sedangkan masa berlangsungnya selagi tahun penerbitan ditambah lima tahun.

Prangko Prisma

Prangko Prisma, singkatan dari Prangko Identitas Milik Anda (personalised stamps), yaitu prangko yang dapat menampilkan foto atau identitas lainnya (logo, produk, lambang perusahaan, tulisan / slogan bahkan tanda tangan atau apa pun) yang dikehendaki oleh pemesan, yang dicetak di atas security paper seperti halnya kertas berharga. Prangko Prisma dapat dipergunakan untuk berkirim surat, juga dapat diproduksi sebagai sebagai cinderamata.[1]

Perangko Prisma dikenalkan pertama kali oleh Australia Post pada kesempatan "Australia 99" pameran filateli sedunia yang disediakan di Melbourne Australia pada tanggal 19-24 Maret 1999, dengan sebutan "personalised stamp". Konsep Australia Post untuk meluncurkan prangko yang memiliki identitas pribadi didukung oleh teknologi yang yaitu kombinasi teknologi cetak yang sudah lazim dikenal dengan kecanggihan bagian digital. Indonesia yaitu negara kedua setelah Australia yang memperkenalkan Prangko Prisma. Barulah Jepang memperkenalkan Prangko Prisma di PhilaNippon 2001.[2]

Prangko untuk tujuan khusus

Selain prangko-prangko tersebut di atas masih hadir prangko-prangko yang diterbitkan untuk tujuan khusus yaitu prangko pos kilat, prangko pos udara, prangko dinas, prangko ekspres, dan prangko pos udara ekspres. Prangko-prangko tersebut sudah tidak lagi berlangsung dan tidak diterbitkan lagi.

Bentuk, ukuran, dan komposisi prangko

Komponen konten pada sebuah prangko:
1. Gambar
2. Perforasi
3. Harga
4. Nama negara

Pada mulanya prangko-prangko diterbitkan dalam bangun persegi panjang berlandaskan dengan bingkai potret raja (yang diproduksi sebagai gambar prangko) dari negara penerbitnya. Akhir dipergunakan bangun persegi panjang mendatar yang lebih serasi untuk prangko-prangko peringatan. Beberapa bangun prangko di antaranya ialah bangun bujur sangkar yang pertama kali dipergunakan oleh Bavaria pada tahun 1849, bangun segitiga yang pertama kali dipergunakan oleh Cape of Good Hope (Afrika Selatan) pada tahun 1853, bangun segi delapan dipergunakan Yunani pada tahun 1898 dan masih hadir lagi bentuk-bentuk lainnya.

Prangko-prangko yang sudah menjalani dipergunakan di Indonesia diterbitkan dalam bangun persegi panjang, segiempat sesuai sisi dan segitiga sesuai sisi (terbitan pemerintah Hindia Belanda).

Ukuran prangko

Pada mulanya prangko-prangko diproduksi sepraktis munkin, tidak terlalu agung tetapi juga tidak terlalu kecil. Prangko-prangko pertama biasanya diterbitkan dalam ukuran 25 x 18 mm. Akhir ukurannya disesuaikan denga kebutuhan penerbitannya. Prangko terkecil yaitu prangko Mecklenburg Scwein (Jerman) yang diterbitkan pada tahun 1856 mempunyai ukuran 9 x 9 mm, sedangkan prangko terbesar yaitu prangko Amerika Serikat yang diterbitkan pada tahun 1856 mempunyai ukuran 53 x 97 mm. Umumnya prangko-prangko yang harga nominalnya lebih tinggi diterbitkan lebih agung daripada yang harga nominalnya rendah seperti halnya dengan prangko-prangko terbitan Hindia Belanda, Inggris, dan Belanda.

