Monarki, berasal dari bahasa Yunani monos (μονος) yang berarti satu, dan archein (αρχειν) yang berarti pemerintah. Monarki adalah sejenis pemerintahan yang dipandu oleh seorang penguasa monarki. Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia. Pada awal kurun ke-19, terdapat bertambah 900 tahta kerajaan di dunia, tetapi menurun sebagai 240 dalam zaman ke-20. Padahal pada dekade kedelapan zaman ke-20, hanya 40 takhta saja yang masih sah. Dari jumlah tersebut, hanya empat negara mempunyai penguasa monarki yang mutlak dan selebihnya terbatas kepada sistem konstitusi.
Perbedaan di antara penguasa monarki dengan presiden sebagai kepala negara adalah penguasa monarki sebagai kepala negara sepanjang hayatnya, padahal presiden biasanya menjabat ini untuk jangka waktu tertentu. Tapi dalam negara-negara federasi seperti Malaysia, penguasa monarki atau Yang dipertuan Luhur hanya berkuasa tidak selamanya 5 tahun dan akan digantikan dengan penguasa monarki dari negeri lain dalam persekutuan. Pada zaman sekarang, ide monarki mutlak hampir tidak sah pulang dan biasanyanya adalah monarki konstitusional, yaitu penguasa monarki yang dibatasi kekuasaannya oleh konstitusi.
Monarki demokratis beda dengan ide penguasa monarki yang sebenarnya. Pada budayanya penguasa monarki itu akan mewarisi tahtanya. Tetapi dalam sistem monarki demokratis, tahta penguasa monarki akan bergilir-gilir di kalangan sebagian sultan. Malaysia contohnya, mengamalkan kedua sistem yaitu kerajaan konstitusional serta monarki demokratis.
Bagi biasanya negara, penguasa monarki adalah simbol kesinambungan serta kedaulatan negara tersebut. Lain daripada itu, penguasa monarki biasanya ketua agama serta panglima luhur tingkatan bersenjata sebuah negara. Contohnya di Malaysia, Yang dipertuan Luhur adalah ketua agama Islam, padahal di Britania Raya dan negara di bawah naungannya, Ratu Elizabeth II adalah ketua agama Kristen Anglikan. Meskipun demikian, pada masa sekarang ini biasanya peran sebagai ketua agama tersebut adalah bersifat simbolis saja.
Lain daripada penguasa monarki, terdapat sebagian jenis kepala pemerintahan yang mempunyai segi kekuasaan yang bertambah lebar seperti Maharaja dan Khalifah.
Penguasa monarki di Indonesia
Jabatan penguasa monarki dijabat secara turun temurun. Cangkupan wilayah seorang penguasa monarki dari wilayah yang kecil contohnya desa norma budaya (negeri) di Maluku, sebuah kecamatan atau distrik, hingga sebuah pulau luhur atau benua (kekaisaran). Kepala norma budaya turun temurun pada desa norma budaya di Aibku yang disebut negeri dipanggil dengan sebutan raja. Raja yang menguasai sebuah distrik di Timor disebut liurai. Sebuah kerajaan kecil (kerajaan distrik) tunduk kepada kerajaan yang bertambah luhur yang biasanya sebuah Kesultanan. Kerajaan kecil sebagai cabang dari sebuah kerajaan luhur tidak berhak menyandang gelar Sultan (Yang Dipertuan Besar), tetapi hanya boleh menyandang gelar Pangeran, Pangeran Muda, Pangeran Adipati, atau Yang Dipertuan Muda walaupun dapat juga dipanggil dengan sebutan Raja. Sebagian wilayah kerajaan kecil (distrik) di Kalimantan diberikan oleh pemerintah Hindia Belanda kepada pihak-pihak yang berguna kepada kolonial Belanda. Tidak semua bekas kerajaan dapat dipandang sebagai sebuah bekas negara (kerajaan). Kerajaan-kerajaan yang mempunyai akad dengan pihak kolonial Belanda adalah negara yang berdaulat di wilayahnya.
Contoh kerajaan:
- Mangkunegaran (Pangeran Adipati)
- Kasepuhan (Sultan)
- Kanoman (Sultan)
- Kacirebonan (Pangeran)
- Kerajaan Pagatan (Pangeran Muda)
Gelar kepala negara di dunia
Kepala negara mempunyai gelar beda di negara yang beda sepadan dengan bentuk negara tersebut.
Monarki
Pranala luar
Sumber :
id.wikipedia.org, andrafarm.com, pasar.kpt.co.id, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.