Komposisi prangko

Komposisi prangko atau bangun prangko biasanya berjajar, satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan perforasi dan dalam satu lembar (sheet) terdapat prangko dengan desain dan harga nominal yang sesuai. Namun dewasa ini beberapa negara termasuk Indonesia telah menerbitkan prangko bergandengan yaitu beberapa macam prangko dicetak diproduksi sebagai satu sehingga membentuk suatu kesatuan prangko. Tiap prangko memuat harga nominal sendiri-sendiri dan antara prangko yang satu dengan prangko yang lainnya diberi perforasi sehingga sepele dipisahkan. Termasuk dalam katagori prangko bergandengan ialah:

  • Prangko Se-tenant (atau Prangko Damping, diproduksi istilah ini oleh Richard Yani Susilo tahun 1985)
    • Beberapa prangko yang dicetak bergandengan dan semuanyanya membentuk sebuah gambar yang utuh. Contoh prangko seri Borobudur 1868, Olimpiade Mexico 1968, Seni Lukis Tradisional 1981, Bangsa Peduli Bagian yang terkait 1993.
    • Beberapa prangko yang masing-masing memuat gambar yang beda, tetapi dicetak bergandengan. Contoh Prangko seri Amphilex 1971, Sensus Ekonomi 1986 dan Cinta Puspa dan Satwa 1993.
  • Tete-Beche (atau Damping Sungsang, diproduksi istilah ini oleh Richard Yani Susilo tahun 1985): Dua keping dicetak bergandengan yang satu terletak terbalik terhadap yang lainnya. Apabila letak 2 prangko tersebut berdampingan, maka disebut tete-beche horizontal, dan apabila letak 2 prangko tersebut yang satu hadir di bawah yang lainnya, maka disebut tete-beche vertikal.
  • Gutter-Pair: Antara dua prangko terdapat satu bagian mempunyai bangun prangko tanpa harga nominal dan tidak dapat dipergunakan untuk harga nominal dan ridak dapat dipergunakan untuk melunasi biaya pengeposan. Pada bagian tersebut biasanya dimuat suatu pesan khusus, logo, atau disain lain yang menarik. Prangko seri "100 Tahun Museum Zoologicum Bogoriense" dengan harga nominal Rp 1000,- (1994).

Data teknis prangko

Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia
Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia
Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia
Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia
Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia
Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia
Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia
Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia
Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia
Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia
Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia
Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia
Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia
Prangko peringatan Hari Filateli Indonesia

Teknik pencetakan prangko

Biasanya prangko dicetak oleh percetakan negara. Di Indonesia, prangko dicetak oleh Perum Peruri. Dewasa ini, pencetakan diterapkan dengan menggunakan mesin-mesin modern namun secara garis agung tetap memasuki prinsip-prinsip di bawah ini:

  • Cetak tinggi (typography)
  • Cetak dalam (engraving)
  • Cetak rata (lithography)
  • Cetak limpah (offset)

Dalam hal darurat, hadir prangko-prangko yang dicetak dengan klise terdiri dari huruf-huruf lepas (typeset) seperti halnya orang mencetak kartu nama sebagai contoh prangko yang dikeluarkan oleh Malta pada tahun 1925. Kadang-kadang masih disetai klise gambar seperti pada prangko milik British Guiana (1856) yang yaitu prangko termahal di dunia. Prangko-prangko yang dicetak dengan menggunakan cetaktindih umumnya menggunakan typeset sebagai contoh prangko edisi RIS, RIAU, UNTEA.

Umumnya hadir prangko-prangko yang tercetak menyimpang dari prangko umumnya. Karena jumlahnya sedikit, prangko-prangko yang cetakannya menyimpang diproduksi sebagai incaran para filatelis, karena langka dan harganya sangat mahal. Sebagai gambaran bila prangko yang bergambar penari piring tercetak dengan piring yang menghadap ke atas, maka hadir prangko yang bergambar penari piring tercetak dengan piring yang menghadap ke bawah, dan prangko inilah yang akhir diproduksi sebagai incaran para kolektor.

Kertas

Dewasa ini prangko dicetak pada kertas putih, tetapi hadir juga yang dicetak pada kertas berwarna dengan maksud tertentu. Kertas juga menggambarkan masa atau negara mana yang mengeluarkan prangko tersebut.

Perekat

Prangko-prangko umumnya sudah diberi perekat (gom) yang hendak menempel apabila terkena air.

Gambar

Sebagai identitas negara, maka prangko-prangko diterbitkan dengan gambar kepala negara, raja atau tokoh terkenal suatu negara, akhir memuat angka tahun atau harga nominal dengan hiasan seperlunya. Namun demikian selain gambar tokoh atau kepala negara, prangko diterbitkan dengan gambar-gambar lain sebagai sarana promosi, peringatan atau lainnya.

Nama negara

Prangko memuat nama negara, hadir yang memuat nama resmi negara baik dalam bahasa Inggris atau bahasa resmi negaranya, hadir yang memuat dua bahasa seperti prangko Belgia, Kanada, Afrika Selatan, Srilanka dan Finlandia, bahkan hadir yang mempergunakan 3 bahasa seperti Cyprus dan Israel. Swiss menggunakan nama latinnya "Helvetia".

Nama-nama negara hadir juga yang disingkat sebagai contoh DDR (Jerman Timur), CCCP (Uni Sovyet), RSA (Afrika Selatan), UAR (Mesir), USA (Amerika Serikat) dsb-nya. Di Indonesia, pada masa revolusi, prangko-prangko Hindia Belanda dan Jepang dicetak tindih dengan NRI.

Adakalanya prangko-prangko yang sesuai dipergunakan 2 atau 3 negara bersama-sama, sehingga nama negaranya dicantumkan bersama seperti Rhodesia-Nyassa dan Kenya-Uganda-Tanganyika.

Satu-satunya negara tanpa menyuratkan nama negaranya pada prangko yaitu Inggris. karena diasumsikan pelopor penerbitan prangko di dunia dimana prangko resmi pertama di dunia berasal dari Inggris (Richard Yani Susilo, Mengenal Filateli di Indonesia).

Teks

Dari teks yang terdapat pada prangko dapat dikenal bahwa beberapa prangko tertentu diterbitkan untuk keperluan khusus misalnya prangko dengan teks "pos Udara", "dinas", dan lain lain.

Warna

Pemberian warna pada prangko bertujuan untuk membedakan jenis maupun harga prangko. Selain itu, variasi warna pada prangko bertujuan untuk menarik perhatian konsumen.

Tanda air

Tanda air atau watermark yaitu identitas yang diberikan oleh pembuat kertas berharga seperti uang, prangko atau sertifikat. Watermark yaitu gambar yang khusus diamati bila kertas tersebut dibentangkan cahaya atau detektor khusus, hal ini dipergunakan untuk menghindari pemalsuan.

Prangko yang dikeluarkan oleh persemakmuran Inggris bertanda air "mahkota" yang bangunnya beda dan memakai huruf CC (Crown Colony) atau CA (Crown Agency). Prangko-prangko Jepang bertanda air garis-garis gelombang dan prangko Belanda bertanda air lingkara-lingkaran kecil, Jerman menggunakan garis-garis silang. Selain itu, gambar lambang negara juga diguanakan sebagai tanda air prangko. Prangko Republik Indonesia tidak bertanda air , hanya seri porto 1950 cetak tindih pada prangko Ned. Indie (Nederland Indie atau Hindia Belanda) bertanda air C of A karena prangko tersebut dicetak di Australia dengan kertas prangko negara tersebut yang bertanda air Cof A (Commonwealth of Australia).

Prangko-prangko pada masa waktu seratus tahun revolusi Indonesia hadir yang dicetak pada kertas bertanda air "Padalarang" atau "Made in USA" (1949).

Perforasi

Perforasi yaitu baris lubang-lubang di antara deretan prangko dalam lembaran, disediakan dengan maksud agar prangko-prangko tersebut sepele disobek. Preforasi yang disobek yaitu "gigi-gigi" pada prangko.

Perforasi pada prangko dilakukan oleh Archer di Inggris pada tahun 1864, ketika belumnya prangko diterbitkan tanpa perforasi sehingga untuk menggunakan, prangko tersebut perlu digunting dari lembarannya. Prangko tanpa perforasi memiliki harga yang lebih mahal daripada prangko dengan jenis yang sesuai yang diterbitkan tanpa gigi.

Perforasi hadir 3 macam:

  • Perforasi baris
  • Perforasi sisir
  • Perforasi blok

Perforasi sendiri tidakhanya mempunyai bangun lubang, tetapi dapat berbentuk :

  • Tusuk jarum (pin perporation)
  • Tusuk pisau (roulette)

Cetak tindih

Prangko yang sudah beredar akhir diberi tanda cetakan lagi disebut cetak tindih. Kadang-kadang tambahan cetakan ini diterapkan dengan mesin cetak yang sederhana yang dapat memunculkan bermacam-macam perbedaan, penyimpangan dan kesalahan. Adapula yang hurufnya rusak (cetak tindih UNTEA 1962) . Adapula yang diterapkan dengan cap tangan/cap karet (Pendudukan Jepang dan masa Revolusi Indonesia). Prangko-prangko yang diberi cetak tindih berjumlah lebih sedikit daripada prangko aslinya, sehingga nilainya diproduksi sebagai lebih tinggi dan diproduksi sebagai incaran kolektor, dengan cetak tindih yang hadir, para kolektor dapat memahami peristiwa sejarah yang dialami suatu negara atau wilayah. Umumnya, cetaktindih diterapkan secara darurat atau lokal oleh kantor pos setempat.

Perubahan harga nominal yang mendadak

Biasanya bila terjadi perubahan tarif pos untuk menghabiskan persediaan lama yang masih banyak. Sebagai contoh pada Desember 1965 prangko Indonesia dibubuhi cetak tindih "sen" menggantikan "rupiah" berhubung revaluasi mata uang rupiah. Pada masa revolusi, prangko di Sumatera sangat banyak prangko yang harga nominalnya diberi tindihan.

Dipergunakan untuk daerah tertentu

Sebagai contoh prangko "RIAU" (1954-1960) dan "IRIAN BARAT" (1963-1970) yang masing masing memakai mata uang Str $ (Strait Dollar) dan Gulden.

Keperluan khusus

Prangko-prangko tersebut dicetak untuk keperluan khusus dimana tidak sempat diterbitkan prangkonya, sebagai contoh prangko Seri Bencana Dunia (1953) dan 1961, cetak tindih "Pos Udara" pada prangko Sumatera dan cetak tindih "Resmi" pada serti Cetakan Wina.

Perubahan nama negara

Pada pergantian kekuasaan dari tangan Belanda ke tangan Jepang (1942) prangko Hindia-Belanda dibubuhi cetaktindih Jepang, hadir yang diterapkan secara setempat atau darurat dan hadir pula yang diterapkan secara mekanis di kota-kota agung. Jenisnya sangat banyak. Di Indonesia Timur oleh Tingkatan Laut (Kaigun) dan di Jawa dan Sumatera oleh Tingkatan Darat (Rikugun).

Pada tahun 1945 cetak tindih "R.I.", "N.R.I.", "Rep. Indonesia", "Republik Indonesia" diterakan pada:

  • Prangko Hindia (Nederl. Indie)
  • Prangko Hindia Blanda yang sudah dibubuhi cetaktindih oleh Jepang;
  • Prangko yang diterbitkan oleh Jepang sendiri.

Cetak tindih sebagai peringatan

Prangko Cetakan Wina diantaranya dibubuhi cetak tindih:

  • "Merdeka Djokjakarta 6 Djuli 1949"
  • "Republik Indonesia Serikat 27 Des. 1949"

Peralihan pemerintah

Di Irian Jaya (Papua), prangko "Nederl. Nieuw Guinea" selagi pemerintahan peralihan oleh PBB dibubuhi cetak tindih UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) yang berlangsung mulai Oktober 1962 sampai Maret 1963. Cetak tindih tersebut diterapkan di Holandia (Jayapura) dan di Haarlem (Nederland).

Cetak tindih di dalam dunia filateli dikenal 2 macam istilah yaitu

Surcharge

Cetak tindih yang dibubuhi hendak mempunyai akhir suatu peristiwa pada perubahan harga pada prangko aslinya.

Overprint

Yakni, jika cetak tindih hanya dimaksudkan untuk mengubah nama negara untuk peringatan dan sebagainya yang absen kaitannya dengan perubahan harga.

Sumber

  • Mengenal Dunia Filateli, Hobi Rekreatif Yang Bermanfaat, 1995, Perusahaan Umum Pos dan Giro (sekarang diproduksi sebagai PT Pos Indonesia).
  • Richard Yani Susilo, 1982, Mengenal Philateli di Indonesia, Jakarta, Indonesia.
  • http://www.filateli.net/

Lihat pula

  • Prangko Indonesia (galeri)
  • Sampul Hari Pertama (SHP) -- First Day Cover (FDC)/Commemorative Cover
  • Sampul Peringatan (SP)
  • Mini Sheet (MS)
  • Souvenir Sheet (SS)
  • Full Sheet

Pranala luar



Sumber :
m.andrafarm.com, pasar.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.